try โŒz.jmยฐ

By depressart

138K 10.7K 898

Zayn yang dikenal 'Most Wanted Guy' di universitas. Tampan--begitu tampan hingga membuatnya menjadi arogan--b... More

P.1 - Meet Zayn
P.2 - Day Free, Meet Harry
P.3 - Annoying Zaynie!
P.4 - Poor Kylie:(
P.5 - Her name is Pierly
P.6 - HangOut with Hazza and some accident
P.7 - Something can change for a moment
P.8 - You make me cry..
P.9 - Nice voice, Z
P.10 - A bit complicated
P.11 - Thank's Zayn
P.12 - Vas Sapnin' with me?
P.13 - He kiss me softly
P.14 - It's about the 'Kiss'
P.15 - Pierly not 'monster' anymore.
P.16 - Zyland . . .
P.17 - Zayn
P.18 - Dyland's Accident
P.19 - I'm sorry,
P.20 - Who are you?
P.21 - Remember Annoying?
P.22 - A baseball bat
P.23 - Beautiful Smile
P.24 - You're drunk
P.25- Try to remembering

P.26 - Forever in your side

5.1K 306 39
By depressart

[ jangan lupa play yang ada di media yah cx ]

Happy Reading xx

----

*Dyland POV

Zayn menjitak kepalaku untuk yang ke sekian kalinya? uh, what's that mean?

"Siapa yang berjalan menggunakan mata? hah? Aku berjalan menggunakan kaki, dasar kau." ucapnya menjitak kepalaku lagi.

Perkataan itu terngiang di pikiranku lagi. Apa. Apa yang aku pikirkan itu tentang Zayn?

"Oh astaga! Si mata hijau,"

"Kau sedang berjalan dengan orang terkeren di Universitas ini."

"Beraninya kau mengatakan pacarku annoying?!!!"

"Hey, yo! Green eyes!"

"Tadi kau terkena bolaku dan kau pingsan."

Semuanya berkecamuk di pikiranku. Dan parahnya aku tak tahu apa itu. Semuanya seakan menjadi satu, membuat kepalaku sungguh terasa sakit, dan aku sedang tidak memberikan jokes! Ini benar-benar sakit!

AHHH, SHIT!

"Dyland!" Zayn menatapku dengan pandangan khawatir. Ia memegangi kepalaku. Tangan kiriku berada di ubun-ubun, aku mendesis sebentar. Aku menatap Zayn. "What?" tanyaku pada akhirnya.

"Kenapa kau meneriakiku?" tanya Zayn. Tangannya kini mengelus-ngelus punggungku. Entahlah, itu membuatku sedikit merasa lebih tenang sekarang.

"Uh? Kapan?"

"Kau mengatakan—ahh! shit! Ketika aku mulai memegang tanganmu." kata Zayn.

Benarkah? Apa aku menyuarakannya tadi?

"Maafkan aku Zayn. Aku tak bermaksud." kataku sambil menatap mata hazel miliknya.

Zayn tersenyum, "It's fine." balasnya kemudian merangkulku. Aku masih merasakan nyeri di kepalaku tapi tak separah yang sebelumnya. Aku mencoba berjalan beriringan bersama Zayn tapi nyeri ini membuatku langsung terduduk. Aku memegangi kepalaku, ini sungguh sakit!

"Ah!!! Zayn!" ucapku berteriak tak tahan dengan sakit ini. Zayn yang panik langsung menggendongku. Aku tak mengingat jelas apa yang terjadi selanjutnya karna seketika itu juga semua pandanganku memburam dan berubah menjadi gelap.

------

Aku mengedipkan kedua mataku secara perlahan. Aku melihat-lihat sekitar. Ini kamarku, ya! kamarku. Kapan aku berada disini? well, jika tidak salah terakhir kali aku bersama Zayn. Masih bisa kurasakan sedikit nyeri di kepalaku. Aku mencoba untuk duduk, tapi satu lengan yang melingkar diperutku membuatku menoleh kearah samping. Zayn masih tertidur. Suara dengkuran halusnya menandakan ia belum terbangun. Baguslah.

