AMOUR

By hwepiy

4.1K 1.4K 5.8K

Terlahir sebagai anak kembar identik, bagaimana perasaanmu? Pasti bahagia karena bisa saling tukaran pakaian... More

1. Yang bertopeng
2. Shaka dan Dunianya
3. Hitam Putih
4. Peringatan Pertama
5. Sisi Yang Berbeda
6. Milik Azka
7. Bukan Sembarang Kejutan
8. Baper? Ya kali!
9. Mascrush
11. Oh shit!
12. Icha vs Keysha
13. Pertandingan Sengit
14. Selimut Bernyawa
15. Prioritas
16. Belajar Bareng
17. Gara-gara Foto
18. He's annoying!
19. Jealousy
20. Esedensies
21. (Not) Strong Enough
22. Sibling Rivalry
23. One Fine Day
24. (Bukan) Shaka
25. Bak Kaset Rusak
26. Terjebak Dalam Labirin
27. Favourite Man
HAI EVERYONE!

10. Closer

159 74 247
By hwepiy

Hai everyone!

Menurut kalian, apa itu mantan?

•--- Happy Reading Y'all---•

❄️❄️❄️

Jam dinding kamar gadis bernama Sekar  menunjukkan pukul enam tiga puluh. Sekitar tiga puluh menit lagi Shaka akan menjemputnya.

Ia tengah mencari outfit yang cocok untuk di pakainya nanti. Sembari memilih baju, ia juga sedang tersambung dengan Naya dan Icha lewat video call.

Sekar memperlihatkan dress selutut berwarna biru motif bunga-bunga, "Kalau ini cantik ga?"

"No!"

"Jangan yang feminim gitu, Kar! makan sate Taichan itu palingan di pinggir jalan," saran Icha yang juga di setujui Naya.

"Coba deh pakai yang simple! yang paling simple. Kaos sama celana boyfriend contohnya," saran Naya sambil membayangkan baju-baju yang dimiliki Sekar.

Sekar langsung saja mengeluarkan kaos hitam polos dan celana jeans boyfriend. Butuh waktu sepuluh menit untuk mengganti pakaian.

Sekar memasukkan bajunya ke dalam celana, "Oke. Gini ya?" Naya juga Icha mengacungkan jempol.

"Di kuncir ya, Kar! biar lebih sexy," timpal Icha asal.

"Anjir lo!"

Setelah perdebatan outfit selesai, Sekar menata rambutnya. Menyemprotkan parfume ke anggota tubuh yang membuat wanginya bisa tahan lama.

Ketika sedang memoleskan liptint di bibir, notif chat dari cowok yang mengajaknya makan malam itu muncul.

Shaka Baskara Ananta
Udah siap belum?

Gue jemputnya pake motor.

Jangan pakai dress ya!

Sekar Alana Pandhita
Oke

Sekar buru-buru mengambil baguette bag berwarna hitam di tempat khusus tas dan turun ke bawah. Jam segini orang tuanya belum juga pulang dari kantor. Tapi ia sudah meminta izin kepada mereka lewat chat.

Lima belas menit ia menunggu kedatangan Shaka dan akhirnya cowok itu datang dengan vespa abu-abu. Sekar segera keluar tak lupa mengenakan sneaker berwarna putih.

Simple saja. Cowok itu hanya memakai hoodie berwarna hitam, celana hitam di atas lutut serta sandal berwarna hitam, juga waist bag yang juga hitam.

"Hehe, mau ngelayat kemana pak?" ledek Sekar sambil berkacak pinggang.

"Ibu juga mau kemana ya? kok rapih gitu?"

"Ah kepo, nih. Langsung aja, sesuai aplikasi pak."

"Ojek kok ganteng gini?!" puji Shaka terhadap dirinya sendiri. Ia menyerahkan helm bogo yang belum pernah ia pakai kepada Sekar.

Sebelum Shaka tancap gas, Sekar memperingatinya, "Jangan ngebut! belakang gue gak ada sandaran juga pegangan. Gue gak mau ya meluk lo."

"Siapa juga yang mau nyuruh lo meluk gua? bukan muhrim, say."

"Sok banget anjir lo! waktu itu kan lo pernah meluk gue di mobil, ih modus."

"Tapi lo nya juga mau mau aja tuh."

"Kayaknya waktu itu gue terpaksa deh," ledek Sekar dengan wajah sok mikir.

"Sok banget ya ini anak."

Malam ini kedua manusia itu membelah jalanan ibukota dengan motor kesayangan Shaka. Gedung-gedung tinggi yang hampir menembus langit mengeluarkan cahayanya lewat lampu-lampu cantik.

Jalanan tidak begitu sepi pun ramai, membuat Shaka si pengendara motor dapat mengontrol kecepatannya.

Sekar mengeluarkan ponselnya dan memotret keindahan ibukota malam ini, sesekali mengambil video.

"Sesekali night ride, yuk!" ajak Shaka dengan volume suara kencang.

Sekar mendekatkan dirinya ke telinga Shaka, "Hah? nikah?"

"Night ride, cantik. Tapi kalo mau nikah sama gue sekarang juga bisa dibicarakan." Shaka memundurkan kepalanya sedikit agar bisa di dengar Sekar lebih jelas.

Gadis di belakangnya memukul punggungnya, "Nikah nikah, ogah nikah sama lo mah."

"Gak boleh ogah-ogahan, kalau jodoh gimana?"

"Nyenyenye."

Tak memakan waktu lama, akhirnya sampai di tempat tujuan, daerah Senayan. Keduanya turun dari motor dan berjalan beriringan menuju tempat makan sate Taichan.

Senayan malam ini ramai para muda mudi. Cowok hoodie hitam itu menarik tangan Sekar untuk sampai ke tempat sate paling hits dan paling terkenal di Jakarta ini. Di sini tidak hanya ada gerobak sate Taichan saja, ada juga makanan yang lain.

Kita juga bebas memilih tempat, mau makan sambil duduk sila atau selonjoran bisa ambil yang lesehan. Atau mau duduk di kursi-kursi plastik juga bisa.

Mereka berdua lebih memilih duduk lesehan, lebih santai, katanya. Shaka membiarkan Sekar duduk sementara ia memesan. Setelah pesanan tercatat, ia kembali ke tempat dimana Sekar berada.

"Tau aja tempat kayak gini?!" ujar Sekar, matanya menelusuri objek-objek yang berada di sekitar.

"Emang lo gak tau? gua sering ke sini, enak dan recommended. Pasti lo suka."

Sekar nyengir, "Maklum anak rumahan, hehe."

"Mau dong foto yang tadi. Tadi lo foto pas di jalan kan?" Sekar mengangguk dan langsung mengeluarkan ponsel dari tas.

Dua piring sate pun datang serta minuman es teh yang menyegarkan tenggorokan. Shaka menumpahkan sambal yang terpisah ke atas sate dan memeraskan jeruk limau segar.

Beda dengan Sekar yang tidak terlalu suka pedas, ia hanya mencocolkan satenya ke tempat sambal.

"Enak kan?"

"Enak banget. Oh ya, Shak, kenal Gavin?" Shaka geleng.

"Itu loh yang pernah ketemu di kafe, terus gue nangis."

Shaka mencoba mengingat dan kemudian mengangguk,"Kenapa tuh bisa nangis?"

"Dia pernah jahat sama gue. Dia nyakitin gue, gue gak suka," adunya sambil mengunyah potongan daging ayam.

"Nyakitin gimana? kalo gua? nyakitin gak?"

"Iya. Lo pernah bikin hati gue sakit pas kita bolos bareng, yang lo nyanyiin gue itu loh."

Shaka tersedak, gadis di depannya buru-buru memberikannya minum,"Hah? suara gua sember ya kayak kaleng rombeng? kok bisa nyakitin lo, sih?"

"Gak aman di nyanyiin kayak gitu, jantung gue ngedugem. Kayak mau loncat keluar, terus ngefek ke hati." Sekar sedang menggoda pria yang saat ini tengah bersamanya.

"Yaah! baru gitu aja jantung lo udah dugem, apalagi jadi pacar gua?! gua kasih voice note tiap hari, gua nyanyiin terus pakai gitar."

Sekar mencubit lengan Shaka dengan kukunya yang sedikit panjang tapi terawat, "Ish, apaan sih?!"

Cowok itu mengaduh kesakitan, "Hahaha, aduh aduh! ampun kanjeng ratu."

Sepuluh menit waktu yang mereka butuhkan untuk menghabiskan makan dan minum, setelah Shaka membayarnya, mereka beranjak pergi.

❄️❄️❄️

Setelah acara makan-makan, Shaka membawa gadis itu ke Stadion Gelora Bung Karno. Cuma jalan-jalan malam aja di depan Stadion.

"Eh, nanti orang tua lo nyariin gak kalau pulang lewat jam sepuluh?"

"Orang tua gue bukan strict parent, sih. Bebas asal tahu batas. Yang strict itu tetangga gue."

"Maksudnya gimana?"

Sekar berjalan mundur di depan Shaka,"Iya, tetangga gue tuh julid banget. Gue hidup di lingkungan tetangga toxic yang isinya ibu-ibu tukang gosip, haha."

Shaka tertawa, ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana,"Berarti kalau lo pulang telat, lo di gibahin gitu?"

