Le Scénario (Dramione Oneshot...

By powderedonut

59.8K 4K 826

[Dramione Short Story Compilations] _ DISCLAIMER: All characters belong to J.K. Rowling All rights reserved ... More

-Introduction
-Yours
-Draco Baby
-not an update
-Ms. Granger
-Accio Love
-Accio Love (2)
-Fallen
-Happy Valentine, Love
-A Mistery and A Serendipity
-request?
-Promise?
-Promise.
-The Devil's Possession
-quick questions
-An Abandoned Malfoy?
-Stupidly in Love
-Father's Day Out
-Professor Granger
-Be My Bride
-Happy Ending?
-sorry
-Happy For You
-Mistletoe

-Amortentia

3.3K 245 34
By powderedonut

Title : Amortentia
Rate : T
Word count : 2085
Type : Oneshot
[Thursday, December 31st, 2020 : 10.53 pm]
___________________________________________

"Di meja kalian sekarang ada beberapa ramuan yang sudah aku siapkan pagi ini. Ada yang tahu ramuan apa saja itu?" tanya Profesor Slughorn seraya menunjuk botol-botol ramuan di depannya. Hermione mengangkat tangannya.

"Ya, Miss..?"

"Granger, Sir."

"Baik, Miss Granger," ucap Profesor Slughorn seraya mengangguk. Hermione menunjuk ramuan di depannya satu per satu.

"Yang ini adalah veritaserum, ramuan kejujuran. Lalu ini-" Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, suara lain memotong.

"Granger, ramuan mengerikan ini tercium seperti kau. Menjijikan sekali," ucap Draco keras.

"Kau berisik sekali, Malfoy!" balas Hermione kesal.

"Baiklah, tenang kalian berdua," ucap Profesor Slughorn berusaha melerai sebelum mereka mungkin saling membunuh. Hermione melempar tatapan tajam pada Draco. Sementara Draco hanya membalas dengan menyeringai.

"Sekarang, adakah di antara kalian yang bisa memberitahuku ramuan apa ini?" tanya Profesor Slughorn seraya menunjuk ramuan yang tadi dihirup Draco. Hermione baru akan kembali mengangkat tangannya saat Blaise mendahului.

"Ya, Mr. Zabini?" Blaise kemudian menyeringai ke arah Draco sebelum menjawab.

"Itu adalah amortentia, Sir," jawab Blaise.

"Bagus, sangat bagus. Dan ramuan apakah itu amortentia, Mr. Zabini?" tanya Profesor Slughorn lagi. Blaise menyeringai makin lebar sebelum kembali menjawab.

"Amortentia adalah ramuan cinta terkuat. Menurut rumor, baunya berbeda pada setiap orang, tergantung apa yang menarik baginya," jawab Blaise.

"Dan ya, Draco. Kami semua mendengarmu," lanjut Blaise seraya tersenyum puas pada Draco. Ia senang akhirnya berhasil membuktikan kecurigaannya. Sudah lama sekali ia merasa Draco menyukai Hermione. Tapi salahkan gengsi sialan pemuda itu, karena bahkan kepada dirinya pun Draco tidak mau mengakuinya.

***

"Berhenti menertawaiku, Blaise!" seru Draco kesal.

"Kenapa kau tidak memberitahunya saja kau menyukainya?" tanya Blaise di sela tawanya.

"Aku tidak menyukainya!" seru Draco.

"Jadi selama ini kau menganggunya karena kau menyukainya?" tanya Blaise.

"Aku bilang aku tidak menyukainya, Blaise! Tidak!" erang Draco.

"Baiklah, baik. Kau tidak menyukainya," ucap Blaise akhirnya. Draco mengangguk puas.

"Kudengar amortentia-nya tercium seperti spearmint dan apel hijau," ucap Theo tiba-tiba. Draco menoleh cepat, tertarik.

"Apa? Darimana kau tahu?" tanya Draco penasaran.

"Bukankah kau bilang kau tidak menyukainya, mate?" tanya Blaise meledek.

"Ya, memang tidak. Aku kan hanya bertanya," elak Draco.

"Dan untuk apa kau bertanya?" tanya Theo seraya menaikkan sebelah alisnya.

"Aku hanya ingin tahu," jawab Draco.

"Dan untuk apa kau tahu?" tanya Blaise.

"Untuk meledeknya tentu saja," jawab Draco asal.

