Jumeaux • njm ft. ljn ✓

由 dreyy__hn

9.4K 834 18

Jumeaux一 (adjective) ; said of children born from the same childbirth Jeno, sang kakak yang hidup bahagia mel... 更多

[1]Prolog • Awal
[2]Prolog • Lee Jeno, Im Yoona
[3]Prolog • Na Jaemin
1. Jisung Sakit
2. Sekolah dan Hwang
3. Bit by Bit
4. Park
5. Choice
6. Jung
7. Jisung & Park
8. à l'envers
9. Désolé, jumeau
10. Déjà Vu
11. Wakey wakey! It's Morning!
12. Past to Present
13. Blurred Memories
14. New Moments
15. You Are The Key
16. Flashback
17. Back
18. Envoyez mon amour
19. Biar Semesta yang Memilih
21. Papa
22. Goodbye for Now
23. From Home [End]
[Epilog] • My Everything
O1. Make A Wish
O2. Best Friend

20. "Cengeng"

295 30 0
由 dreyy__hn

"Saya minta maaf sebesar besarnya atas apa yang dilakukan keluarga saya, terlebih ayah saya Hwang Chun Taek dan saudari kembar saya, Hwang Yeji."

Semua terlihat kaget dengan kehadiran Hyunjin. Ia tiba tiba muncul di kediaman Lee, lalu membungkuk 90 derajat di hadapan mereka sambil meminta maaf.

"Hukum saya sepuasnya, tidak apa apa, jatuhi hukuman mati pada ayah saya dan saudari saya. Tidak masalah, keduanya memang saya akui sudah melebihi batas." Ujarnya masih membungkuk, terlihat juga bahunya mulai gemetar. Ia menangis.

Jeno baru saja ingin membuka mulut, tapi tidak jadi begitu salah satu dari mereka menghampiri Hyunjin.

Mark yang pertama menghampirinya, memeluknya dengan kasih sayang. "Tidak apa apa. Terima kasih sudah meminta maaf. Ini bukan sepenuhnya salahmu, soal ayah dan saudarimu, kita lihat nanti." Ujarnya masih memeluk Hyunjin. Semua orang masih diam. Mereka terlampau terkejut. Hingga Donghae dan Yunho, menghampiri keduanya. Mark langsung melepas pelukannya dan berdiri disamping Hyunjin, mengusap punggungnya. "Paman Yunho, papa Donghae, maafkan saja Hyunjin. Dia tidak tahu apa apa. Bahkan dia sudah pernah meminta maaf secara pribadi ke Jaemin dulu. Dan.. mungkin Jeno juga."

Jeno yang merasa disebutpun mendongak. "Hyung tau darimana?" Tanyanya. Mark hanya tersenyum sambil mengisyaratkan diam.

"Kau tahu alasan ayahmu?" Tanya Yunho. "D-dia-"

"Maaf memotong, kemarin saat di pengadilan, Mark sempat melihat bukti bukti yang diserahkan Jaemin. Yang bisa disimpulkan adalah, karena ia takut bisnis nya tersaing oleh paman Na, dan dendam masa lalu akibat err.. love?" Ucapan Hyunjin terpotong oleh Mark. Ia tidak bohong, ia kemarin sempat melihat bukti bukti yang diserahkan Jaemin, saat Jaehyun sibuk dengan kepolisian.

Donghae menatap Mark, menyiratkan biar Hyunjin yang mengatakannya sendiri. Mark hanya berdeham, "Sorry dad" . Hyunjin masih diam. "Ayah saya adalah mantan kekasih ibu Jeno dan Jaemin. Beliau pikir, ayah Jeno dan Jaemin yang mengambil nyonya Im, tapi dari ibu, ibu berkata nyonya Im yang tidak tahan dengan ayah." Ujarnya. Donghae kini menatap Yoona yang masih terdiam dengan pandangan kosong. "Yoona, benar?" Tanya Yunho. Yoona hanya mengangguk. Jaehyun yang semula menunduk mendongak menatap Yoona. "Kalau begitu, kalian berdua harus siap menjadi saksi di sidang besok." Ujarnya memecah keheningan. Yoona langsung menengok pada Jaehyun.

"Bibi ada kaitan dengan masa lalu Chuntaek-ssi, dimana inti permasalahan ini adalah karena dendam masa lalu dan soal bisnis." Jelas Jaehyun. Yoona hanya mengangguk.

"Saya siap."

"Terima kasih, nak. Keluarga Hwang terlalu berharga untukmu."

"Terima kasih-"

"MAMA! JAEMIN DROP!"

___

Semua panik kala Mark tiba tiba berteriak mengatakan Jaemin drop. Mark sendiri sepertinya lebih panik. Bagaimana tidak, dirinya tiba tiba dichat oleh Taeil, mengatakan Jaemin drop. Selama perjalanan, dirinya tidak fokus dan terus berspekulasi hal hal buruk.

"Taeil hyung, Jaemin bagaimana? Drop seperti apa?" Tanya Jaehyun begitu melihat Taeil yang keluar dari ruangan Jaemin.

"Tiba tiba dia kejang tadi, nafasnya berubah menjadi sesak, denyut nadinya memelan. Ia hampir tidak terselamatkan tadi Jae. Sampai sekarang masih belum tahu apa pemicunya. Semoga ini hanya pertanda baik bahwa Jaemin akan segera sadar."

Beruntung, hanya Mark, Jaehyun, Jeno, Jisung dan Yunho yang datang. Yoona dan yang lainnya tetap tinggal di rumah bersama Hyunjin, entah melakukan apa. Mereka sendiri yang menolak ikut, dengan alasan takut dengan apa yang dikatakan Taeil. Ya, memang masuk akal, apalagi yang dikatakan Taeil baru saja cukup menusuk.

Jaemin hampir tidak terselamatkan.

Satu kalimat yang cukup membuat jantung mereka seolah berhenti berdetak. Satu kalimat yang terus mengulang di otak mereka.

Tidak ada yang membuka suara setelah itu.

"Can we.. visit?" Tanya Mark memberanikan diri. Taeil menghela nafas. "2 orang, maksimal 2 orang." Balasnya membuat Mark mengangguk lalu menengok ke triple J, Jaehyun, Jeno, Jisung. Ia sadar, yang paling dekat dengan Jaemin adalah ketiganya. Sementara dirinya hanya kakak tiri, yang membantunya pasca Jaemin koma. Bukan orang yang mengetahui Jaemin dengan dekat.

"Kalian kesini sebentar."

Lamunan mereka langsung buyar begitu Yunho membuka suara. Keempatnya tanpa basa basi langsung menghampiri Yunho. "Jangan katakan ke yang lain kalau Jaemin hampir tidak selamat, oke? Katakan kejang saja, hanya drop biasa." Mereka kompak mengangguk tanpa membuka suara. "Jeno Jisung, kalian yang masuk duluan, Jaehyun, Mark, kalian ikut sebentar."

___

"Seneng banget dah lo bikin orang panik. Dari dulu sampe sekarang bukan Jaemin kalo tiap bulan ga bikin panik ya?" Gurau Jeno, sambil memainkan rambut kembarannya itu. Hanya ada dirinya saja di ruangan itu. Jisung menolak masuk dan memilih pulang. Jadi ia sendiri di rumah sakit itu. Jaehyun, Yunho, Mark pergi mengurus sidang besok.

"Besok sidang penentuan ayahnya Hyunjin mau diapain. Sayang banget.. lo engga ikut. Padahal kuncinya ada di lo. Tapi gapapa lah, yang penting kembaran tersayang gue ini sembuh dulu. Ntar gue kasi tau kok hasil sidangnya, ga usah khawatir."

"Gue ga banyak ngomong kemaren, soalnya ada Jisung. Nah, kan gue sendirian nih, gue luapin aja lah ya? Kalo lo denger ya pura pura tuli aja."

Jeno menghela nafas dalam, menatap muka saudaranya yang tersembunyi dibalik masker oksigen itu. Ingin ia melepas itu, mengatakan bahwa Jaemin tidak perlu masker itu. Tapi realitanya, Jaemin sangat butuh masker itu.

"Gue sayang banget sama lo. Maaf gue selama ini tsundere banget. Tapi gue bener bener sayang sama lo. Selama gue lupa ingatan, gue selalu kebayang bayang bayang lo. Otak gue nyoba nginget lo, tapi gue aja yang males kali ya? Nginget hal hal gara gara gue takut sakit. Eh, ternyata waktu udah balik, sama sekali ga sakit."

Jeno menjeda ucapannya, air matanya sudah terkumpul dan bisa kapan saja jatuh. Biar ia menangis kali ini. Dari kemarin memang ia sudah menangis, dan dia sama sekali menghiraukan itu.

"Gue padahal udah janji dulu ga bakal nangis lagi. Tapi kalo sama lo, entah kenapa sekarang malah nangis terus. Lo itu udah kaya bawang bagi gue tau ga?"

"Nono engga nangis?"
"Emangnya kenapa harus nangis?"
"Kan jatuh! Sakit! Masa engga nangis si??"

Jeno hanya tertawa pelan.

"Nono udah janji sama diri sendiri, ga bakal nangis, apalagi didepan Nana."
"Nangis aja gapapa Nonooo. Nana juga sering nangis kok! Kita nangis bareng bareng oke?"

"Lo jangan betah betah disana. Enak banget emangnya? Perasaan gue dulu engga tuh. Inget balik. Jangan tinggalin gue, jujur gue ga bakal pernah siap ditinggalin lo. Maaf gue dulu yang ninggalin lo. Kakak ga becus emang gue, bener kan? Kakak apa yang ngebiarin adiknya sengsara gitu?"

Dan pada akhirnya Jeno tidak dapat membendung air mata itu. Di ruangan yang sunyi itu, ia tumpahkan semua emosinya. Hanya ada suara isakan dan suara dari monitor yang terdengar.

"Nanaaa"
"Apa sih Nonoo, Nana mau belajal!"
"Buat apa?"
"Ya supaya pintel lah! Ga sepelti Nono!"
"Ih Nana gitu! Ntar Nono juga bakal pinter kok!"

"Papa, kenapa Nono sudah bisa bilang huluf 'L' tapi Nana tidak bisa?"
"Ya nanti suatu saat Nana bisa kok. Yang sabar ya."
"Nono kan lebih tua dari Nana! Nana kan masih kecil jadi belum bisa bilang R"
"Nana sudah besal! Nana seumulan sama Nono!"
"Tapi buktinya Nana belum bisa bilang huruf R"
"Ihh!! Nana itu kaya Nono! Sudah besal! Nono itu yang masih kecil tidak tahu 7 tambah 7 belapa!"
"Itu susah!"
"Makanya Nono masih kecil! Nana saja tau kok!"
"Berapa coba?"
"Empat belas!"

Disela sela tangisannya Jeno tersenyum. Ingatan saat keduanya masih kecil akan selamanya menjadi ingatan terbaik yang Jeno punya. Dulu Jaemin dan dirinya selisih 3 cm, sekarang, keduanya sudah sama tingginya. Satu hal yang ia sangat sesali, ia tidak bisa melihat tumbuh kembang Jaemin. Berpisah saat mereka sendiri masih pendek, dan kini keduanya sama sama tinggi.

Jeno yang semula menundukkan kepalanya langsung mendongak kala merasakan sentuhan di pucuk kepalanya. Matanya melebar. Air matanya terus turun tanpa isakan yang terdengar. Sepertinya ia bermimpi, karena saat ini yang ia lihat adalah一

"C-cengeng."

"N-na?!"

Didepannya, Na Jaemin tengah tersenyum lemah, tangannya yang diinfus ia gunakan untuk menyentuh pelan rambut Jeno. Dari rambut, ia beralih ke pipi Jeno, mengusap air mata yang ada.

"G-gue m-masih i-inget j-janji l-lo."

Air mata Jeno masih saja mengalir. Padahal ia pernah merasakan hal ini sebelumnya, ya jika sebelumnya Jaemin menggegerkan satu ruangan karena dirinya kejang, saat ini Jaemin menggegerkan dirinya hanya karena 2 kalimat yang keluar dari bibirnya.

"A-ada yang sakit? B-bentar gue panggilin Taeil hyung dulu."

Tak disangka Jaemin malah menggelengkan kepalanya. "T-temenin g-gue d-dulu. G-ga ada yang sakit, cuma nyeri aja. Gue masih lemes gini mau lo tinggal?" Ujarnya sangat lemah, bahkan hampir tidak terdengar. Beruntung saat itu hanya ada dirinya dan Jeno. Jadi agaknya terdengar jelas.

"J-jangan bilang yang lain dulu.."

Jeno hanya mengangguk pasrah. Dan ia baru sadar suatu hal.

Kan ada tombol dokter di dekat bangsal Jaemin, kenapa dirinya harus repot repot keluar ruangan dan meninggalkan Jaemin?!

"B-bodoh." Ujar Jaemin seakan tahu apa yang dipikirkan Jeno. Oh tentu saja, naluri anak kembar.

___

To Be Continued

繼續閱讀

You'll Also Like

1.1M 44.5K 51
Being a single dad is difficult. Being a Formula 1 driver is also tricky. Charles Leclerc is living both situations and it's hard, especially since h...
BROTHER 由 ━𝐉

同人小說

35.6K 4.2K 30
〔𝐁𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐛×𝐛〕/ completed ─ Aku memilih untuk tetap melanjutkan hidup untuk mewujudkan mimpi-nya yang belum sempat terwujud. ©mgicboba, 2020
243K 6K 52
⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ જ⁀➴ 𝐅𝐄𝐄𝐋𝐒 𝐋𝐈𝐊𝐄 .ᐟ ❛ & i need you sometimes, we'll be alright. ❜ IN WHICH; kate martin's crush on the basketball photographer is...
208K 3.9K 13
Marinette and Adrien's class is invited for a school trip at the beach at the end of the school year. Summer heat mite accelerate things between Mari...