Sejak tadi SungChan terlihat menatap lekat kearah Shotaro yang masih malu-malu membalas tatapannya hingga terkadang lebih banyak menunduk.
"Yung lucu. Kiyowo~~" ucap SungChan seraya menopang wajahnya dengan kedua tangan menatap Shotaro yang masih terdiam hingga menggigit bibir bawahnya gugup.
"Hihi.. cepelti Miky mou" ucap SungChan setengah bersorak dengan mata berbinar.
"Siapa yang seperti Miky Mouse?" tanya Jaehyun yang baru saja kembali. Dia bahkan masih memakai setelan kerja.
"Yayah!" seru SungChan menyambut kedatangan sang Ayah yang hanya tertawa dan memeluk tubuh SungChan sebelum beralih menatap kearah Shotaro.
"Ini pasti Shotaro? SungChan tidak berbuat nakal padamu kan?" tanya Jaehyun dengan nada lembut yang dijawab Shotaro dengan gelengan.
"Cungcan baik" ucapnya yang membuat Jaehyun terkekeh pelan.
Manisnya.
"Ini sudah malam. Kalian sudah mandi? Sebentar lagi waktunya makan malam boys"
"Belum Yayah. Mommy tadi pelgi dengan Aunty Win"
"Sudah lama?" SungChan hanya mengangguk membuat Jaehyun mengangguk paham.
Mungkin saja nyonya memang butuh waktu bersenang-senang dengan teman-temannya setelah tidak bertemu cukup lama.
"Lalu dimana hyungmu?" tanya Jaehyun lagi. Tidak biasanya Mark dan Jeno membiarkan si bungsu bermain sendiri disaat mereka ada dirumah.
"Di kamal"
"Mereka sedang apa?" tanya Jaehyun heran.
"Nono Yung bilang dia mau ajak Nana latihan yoga. Cungcan ndak cuka jadi main dicini" jelas SungChan dengan nada polos yang hampir membuat Jaehyun tersedak.
"Ekhemm. Mark?"
"Belum pulang main"
"Yasudah. Ayo biar Ayah antarkan ke kamarmu. Tapi mandi sendiri ya, Ayah juga mau mandi" ajak Jaehyun seraya bangkit berdiri.
"Ndak mau"
"SungChan mau mandi dengan Ayah?"
"NO! Cungcan mau mandi dengan Miky mou Yung" ucap SungChan seraya menunjuk kearah Shotaro yang terlihat kebingungan.
"Kau ini. Kenapa jadi memanggil Shotaro dengan Miky Mouse sih?" kekeh Jaehyun yang dibalas SungChan dengan senyum manis.
"Kalena Yung lucu Yayah" jawabnya riang kemudian menghampiri Shotaro dan menggenggam tangan yang lebih kecil.
"Ayoo Yung. Kita mandi Cungcan cudah lapal, jadi mandi halusss cepat" ajaknya seraya menarik Shotaro kearah kamarnya yang membuat Jaehyun terkekeh geli.
"Woah. Anakku memang dominan sejati" gumam Jaehyun bangga dan malah membiarkan kedua bocah tadi pergi untuk mandi sendiri.
***
Waktu makan malam tiba.
Beberapa orang terlihat duduk menikmati makanan masing-masing dengan khimat sambil diselingi perbincangan ringan.
"Bagaimana sekolah tadi jagoan?" tanya Jaehyun pada SungChan yang sedang mengiris daging miliknya dengan hati-hati.
"Cepelti biaca Yayah. Cungcan main bola dan menang" jawabnya sebelum meneguk habis susu miliknya dan beralih menatap kearah sosok kecil di depannya.
Tepatnya kearah Shotaro yang makan dalam diam.
"Unchan sudah kenalan dengan Taro kan? Mulai sekarang dia akan tinggal disini selama uncle Yuta dan Win-win kembali ke China" ucap Taeyong yang membuat SungChan tersenyum lebar dan Jaehyun terkekeh.
"Bukan hanya berkenalan mereka bahkan sudah mandi bersama"
"Uhuk. Uhuk" seketika itu juga Mark dan Jeno kompak tersedak mendengar ucapan Jaehyun barusan yang membuat Jaemin dan Haechan bergerak dengan cepat memberikan air minum.
Memang type suami siaga.
"Ayah bilang apa barusan?" tanya Mark yang malah membuat Jaehyun menatapnya aneh.
"Ada yang aneh soal itu? Wajar bukan? Mereka masih kecil"
"Iya sangat wajar" sahut Jeno yang menoleh kearah SungChan yang hanya memasang cengiran kebetulan SungChan duduk di sebelah kirinya jadi dia bisa mendengar kekehan lucu sang adik.
"Yung. Cungcan mau kacih tau rahacia" bisiknya yang membuat Jeno sedikit menunduk seraya menyuap kembali daging miliknya.
"Bibilnya Miky mou Yung cepelti pelmen" lanjut SungChan yang kali ini membuat Jeno kembali tersedak daging yang sedang di kunyahnya karena tanpa sadar langsung menelannya.
'Astaga. Apa yang terjadi pada adikku yang polos? Siapa yang mengajarinya?'
Ck. Dasar tidak sadar diri.
Jeno terlihat berusaha memasang senyum tipis saat semua tengah menatap kearahnya yang saat ini tengah meneguk habis minuman milik Jaemin.
"Kau kenapa?" tanya Jaemin.
"Tidak apa. Hanya saja tulang dari dagingnya tertelan" jawab Jeno asal yang membuat Jaemin hanya memutar bola mata bosan.
"Berapa lama Taro akan tinggal disini Papa?" tanya Haechan yang mengganti topic.
"Kurasa cukup lama, karena konflik kelompok kita di China cukup pelik" jawab Taeyong.
"Itu benar. Ada alasan kenapa aku meminta beberapa orang kepercayaanku untuk turun langsung" lanjut Jaehyun yang membuat mereka mengangguk.
"Masalah yang terjadi sekarang juga tidak menutup kemungkinan kalau Dream juga akan terlibat" ucap Jaehyun seraya meletakkan garpu miliknya dan menatap bergantian kearah Mark dan Jeno.
"Setelah selesai temui Ayah di ruang bermain. Panggil teman-teman kalian. Katakan ini perintah langsung dari putra Phoenix" titah Jaehyun yang langsung berlalu pergi meninggalkan ruang makan dengan tanda tanya besar untuk mereka semua.
"Mommy. Cungcan ajak Miky mou Yung tidul dengan Cungcan boleh tidak?" tanya SungChan yang akhirnya memecah keheningan.
Taeyong yang ikut tersadar terlihat tersenyum dan mengangguk.
"Boleh sayang. Ingat baik-baik jaga hyung kecilmu dengan baik ya" nasehat Taeyong yang dibalas SungChan dengan anggukan dan senyum khas anak-anak.
"Yess mommy! Ayoo Yung" ajaknya seraya menarik Shotaro pergi bersamanya.
"Papa lebih baik istirahat. Jangan terlalu lelah, kami pergi dulu" ucap Jeno yang mengecup puncak kepala sang Papa, begitu juga dengan Mark yang ikut melakukan hal yang sama.
"Selamat malam Papa" ucap mereka bergantian kemudian pergi untuk menemui Jaehyun tentunya tidak lupa dengan memanggil ketiga teman mereka yang lain.
Renjun. Chenle dan Jisung.
Entah masalah apalagi kali ini?
Karena Jaehyun sangat jarang-- bahkan mungkin hampir tidak pernah memanggil mereka dengan perintah.
Sepertinya ini serius. Karena Dream mereka merupakan salah satu dari kartu joker yang di miliki oleh Black Tigers.
Jika di saat kartu utama mulai dimainkan bukankah itu artinya memang sudah cukup mendesak?
Okey. Sebelum lebih jauh dalam masalah yang terjadi.
Aku yakin kalian penasaran bagaimana Dream bisa terbentuk?
--atau bagaimana bisa mereka dibentuk?
Jawabannya adalah karena Jeno dan Mark.
Saat Jeno mulai mengambil alih kepemimpinan dia benar-benar merombak habis pemerintahan mereka. Tentunya atas persetujuan dari Chanyeol dan Jaehyun.
Seperti yang kita tau kalau banyak orang yang mengincar posisi mereka apalagi dengan ditambah dengan nama-nama penghianat yang terbongkar tidak lama setelah Changmin terbunuh.
Mark selalu bekerja mengurus bisnis legal mereka di bawah nama Lee karena dia memang dikenal sebagai pewaris Lee Taeyong setelah sang Papa menikah dengan pria biasa bernama Jung Jaehyun.
Sementara Jeno. Dalam bisnis dan kehidupannya sebagai pewaris Park dikenal dengan nama Leon.
Benar yang di ucapkan Jaehyun. Saat orang-orang mulai mengenal mereka, maka pergerakkan mereka akan terus diawasi bahkan walau hanya bernapas.
Karena itulah alasan kenapa Jeno akhirnya memutuskan untuk mengajak Jisung yang ternyata memiliki keahlian bela diri dan keahlian lain yang dia warisi dari Kim Kai.
Kim Kai yang dulunya seorang pembunuh bayaran legendaris tentunya membekali putranya dengan kemampuan untuk menjaga diri dari bahaya.
Hal inilah yang membuat Jaemin ikut memaksa Jeno supaya ikut bekerja sama dalam dunia gelap.
Secara mengejutkan lagi Chenle yang merupakan teman baik mereka adalah cucu dari pebisnis besar Kim Suho yang juga merupakan Ayah dari Kun.
Kun adalah Ayah Chenle yang bekerja pada Jaehyun karena memiliki utang budi.
Cukup panjang dan rumit jika diceritakan tapi begitulah yang terjadi.
Sementara untuk Renjun. Dia mengajukan diri untuk ikut.
Karena walau bagaimanapun mereka harus memiliki seseorang yang bisa mengatur dan memarahi mereka jika melewati batas bukan?
--dan Renjun adalah satu-satunya kandidat yang tepat.
Sedangkan Haechan. Dia sudah lama hidup sendiri.
Tidak ada yang tau bagaimana masalalu atau keluarganya.
Dia bilang itu rumit dan dia malas membicarakannya.
Anggap saja kita menghargai privasi.
Jadi kuharap penjelasan ini sudah cukup untuk menjawab rasa penasaran kalian tentang Dream.
Dengan kata lain. Dream adalah kelompok khusus yang membantu saat Leon membutuhkan bantuan dalam menjalankan tugasnya karena itu-- mereka tidak bisa sembarangan dalam menjalankan misi.
Lupakan masalah SungChan kemarin. Itu diluar kendali.
"Jadi apa perintah anda tuan Park?" tanya Mark pada Jaehyun yang terlihat menghela napas dan meletakkan sebuah foto diatas meja.
"Aku sudah cukup memberi toleransi karena masih menganggap dia saudaraku" ucap Jaehyun yang membuat Dream melirik foto seseorang diatas meja itu sesaat.
"Sekarang dia sudah kelewatan. Karena itu sekarang aku ingin kalian memburunya dan bawa padaku. Hidup atau mati" lanjut Jaehyun.
"Bagaimana dengan kelompoknya?" tanya Jeno.
Jaehyun terlihat menghela napas kasar sebelum berucap.
"Jika memang diharuskan. Pembasmian diijinkan tapi-- jika bisa meminimalisir korban akan lebih baik" jawab Jaehyun.
Yeah. Karena menurut Jaehyun para bawahan itu tidak salah. Mereka hanya mengikuti perintah.
"Perintah di terima tuan Park" ucap Mark yang mengambil foto tadi kemudian melangkah keluar dengan diikuti keenam temannya meninggalkan Jaehyun yang kembali tenggelam dalam lamunannya.
"Kuharap ini cepat berakhir"
.
.
.
.
.
Mrs.Oh