"Oh, sangat bisa dipercaya," ucap Blaise sarkastik, sementara Theo hanya tertawa.

"Terserah," rutuk Draco kesal.

***

"Granger!" panggil Draco saat tidak sengaja berpapasan dengan Hermione. Hermione menatap Draco dengan sebelah alis terangkat.

"Ikut aku!" seru Draco seraya menarik tangan Hermione. Hermione menyentak tangannya keras, melepaskannya dari Draco.

"Aku tidak punya waktu untuk omong kosongmu, Draco," sentak Hermione. Ia kemudian berjalan menjauh. Namun, Draco kembali menariknya mendekat, membuat tubuh mereka menempel tanpa sengaja. Hermione segera menjauhkan tubuhnya, memalingkan wajahnya yang memerah. Mereka agak terlalu dekat tadi. Ia bahkan bisa merasakan detak jantung Draco dengan sangat jelas. Draco berdeham, menyembunyikan rasa gugupnya.

"Aku hanya ingin bertanya, Granger," ucap Draco berusaha menetralkan suaranya.

"Kalau begitu tanya saja di sini. Aku tidak ingin ikut denganmu," jawab Hermione. Draco berdecak kesal.

"Apa yang kau cium di amortentia kemarin?" tanya Draco pelan. Hermione tersentak. Ia kemudian menatap Draco tajam.

"Apa urusannya denganmu?" Hermione bertanya balik.

"Aku hanya penasaran," jawab Draco sekenanya.

"Lalu apa untungnya bagiku kalau aku menjawab?" tanya Hermione lagi. Draco berdecak kesal.

"Kau tahu apa yang aku cium, bukankah adil kalau aku juga tahu apa yang kau cium?" ucap Draco. Hermione memutar bola matanya malas.

"Itu salahmu sendiri, Malfoy," jawab Hermione.

"Aku tidak akan pergi sebelum kau jawab," ucap Draco akhirnya. Hermione berdecak malas.

"Kalau begitu aku yang pergi," ucap Hermione. Ia baru akan berbalik saat tangannya kembali dicekal oleh Draco.

"Kau juga tidak," ucap Draco penuh kemenangan. Hermione berusaha melepaskan tangan Draco lagi tapi Draco mengeratkannya kali ini.

"Aku mencium rumput segar dan perkamen baru," ucap Hermione akhirnya.

"Sekarang lepaskan aku," lanjutnya. Hermione menangkap kekecewaan dan ketidaksukaan di mata Draco sekilas sebelum Draco melepaskan tangannya. Sejenak, Hermione merasa tidak enak karena sudah berbohong. Namun, Hermione memutuskan untuk mengacuhkannya.

***

"Draco, apa kau sudah menyelesaikan tugas transfigurasimu?" tanya Theo.

"Sudah, tapi kau tidak boleh melihat!" jawab Draco ketus. Theo mengernyit bingung.

"Apa kau sedang kesal?" tanya Theo. Draco tidak menjawab.

"Apa Granger menolakmu?" tanya Theo lagi. Draco mendelik kesal.

"Aku bilang aku tidak menyukainya, mate," jawab Draco pelan, menahan kesal.

"Aku tidak bilang kau menyukainya," ucap Theo membela diri.

"Terserah!" sentak Draco kesal. Theo menghela napas.

"Aku benar-benar tidak mengerti. Kau sangat tidak jelas," gumam Theo.

"Aku tidak merasa berbuat salah padamu. Aku bahkan memberitahumu wangi amortentia Granger. Kau tidak tahu diri," lanjutnya. Draco menatap Theo marah.

"Kau menipuku," geram Draco. Theo mengernyit semakin dalam.

"Menipu apa?" tanya Theo bingung.

"Granger tidak menciumku dalam amortentia-nya," jawab Draco tajam. Theo semakin bingung.

"Aku tidak bilang ia menciummu," ucap Theo. Draco tertegun.

"Kau bilang ia mencium spearmint dan apel hijau?" tanya Draco. Ia jadi ikut bingung sekarang.

"Iya, tapi itu kan bukan berarti kau?" tanya Theo bingung. Ia kemudian memutar otaknya, berpikir.

"OH! KAU INGIN GRANGER MENCIUMMU DALAM AMORTENTIA-NYA!" teriak Theo kemudian. Draco memukul kepala Theo keras. Theo mengaduh kesakitan seraya mengusap kepalanya.

