Rumah Mantan (Selesai)

By azizahazeha

3.1M 380K 20.3K

Felix Caton (30 tahun) Zemira Trisha (28 tahun) Zemira ribut dengan kedua orang tuanya karena masalah jodoh... More

Blurb
PROLOG
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH SATU
DUA PULUH DUA
DUA PULUH TIGA
PENGUMUMAN
DUA PULUH EMPAT
DUA PULUH LIMA
DUA PULUH ENAM
DUA PULUH TUJUH
DUA PULUH DELAPAN
DUA PULUH SEMBILAN
TIGA PULUH
EPILOG
Ucapan Terima Kasih

DELAPAN

84.9K 12.9K 1.1K
By azizahazeha

Tekan bintang sebelum mulai membaca~

Jangan lupa untuk tinggalkan emoticon love sebanyak mungkin di kolom komentar
❤️🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍

Acara pertemuan sudah mulai dari tiga puluh menit yang lalu. Aku dan para OB serta OG membantu acara hingga selesai tentunya. Di sinilah aku, berdiri memperhatikan tempat yang kira-kira perlu dibersihkan. Seperti ada yang menumpahkan sesuau atau membuang sampah sembarangan, itu harus segera dibersihkan dengan tenang dan tanpa grasak-gerusuk.

Felix, dia duduk di depan sana. Di samping Felix ada Pak Charles, mereka sepertinya sibuk membicarakan pekerjaan. Karena kejadian tadi siang, aku jadi semakin sering memperhatikan Felix. Aku tahu, mata-mata yang menyaksikan interaksiku dengan Felix sedang membicarakanku di belakang.

"Eh kamu!" Seseorang melambaikan tangannya ke arahku, dia memanggilku. Aku langsung menghampiri salah satu tamu undangan tersebut. "Ini tolong diangkat, dibersihkan. Kamu kerja jangan berdiri-berdiri saja," omelnya.

Aku langsung mengambil beberapa gelas tinggi bekas minum tamu lain. Aku melirik pria yang memanggilku ini, dia masih muda dan bisa dibilang tampan. Pakaiannya setelan mahal, tapi entah kenapa aku tidak suka dengan ucapannya yang main tuduh saja.

"Maaf ya Mas atau Abang, saya nggak berdiri-berdiri doang. Saya baru selesai membereskan di sebelah sana. Tolong Mas, ganteng-ganteng jangan julid, nanti nggak ada yang mau sama situ," gerutuku yang langsung membawa pergi gelas-gelas kotor.

"Eh ...." Aku tidak mendengarkan lagi ucapan si pria sombong itu.

"Memangnya dia siapa? Nggak tau aja kalau gue ini kacung private-nya Felix," gerutu sambil berjalan.

💌💌💌

Acara selesai jam sebelas malam, selesai acara bukan berarti bisa langsung pulang. Tim kebersihan langsung membersihkan semua sampah, merapikan property. Sisanya akan dikerjakan keesokan harinya.

Hampir tengah malam dan aku mulai bingung bagaimana caranya pulang. Jujur saja, semenjak kejadian dijambret aku menjadi agak parnoan. Apa lagi jika malam hari seperti ini, bisa-bisa yang dijambret bukan hanya tasku, tapi juga nyawaku.

"Balik sama siapa, Zem?" tiba-tiba Andi datang menhampiriku yang sedang duduk selonjoran di dekat panggung.

Aku mendongak menatap Andi yang sudah siap untuk pulang, melihat ke sekitar yang lainnya juga akan pulang. "Mau cari taksi sih," gumamku tidak yakin.

"Ayok gue antar," tawar Andi yang mengulurkan tangannya ke arahku.

Aku menyambut tangan Andi yang membantu menarikku berdiri. "Beneran nggak ngerepotin?" tanyaku pada Andi yang agak tidak enak hati.

"Udah nggak papa kok, dari pada balik sendiri bahaya udah malam. Sekalian hemat ongkos," tutur Andi ramah.

Aku pun akhirnya menyetujui ajakan Andi. Di antar Andi lebih baik ketimbang pulang sendiri tengah malam begini. Lagi pula, nanti aku bisa minta diturunkan di gerbang komplek perumahan saja. Portal juga tidak dibuka untuk sembarang orang pada jam seperti ini.

Andi menungguku yang mengambil tas, saat mengambil tas di belakang panggung aku baru sadar bahwa jaketku tertinggal di lantai atas. "Besok aja deh!" gumamku yang malas mengambil jaket ke atas.

"Pake jaket gue dulu aja Zem." Andi mengangsurkan jaketnya ke arahku.

"Nggak perlu deh. Lo yang di depan, gue bisa berlindung di balik badan lo kok," tolakku.

Andi tetap memaksa, dia meletakkan jaket tersebut di tanganku dengan paksa. "Baju gue lumayan tebal kok," tuturnya yang kemudian naik ke atas motor varionya.

Aku dan Andi sedang di parkiran motor yang sudah sepi, sepertinya karyawan lain sudah kabur lebih dahulu. Aku pun naik ke goncengan belakang motor Andi, dengan kondisi jaket yang kebesaran di badanku.

"Diantar kemana?" tanya Andi saat dia mulai melajukan motornya dan aku menyebutkan nama daerah rumah Felix. Lagi pula, tidak semua karyawan tahu dimana bosnya tinggal bukan?

💌💌💌

"Yakin sampai sini aja?" Andi bertanya dengan tidak yakin, dia menerima jaketnya yang aku sodorkan. Karena hari sudah malam dan Andi tidak punya helm cadangan, aku merasakan wajahku kaku terkena angin malam.

"Nggak papa kok, soalnya portal juga udah ditutup. Ribet kalau lo mau antar gue ke dalam," sahutku sambil memberikan senyum pada Andi. Wajah Andi terlihat bingung, dia beberapa kali melihat ke arah pos satpam dan portal yang sudah tertutup. "Makasih ya, hati-hati di jalan," pesanku pada Andi dan langsung memutar badan, berjalan di trotoar.

Langkah kakiku sedikit cepat, karena udara yang memang dingin. Aku ingin cepat-cepat sampai dan tidur. Rumah Felix tidak terlalu jauh sebenarnya dari gerbang depan, tapi mala mini terasa sangat jauh untukku.

"Mari Pak!" Aku menyapa satpam yang memang sudah kenal denganku. Orang komplek sini tahunya aku sepupu Felix. Saat bertemu izin dengan Pak RT pun Felix menjelaskan bahwa aku tinggal di bangunan terpisah dengan dirinya.

"Mau saya antar Mba?" tawar satpam yang justru membuatku takut. Satpam satu ini agak-agak genit dan aku tidak suka dengan caranya memandang perempuan-perempuan.

Aku menggelengkan kepalaku menolak dengan tegas. "Nggak perlu Pak."

Aku melanjutkan jalanku, tentunya kepalaku waspada takut-takut ada orang yang berniat jahat. Komplek rumah mewah ini siang hari saja sepi, apa lagi malam seperti ini. Penghuninya terlalu sibuk mencari uang dan jarang ada di rumah.

Tiba-tiba aku merasakan lampu menyorot ke arahku, membuatku refleks menutup mataku dengan tangan. Sebuah motor mendekat ke arahku, aku juga tidak kenal dengan si pengendara. Seorang remaja laki-laki dengan senyumnya yang membuatku takut.

Aku cepat-cepat jalan melewati si pengendara motor. Aku kira dia akan mengejarku, dia justru berteriak tidak jelas. Aku tidak paham dengan kalimat yang diteriakannya. Sepertinya dia sedang dalam pengaruh alkohol.

"Ampun Bang!" pekikku saat aku terkaget degan suara klakson yang lumayan besar.

Aku bahkan sampai berjongkok, menyembunyikan kepalaku di tekukan kaki. Tanganku menutupi kepalaku. Rasanya mala mini terasa menyeramkan untukku. Saat aku medengar suara pintu mobil dan langkah kaki mendekat, aku semakin gemetaran.

"Zemira! Zem! Ini gue Felix ...."

Suara yang aku kenal memang suara Felix, aku langsung bangun dan melihat Felix berdiri di belakangku. Aku memeluk Felix dengan erat, aku benar-benar ketakutan.

"Hei, kenapa?" Aku tidak bisa menyahuti pertanyaan Felix, aku justru menangis dengan keras saking takutnya. "Ayo masuk ke mobil, sudah nggak papa." Felix menguraikan pelukanku, dia membawaku ke mobilnya.

Jantungku berdebar sangat cepat, bukan karena Felix. Tapi karena aku takut setengah mampus. Tanganku juga masih bergetar, saat aku menunduk, kedua tanganku sangat pucat.

"Kenapa nggak telpon gue?" tanya Felix.

Aku hanya bisa menggeleng pelan, tidak mampu untuk membuka suara. Aku masih mencoba menenangkan diriku. Saat itu aku justru berjengit kaget karena Felix memakaikan jasnya ke padaku.

Aku melirik Felix yang hanya mengenakan kemeja hitam, dia mulai menjalankan mobil. Tidak sampai lima menit mobil Felix sudah masuk ke dalam garasi rumah. Aku dan Felix sama-sama turun dari mobil.

"Thanks!" gumamku pelan sambil mengembalikan jas Felix.

Bukannya menerima jas yang aku ulurkan, Felix justru maju dua langkah. Tiba-tiba Felix membawaku ke dalam pelukannya. "Harusnya lo nggak perlu sungkan dengan gue, Zem," tutur Felix yang masih memelukku.

💌💌💌

Udah lama ya aku nggak update Felix dan Zemira. Ada yang nungguin cerita ini nggak sih?

Oh iya, kalau bisa 500 komentar nanti malam aku update lagi deh. Gimana? Bisa nggak?

Continue Reading

You'll Also Like

3.8M 41.6K 33
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
1.9M 93.1K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
1.5M 107K 50
Araya Maharani menyadari rasa ketertarikan kepada sepupunya, Aditya Dewangga. Pemuda tampan yang sayangnya memiliki sikap yang buruk sehingga dipinda...
1.7M 163K 34
Keysha Callia mengenal Fabian Aden sebagai sosok mantan pacar Kakaknya (Emira Lailani) yang tampan dan baik hati. Meski statusnya mantan, ternyata Ke...