What Is The Meaning Of LOVE?

By Echa_VOLT

425K 9.9K 316

Sebagian part sudah di privat dan author belum ada rencana di edit. Jadi untuk menghindari plagiator, mohon k... More

Pengumuman
Prolog
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
Episode 19
Episode 20
Episode 22
Episode 23
Episode 25
Episode 26
Episode 27
Episode 28
Episode 29
PENGUMUMAN
Wawancara
Promosi

Episode 24

7.9K 277 1
By Echa_VOLT

"Tunggu tanggal mainnya, vampire tampanku." bisik Grace pelan.

Dan detik yang sama setelah Grace berkata seperti itu, Jack menoleh dan menatap Grace penuh perhitungan. Sedangkan yang di tatap hanya tersenyum jahat lalu menghilang.

_______

WARNING! TYPO BERTEBARAN DI MANA-MANA, DAN FIKSI HASIL KARYA AMATIR, HARAP MAKLUM.

_______

Episode 37

Alice Pov.

Aku mengambil cup cake dan berjalan perlahan ke arah balkon. Tempat pertama kalinya aku bertemu dengan Jack dan dimulainya permainan pernikahan gila ini. Sudah 4 bulan aku tinggal bersama makhluk alien itu. Suka duka sudah aku alami, yah, sedikit banyak sih aku sudah hafal dengan tabiat buruknya, apalagi menyangkut wanita. Ahh, sudahlah.

Headset putih dengan setia menempel di telingaku. Dikarenakan handphoneku habis baterai dan lupa bawa power bank (istilah gaulnya 'PB') jadi dengan rajukkan dia meminta handphone suami sekaligus musuhnya. Michael Jacob.

I don't need a dozen roses

You ain't gotta wine and dine, no

I don't need a pretty poet

Ooh, gettin' all emotional

You gotta beg for it, beg for it

I wanna see you lokkin' up

Baby I'ma need you to beg for it

Aku memandangi langit Negri Perbatasan, termenung sesaat. Berfikir jika saat itu, dia melarikan diri dari permintaan Bunda untuk menggantikan Tasya yang sedang 'ngapel' bersama pacarnya, mungkin permainan gila ini tidak akan di mulai. Sekiranya di mulai, pasti dengan cara yang lebih manusiawi. Mungkin dia bisa jatuh cinta pada pesona Jack yang di luar nalar manusia?

Atau bahkan dia akan masih jomblo di kelilingi rakyat yang menyayanginya beserta 2 pengawal yang sangat keren dan tampan pastinya. Dan pasti dia akan bahagia.

"Kenapa ya? Sampai sekarang gua masih benci sama Jack? Kenapa gua gak tergila-gila sama kayak yang lain? Mungkin aja bisa buat Jack mempercepat surat perceraian? Kenapa juga pesona dia gak mempan? Haah~ jadi gila ngomong sendiri kayak gini." gumamku sendiri.

Lagu Nicki Minaj - Get On Your Knees (ft. Ariana Grande) mengalun terus. Tanpa terusik aku memakan cup cake sampai habis, meratapi nasib mungkin itu yang bisa kalian deskripsikan apa yang sedang aku lakukan sekarang.

"Kalau Jack cerain gua sekarang, jadi janda muda dong? Aahhh! Dari awal emang pernikahan ini kesalahan!" geramku kesal. Lalu aku membuka hanband lebar cream dengan lambang Es dan mengeluarkan kalung kecil petir yang sekarang aku pergunakan untuk gelang dari ibuku.

"Moom,, kenapa nasibku gini ya? Pengennya nikah sama pangeran kuda putih, tapi dapetnya pangeran ular putih. Huuaa!!" aku terkadang jadi gila kalau sedang sedih, semuanya aku tumpahkan kepada kalung kecil ini.

Lalu sambil masih berkonsentrasi dengan percakapan gaje dengan kalung, aku merasakan kehadiran seseorang, dan mendorong tubuhku dengan keras ke pembatas balkon. Grace, Putri Utara yang sangat amat gencar mendekati Jack dan tak pernah dapat perhatian se cuil pun dari Jack. Perlakuan yang miris, bahkan putri lainnya saja masih dapat di lirik Jack, tapi tidak dengan Putri Utara.

"Aaaa!" pekikku kecil saat dengan kekuatan yang tidak normal bagi kaum wanita menekanku ke pembatas balkon yang dingin ini.

"LO GAK PANTES BERSANDING SAMA JACK!" desis Grace penuh kekejian. "TAMARA! JANGAN KASIH ORANG LAIN MASUK SELAIN JACK!" perintah Grace dan Tamara, Putri Barat yang notabenya bagus dalam tanah pun menurut. Atau lebih tepatnya takut, itu yang aku liat.

"TELAT BODOH!" geramku kesal, kekuatannya sangat besar, sampai aku tidak bisa menggerakkan tubuhku. "Gua udah terlajur kawin sama dia. Stupid lo!'

Dan yang terjadi malah dia makin menekankan tubuhku, dan sialnya, kalung, ralat, gelang pemberian ibuku lepas karena memang aku tidak menutup handbandnya.

"Aah!" pekikku karena melihat kalungku dengan senangnya merosot ke genteng. Grace menarik rambut hitamku dengan tanpa belas kasihan.

"Ceraikan Jack!" perintahnya lalu menghempaskanku kembali ke balkon. Dan tanpa pikir panjang dna tidak menghiraukan perkataan gilanya, aku memanjat balkon tersebut, tapi kakiku tergelincir. Semagat! Aku mencoba sekali lagi, dan sekilas aku melihat senyum kemenangan terukir di wajah mengerikan Grace.

'Jangan bilang dia kira gua desperate ? Nekek sihir sialan!' batinku kesal.

"Grace! Mau lo apa sih?" tanya Jack geram. O ow, my husband coming. Dan bodohnya, suami yang paling tampan dan aku tidak terpesona menahan pinggangku. 'GIMANA CARANYA GUA TURUN?!' batinku geram. AKu fikir kedatangan Jack adalah anugerah, ternyata salah. 'Jack! Lepasin dong! Keburu jatoh kalungnya, sempet aja jatoh dan ilang. Grace bakalan gua cincang dan elo hubby, Gua jadiin temennya Jacky!' umpatku kesal.

Aku melihat Grace mendekati Jack dengan gaya pelacur menjijikkannya, memang badannya adalah idaman wanita, tapi dia menghancurkan image wanita di mata kaum adam. "I've married!" aku mendenga desisan Jack, entahlah mungkin menahan diri untuk tidak tergoda.

"Mau kan? Alice buang aja, mending sama gua. Tinggal dorong dikit, udah mati." ujar Grace santai. 'Dia sangat jahat dan tega. Hiiiiyy! Tapi pede banget ya? Gimana jadinya kalau dia tau Jack suka mainin cewe? Eh, kayaknya dia udah tau deh, soalnya yakin banget Jack ke goda sama badan dia. Jack, citramu hancur.' batinku mendengarkan perdebatan mereka.

"Nope!" kata Jack tajam. Love you my fake husband! Tunggu, "Kya!" pekikku saat tidak sadar Jack melepaskan tangannya yang memegangi pinggangku dan membuat tubuh mulusku jatuh. 'Sialan lo Jack! Gua tarik balik kata manis tadi. Gua bales lo nanti!' geramku rendah.

"ALICE!" teriaknya yang tersirat kekhawatiran. 'Gak usah sok khawatir deh, pinter banget aktingnya!' batinku masih geram dengan kejadian tadi. Oke! Fokus! Cari kalungnya.

"Matilah supaya cepat!" geram Grace.

"Sekalipun Alice meninggal, gua gak akan pernah ngelirik sama lo!" desis Jack tajam.

'Aduh! Jangan berantem deh! BERISIK! Mendingan mereka bantuin gua cari kalung yang lepas gara-gara bitch itu. Aargh!!' geramku. Dan ternyata kalungku di ujung genteng (kayak nama tempat yak?). Tanpa pikir panjang aku berusaha ke sana, dan tanpa sadar gaunku yang tersangkut robek. 'Double sialan! Gua bakar lo GRACE!' makiku, tapi tetap fokus dengan kalungku. Dan akhirnya setelah merelakan gaun cantik ini robek, rambut acak-acakan (itu juga karena Grace) dan rok tersikap, kalung manis ini aku dapat. Dan dengan cepat aku melilitkannya lagi pada tangan dan menutupinya dengan handband.