"Diam, kau idiot!" bisik Draco tajam.

"Oh, aku harus memberitahu Blaise!" seru Theo seraya berlari ke kamarnya dan Blaise.

"Benar-benar idiot," gumam Draco seraya menggelengkan kepalanya.

***

"Mate, apa kau benar-benar bertanya pada Granger?" tanya Blaise seraya menahan tawa.

"Apa kalian berdua bekerjasama untuk mengerjaiku?" tanya Draco tajam.

"Tidak, aku benar-benar mendengar Granger mengatakannya sendiri," jawab Theo.

"Padamu?" tanya Draco lagi. Theo mengernyit bingung.

"Apanya?" Theo balas bertanya. Draco menghela napas. Idiot ini benar-benar.

"Granger mengatakannya padamu?" Draco mengulangi pertanyaannya.

"Apa?" tanya Theo. Ia berpikir sebentar.

"Oh!" ucapnya kemudian.

"Tentu saja tidak, aku kan bukan temannya," lanjut Theo.

"Jadi ia mengatakannya pada Potty dan Weaselbee?" tanya Draco.

"Ya," jawab Theo.

"Ada apa? Apa yang ia jawab saat kau bertanya?" tanya Blaise.

"Granger bilang ia mencium rumput segar dan perkamen baru. Bau busuk macam apa itu?!" jawab Draco kesal. Blaise mengangkat sebelah alisnya, tertarik.

"Apakah itu bau Potter?" tanya Blaise, menggoda Draco.

"Atau mungkin Weasley?" Theo melanjutkan. Draco hanya mendengus kesal.

"Coba kau tanyakan lagi padanya," saran Blaise serius.

"Mungkin ia juga menyukaimu," lanjut Theo. Blaise kemudian memutar kepala Draco ke belakang. Draco baru akan mengutuk Blaise saat kemudian ia terdiam. Matanya terpaku pada Hermione yang sedang menenggelamkan dirinya pada buku-buku.

"Pergi. Say hi to your princess," ucap Blaise seraya mengerling jahil.

[Sapa tuan puterimu.]

"She's not my princess," balas Draco.

[Dia bukan tuan puteriku.]

"Oh yeah. Not yet. Go ahead then, save your bullshit and make her your princess," ucap Theo membantu Blaise. Draco memutar bola matanya malas. Tapi kemudian kakinya melangkah juga, pergi menghampiri Hermione. Ia tersenyum kecil saat Hermione tidak menyadari keberadaannya. Ia mendekat, berdiri tepat di belakang Hermione sebelum akhirnya menarik buku tebal yang sedang dibaca gadis itu. Hermione tersentak kaget. Ia menoleh ke belakang, mendongak untuk melihat makhluk menyebalkan mana yang berani mengganggu waktu belajarnya yang berharga.

[Oh ya. Belum. Cepat pergi kalau begitu, simpan omong kosongmu dan jadikan dia tuan puterimu.]

"Kau mau apalagi, Malfoy?" geram Hermione kesal. Draco menyeringai, mendekatkan mulutnya ke telinga Hermione. Hermione merasa tubuhnya merinding.

"Kau berbohong padaku," bisik Draco pelan. Hermione menjauhkan kepalanya.

"Apa maksudmu?" tanya Hermione seraya berusaha mengontrol detak jantungnya yang menjadi tidak beraturan.

"Apa yang kau cium dalam amortentia-mu?" tanya Draco.

"Apa yang membuatmu sangat ingin tahu?" Hermione bertanya balik.

"Apa kau menciumku?" tanya Draco lagi, tak berniat menjawab. Hermione memutar bola matanya jengah.

"You wish!" rutuk Hermione.

[Jangan harap!]

"Jadi kau benar-benar menciumku," ucap Draco, seringainya semakin lebar.

"Not even in your wildest dream, Malfoy!" balas Hermione.

[Tidak, bahkan dalam mimpi terliarmu, Malfoy!]

"Kenapa sulit sekali bagimu untuk mengakuinya?" tanya Draco bingung.

"Bagaimana denganmu? Apa kau mau mengakui kau menyukaiku?" Hermione bertanya balik. Draco memalingkan wajahnya yang memerah, sementara Hermione tersenyum penuh kemenangan.

"Darimana kau mendapatkan kesimpulan semacam itu?" tanya Draco. Hermione menyeringai.

