AFTER WAR (Short Story) ✔

By kinderjoeyy

40.4K 2K 1.4K

⚠️Warning⚠️ : explicit sexual content, violence, dirty talk, rape, smut. . Hermione Granger diharuskan untu... More

01. After Married
03. After Accident
Ending : The Malfoys

02. After Sex

9.7K 492 152
By kinderjoeyy

×××××××××

Hermione ingin menangis, tapi lebih baik untuk menahan nya.

Bukankah sudah kewajiban seorang istri untuk melayani suaminya. Tapi kenapa dirinya merasa seperti dirusak.

Ia memejamkan matanya sekali lagi lalu menatap langit langit kamar, terlihat begitu gelap dan dingin. Ia menatap jendela kamarnya yang terbuka.

Hari sudah pagi dan ia merasa sangat menyedihkan.

Tubuhnya masih terasa sakit, dan ia hanya ingin menghabiskan harinya di ranjang, tidur dan membaca buku.

Ia mendudukan dirinya ditepi ranjang, menatap ke kasur empuk yang terlihat berantakan, lalu pada tubuhnya yang masih tak mengenakan sehelai benang pun. Ada beberapa memar keunguan di tubuhnya. Itu ulah Draco.

Hermione mengikat rambutnya dengan asal asalan. Ia berjalan ke arah kamar mandi dengan gontai.

Mengisi bak mandi dengan air hangat dan menuangkan beberapa wewangian seperti essense chamomile dan essense rosewood.

Ia melepas selimut nya, membawa tubuhnya luruh di bak mandi dan menenggelamkan wajahnya disana.

×××××××××

Hermione berjalan pelan di lorong Manor. Ia telah menyelesaikan berkebunnya, menyiram bunga yang ia tanam di taman belakang Malfoy Manor.

Langkahnya terhenti, ia berbelok lagi menuju taman, "Aku meninggalkan buku ku", ujarnya.

Ia mendecak saat merasa masih kesulitan dengan gaunnya. Hermione tak pernah suka memakai pakaian perempuan seperti gaun ini, terlalu merepotkan untuk berjalan.

Tubuhnya sedikit terhuyung saat ia tak sengaja menginjak gaunnya dan dengan cepat ia berpegangan pada dinding disebelah nya.

Menghela nafas sekali lagi, ia mencoba tak terintimidasi saat melihat Astoria berdiri tak jauh darinya.

Hermione tak menghiraukan wanita itu, ia berjalan menghampiri meja kecil tempat bukunya tergeletak disana.

Dan sedikit terkejut saat Astoria dengan wajah angkuh berdiri dibelakang nya.

"Mencoba untuk bersikap seperti pureblood, eh", cibirnya.

Hermione menghela nafas lelah, tak menanggapinya.

"Aku sangat berpikir bahwa kau tak tau malu, mudblood. Menikahi suami orang dan bercinta dengannya, sungguh memalukan. Kau tau, Draco hanya menganggapmu sebagai jalang nya", Astoria menyeringai dengan membawa satu langkah mendekat.

"Apa–", Hermione membelalak dan berusaha mengontrol emosinya, "But Astoria–"

"Jangan menyebut namaku dengan mulut kotormu, mudblood. Aku adalah Mrs Malfoy untukmu, bukan Astoria", Astoria menggeram marah.

"Okey, M-Mrs Malfoy, tapi ini adalah perintah the Dark Lord untuk pernikahan ini, dan–"

Astoria menyelak, "I don't give a fuck, mudblood Granger. Dan asal kau tau juga aku lebih baik untuk membunuhmu sekarang juga karena berani membantah ku".

"Wait, listen to me, jika kau membunuhku, the Dark Lord juga akan membunuhmu, dia berjanji untuk menjadikanku bagian dari tanggungjawab nya", Hermione menyela, berusaha menjelaskan agar Astoria mengerti.

Memang benar apa yang ia katakan. Tentang Voldemort menjadikannya tanggung jawab nya. Hermione sedikit tak tau dengan alasan penyihir gelap itu.

Hermione masih menatap Astoria didepannya, wajah perempuan yang menjadi istri pertama Draco itu masih menatapnya nyalang, seakan siap untuk mencakar wajah Hermione sekarang juga.

Saat kemudian, Pernie datang, "Mistress Malfoy, Pernie membawakan teh yang anda pesan".