"Please see my body." kata Grace, saat itu juga aku menoleh sama seperti Jack. Kaget, hampir saja aku jatuh jika tidak cepat membuat es penyangga. Grace mengangkat kakinya supaya memperlihatkan kaki jenjangnya dan menurunkan belahan dadanya, bahkan aerolanya sudah mengintip, dengan wajah menjijikkan pula. Fix! Dia gila sama pesona Jack. "Please, King Michael Jacob from South." erangnya membuat bulu kudukku berdiri. Menjijikkan, jadi kuputuskan memanggil Jack untuk menyudahi drama gila ini.

Aku membuat es untuk pijakan supaya tidak memanjat lagi. Rok udah robek begini masih di suruh manjat pake wedgess, kan gila? "Honey." panggilku, lalu Jack menoleh ke arahku. Sejenak dia terdiam, mungkin aneh melihat dandananku yang udah acak-acakan gini. Mirip medusa ya? "Tolong tarikin yang kenceng, aku mau naik." pinta ku.

Sebelum Jack bereaksi, jujur, Jack kali ini lama banget, segitu mengerikannya kah gua jadi lola gini? Punggung lebar Jack di tempelin lintah, eh, dada Grace maksudnya. Tangan nakal dia mengusap dada Jack sensual. "Biarkan saja nanti dia terpleset lalu jatuh dan mati. Kita bisa bersenang-senang." kata Grace menggoda. 'Dasar emang wanita penggoda. Kenapa di dunia ini harus ada cewe lintah kayak elo? Malu-maluin kaum hawa aja!' geram Alice.

"Aku tahu rahasia Negri mu, dan sebaliknya. Kita sama-sama makhluk mitos. Jadi kamu tidak perlu bersusah payah menyembunyikan jati dirimu, sayang." bisik Grace sensual, muka Jack langsung tegang. 'Rahasia? Makhluk mitos? Jati diri? Ah, nanti aja, yang penting gua harus bikin pelajaran sama iblis ini.' batinku.

Dan sepertinya Jack tidak terlalu mengambil pusing karena dia mengabaikan Grace walau wajahnya gusar. Tetapi dia mengulurkan tangannya dan menarikku keatas. Dengan bantuan batu es ini aku bisa meloncat lebih tinggi. Dan sesuai perhitungan ku (Thanks to my brain), aku bahkan bisa melewati balkon dan mendarat dengan mulus di pelukan possesif Jack. Mungkin bisa di bilang terbang.

Tapi sayangnya aku tidak dalam mood baik untuk bermesraan palsu dengan Jack. Amarahku naik drastis mengingat kalung ini hampir hilang karena ini adalah jantungku. Dan mungkin sedikit kesal dengan kelakuan Grace tadi sama Jack, dikit lah. Inget! Dikit!

Aku melepaskan pelukan possesif Jack yang ku akui nyaman, bahkan melepaskannya saja ada rasa hilang gitu, tapi terlalu samar karena di tutupi emosiku di ubun-ubun. Dengan berjalan anggun dan mantap ke arah Grace, ku layangkan tamparan terbaikku dan mengenai tepat di pipi kanannya, bahkan dia tersungkur di tanah karena terlalu keras.

Kalian fikir itu cukup? Noo, gua suka menyiksa orang. Hebatnya walau sesungguhnya Grace takut, tapi dia mengumpulkan kembali kebenciannya dan menatap tajam padaku. 'Hebat, ku bunuh dia!' gerarmku. Dia berusaha berdiri dengan tatapan yang masih sama tajamnya, walau terbesit ketakutan di sana. Saat dia tegak, saat itu juga aku melemparkan tombak es yang pertama kali di ajarkan Alex padaku. Besar dan kuat, walau tidak sepadan dengan kemampuanku. Bisa di bilang 3 persennya. Wow gak? 5 Tombak es melayang cepat dan membuat tubuh sintal itu menempel di dinding.

Aku mengeluarkan aura membunuh yang memang ciri khasku jika marah besar, dan mendekatinya dengan serigaian mengerikan. Bahkan Grace sudah berwajah pucat. I love that expression. Dan karena tombakku juga bajunya robek, menampilkan sisi slutnya. Impas. Sebelum bisa mencapai mangsaku yang nempel di tembok, tubuhku dengan cepat berbalik arah dan menabrak sesuatu yang kokoh. Dada Jack.

"Sshh.. It's fine." Kata Jack berusaha menenangkanku. Dadaku masih bergemuruh, bukan karena emosi, tapi perasaan kaget karena di peluk se erat ini. Rasanya aneh, apalagi di pelukan Jack itu enak. Dingin. Dan tanpa di sangka Jack bermain di cekungan leherku. Oke, gua ganti nama panggilannya, bukan icel lagi, tapi vampire. Karena suka di cekungan leher! Di bilang geli!