"Kau jelas menciumku dalam amortentia-mu, Malfoy!" jawab Hermione puas.

"Aku tidak!" elak Draco. Hermione mendengus.

"Kau mengatakannya sendiri, Malfoy. Bukan hanya aku yang mendengar itu," ucap Hermione telak.

"Tidak. Aku salah mengenali bau waktu itu. Baumu mirip dengan salah satu gadis Greengrass di asramaku," ucap Draco mencari alasan.

"Maaf mengecewakanmu, Granger," lanjutnya seraya kembali menyeringai. Hermione merasa hatinya agak pedih mendengarnya. Tidak tidak. Tidak boleh. Ia tidak menyukai Draco. Ia tidak menyukai Draco. Hermione mengulanginya dalam hati seperti mantra.

"Untuk apa aku kecewa, Malfoy?" tanya Hermione seraya mengangkat sebelah alisnya.

"Karena kau ingin aku menciummu dalam amortentia-ku?" jawab Malfoy.

"Maaf menghancurkan ekspetasimu tapi aku jelas tidak pernah ingin berurusan denganmu, Malfoy. Untuk apa aku ingin kau menciumku dalam amortentia-mu?" balas Hermione. Ia kemudian berdiri dan merapikan barang-barangnya lalu pergi meninggalkan Draco. Draco menghela napas lelah. Kenapa susah sekali. Ia kemudian kembali menghampiri Blaise dan Theo.

"Apa yang kau lakukan, mate?" tanya Blaise.

"Apa maksudmu? Apa yang aku lakukan?" Draco balas bertanya.

"Berhenti berpikir aku menyukainya, Blaise," lanjut Draco kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.

"Sepertinya kita harus melakukan sesuatu, mate," ucap Theo saat Draco sudah sepenuhnya menghilang dari pandangan mereka.

"Melakukan apa?" tanya Blaise. Ia mengernyit bingung.

"Mari bekerjasama dengan Potter dan Weasley," ucap Theo, tidak menjawab pertanyaan Blaise.

"Kau benar-benar berpikir mereka mau membantu kita? Apa kau lupa kita bermusuhan dengan mereka?" balas Blaise.

"Sebenarnya Blaise, itu selalu hanya antara Draco dan Granger," ucap Theo.

"Sebagai tambahan informasi, Potter dan Weasley juga mendukung hubungan Draco dan Granger," lanjut Theo seraya menyeringai. Blaise ikut menyeringai.

"Apa rencanamu?" tanya Blaise kemudian.

"Amortentia," jawab Theo pelan.

***

"Hermione, apa yang kau lakukan?" tanya Harry. Hermione menoleh.

"Aku harus menemui, Malfoy," jawab Hermione seraya bergegas memakai jubahnya. Harry melirik Ron, tersenyum puas atas keberhasilan mereka.

"Untuk apa?" tanya Ron seraya mengangkat sebelah alisnya.

"Aku menyukainya," jawab Hermione cepat. Harry dan Ron berpura-pura kaget.

"Well, tapi ini malam tahun baru. Tidakkah kau ingin menghabiskannya dengan kami?" tanya Harry lagi.

"Tidak, aku ingin menghabiskannya dengan Malfoy." Hermione menjawab tanpa berpikir.

"Baiklah, sepertinya tadi aku lihat ia pergi ke menara astronomi," ucap Ron.

"Terima kasih," jawab Hermione lalu bergegas pergi.

***

"Blaise, apakah kau tahu di mana Hermione?" tanya Draco seraya memakai jubahnya.

"Kau mau apa?" tanya Blaise seraya mengerling pada Theo.

"Aku harus menemuinya," jawab Draco.

"Kenapa?" tanya Theo.

"Aku menyukainya," jawab Draco cepat.

"Kau mau menghabiskan malam tahun baru dengannya? Kau lebih memilih dia daripada kami?" tanya Blaise, bertingkah seakan-akan ia kecewa.

"Ya, tentu saja aku lebih memilihnya," jawab Draco tanpa berpikir.

"Sepertinya ia tadi berjalan ke arah menara astronomi, mate," ucap Theo.

"Terima kasih," jawab Draco kemudian bergegas keluar.

***

"Granger!"

"Malfoy!"

Mereka berseru bersamaan, kemudian sama-sama terdiam, berusaha mengatur deru nafas mereka yang berantakan. Keduanya sama-sama berlari dari asrama masing-masing.