"Kurasa masalah kita belum selesai, mudblood jalang", Astoria menggeram lagi dan berjalan menjauh.

Hermione sedikit bernafas lega dengan hal itu. Ia menatap tubuh Astoria yang mulai menjauh dan ia mendudukan tubuhnya dibangku dibelakang nya.

Semilir angin membuat nya sedikit melupakan percakapan buruk itu tadi.

×××××××××

Draco melirik pada ruangan bersantai milik Astoria, ada seseorang lain disana dan ia mengintip.

Itu adalah Adrian Pucey.

Apa yang mereka lakukan disini?

Draco mengangkat bahunya dan berjalan menuju ruang kerja nya yang terletak di lantai tiga.

Di lain tempat.

Astoria menyeringai, ia menatap Adrian dan berbisik, "Aku akan membayarmu dengan mahal jika kau bisa menidurinya sekarang juga. Aku ingin Draco melihat itu lalu dia akan membuang jauh jauh mudblood jalang itu dari sini".

Adrian mendengus, "Walau tidak kau bayar pun aku juga tetap mau melakukan nya".

Astoria mencibir dan memberi lelaki itu dua kantung penuh berisi galleon.

Ia makin menyeringai saat Adrian keluar dari ruangannya.

"Kita tunjukkan siapa istri Draco yang sesungguhnya, mudblood", ia mendesis dan menyeringai.

×××××××××

Hermione telah menyelesaikan mandinya.

Sore ini tampak sangat cerah dari hari biasanya, ia ingin menghabis kan waktunya di perpustakaan Manor dan membaca hingga lupa waktu.

Perempuan itu berjalan menuju walk in closet nya, membuka lemarinya dan melihat beberapa pakaian disana.

Suara decitan pintu terdengar tapi ia tak menghiraukan nya.

Ia berjinjit pelan dan meraih sebuah kaus sederhana disana, tapi tangannya terhenti saat sebuah lengan kokoh meraih pinggangnya dan menariknya.

"Apa yang-.. Adrian.. Apa yang kau lakukan disini. Lepaskan aku", Hermione mendorong tubuh lelaki itu saat ia mencoba membuka handuk yang melilit pada tubuh Hermione.

Adrian menciumi wajah Hermione, melumat bibirnya dengan rakus.

Ia meremas payudara Hermione, dan itu membuat handuk tersebut terlepas dari tubuhnya sepenugnya.

Hermione berteriak, tapi dengan cepat Adrian memberi mantra kedap suara pada ruangan itu.

"Tubuhmu sangat indah Hermione", bisiknya.

Ia menciumi leher perempuan itu, mengigit nya dan menyesapnya. Menghirup aroma segar khas habis mandi dan aroma wewangian dari tubuhnya.

Tangannya menekan kuat paha Hermione hingga melebar sempurna, memposisikan tubuh perempuan itu didinding dan menekannya erat.

Jarinya mengelus vagina Hermione lembut, dan memasukkan nya kedalam sana. Perempuan itu terengah engah dan menekan wajahnya dibahu Adrian.

"Kumohon hentikan, Adrian".

Tangannya dicengkram erat, ia merasa kesakitan karena bekas luka dari ikatan yang Draco berikan padanya kemarin.

Lelaki itu menyesap payudara nya dengan kuat, mengigitnya dan melumatnya. Ia turun ke bawah, menuju vagina nya. Dengan lidahnya, ia menjilati lubang basah itu dengan keras dan menghisap nya.

"Aku merindukan tubuh mu", lelaki itu bersuara dengan serak lalu naik dan menjilat telinganya.

Ereksinya menekan kuat pada pahanya dari balik celana yang ia kenakan.

Dengan cepat, Adrian mulai membuka celana nya, dan memposisikan ereksinya di vagina Hermione.

Hermione menggeleng kuat, ia meremas bahu Adrian dan menangis, "Tolong Adrian, jangan lakukan ini, kumohon".

"Aku tidak peduli Hermione, aku hanya menginginkanmu", ia mulai memasukkan ereksinya dengan kuat dan menggerang saat itu tertanam sempurna di lubang hangat Hermione.

Perempuan itu menjerit dan menangis, "Aahhh... Stop it".

Adrian memeluk tubuh Hermione, membawa kedua kakinya di pinggang kokohnya dan bergerak dengan liar menekan kuat kuat pada vagina Hermione.

Nafasnya terengah-engah, ia mencium lagi bibir manisnya dan mencumbu payudara nya, menghisap kulit disela sela gundukan sintal itu.

Adrian menatap wajah Hermione yang terbuka mulutnya karena mendesah, ia berbisik, "Aku tau kau merindukan ku juga, kita sudah lama tidak bersenang senang", ia menjilat lehernya lagi.

Hermione meremas lengan Adrian kuat dan tetap menangis, menggeleng dengan lemah saat merasakan pelepasannya akan sampai.

Adrian menggeram dan berteriak, "Fuck, aku menyukai mu Hermione, aku menyukai vagina ketatmu".

Ia melepas penyatuan nya, menarik tubuh Hermione untuk berjongkok dibawahnya, perempuan itu mendongkak saat Adrian meraih dagunya kuat. Ia mengocok ereksinya dan mengeluarkan cairan itu di wajah Hermione yang memerah.

"Arrrhhh, sialan".

Hermione menangis dan terengah engah, dia meringkuk dipojok lantai, menjauh dari Adrian saat lelaki itu memakai kembali pakaiannya.

Setidaknya ia bersyukur karena Adrian tidak menyemburkan nya didalam rahimnya.

Adrian mendekatinya dan berjongkok, "Terimakasih untuk pelayanan nya manis", ia menyeringai dan meninggalkan Hermione sendirian dengan tangisan kencangnya.

Perempuan itu meraih handuknya lagi, menenggelamkan wajahnya diantara dua kakinya.

Tangisan nya terdengar pilu dan menyakitkan.

Tubuhnya bergetar dan ia merasa sangat kotor.

×××××××××

Draco membuka pintu ruang kerja nya dan memijat lehernya yang kaku. Ia melewati tangga menuju lantai dua, dan melirik pada kamar Hermione yang terbuka.

Lelaki itu mengernyitkan keningnya dan berjalan mendekat. Mengintip pada ruangan yang tampak suram itu. Penerangannya mati dan tidak ada siapapun dikamar itu.

Dimana Hermione berada?

Ia mengernyit saat suara percikan air terdengar.

apa dia sedang mandi?

Draco berjalan mendekat dan melirik saat kamar mandi itu terbuka setengah, ia melihat tubuh Hermione di bak mandi.

"Hermione", ia memanggilnya pelan.

Tak ada jawaban.

Draco membuka pintunya lebar dan berjalan mendekat. Ia membelalak saat melihat Hermione pingsan dibak mandi dengan wajah pucatnya.

Draco dengan cepat mengangkat tubuhnya dan memberinya jubah mandi besarnya. Tubuh mungil nya tenggelam pada kain hangat itu.

Dengan erat erat Draco memeluk nya dan mengusap lengannya, "Sialan, apa yang terjadi padamu, Hermione".

Ia merebahkan tubuh perempuan itu diranjang, menggantikan nya dengan sebuah pakaian hangat. Draco menyelimuti tubuh Hermione dengan dua selimut sekaligus.

"Draco", Hermione tersadar, berbisik pelan menyebut namanya dengan lemah.

Draco barus sadar ada beberapa hickey baru dileher nya. Ia menggumamkan mantra legilimens pada Hermione yang pikiran nya masih sangat lemah, itu memudahkannya untuk memasuki pikiran perempuan itu walau ia tau bahwa Hermione adalah penyihir yang pintar untuk memblokir nya.

Kilasan balik berputar, ada Adrian dan Hermione di walk in closet, mereka bercinta disana tapi Hermione menangis dan itu dengan cepat terpikir oleh Draco bahwa perempuan itu dilecehkan lagi oleh lelaki bajingan itu. Ia menutup lagi pikiran nya dan menatap wajah Hermione yang terengah engah karena lemah dan ketakutan, "Tenanglah Hermione", ia berbisik menenangkannya, amarahnya berderak hebat tapi keselamatan Hermione adalah yang utama.

Ia berjalan cepat keluar kamar untuk memanggil healer keluarga Malfoy.

Di meja makan semua orang sudah berkumpul, Draco tak menghiraukan teriakan Narcissa yang memanggilnya untuk makan malam.

"Aku menemukan Hermione pingsan dibak mandi nya, kita harus memanggil Catryna", teriaknya panik.

Narcissa membelalak dan menyuruh peri rumah mereka untuk memanggil healer keluarga Malfoy itu.

"Bagaimana bisa dia seperti itu", Narcissa berlari kecil menuju kamar Hermione, tak menghiraukan makanannya. Lucius juga berjalan cepat dibelakang nya.

Astoria mencibir, lalu menyeringai, "Rasakan itu mudblood jalang".

Ia pura pura terkejut dan mengikuti mereka menuju kamar Hermione.

Setelah sampai disana dengan Catryna, Hermione tersadar saat diberi beberapa antidot untuk pemulihan nya.

Perempuan itu mengerjap dan menatap sekeliling nya, menemukan wajah Draco tepat disebelah nya.

"Hermione bagaimana kau bisa pingsan seperti itu", ia menatap nya khawatir.

"Draco", bisiknya pelan mencoba mengingat semuanya.

Ia sedikit menegang saat mengingat kejadian beberapa jam yang lalu saat Adrian melecehkannya di walk in closet nya.

Hermione menatap takut pada Draco, ia mengigil dibawah sentuhannya. Draco mengernyit dan mengelus lagi lengan Hermione yang dingin, "Hei, tidak apa apa, aku disini".

Narcissa mendekat, "Oh dear, apa yang terjadi padamu", ia mengecek kening Hermione dan menemukan nya masih agak hangat.

"Kau demam, lebih baik kau segera tertidur"

Hermione mengangguk dan mencoba untuk menutup matanya.

Draco menghela nafas sekali lagi dan melirik pada Astoria yang duduk santai di salah satu kursi dengan wajah bosan.

Ia mengernyit menatap perempuan yang menjadi istri pertama itu karena dia menyeringai.

Semua orang mulai meninggalkan ruangan. Tapi Draco langsung menyeret tubuh Astoria memasuki kamar mereka.

"Apa yang kau lakukan padanya", ia mendesis marah.

Astoria memasang wajah terkejut dan menangis yang dibuat buat, "apa maksud mu Drake, aku tidak melakukan apa apa padanya".

"Aku tau itu ulahmu, sialan".

"Legilimens", ucapnya.

Draco bisa melihat pikiran Astoria dengan mudahnya, menemukan rencana gila perempuan itu dengan Adrian.

Dan Draco menjadi marah akan hal itu.

Ia menampar kuat pipi Astoria hingga perempuan itu terjerembat ke lantai.

"Draco", ia terkejut dan memegang pipinya, perempuan itu mencoba meraih kaki Draco tapi dengan keras lelaki itu menyentaknya, "Kumohon Draco bukan seperti itu yang kau lihat. Aku istri mu, jangan lakukan ini padaku".

"Diam.. Crucio".

Teriakan Astoria menggema dikamar mereka, kulit perempuan itu tersayat parah dan mengeluarkan darah. Ia menggeliat kesakitan dilantai, memejamkan matanya dan berteriak berkali kali.

Amarah Draco memuncak, dia meraih wajah Astoria, "Aku tidak akan mengampuni mu jika kau berbuat itu lagi padanya", ia menyentaknya dan pergi dari kamar itu dengan cepat, meninggalkan Astoria yang terengah dengan banyak luka sayatan, ia memejamkan mata dan menggertakkan giginya, "Mudblood sialan, aku akan membunuhmu jalang kotor", teriak nya murka.

×××××××××

Guys.

Ini tuh dark story ya, jadi banyak adegan kekerasan dan pelecehan, jadi buat kalian yang masih heran, kok gini sih kok gitu sih, plis baca dulu soalnya ini emang DARK wkwkw.

*jangan lupa vomment. Have a nice day.

Continue Reading

You'll Also Like

15.5K 1.3K 20
END [Complete] Naruto menunjuk dada Sasuke kasar dengan menusuk tatapan tajam, terlihat jelas urat pada leher dan rahang mengeras. Memperlihatkan bet...
106K 9.5K 18
Tampan, hot, kaya, dan cerdas. Wanita mana yang tidak mau mengantri untuk menjadi istri Draco Malfoy? Sayangnya nampak sekali bahwa pria itu seperti...
48.9K 7.8K 4
⚪Kagak Sequel-Sequel Jajar Genjang amat sih ⚪ Semenjak kepindahan Kak Yeyen satu minggu yang lalu mengikuti jejak tugas suaminya, toko kelontong satu...
2.4K 136 12
'𝒘𝒉𝒚 𝒆𝒗𝒆𝒓𝒚𝒐𝒏𝒆 𝒂𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝒅𