DESTINY IN MY LIFE || [PJM]✓

By rezamelissaa

94.3K 9.7K 1.4K

"Anak kecil harus pulang." Jimin menggenggam tangannya. Berharap yang ia cari sedari tadi bisa ia bawa kembal... More

| FOREWARD |
| Prologue |
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38- END!
Extra Chapter🔥
Destiny 1'Nuit.
Update

Part 6

2.2K 235 32
By rezamelissaa

Halooo...🥺🥺🥺 Jimin Alisa update lagi.

Mohon bantu koreksi jika ada typo dan kalimat rancu yaa🙏🏻🙏🏻🤗


°°°°°
💗

Dua hari setelahnya, Alisa dan Jimin pun memutuskan untuk pindah.

Ah tidak-tidak, lebih tepatnya Sora yang terus memaksa Jimin untuk segera menempati rumah baru mereka. Dan ya, hari ini adalah hari kedua mereka disini.

Disebuah bangunan sederhana, tidak mewah seperti rumah kedua orang tua Jimin yang lebih terlihat seperti istana. Rumah ini hanya ada satu lantai, dan disusun dengan dua kamar saja. Dibagian belakang rumah, Sora sengaja membuatkan sebuah taman dan kolam berenang. Ada beberapa jenis bunga yang sedang bermekaran. Ada sepasang kelinci berwarna putih dengan daun telinga berwarna pink, dan juga kelinci yang berwarna coklat susu. Sora juga mengatakan kelinci tersebut diberi nama Chimmy dan Mimmy. Chimmy yang berwarna coklat susu adalah milik Jimin, dan Mimmy yang berwarna putih pink adalah milik Alisa.

Tepat ketika mereka memindahkan sisa-sisa barang tadi siang, Sora baru mengatakan kalau dia sengaja tidak membuat bangunan bertingkat karna Sora yakin rumah keluarga bahagia itu bentuknya minimalis dan ditempati satu lantai saja. Alisa jelas melihat tanggapan tak berminat Jimin saat ibu mertuanya mengatakan keluarga bahagia.

Ya, mungkin Jimin tidak berandai-andai demikian.

"Pakai ini." Jimin memberikan satu stelan-gaun, dilihat dari plastik bening yang masih membungkus. "Maid akan membantumu berdandan." setelah itu Jimin melenggang dari kamar.

Tinggal lah Alisa. Memaku tidak mengerti karna Jimin tidak memberi aba-aba.

Memang, semenjak berada dirumah ini sikap Jimin semakin semena-mena. Mungkin dia sadar, tidak ada lagi ibu dan ayahnya yang menjadi ancaman.

Dua pelayan dan satu orang staylist pun masuk kedalam kamar tepat saat Jimin keluar. Mereka tersenyum hangat menatap. Dan Alisa pun membalasnya.

"Apa dia memberitahumu?"

Alisa bertanya pada seorang wanita yang berusia tiga puluh lima tahun, mengenakan blazer hitam rapi dengan name tag yang bernamakan Jung Hye In, berdiri disampingnya.

Alisa memanggilnya nyonya Jung, karna dia belum terbiasa memanggil bibi apalagi harus memanggil nama saja. Nyonya Jung adalah asisten pribadi yang di pekerjakan Sora untuk Alisa. Apapun kegiatan dan keperluan Alisa, nyonya Jung lah yang bertanggung jawab untuk itu.

"Han bilang malam ini ada acara peresmian proyek baru PJM Holding sebagai tangan utama bersama Bigtri Entertainment dan dua group dari cucu sahabat mendiang Tuan Do Han, Nona."

Nyonya Jung menjelaskan, sebagaimana informasi yang ia dapat dari Han. Sedikit banyaknya Han sudah membantu pekerjaannya selama beberapa hari ini. Dan ya-nyonya Jung sendiri tidak tahu bahwa ada acara malam ini kalau Han tidak menghubunginya dan memberi aba-aba.

Alisa mendengus kesal. Tapi ia tidak tahu apa alasannya. Ditatapnya gaun putih yang tampak begitu berkelas. Pasti harganya sangat mahal.

"Do Han?" tanya Alisa bingung. Tangannya mengusap tepian gaun dengan gerakan begitu pelan. "Siapa Do Han?"

"President Utama PJM Holding Group. Ayah dari Tuan Yohan, yakni Kakek dari Tuan muda." jelas nyonya Jung sambil tersenyum ramah. Ah-seingat Alisa, ini pertama kali dia mendengar dan mengetahui siapa nama kakek Jimin yang bersahabat dengan kakeknya.

Alisa mengangguk pelan beberapa kali. Kemudian dia menghela nafas. "Sekarang apa?" tanyanya pada nyonya Jung.

Dengan cepat, nyonya Jung memegang kedua bahu Alisa dan membawanya berdiri. "Nona harus mandi dulu agar bisa didandani." sambil mendorong punggung Alisa perlahan menuju kamar mandi. Alisa pun menurut saja.

Setelah kurang lebih dua puluh menit membersihkan diri, Alisa keluar dengan wajah segar di iringi harum violet bercampur bunga tulip memenuhi ruangan. Alisa tersenyum kikuk menatap beberapa maid yang sudah berbaris rapi memagang pekerjaan masing-masing.

Ada yang memegang gaun yang akan ia pakai malam ini. Pun ada pula yang memegangi tas kecil. Alisa tebak, pasti tas yang bermerk Channel itu akan menemani tangan cantiknya nanti. Seketika Alisa tersenyum.

Tapi sebenarnya tidak itu saja, bahkan beberapa maid yang lain juga ada yang hanya memegangi sepatu hak sampai peralatan make-up yang mungkin mereka sendiri siapkan. Menelan ludah samar-samar, Alisa masih tidak percaya diperlakukan bak tuan putri seperti ini. Sembilan belas tahun menjadi anak bungsu, baik dari kedua orang tua sekalipun Taehyung belum pernah melakukan hal seperti ini untuk Alisa.

"Silahkan, Nona."

Salah satu maid mempersilahkan Alisa untuk duduk di kursi yang berada didepan meja rias kamar.

"Hmm," jawabnya.

Sambil berjalan, Alisa melepaskan handuk kecil yang masih berada diatas kepala lalu ia berikan kepada nyonya Jung. Perlahan Alisa tersenyum. Mendaratkan tubuhnya pada kursi lalu Alisa memejam.

"Saat kalian meriasku, apa aku boleh tidur?" Alisa tidak yakin mengatakan kalimat itu sebenarnya. Entah kenapa rasanya Alisa sangat lelah hari ini. Bahkan dia baru pulang sekolah, dan beberapa jam lagi ia pun harus pergi. "Aku sangat lelah." sambung Alisa apa ada nya.

Para maid pun tersenyum ramah sambil membungkuk. "Baiklah. Kami akan membangunkan anda ketika ingin memakai gaunnya, Nona."

Setelah itu Alisa cepat-cepat memejamkan lagi kedua maniknya, mencari ketenangan. Berharap stylist itu sedikit lamban mempersiapkan dan ada banyak waktu untuk Alisa beristirahat. Rasanya sangat lelah sekali. Padahal hari ini Alisa tidak mengerjakan banyak tugas dari guru. Hanya menuntaskan buku bacaannya yang berjudul Cara menjadi gadis dominan 21+ tersebut. Hanya itu saja, tapi kenapa selelah ini?

🐣🐣🐣🐣🐣🐣

Alisa sudah siap.

Mengenakan gaun putih yang melekat anggun di tubuh ramping pun dipercantik dengan sepatu yang senada membuat Alisa benar-benar terlihat seperti wanita dewasa.


Berjalan sendirian, Alisa mengulas senyum semanis mungkin pada setiap tamu lain yang berada di gedung besar tersebut. Ini semua terjadi karna Han menjelaskan bahwa acara ini memiliki dua sesi. Pertama hanya untuk penyelenggara dan pengusaha. Dan itu juga alasan kenapa Alisa berangkat sendirian karna Jimin lebih dulu pergi. Di sesi kedua, setelah beberapa rangkain di sesi pertama selesai barulah mencakup berbagai kalangan. Alisa sendiri tidak tahu kehadirannya disini disebut sebagai kalangan apa?

Istri presdir? Anak sekolah? atau muda-mudi?

Menghela nafas, sambil memegang jus di gelas kecil bertangkai, Alisa memperhatikan wibawa seorang pemimpin itu-lagi, secara nyata berdiri gagah didepan sana.

Iyaa, Jimin yang berdiri disana, tengah memberikam sepatah kata pada seluruh tamu yang datang. Pakaian serba hitam, lengkap dengan masker yang sewarna. Melihat itu Alisa menghela nafas disela rasa bangganya pada Jimin.

Hitam lagi? tanya Alisa pada dirinya sendiri.

"Percuma kaya," gumam Alisa pada akhirnya. Sebenarnya dia tidak habis pikir saja, kenapa selalu bertepatan dengan warna hitam yang Alisa lihat dari pakaian Jimin.

Dirumah sudah terlalu sering memakai baju dan celana hitam, diawal bertemu juga memakai pakaian serba hitam, dan lagi-lagi-hitam

Alisa pun menggeleng prihatin menatap kepergian Jimin setelah selesai berbicara. Di amatinya sekeliling, tampak begitu asing. Tidak ada satupun yang Alisa kenali. Kalau begini kondisinya, Alisa merasa terlalu kecil karna berada ditengah kumpulan orang-orang dewasa dan berpengalaman. Hingga satu tangan besar yang menyalip di pinggang rampingnya tanpa permisi membuat Alisa terpenjat dan hampir saja menjatuhkan gelas yang ia pegang.

"Kamcha-Oppa!" bentak Alisa saat sadar pria yang kini mendekap pinggangnya adalah Jimin. Sedangkan yang ditatap sinis malah tersenyum seolah tidak sedang melakukan serangan tiba-tiba.

Sedetik Alisa mendadak bingung pun kagum. Kapan pakaian serba hitam tadi berubah menjadi stelan jas berwarna dongker yang dipadukan dengan kemeja putih.

"Ikut aku!" Jimin melepaskan tangannya dari pinggang Alisa. Meraih gelas yang tampak dari tadi gadis itu pegang lalu menarik pergelangan tangannya dan berjalan bersama.

Alisa pun menurut saja. "Memangnya mau kemana?" polos Alisa dengan wajah kelewat imut.

"Bertemu dengan ibu dan ayahmu." jawabnya.

Hal yang membuat Alisa langsung berhenti ditengah jalan. Jimin pun sampai tersentak ketika tangannya menggantung sebab Alisa tiba-tiba berhenti. "Ibu dan ayah ada disini?" Alisa mendekat-sangat dekat dan terlihat rapat. Tanpa sadar Jimin menelan ludah sama-samar.

Dia pun mengangguk. "Taehyung juga ada disini."

"Loh? Kenapa tidak ada yang memberitahuku?"

Jimin memutar kedua maniknya dan menarik Alisa lagi berjalan. "Aku sudah memberitahumu."

"Tapi Oppa baru memberitahuku. Dasar!" kesal Alisa pada akhirnya. Dan Alisa spontan terkejut saat tubuhnya bertabrakan dengan punggung Jimin. Gadis itu bahkan sempat mengaduh saat keningnya mendarat di tulang punggung Jimin.

Pria itu membalik badan lalu mengalungkan kedua tangannya di pinggang Alisa. Jimin juga tersenyum dengan maksud lain. Alisa jelas tahu itu.

"Kau ingin berteman denganku bukan?" tanya Jimin dengan seringai yang-entahlah, manis tapi menakutkan juga kalau dipikir-pikir.

Spontan Alisa mengangguk.

"Kalau begitu malam ini kita akan menjadi teman."

Alisa langsung menukikkan sebelah alis bingung. "Sandiwara lagi?" tebaknya tanpa basa-basi.

Dan entah keberanian dari mana, saat Alisa mendapati kedua keluarga besarnya berada dalam satu lingkaran dan menatap penuh minat kearah mereka. Alisa spontan mengikuti permainan yang Jimin mulai. Gadis itu mengalungkan kedua tangannya ke leher Jimin dan tersenyum begitu manis.

"Haruskah kita berciuman juga jika posisinya sudah seperti ini?" dengan suara serak pun tatapan nakal yang Alisa berikan berhasil menarik tawa Jimin tiba-tiba. Dia tampak begitu manis ketika mata sipitnya tenggelam karna lekukan senyuman.

Jujur, ini kali pertama Jimin terdengar tulus. Dan hati Alisa mencair saat itu juga.

"Dasar anak kecil!" balas Jimin sambil mengelus puncak kepala Alisa. Tentu saja itu adalah hal yang tidak mungkin Jimin lakukan dan belum pernah Alisa dapatkan.

Gadis itu masih mengerjap tidak percaya. Sungguh! Jimin mengelus kepalanya? Dia tidak sedang kerasukan bukan?

Di luar yang Alisa bayangkan, ternyata tidak hanya kedua mertua dan keluarganya saja yang menghadiri acara. Alisa jelas dengan sangat amat melihat sosok gagah yang pernah ia temui pertama kali. Iya, itu Jungkook.

Setibanya di kerumunan keluarga besar itu, Alisa langsung menoleh dan menatap Jimin yang berdiri disamping. "Aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apapun." jujur Alisa masih merasa kesal. Bahkan ia sendiri tidak tahu kedua orang tua dan kakaknya juga hadir.

Mendengar itu Jimin langsung menatap Alisa heran. "Kenapa?"

"Tidak ada yang memberitahuku kalau kalian semua juga hadir disini."

Mereka yang berada disana pun langsung terkekeh mendengar protes dari anak menantu mereka yang begitu menggemaskan. Tapi hanya Jimin yang tidak.

Sora pun mendekat. Di apitnya kedua bahu Alisa dengan erat. "Maafkan, aku sayangku." sambil mencium pipi Alisa layaknya anak kecil yang begitu lucu. "Kami pikir kau pasti akan sangat lelah sekali dengan tugas-tugas akhirmu." Sora pun menatap Eunbi, selaku sang ibu meminta pembelaan. "Iya kan, Eunbi-ssi?"

Eunbi yang mengerti hal itu langsung mendekati putrinya. "Iya, sayang. Kami pikir kau mungkin tidak akan bisa datang karna kelelahan mengerjakan tugas sekolah."

Meski mendapatkan alasan, Alisa tetap saja masih tidak terima. "Besok kan libur, harusnya ada yang memberitahuku. Atau setidaknya nyonya Jung juga harus tahu."

"Alisa?" tiba-tiba Jimin bersuara disebalah sana. Dia juga mengulurkan tangan, memberi kode bahwa Alisa harus menggenggam tangannya. "Ikut aku!" katanya.

Alisa pun di dorong pelan oleh Sora. "Pergilah."

Dan ya---Alisa menurut saja.

Jimin membawanya mendekat ke krumunan pria-pria tampan-tentu saja, karna disana ada Kim Taehyung, kakaknya. Setelah berada ditempat yang sama, Jimin meletakkan Alisa berdiri ditengah antara dia dan Taehyung. Alisa spontan mengalungkan tangannya ke lengan sang kakak. Berada disamping kakak tercinta memang lebih nyaman.

"Hyung, ini dia--" Jimin menoleh, mengambil alih pinggang Alisa untuk ia dekap. "Istri kecilku" sambungnya, memperkenalkan.

Alisa spontan membungkuk kepada empat pria yang tidak ia kenali. Satu diantaranya adalah Jungkook. Ya, meski sekali bertemu, setidaknya Alisa dan Jungkook pernah berkenalan waktu di Amerika kemarin.

Salah satu diantara mereka memulai, mengulurkan tangannya guna berjabat tangan. "Hai, Alisa." sapa pria dengan postur tubuh tegap dan dada bidang tersebut. Alisa sebenarnya tidak tahu juga dari mana dia mengetahui namanya. Alhasil, gadis itu hanya biss membalas.

"Hai!" jawab Alisa sambil tersenyum ramah.

"Ingat namaku, Kim Namjoon!" dengan aksen dan penekanan yang tegas namun tidak terlalu dingin.

Alisa lagi-lagi tersenyum, "Baiklah." jawabnya polos.

Alisa sendiri masih kebingungan siapa mereka dan kenapa kakaknya juga bergabung disini. Lalu kenapa juga Jimin memperkenalkan dia kepada mereka. Iya mereka-empat pria asing, tampan, yang sedang tersenyum ramah dengan tatapan penuh minat.

Lalu pria kedua juga melakukan hal yang sama. Pria jangkung yang mengenakan stelan jas kuning serta kemeja licin berwarna putih sebagai dalaman, dengan dua kancing teratas yang mungkin sengaja dibuka namun terlihat seksi dan sangat tampan itu mengulurkan tangannya dengan jantan.

"Kim Seok Jin." katanya tanpa basa basi dalam menggenggam tangan Alisa yang kecil. "Pria paling tampan disini, paling kaya, bisa segalanya dan terbiasa di manja."

"Uhuggkhh..." Alisa tiba-tiba tersendak. Hal yang membuat Taehyung dan beberapa pria lainnya tertawa.

Alisa langsung tertunduk malu. Dasar bodoh! entah kenapa dia malah memberikan respond yang tidak baik saat Seokjin memperkenalkan diri. Dalam keadaan canggung, Alisa melihat dari sudut mata, Jungkook menarik lengan Seokjin kembali didekatnya.

"Kemarilah!" bentak Jungkook bercanda sambil menarik Seokjin mendekat. "Jangan membuatku malu. Hyung mau ke kambalikan kerumah?"

Seokjin yang akrab dikenal heboh dan suka bercanda pun lantas tidak meloloskan Jungkook begitu saja. Kedua matanya menyipit bersamaan bahunya naik bergedik.

"Ah waeee?????" gerutu Seokjin membelalak. "Kenapa mengancamku dengan sebuah keputusan yang tidak aku setujui? Apa aku tidak boleh bercanda dengan Alisa? Dia gadis manis dan tentu saja aku harus bersikap manis juga padanya. Apa aku salah? Aku memang tampan dan dunia mengetahui faktanya. Kau tidak setuju dengan kenyataan? Aku berusia tiga puluh tiga tahun, dan kau baru dua puluh delapan tahun. Kau dan aku memiliki jarak lima tahun, seharusnya kau tidak lagi bersikap seperti itu padaku. Ingat!"

Belum.

Belum selesai. Seokjin hanya menjeda sebentar guna menarik nafas sebelum melanjutkan. Sebelumnya, pria yang mengaku berumur tiga puluh tiga itu menoleh ke arah Alisa. Gadis itu tampak terkejut dengan manik membola.

"Baiklah, aku hanya bercanda." sambil tertawa. Sedangkan Jungkook sudah stagnan dengan kedua mata rusanya membesar sempurna.

Seokjin menepuk tangan dan masih tertawa ditengah-tengah mereka yang terdiam hampir menutup mulut, tidak tahan akan kelakuan sosok yang mereka sebut sebagai kakak tertua. Sedangkan Taehyung dan Jimin hanya menggeleng-geleng saja. Mereka sudah paham bagaimana sifat human satu ini.

Mempersingkat waktu, Jimin langsung memotong candaan Jin agar tidak lagi berlanjut. "Alisa," Jimin lantas mengarahkan tangannya kepada satu sosok yang dari tadi hanya diam membeku. "Dia, Yoongi Hyung." katanya, dan tangan Jimin beralih lagi pada sosok disamping Yoongi. "Dan dia, Hobi Hyung."

Hobi dan Yoongi yang baru saja diperkenalkan pun tersenyum ramah menatap Alisa. Senyum manis keduanya terpatri begitu jelas. Tidak lupa gummy smile yang menarik perhatian Alisa. Sepertinya kalau Lyra dipertemukan sosok seperti Yoongi, Lyra pasti sangat suka. Seketika Alisa mengingat nasib temannya.

Namun tanpa mereka semua sadari, dibelakang sana, dua sosok wanita yang sudah menjadi ibu itu sedang tersenyum penuh arti memperhatikan. Memperhatikan bagaimana sandiwara kecil yang sedang anak mereka mainkan. Seketika Sora menatap Eunbi dengan gerlingan penuh arti.

"Mungkin mereka lupa, bahwa kita juga pernah berada diposisi seperti itu." Sora mengingat lagi bagimana dulu ia dijodohkan dengan Park Yohan, ayah Jimim yang juga cucu dari sahabat kakeknya.

Dan Eunbi juga tidak bisa menahan binaran manik yang mengingatkan pengalamannya tiga puluh tahun lalu. "Bahkan dulu, dimasa kita, mungkin Yohan Oppa dan Ha Oppa tidak seramah mereka saat ini." Eunbi merangkul bahu Sora mendekat. "Haruskah kita menjalankan tradisi tujuh turunan ini malam ini?"

"Empat puluh lima hari sudah terlalu lama Eunbi-ya, dan mereka sudah terlalu dimanja dengan keadaan. Aku tidak lagi bisa menunggu."

Eunbi mengangguk setuju. "Benar," aku nya. "Bahkan, mertuaku menjalankan misi ini saat aku dan Ha Oppa masih dua minggu menjadi pengantin, loh." setelahnya Eunbi menggeleng lirih, masih mengamati bagaimana Jimin mendekap erat pinggang putrinya dibalik kata sandiwara. "Jimin dan Alisa tidak boleh diberikan waktu mengenal hingga jatuh cinta terlalu lama."

Dan ya—Sora sangat bersemangat ketika Eunbi pun akhirnya memutuskan. "Malam ini Eunbi! Ya, malam ini. Atau kita akan menyaksikan drama mereka hingga perpisahan atau percintaan yang menjadi pemenangnya."

See you next chapter....... 🌚🌚🌚🙈





Bantu aku untuk tetap semangat nulis cuma dengan vote dan komen 🤗🤗

Jangan lupa masukin library nya ya😍

Continue Reading

You'll Also Like

251K 14.3K 19
[𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 21+!! 𝐌𝐀𝐓𝐔𝐑𝐄 𝐂𝐎𝐍𝐓𝐄𝐍𝐓!] original author : shanthy agatha story rewriter : longtimeu
200K 9.9K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
229K 1.7K 3
Keheningan tetangga barunya membuat atensi Jiyeon bertanya-tanya. Kim Taehyung tak banyak bicara . Pria yang lebih tua 12 tahun darinya itu hanya s...
74.7K 6.8K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...