"Aku menyukaimu!" seru keduanya lagi. Mereka kemudian duduk bersama, menatap langit malam yang dipenuhi kembang api.

"Selamat tahun baru, Granger," ucap Draco seraya tersenyum.

"Selamat tahun baru, Malfoy," jawab Hermione. Mereka saling menatap dalam. Tubuh mereka semakin mendekat dan cup! Bibir mereka menempel, ditemani suara berisik kembang api, di bawah jutaan bintang.

***

Draco dan Hermione menghampiri teman-teman mereka dengan wajah kesal.

"Kalian memberi kami amortentia?!" sentak Draco kesal.

"Bagaimana kau tahu?" tanya Harry. Ia kemudian terdiam saat menyadari apa yang baru saja ia katakan.

"Harry, kau benar-benar keterlaluan!" seru Hermione.

"Maaf Hermione, kami lelah melihat kelakuan kalian," ucap Ron pelan. Hermione mendelik kesal.

"Aku tidak percaya kalian bekerjasama dengan mereka," ucap Draco tajam seraya menunjuk Harry dan Ron.

"Aku tidak akan minta maaf," jawab Blaise santai.

"Aku juga," sahut Theo. Draco mendengus.

"Baiklah, selesaikan urusan rumah tangga kalian dan sama-sama," ucap Blaise seraya menarik Theo pergi.

"Kami juga akan pergi," ucap Harry sebelum berbalik dan melangkah pergi.

"Jangan terlalu marah pada kami. Bagaimanapun juga kami sudah membantu kalian dan kami juga yang memberikan penawarnya kepada kalian," ucap Ron pelan. Ia kemudian pergi mengikuti Harry. Sepeninggal teman-teman mereka, Draco dan Hermione terdiam canggung. Draco menggaruk tengkuknya, ingin mulai bicara tapi ragu.

"Aku benar-benar menyukaimu. Amortentia-ku, kau tahu, tercium sepertimu," ucap Draco pelan. Matanya tidak berani menatap Hermione.

"Well yeah, aku juga. Amortentia-ku juga. Maaf sudah berbohong," jawab Hermione tak kalah pelan. Draco kemudian menatap Hermione.

"Well thankyou I guess?" ucap Draco seraya tersenyum.

[Baiklah, terima kasih kurasa?]

"Thankyou for what?" tanya Hermione heran.

[Terima kasih untuk apa?]

"For loving me?" jawab Draco seraya tertawa.

[Untuk mencintaiku?]

"I'm pretty sure I didn't say I love you. I said I like you," ucap Hermione menggoda Draco.

[Aku cukup yakin aku tidak bilang aku mencintaimu. Aku bilang aku menyukaimu.]

"Really? I'll help you with your potion essay if you tell me you love me," balas Draco.

[Benarkah? Aku akan membantu esai ramuanmu kalau kau bilang kau mencintaiku.]

"Well, I love you," jawab Hermione cepat. Draco tertawa pelan.

[Baiklah, aku mencintaimu.]

"You love your essay more than you love me, don't you?" tanya Draco di sela tawanya.

[Kau mencintai esaimu lebih dari kau mencintaiku, kan?]

"At least I still love you," jawab Hermione ikut tertawa.

[Setidaknya aku masih mencintaimu.]

"Well thankyou for loving me then," ucap Draco lagi.

[Baiklah, terima kasih karena kau mencintaiku kalau begitu.]

"Thankyou for loving me as well," balas Hermione.

[Terima kasih karena kau mencintaiku juga.]

-Fin-

___________________________________________

[A/N] Haii! Aku bakal post ini pas tahun baru jam 12, buat nemenin kalian di malam tahun baru hehe. Aku tahu tahun ini rasanya beda banget sama tahun-tahun lalu. Bahkan jujur aku ga ngerasa kayak mau ganti tahun  but still, happy new year semuaa! Ini bakal jadi cerita terakhir yang aku tulis di tahun 2020. Semoga 2021 bisa menjadi tahun yang lebih baik! Let all things that happened in 2020 be a lesson to learned. May 2021 brings us endless happiness and peace. Once again happy new year (even this year-end doesn't felt right)!

Continue Reading

You'll Also Like

133K 10.3K 88
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
248K 36.9K 68
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
184K 15.4K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
197K 9.7K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...