"Iya, biasanya mereka gibahin gue waktu pagi pas ada tukang sayur. Terus sambil nunjuk rumah gue, gimana gak kesel? Kata Ibu sih biarin aja, artinya mereka iri."

"Ibu itu nyokap lo?" Sekar mengangguk, ia kembali jalan di samping tubuh Shaka yang lebih tinggi darinya.

Terjadi keheningan. Shaka memandang langit hari ini tanpa kehadiran bintang-bintang kecil, ia menunjuk langit membuat Sekar juga ikutan memandang langit.

"Kenapa hari ini gak ada bintang?" tanyanya pada gadis di sampingnya.

"Mungkin mereka lagi males ketemu penghuni bumi," jawab Sekar asal, ia memandangi wajah Shaka dari samping sebentar.

"Yang benar itu mereka malu sama lo, soalnya kalah cantik sama cewek yang lagi sama gua sekarang. Insecure."

"Buaya lo. Buaya macam apa lo? darat? atau laut? hih," ledek Sekar bergidik ngeri.

"Percaya gak gua cuma bisa kayak gini sama lo doang? pasti nggak ya?"

"Nggak, wle."

"Yaudah gak apa-apa, tapi kalau suatu hari lo baper, gua gak tanggung jawab ya." Shaka masih setia mengantongi kedua tangannya di dalam saku celana.

Sekar mengayun-ayunkan kedua tangannya, "Iyakah manis?"

"Shaka!" seseorang memanggil nama cowok berhoodie hitam itu dari belakang, Sekar ikutan nengok ke belakang.

Keysha bersama Abi, pacarnya.

"Kok bisa disini?" tanya Shaka heran.

Keysha nyengir, "Emang ini tempat punya kamu? Aku juga bisa kali ke sini."

Pasti Zenly, batin Shaka.

Yang di sebut Shaka tadi itu aplikasi semacam maps yang mana kita bisa tau keberadaan teman atau keluarga kita kalau masing-masing punya aplikasinya.

Shaka pasti lupa mematikan lokasi terakhirnya, alhasil kalau tidak di matikan lokasinya, maka keberadaan Shaka bisa di ketahui Keysha.

Contohnya ya saat ini, Keysha tau Shaka tadi keluar rumah dengan pakaian rapih, ia langsung mengecek keberadaan cowok itu dan langsung menghubungi Abi untuk menemaninya keluar, padahal ingin memergoki dengan siapa Shaka keluar malam.

"Hai Sekar," sapa Keysha yang di balas senyuman oleh Sekar."Salam ya buat Icha, bilang ke dia jangan hubungi Abi terus!"

Tadi di mobil Keysha sempat merazia ponsel Abi dan memeriksa seluruh aplikasi chatting, posesif memang. Apalagi tadi ia menemui chat Icha paling atas, Icha kan mantan Abi, untuk apa masih berhubungan?

"Aku kan chattingan sama Icha juga karena urusan eskul." Abi pasrah, ia tidak sedang berbohong.

"Iya Key, gue tau kok eskul Icha emang lagi butuh banget bantuan eskul Abi."

Shaka menghembus napas kasar, "Duh, yaudahlah Eca, lagian kenapa sih? takut Abi balikan sama Icha?"

"Sekar, coba kalo lo jadi gue, gimana?"

Sekar bungkam. Jawabannya sudah pasti sama dengan yang Keysha rasakan sekarang, mana sudi pacarnya chattingan lagi sama mantan.

Salah satu tangan Shaka keluar dari saku celana, beralih menepuk pundak Abi, "Duluan, bro!" Shaka merangkul Sekar dan berjalan meninggalkan kedua pasangan yang baru saja datang.

Abi menghela napas kasar, "Aku juga bisa cemburu, Eca. Kamu pikir aku gak tau kamu ajak aku ke sini buat ketemu Shaka?!"

Keysha mematung di tempatnya, matanya masih menatap lurus pemandangan yang sama sekali tak ingin ia lihat. Shaka belum juga melepas rangkulannya dari pundak Sekar.

"Yuk pulang!" Abi memutar balikkan tubuh Keysha mengajaknya kembali ke rumah.

❄️❄️❄️

‼️ To Be Continued ‼️

Annyeong! Yang belum klik bintang, hayuk di klik atuh bintang yang di bawah🥰

Gimana perasaan kalian kalo tiba-tiba mantan ngechat lagi??? 😭😭😭

Kalo ngajak balikan gimana?☺️😌

-- C U Next Part --

Continue Reading

You'll Also Like

857K 84.8K 48
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.4M 257K 31
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
344K 42.1K 32
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...
2.4M 140K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...