Rumah Mantan (Selesai)

By azizahazeha

3.1M 380K 20.3K

Felix Caton (30 tahun) Zemira Trisha (28 tahun) Zemira ribut dengan kedua orang tuanya karena masalah jodoh... More

Blurb
PROLOG
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH SATU
DUA PULUH DUA
DUA PULUH TIGA
PENGUMUMAN
DUA PULUH EMPAT
DUA PULUH LIMA
DUA PULUH ENAM
DUA PULUH TUJUH
DUA PULUH DELAPAN
DUA PULUH SEMBILAN
TIGA PULUH
EPILOG
Ucapan Terima Kasih

SEBELAS

86.8K 12.1K 991
By azizahazeha

Tekan bintang sebelum mulai membaca~

Jangan lupa tinggalkan emoticon love sebanyak mungkin di kolom komentar
❤️🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍

"Jadi, kapan kamu mau nikahin aku?"

Aku yang ingin ke dapur untuk minta makan siang langsung berhenti di dekat pintu samping. Mengintip dari pintu aku melihat Felix membelakangiku, di depannya berdiri Leta. Yang membuat aku kaget, bukan hanya sosok Leta, tapi juga pertanyaan Leta yang tidak sengaja aku dengar.

"Aku nggak pernah menjanjikan akan menikahi kamu, Ta." Suara Felix terdengar tegas.

Mata Leta menatap sinis Felix. "Tetap aja, seharusnya kamu tahu terima kasih sama aku. Kalau bukan karena aku, kamu masih dianggap anak sama keluarga kamu?" ujar Leta sinis.

Jiwa kepoku sudah mulai menggelora. Aku benar-benar penasaran dengan arah pembicaraan mereka. Sejak melihat Leta di ruangan Felix waktu itu, aku tahu bahwa ada yang lebih dari sekedar teman kerja di sana.

"Perasaan itu bukan mainan. Bukan bisa dipaksa-paksa dan dijadikan alat pembayaran karena sebuah pertolongan," tegas Felix. Aku melihat dari celah pintu raut wajah Leta sangat kesal. Dia tidak terima dengan penolakan Felix secara terang-terangan.

"Kamu memang pria bodoh Fel," gumam Leta yang meninggalkan Felix.

Aku langsung membuka pintu saat Felix dan Leta keluar rumah. Sepertinya Felix berusaha menjelaskan sesuatu pada Leta. Aku mengintip sedikit dan bergumam, "Gayanya nolak, tapi dikejar juga."

Takut ketahuan Felix bahwa aku menguping. Aku langsung menuju dapur, melihat ke dalam lemari penyimpanan lauk yang tidak ada isinya. Hari ini, Mbok Ani izin pergi ke rumah saudaranya yang ada hajatan.

Jadi, kapan kamu mau nikahin aku?

Nikahin aku?

Nikah?

Tiba-tiba aku menjadi teringat dengan ucapan Leta pada Felix tadi. Aku memejamkan mataku sejenak, mencoba merasa bagaimana perasakanku. Ternyata, memang sakit. Aku sudah jatuh ke dalam pesona Felix untuk yang ke sekian kalinya.

"Ngapain kamu?"

"Cari makan," sahutku sambil berbalik melihat Felix.

Aku menatap wajah Felix yang tetap datar saja. Sejak kembali dari luar kota dua hari yang lalu, baru ini aku dan Felix bertemu di rumah. Kemarin, kami hanya bertemu di kantor. Itu pun hanya kalimat singkat. Felix tidak pernah menyuruhku secara berlebihan setelah pulang dari luar kota.

Soal aku yang dipanggil Bu Mayang, aku hanya diberikan peringatan untuk lebih sopan. "Kamu tahu kan Zem kalau perasaan orang beda-beda. Mungkin menurut kamu nggak kasar, tapi belum tentu dengan orang lain. Jadi, kamu lebih berhati-hati saja." Begitulah kira-kira pesan Bu Mayang waktu itu.

"Nggak ada makanan. Masak deh lo!" perintah Felix yang kini menarik kursi. Dia duduk menghadap meja makan yang kosong.

"Gue ceplokin telor aja ya," ucapku yang sebenarnya sedang malas memasak. Bukannya aku tidak bisa masak, hanya sedang tidak ingin saja.

"Terserah lo deh," sahut Felix yang kini sibuk memainkan ponselnya.

Aku mendengus pelan melihat kelakuan Felix. Dulu saja, dia bersikap sangat manis. Sekarang? Rasanya Felix sangat jutek.

💌💌💌

Aku meletakkan sepiring ceplok telur dan nasi hangat di depan Felix. Bentuk telurnya jangan ditanya, kuningnya pecah jadi tidak karu-karuan. Seenggaknya masih bisa dimakan.

"Gue kemarin nyari kosan gitu, nemu dekat kantor." Aku memulai pembicaraan saat Felix masih sibuk dengan ponselnya, aku tahu dia sedang bermain game.