Secara perlahan aku beranjak dari kasurku ini dan memindahkan tangan Zayn dengan sangat hati-hati. Setelah berhasil, aku melangkahkan kakiku keluar kamar.

Satu langkah

Dua langkah

Tiga lang—

"Dyland." kata Zayn.

Aku mendengarnya dan menoleh ke belakang, aku melihat Zayn yang masih memejamkan matanya. Apa Zayn sedang bermimpi tentangku atau memang sedang memanggilku?

Aku mencoba melangkahkan kakiku kembali tapi Zayn kembali memanggilku. "Come here, baby." ucapnya dengan suara khas baru bangun tidur.

Aku kembali menoleh ke belakang dan melihat Zayn dengan matanya sedikit terbuka, ia tersenyum kepadaku. Rambutnya yang berantakan membuat wajahnya sedikit tertutup, Zayn menggunakan kaos berlengan pendek sehingga menampakkan bagian lengannya yang penuh dengan tattoo.

"Apa kau tak mendengarku?" Zayn berkata lagi.

Mau tak mau aku kembali, dan duduk di tepi kasurku menunggu Zayn mengatakan sesuatu.

"Apa yang ingin kau lakukan di hari yang masih sangat pagi ini?" tanya Zayn.

Uh? Sangat pagi? Aku melirik jam yang berada di samping tempat tidurku. 03:23 am tertera disana. Tumben sekali aku bangun pagi-pagi seperti ini?

"Uhm, aku hanya—uhm hanya ingin pipis! Ya, ingin pipis." ucapku gugup. Ah! kenapa mesti gugup di depan Zayn? Aku mengakhiri perkataanku dengan senyuman atau mungkin bisa dikatakan cengiran yang gagal karna Zayn tertawa. Ini sedikit tidak lucu teman.

"You can't lie, Dyl." kata Zayn kemudian terkekeh.

"Oh! shut up, Zaynie." kataku dengan kesal. Aku melipat kedua tanganku, menandakan kesal. Apa aku tadi mengatakan Zaynie? Entahlah aku hanya menyukai kalimat itu.

Apa itu hanya perasaanku saja?

Zayn berdehem sebentar, kemudian ia tak tertawa lagi. Ia membaringkan tubuhnya ke arahku. Dan menepuk sisi yang kosong disampingnya.

"Apa?" ucapku tanpa bersuara.

"Sleep. Again. Beside. Me." kata Zayn. Aku mendengarnya dengan jelas. Apa? Apa Zayn menyuruhku tidur di sampingnya? Apa maksudnya? Apa maksudnya? Aku tak mengerti! Aku tak bisa berpikir dengan sempurna sekar—

Zayn menarik tanganku dan membawaku tepat di sampingnya. lengannya dengan cepat melingkar lagi di perutku. Ia membenamkan wajahnya di sampingku. Oh, rasanya aku tak bisa menghirup udara segar jika terus seperti ini. God! Help me.

"Kau istirahatlah dulu, jangan banyak berpikir. Atau kepalamu nanti akan sakit lagi." kata Zayn, kemudian mulai memejamkan matanya.

Darimana Zayn tahu jika kepalaku sakit?

"Just sleep, green eyes." kata Zayn menyelipkan beberapa helai rambutku. Rasanya seperti disengat ribuan listrik ketika tangan Zayn menyentuh kulitku. Aku hanya diam. Aku berperasaan jika Zayn sudah tertidur sekarang, karna Zayn tak bergeming ketika kusentil jarinya. Aku menoleh ke wajahnya. Wajah kami sangat dekat sekarang, mungkin dengan satu gerakan cepat. Bibirku sudah langsung mendarat di bibir sexy milik Zayn. Oh? apa yang baru saja kupikirkan? Otakku benar-benar tak bisa bekerja dengan sempurna jika masih dengan posisi seperti ini.