"Makasih." kataku parau setelah mengendalikan perasaan aneh ini, walau masih ada desiran aneh.

"Apa yang terjadi?" bisik Jack. Keponya keluar.

"Nanti aku ceritakan." jawab ku singkat. Melepaskan pelukan yang menyenangkan itu dan berjalan ke arah pintu, dan sampai lupa bahwa gaun indah ini robek.

"Pintunya di kunci." kata Jack lalu melilitkan jasnya -yang entah kapan dia buka- pada pinggangku.

"Cih, pasti Tamara." decakku sebal. Mereka kalau ngerjain orang gak kira-kira, buat naik darah.

"Marah-marah terus, belum makan ya?" tanya Jack sambil mengelus-elus rambutku. Bakat jadi dukun, tau aja gua laper.

"Hmm, laper nih.." kataku manja karena di elus-elus. "Hon, jangan di elus-elus." pintaku dengan mata yang mulai sayu.

"Kata Alex kamu suka di giniin? Salah?" tanya Jack khawatir.

"Gak sih, tapi lebih ke buat aku ngantuk. Haa,,," tanpa sadar aku benar-benar mengantuk. Hebat mereka berdua, pinter banget buat ngantuk.

"Oops. Sorry my lady." kata Jack mencium pipiku cepat lalu mencium cekunganku lagi. Kan, mulai lagi. "Kamu pakai sabun milk ya?" tanya Jack. Aku bilang lagi, bakat banget jadi dukun.

"Hmm, baik buat kulit lembut, sama shampoo juga, gak enak ya?" tanyaku.

"Gak, baunya enak. Cocok." Jack mulai bermain di cekungan leherku lagi. Tinggal tambahin taring, dia mirip jadi vampire. Eh? Bukannya Jack punya taring ya? Ya kan? Pas berantem sama aku karena ngebaca dokumen, [Cek Episode 34]

"Akh! Hon, jangan, geli!" erangan kegelian pun tak bisa aku tahan. Aku melihat satu-satu mendatangi tempat kejadian. Dan yang paling buat aku iri, tatapan penuh cinta Count pada Tasya. Ihh, muak deh. Dengan kepintaranku, aku menarik kakak untuk menjauh dari Count supaya aku tidak muntah di tempat. Dan apa yang aku dapat, komplotan gua yang udah naik pangkat ada di depan gua. Well, bisa di bilang dia pengagum gua juga. Akhirnya gua temu kangen dengan dia. Yap! Gua kangen banget sama Christ. All about him.

****

It's been 4 month from that accident. Iya, semenjak 4 bulan itu juga banyak yang terjadi pada hubunganku dengan Jack. Fake smile dan lain-lain masih, tapi kadang-kadang malah sampe ke bawa ke rumah. Kemajuan kan? Di samping desiran halus yang terus menerus hadir saat-saat tertentu, banyak berubah deh. Sikap Jack juga sih tetep aja, tapi perhatian dia ke aku ada sedikit. Aku akuin, sedikit. Karena seringan sangat samar. Hadeehh, susah emang, cowo, gengsian. Tapi sedih kalau dia udah suka sama aku kan bakalan aku cerein. Ow Yeah! Gua lupa sama tanding itu sama Bella. Tapi, biarlah takdir yang menentukan.

Back to story.

"Jack, wake up. Sarapan woiii!!" gua mengguncang-guncang tubuh Jack, akhirnya gua tau, ternyata dia masalah tidur itu 11 12 sama gua. Sama-sama ngebo. Susah emang, tapi semua orang punya kekurangan kan? Oke, gua bela diri.

"JAAACCCKKK!!" teriakkan gua mungkin bisa memecahkan semua kaca ini. Sangking semangatnya gua teriak, gua hampir aja memutuskan pita suara gua. Dan apa reaksi Jack? Cuman pindah badan. Arrgghh!

"JA- Kya!!" sebelum gua melepaskan teriakan maut gua yang ke dua, malah badan gua di banting ke kasur dan di kurung Jack. Bahkan matanya masih dengan perlahan terbuka. Setengah sadar mungkin.

"Berisik Alice!' decak Jack sebal dengan suara serak khas baru bangun. Dan tubuhnya sudah mulai tersedot ke arah kasur.

"JACK! BANGUN!" bentak gua keras. Enak aja, udah ngerelain pita suara gua sakit dia masih mau tidur. Dan kejutan! Gua dapat morning kiss! Walau cuman sekilas, tetap aja itu morning kiss kan? "Apap-" "Kalau masih berisik, bener gua buat mati abis nafas?" ancam Jack dengan mata kuningnya yang menatapku tajam, bukan aura mengintimidasi, tapi yang bisa ku lihat adalah kesungguhan. Aduh, repot urusan sama orang mesum.

"Bangun dong, gua udah buat sarapan cape-cape malah gak di temenin makan." rengutku kesal karena benar-benar udah redup lagi matanya. Aku menguncang-guncang tubuh Jack, tapi malah wajah Jack mendekatiku.

Dan bibir Jack menempel di bibirku, tentu saja aku tahan kuat-kuat. Dan dengan lihai dia mencium ujung bibirku, membujukku dengan lembut untuk membuka mulut, dan tanpa sadar aku mengerang, dan itu di manfaatkan Jack untuk menelusupkan lidahnya dan mengekplorasi seluruh mulutku. Mengabsen gigi-gigiku dan membujuk lidahku untuk bermain. Seperti yang kalian tahu Jack sangat berpengalaman dalam ini, dan bodohnya aku ikut-ikutan, jadilah kami bermain lidah sekarang. Jack melumat bibir atasku dan bawahku dengan rakus, seakan-akan tiada hari esok. Sampai beberapa saat Jack memutuskan kontak bibir itu dan membuatku merasa kehilangan bibir manis itu. WHAT?!

"Yee, malah ke enakan." ledek Jack dengan serigaian ledek andalannya. Tau kah kalian? Terkadang tubuhku bereaksi lebih cepat dari otak. Dan, karena merasa ingin merasakan bibir itu, tanpa pikir panjang aku mendekatkan bibirku dan menautkannya pada bibir lihai Jack. Mengalungkan tanganku di pundaknya untuk mencegah dia melepaskannya kembali. Yeah, I love his lips, very sweet and tender. Aku bisa merasakan kekagetannya, tapi kemudian serigaiannya keluar di sela-sela morning kiss kami.

Dia mendorong tubuhku dan membuatku melepaskan tautan bibir kami. "Oops, Alice, sorry, tapi kita harus breakfast kan?" ledek Jack, melihat bibir itu bergerak, membuat aku ingin melepaskannya dari Jack dan memilikinya.

"Hmm,," jawabku tanpa minat.

"Jangan mupeng gitu dong, tenang aja, aku milik mu." kata Jack lalu mencium sudut bibirku, menggoda imanku. SIALAN LO JACK! "Atau mau breakfast bibir aku aja?" Jack masih menggodaku. Sepertinya dia mendapat kelemahanku.

"Berisik lo vampire!" geramku kesal. Dia tersikap, sepertinya suasana berubah.

"Kok vampire?" tanya Jack kaget, entahlah, matanya menyiratkan ketakutan.

"Suka di cekungan gua? Tinggal tambahin taring elo dulu dan gigit gua, selesai! Ayo turun!" kataku skartis lalu turun dari kasur. Sepertinya Jack tahu maksudku, karena dia ikutan turun dan menarikku ke dalam pelukannya. Seperti apa yang tadi aku katakan, dia mendaratkan kepalanya di cekungan leherku dan menciumnya, sangat lembut dan intens. Dan tanpa sadar juga aku menyikut perut Jack keras.

"Aah!" erangan kesakitan pun terdengar.

"Jangan pernah main di leher gua. GELI!" geramku dan malah mendapat sinar jahil dari mata kuning emas itu. Aku mendengus kesal lalu pergi dengan cepat sebelum Jack melakukan hal yang lebih gila lagi.

"Sweety lice, tungguin dong." rajuk Jack, di selipkan hinaan. Fix, gua kesel.

"KALAU MUJI NIAT DONG!!!" teriakku kesal. Jack hanya terkekeh karena membuatku kesal berturut-turut. Dan duduk di salah satu bangku dan bukannya memakan sarapan malah menatapku. "Apa lo bakalan kenyang kalo ngeliatin gua?" tanyaku skartis.

"Gak, gua lagi ngebayangin lo lagi di ranjang bareng gua." ucap Jack yang kelewat jujur dan membuatku naik darah. Dengan segera aku lempar sendok, tapi malah di tangkep.

"Ooh, tipe suka di main kekerasan ya? Aku juga bisa kok!" tidak jauh dari topik 'rajang' itu tipikal Jack, playboy menjijikkan.

"Jack please, makan aja, jangan ngomogin yang engak-engak di meja makan!" aku frustasi menghadapinya. Hampir mirip Alex, apa jangan-jangan dia belajar dari Alex? Alex memang harus di musnahkan dari muka bumi!

"Ngomong yang 'iya-iya' boleh dong." kata Jack sambil menaik turunkan kedua alisnya. Benar-benar menguji kesabaran.

"JACK! MAKAN AJA PANCAKE NYA!" teriakku kesal. Akhirnya Jack pun memakan sarapannya.

"Jacob honey!" teriakan nyaring pun terdengar, Bella. Dengan dandanan ala gadis murahan dan baju serba kekurangan bahan terkadang membuatku sakit mata, beda sama Jack, itu malah 'cuci mata'. Playboy. "Morning." sapa Bella lalu mencium Jack dengan panas. Ugh! Gua nyesel nyium Jack tadi. Serius!

"Bella gak sarapan?" tanyaku memotong adegan menjijikkan mereka. Harus berapa kali harus gua bilang sama si vampire jadi-jadian, jangan mesum di depan gua. Argh!!.

"Gak ah, maunya Jack aja." kata Bella membuat suaranya semanja mungkin.

"Sarapan aja, lagipula pancakenya enak kok." kata Jack.

"Tumben muji, biasanya nyindir." balasku skartis, terdengar kekehan Jack sejenak lalu dia mengatur wajahnya se kaget mungkin.

"Ini buatan lo? Gak jadi! Gak enak Bels!" kata Jack berapi-api. Dengan kesal gua datengin dan gua pukul kepalanya dengan tangan ini. Gatel banget pengeng nge garuk muka gantengnya itu. "Sshh! Sakit!" Jack mengusap-usap kepalanya yang habis aku pukul.

"Sakit ya?" tanya Bella langsung mengusap-usap lembut kepala Jack dan sesekali menciumnya untuk meredakan nyeri. Memang kelihatannya agak reda, tapi perut ini malah mau muntah. Ugh! Kenapa pagi ini jadi menyebalkan sih?

"Jadi istri tuh harusnya kayak Bella, bukan bar-bar!" decak Jack sambil melanjutkan makannya.

"Gak ngaca? Yang bahkan di depan 'istri' bisa ciuman hot?" tanya ku skartis. Serigaian menyebalkan itu pun muncul.

"Cemburu? Berarti elo yang jatuh pesona gua dong? Oke, tunggu surat cerai-nya." balas Jack, yang entah mengapa membuat hatiku berasa aneh. Gua tatap Jack dengan tatapan malas, beda dengan kondisi hati. Yang agak kacau setelah mendapat perkataan Jack, entah kenapa.

"Kerjaan lo masih ada gak? Gua bosen." kata ku singkat, masih menatap tajam tangan Bella yang bergerilya di dada sexy Jack.

"Hmm, gak ada sih. Tinggal kunjungan rakyat." jawab Jack yang agak tidak fokus, mungkin menikmati service Bella yang memang pengalaman.

"TERSERAH!' jawab ku tajam lalu pergi ke arah kamar. Aku langsung mandi dan beralan ke walk in closet. Aku memutuskan memakai celana Jeans panjang pensil dan kaos polo skirt putih, yang cukup pres body. Aku membiarkan rambutku tergerai bebas dan menambahkan jepit rambut dan handband cream yang seperti biasa, isinya gelang petir. Mengambil sepatu boot kanvas coklat dan pergi ke luar. [Cek media bootnya]

Terlihat lah 2 insang yang di mabuk hasrat sedang berciuman mesra. Ingin rasanya mementalkan Bella dari sana.

"Mau kemana lo?" tanya Jack yang sudah dapat melepaskan diri dari serangan Bella.

"Bukan urusan lo!" jawabku skartis lalu pergi setelah mengambil handphone dan kunci mobil.

*****

Author pov.

Dengan kecepatan sedang, Alice membawa keluar salah satu mobil sport Jack yang berwarna silver. Hatinya kesal, sepertinya hari ini amarahnya mudah terpancing. Entah itu karena apa. Yang pasti dia sedang dalam emosi tinggi. Biasanya, dia pasti menggangu Alex atau kebut-kebutan untuk menyalurkan kekesalannya. Tapi sepertinya Alice sudah menjadi sosok yang berbeda.

Entah kemana tujuan Alice, yang pasti Alice hanya berputar-putar, tujuannya tidak jelas.

Sampai akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke taman bermain yang serba sempurna ini. Masih inget kan? Waktu Alice ngembaliin gelang Bella? Kalo gak inget baca ulang aja, soalnya aku lupa episode berapa.

Back to story.

Akhirnya ini kali ke dua Alice datang, tetapi dengan status yang sudah berganti sebagai Ratu. Dan Alice mengeluarkan amarahnya di sana. Sampai dia puas.

Tidak sadar waktu sudah berlalu sangat cepat, dan sekarang sudah lewat jam makan siang. Yang artinya Alice sudah sangat amat lama bermain sampai lupa waktu.

"Haaahh!! Keren!" teriak Alice senang, sepertinya beban kemarahannya sudah berkurang. Tiba-tiba dengan kecepatan yang tak dapat di pahami manusia, seseorang telah memeluk pinggang sang Ratu dengan erat. Dialah suaminya, Raja Negri Selatan. Michael Jacob.

"Sweety lice, aku cariin kemana-mana taunya di sini, jangan buat khawatir dong." bisik Jack mesra.

Mood yang sudah membaik sepertinya di hancurkan kembali. Lihatlah, sekarang Alice jadi bete lagi. Mungkin memang awal mula masalah dari Jack.

"Hey, sugar lice, lunch dulu yuk, belom kan?" ajak Jack dengan gaya mesranya dan memang keharusan, ini kan sorotan publik. Dan Jack masih tidak sadar mood Alice.

"Gak mau." kata Alice skartis. Bahkan Alice menatap Jack dengan tatapan 'jangan-ganggu-aku'.

"Flour Lice, kamu kenapa? Alice!" decak Jack sebal, bukannya menjawab Alice malah pergi meninggalkan Jack dengan seribu rayuannya.

Drrttt... Drrrttt...

Tasya Calling...

Tasya Calling...

"Halo?" sapa Alice setelah mengangkat telefon. Langsung dia merasa perutnya kembali di peluk. Dia menatap Jack dengan tatapan 'jangan-main-main'.

"........"

"Oh, baik, kenapa? Tumben basa-basi, buruan kek." suara Alice terdengar kesal, Jack hanya mendengarkan walau tidak ada maksud menguping karena pendengarannya memang tajam.

"............"

"Gak penting."

"..........."

"Hahahaha, apaan sih? Mau ngomong apa?" kata Alice dengan bahagia. Bahkan dengan kesal karena Jack mencuri cium di pipi Alice, walau sadar mereka menjadi sorot perhatian, tetap saja menyebalkan.

"..........."

"APA?!" teriak Alice.

_______________

HAI HAI!! HEHE, KETEMU AUTHOR LAGI NIH YEE,

AUTHOR MAU MINTA MAAF KARENA LAMA UPDATENYA, GAK PAKE BANYAK ALASAN KOK, NANTI DI KIRA BELA DIRI,

TAPI YANG PASTI SEKARANG AUTHOR LIBUR LHO, KENAPA? RUMAH MATI LAMPU DARI KEMAREN, HEBAT GAK TUH?

CIEE, AUTHOR CURCOL.

YANG PASTI MAKASIH BANGET YA UDAH MAU BACA CERITA ABSURD INI,

MAAF KALO GAK DAPET FEEL-NYA,

KISS BYE,

Echa_VOLT

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 300K 88
[Part lengkap] Ini semua berawal dari ban bus yang bocor pagi itu~ P.s terima kasih untuk pembaca yang sudah meninggalkan komentar di cerita ini. Kal...
4K 570 15
Ratusan tahun lalu, terdapat klan vampir yang bersumpah hidup mengabdi kepada nenek moyang mereka. Namun, ikatan sumpah itu harus putus dan menjadi m...
527K 29.8K 44
SUDAH TAMAT Edgar Volard, seorang vampir yang pergi ke dunia manusia untuk melaksanakan tugas dari sang Ayah, yang adalah pimpinan para vampir untuk...
3.1M 320K 30
[M] Mikasa kabur dari rumah sang Bibi yang berniat menjualnya kerumah bordil. Gadis itu berlari masuk kesebuah hutan terlarang di daerahnya. Hutan At...