"Lo bayar gue aja, ngapain nyari kosan. Itu paviliun kosong kok," sahut Felix yang kini menatapku. Dia meletakkan ponselnya di atas meja, tangannya berganti mengangkat sendok.

Aku memberikan saos sambal kepada Felix. "Lama-lama kita digrebek Fel, lo bilang gue sepupu lo. Padahal bukan," kataku.

"Nggak ada yang tahu kalau lo nggak bocor kemana-mana."

Aku mendelik pada Felix yang hanya menggerakan bahunya sekilas. Sikap Felix seperti ini yang terus-terusan membuatku menjadi berharap. Aku maunya Felix setuju saja jika aku ingin pindah, nggak perlu ditahan seperti ini.

Acara makan kami berlangsung hening, tidak ada pembicaraan lagi. Hanya mulut masing-masing yang sibuk mengunyah si calon anak ayam. Aku sesekali melirik Felix, dia tidak protes apa pun aku beri makan dengan telur saja.

"Gue tetap mau pindah, karena gue perempuan yang punya harga diri." Aku berkata demikian saat membereskan piring bekas makan kami.

Felix berdiri dari duduknya, saat aku berjalan menuju wastafel aku mendengar Felix berkata, "Kalau lo punya harga diri, seharusnya sejak awal lo nggak ngetuk pintu rumah gue."

Aku menggenggam erat piring yang ada di tanganku. Rasanya sakit mendengar Felix berkata seperti itu. Memang sejak awal aku sudah salah, tapia pa perlu lebih diperjelas lagi?

"Lo siapa? Lo bukan siapa-siapa gue Fel. Lo nggak berhak menentukan harga diri gue seperti apa. Satu lagi, gue bukan pengemis yang suka numpang tinggal di rumah orang!" Aku membalas perkataan Felix dengan air mata yang mengalir.

Raut wajah Felix terlihat diam saja, datar tanpa ada rasa bersalah sedikit pun. Dia tidak mengatakan apa pun, bahkan saat aku meninggalkannya sendirian. Aku kembali ke paviliun dan menangisi kebodohanku sendiri.

💌💌💌

Meskipun aku dan Felix sedang ribut, aku tetap melaksanakan pekerjaanku dengan baik. Malah ini lebih baik, Felix jadi tidak menyuruhku ini dan itu. Dia sepertinya malas melihatku.

Aku paling tidak suka dengan sifat Felix yang seperti ini. Menyalahkanku atas semuanya, dari dulu dia selalu seperti ini. Mungkin tidak secara gambling, namun secara tidak langsung memang seperti itu.

"Chika, gue izin pulang lebih awal ya. Gue udah bilang ke Bu Mayang, boss kayaknya lagi sibuk juga," kataku pada Chika saat jam tiga sore.

"Oke! Tadi Bu Mayang udah kabarin, katanya lo mau pindah rumah ya?" tanya Chika yang memang selalu ramah. Aku menjawab pertanyaannya dengan menganggukkan kepalaku dan mengulas senyum tipis.

Iya, gue muak tinggal sama boss lo. Tentu saja aku hanya berani mengatakannya di dalam hati.

Hari ini aku akan pindah dari rumah Felix. Tadi pagi aku sudah mengatakan kepada ibu kos bahwa aku akan mengisi kamar hari ini juga. Aku tidak akan tinggal dengan manusia super egois dan jahat seperti Felix.

Setelah ini, aku akan mulai mencari pekerjaan yang lebih baik. Aku tidak bisa selamanya terjebak sebagai babu Felix. Aku tidak mau sakit hati terlalu banyak dengan manusia itu.

Calon Ibu Kos: Nak Zemira, maaf sebelumnya. Kamu harus cari kosan lain, soalnya ini ada yang mau bayar lebih tinggi agar bisa masuk sekarang. Maaf ya Nak.

Aku melongo kaget saat mendapat chat dari calon ibu kos-ku. Panik, aku langsung menelpon nomor ibu kos. Tidak ada nada sambung yang terhubung, justru berbunyi tut-tut-tut berkali-kali.

"Hell! Nomor gue diblokir?" Aku menatap kesal layar ponselku. "Gue sumpahin beneran itu orang yang sok kaya mati muda!" pekikku kesal sendiri. Padahal, aku masih di lobi gedung Caton dan kini banyak orang di lobi yang memandangiku aneh.

💌💌💌

Penasaran nggak sih kira-kira Zemira sama Felix itu dulu kenapa putus? Oh iya, bagusnya Zemira tetap pindah atau enggak nih?._.


Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 27.4K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
3.7M 54.2K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
2M 223K 42
Bagaimana reaksi kalian jika mendadak mendapat pesan dari seorang terkenal, bukan most wanted sekolah atau kampus, tapi di gilai oleh satu Indonesia...
3M 269K 62
"Follow dulu ya, sebagian part akan di private🤗" Pernahkah kamu merasakan penghianatan? Pacaran bertahun-tahun tiba-tiba ditinggal nikah? Itulah yan...