Zayn tiba-tiba membuka matanya. Aku terkejut, ia tersenyum. "Diam-diam kau memperhatikanku, eh?" tanya Zayn sambil menyentil hidungku.

"Ouh!"

Aku membelakangi Zayn sekarang. Aku sungguh malu jika Zayn tahu mukaku sudah merah padam seperti ini. Walaupun penerangan di kamarku hanya sebatas lampu tidur. Tapi aku tahu Zayn pasti masih bisa melihat mukaku yang sekarang ini.

------

Dyland dan Zayn berangkat ke Universitas bersama-sama. Dan Zayn sungguh senang sekarang. Ia bisa menggandeng Dyland tanpa canggung lagi. Dyland yang sepertinya sudah terbiasa dengan tatapan orang yang melihatnya dengan Zayn hanya acuh.

"Nanti sore aku akan menjemputmu, belajarlah dengan baik dan benar, green eyes." kata Zayn sambil mengecup kening Dyland sekilas kemudian pergi, berjalan menuju kelasnya. Dyland menatap punggung Zayn sampai benar-benar menghilang. Barulah Dyland masuk ke kelasnya, jam terakhir hari ini adalah kelas musik. Dyland masuk dengan senyumnya yang tak memudar sedikitpun.

"I think someone just get her memory back." kata Kylie yang sekarang sudah tepat di hadapan Dyland.

Dyland melihat Kylie dengan tersenyum. "Yas!!! I think i am!" kata Dyland dengan semangat kemudian memeluk Kylie sambil meloncat-loncat.

"Okay okay stopped, Dyl. Kita terlihat seperti anak-anak." kata Kylie.

Dyland terkekeh mendengarnya. Kylie melihat Mr. Parker sudah on the way menuju kelas. Dyland dan Kylie kemudian duduk bersampingan. Dan lagi lagi, mereka berdua saling tertawa bersama.

Dyland tak melihat Zayn di depan gerbang Varse. Hari sudah semakin sore dan sekarang sudah jam setengah 5. Dyland sudah menunggu Zayn kurang lebih 15 menit yang lalu.

Dyland mengeluarkan handphone nya dan mencari kontak Zayn.

"Halo?" jawaban dari seberang. itu adalah suara Zayn.

"Z, aku sudah menunggumu sedari tadi. Dimana, kamu?" tanya Dyland dengan kesal.

Dyland mendengar Zayn terkekeh. apa yang ia tertawakan? "Jadi sekarang sudah berganti menjadi kamu, hm?" tanya Zayn.

Dyland menepuk jidatnya, "Forget it, Zayn! Aku menunggumu sejak tadi! Jika kau tak datang kurang dari 10 menit. Aku akan pulang sendirian!" kata Dyland kemudian langsung mematikan sambungannya.

"Bagaimana jika aku menunggumu sejak tadi siang?" tiba-tiba Zayn mendongakkan kepalanya dari samping, membuat Dyland tersentak karna terkejut.

"Oh gosh! Damn you!" umpat Dyland.

"C'mon!" kata Zayn kemudian memberikan helm ke Dyland.

"Zayn, kenapa kita tak langsung pulang?" tanya Dyland setelah Zayn melepaskan helmnya. Dyland juga ikut melepas helmnya dan meletakkannya di atas motor Zayn.

Semua bayangan yang Dyland pikirkan akhir-akhir ini terlintas lagi. Tapi kini lebih jelas, Dyland sudah mengerti apa maksud dari semua bayangan percakapan itu.

Zayn. Semua yang membuat kepalanya sakit adalah tentang Zayn. Zayn Javadd Malik.

"The best annoying guy Zayn Malik." gumam Dyland.

"Huh?" Zayn menatap Dyland dengan tatapan bingung.

Zayn yang menatap Dyland dengan bingung hanya menaikkan satu alisnya. "Apa?" ucapnya tanpa bersuara.

Dyland menatap Zayn tepat di manik matanya. Dyland hanya diam, kemudian Zayn mendekat dan memegang pipi Dyland dengan lembut, "Are you alright?" kata Zayn dengan perasaan yang sedikit khawatir.

Dyland kembali memegang kedua tangan Zayn yang kini berada di pipinya. Dyland tersenyum ketika melihat wajah Zayn. Wajah mereka sudah berada cukup dekat sekarang. Dyland bisa melihat persis mata coklat Zayn yang sedikit terkena pantulan sinar matahari yang membuatnya semakin berkilau.

"I love you, Zaynie." kemudian Dyland mengecup bibir Zayn dengan cepat. Dyland tahu jika Zayn pasti sangat kaget sekarang.

------

Zayn dan Dyland sekarang berada di balkon kamar milik Zayn. Dyland tak bisa tidur dan membangunkan Zayn yang ternyata sudah terlelap sejak jam 9 tadi, dan kini sudah jam 11:30.

"Kenapa tidak bisa tidur?" tanya Zayn tanpa menoleh ke arah Dyland. Tapi ia tahu, jika Dyland sedang melihat ke arahnya.

"Entahlah, aku tak mengantuk." jawab Dyland seadanya.

"Apa kau tidak lelah setelah seharian pergi?" tanya Zayn. Zayn yang belum sepenuhnya hilang dari rasa kantuknya hanya mencoba agar bisa menemani Dyland di balkon yang dingin ini.

Dyland menopang dagunya, "Iya tentu lelah.. tapi tidak apa-apa. Asalkan bersamamu." kata Dyland menoleh ke Zayn untuk beberapa detik kemudian kembali menatap lampu kota.

Zayn yang mendengarnya tersenyum, ia mulai berdiri Dyland yang melihatnya pun mendongak. "Udara malam tidak bagus. Ayo masuk." kata Zayn sambil mengulurkan tangannya. Dyland menyambutnya kemudian mereka masuk ke kamar Zayn.

Zayn sudah berbaring di kasurnya dan untuk beberapa saat ia melihat Dyland yang juga sedang melihatnya. Zayn yang sedang menopang kepala dengan satu tangannya membuat Dyland tak bisa berhenti menatapnya. "I know i'm sexy." kata Zayn tanpa membuka matanya.

"In your wildest dream." balas Dyland sambil mencibir. Walau hatinya berkata lain.

"Jika kau sudah mengantuk pergilah tidur." kata Zayn lagi.

Dyland memelototkan matanya, "Oh, atau mungkin kau ingin tidur bersamaku lagi?" tanya Zayn.

"Nope!" ucap Dyland kemudian keluar dari kamar Zayn.

Zayn mendengus kesal, "Dia malah keluar sungguhan." umpat Zayn dengan kesal.

------

Semua penduduk Varse kini sedang mengerubuni tempat loker. Tak terkecuali Pierly. Ya! Pierly memiliki pacar baru, benar apa yang dikatakan Kylie kemarin. Dyland yang baru datang karna ia telat bangun berjalan menyusuri lorong menuju tempat lokernya.

Ia tak tahu kenapa semua orang berada disini dan mereka menghalangi jalan Dyland sekarang. Butuh usaha keras menembus kerubunan orang ini. Tapi, tanpa banyak usaha, orang-orang di sekitar Dyland malah melebarkan jalannya agar Dyland dapat lewat. Dan dengan bingungnya Dyland menatap mereka semua sampai Dyland tertuju dengan satu laki-laki yang kini memakai kaos lengan pendek, tak seperti biasanya ia selalu menggunakan jaket kulit berwarna hitam.

Orang itu berjalan mendekat ke arah Dyland. Beberapa dari siswa Varse berteriak. Dyland masih tak mengerti apa maksud dari semua ini.

Pertama, di pagi hari tadi, Zayn tak mengatakan padanya jika dia tak bisa berangkat bersama-sama dan malah meninggalkan Dyland yang ketiduran hingga jam 8.

Kedua, Zayn juga tak membalas pesan darinya. Dan itu membuat Dyland sedikit kesal dengan Zayn sekarang.

Ketiga, Zayn sekarang malah berdiri di depannya tanpa melunturkan senyumnya sedikitpun.

Keempat, Dyland masih tak mengerti kenapa Zayn memegang tangannya sekarang dengan lumayan kencang.

"Aw..." Dyland meringis. Zayn tersadar, kemudian merenggangkan pegangannya, Zayn berdehem sebentar sampai akhirnya ia memulai percakapan.

"Ehm.. Dyland." kata Zayn yang masih memegang tangan Dyland.

"Ya, Zayn?"

"I could not tell you if I loved you the first moment I saw you, or if it was the second or third or fourth i don't really remember. But I remember the first moment I looked at you and you unintentionally bumped into me." kata Zayn. Dyland yang melihatnya hanya diam, walau sebenarnya seluruh tubuhnya kini seperti disengat listrik. Dyland tak percaya jika yang di depannya ini adalah Zayn Javadd Malik yang meninggalkannya tadi pagi.

Zayn melangkah lebih dekat dengan Dyland, kini Zayn benar-benar melihat mata hijau yang dimiliki Dyland, "I look in your eyes.. and I see my life. I want to be your everything, meaning, yes! like your very important to me. no matter the situation, I'll stay by your side. Because I also need you, you're the best part of my life."

Seluruh kerumunan yang mengerumuni Zayn dan Dyland mulai terdiam sejak Zayn mengatakan kalimat pertamanya, sampai saat ini, semuanya masih tetap diam. Membuat Dyland merasa begitu canggung, ia ingin menundukkan kepalanya tapi tangan Zayn mencegahnya, "Look at me," kata Zayn.

"I love you." bisik Zayn.

"Would you be always in my side? i mean forever in my side?"



THE END

----------------

And yeah! this story officially end._. maaf kalo engga memuaskan, ga sesuai sama readers pikirkan atau mungkin gak sreeegg :')

Ini Happy Ending kan? iyakan? yey^^

Sorry kalo ada typos, ada kata yang gamasuk diakal, banyak weird, gaje apalagi:3

Dan makasih bagi para reader yang setia nunggu Try update dan selalu vomments di setiap chapters nya c: I love y'all <3456789 and i can't describe how much >,<

Kalo ga keberatan

-Bz

Continue Reading

You'll Also Like

7.3M 303K 38
~ AVAILABLE ON AMAZON: https://www.amazon.com/dp/164434193X ~ She hated riding the subway. It was cramped, smelled, and the seats were extremely unc...
4M 196K 101
โœ… "We always long for the forbidden things." ๐๐ฒ๐ฌ๐ญ๐จ๐ฉ๐ข๐š๐ง ๐ง๐จ๐ฏ๐ž๐ฅ โ†ฏ โš”๏ธŽ ส™แดแดแด‹ แดษดแด‡ แด€ษดแด… แด›แดกแด แด„แดแดส™ษชษดแด‡แด… โš”๏ธŽ ...
1M 39.5K 92
๐—Ÿ๐—ผ๐˜ƒ๐—ถ๐—ป๐—ด ๐—ต๐—ฒ๐—ฟ ๐˜„๐—ฎ๐˜€ ๐—น๐—ถ๐—ธ๐—ฒ ๐—ฝ๐—น๐—ฎ๐˜†๐—ถ๐—ป๐—ด ๐˜„๐—ถ๐˜๐—ต ๐—ณ๐—ถ๐—ฟ๐—ฒ, ๐—น๐˜‚๐—ฐ๐—ธ๐—ถ๐—น๐˜† ๐—ณ๐—ผ๐—ฟ ๐—ต๐—ฒ๐—ฟ, ๐—”๐—ป๐˜๐—ฎ๐—ฟ๐—ฒ๐˜€ ๐—น๐—ผ๐˜ƒ๐—ฒ ๐—ฝ๐—น๐—ฎ๐˜†๐—ถ๐—ป๐—ด ๐˜„๐—ถ๐˜๐—ต ๏ฟฝ...
828K 18.8K 47
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that.