PLHU - 13

32.4K 1K 64
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bantu promosiin yuk, Hayyuk
SHARE LINK CERITA INI YAH:}

"Viola," suara tinggi membuat Viola segera menoleh, tunggu dulu.

Viola tersadar ia masih duduk di mobil, paperbag yang berisi makan siang masih ada di sampingnya, dan ayahnya berdiri menunggunya di samping mobil.

Astaga khayalan apa itu tadi?  Tapi syukurlah, segera Viola membuka pintu mobil.

"Ada apa denganmu? Papa memanggilmu sudah cukup lama, ayo!" ajak Martin.

"Aihs maaf pa, tadi Vio ngelamun doang,"ucap Viola membuka pintu mobil dan keluar.

Menghela nafas, Martin hanya mengambil alih paperbag lalu mengacak asal rambut Viola. Hal itu membuat Viola semakin sadar ia hanya berkhayal, pasalnya ia tak berpenampilan sechildish itu, rok sepaha dengan baju ketat berjaket itulah yang ia kenakan.

"Eh, kamu mau ikut masuk?" tanya Martin.

Viola cemberut dan mendengus,
"Menurut papa? Ihs Vio belum makan siang tau pa, karna perintah mama yang nyuruh Viola ikut makan papa aja," jujur Viola.

Martin terbahak menarik bahu Viola dan melangkah bersama putrinya, sampai Viola merasa aneh mulai dari resepsionis  yang sebenarnya seorang wanita dewasa, dan ruangan yang di tuju ya bersama Martin bukan kantin melainkan sebuah ruangan yang di lengkapi fasilitas luar biasa lengkap.

Di dalam ruangan sudah ada dua orang pria yang sedang bercengkrama, dapat ia pastikan yang satunya adalah Rio, sekertaris papanya.

"Hai," sapa Viola dengan senyum manis, ia melirik aneh siapa pria yang duduk di samping Rio itu? Lumayan tampan dengan sorot mata hangat, sungguh indah di mata Viola.

"Hai Nona," serentak kedua pria berjas itu.

"Roland, dia putri saya, namanya Viola," ucap Martin memperkenalkan putrinya.

"Dan Viola, dia Roland sekertaris perusahaan ini," otak Viola berputar, aihs semua benar-benar khayalan? WTF buktinya Ken tidak ada, yang ada adalah Roland.

"Salam kenal Nona Viola," ucap Roland mengulurkan tangan yang di sambut dan di balas Viola tak kalah ramah.

"Mari makan!" seru Viola semangat.

"Tunggu Viola, sang pemilik perusahaan belum datang sayang," peringat Martin membuat Viola membuka mulut dan cengengesan.

Terdengar kekehan dari Roland dan Rio,
"Bersabarlah Nona, Tuan Erick sedang bertemu dengan tamu pentingny," ucap Roland, pria itu menyodorkan sebungkus kacang polong padanya.

"Ya ampun, kacang polong? Terima kasih Roland," seru Viola heboh, gadis itu bahkan sudah mengunyah beberapa kacang di mulutnya.

"Sama-sama Nona," balas Roland, keduanya mulai bertukar cerita, pria bernama Roland adalah tipikal pria yang Humble, menurut Viola.

Pillow talk [Hallo Uncle]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang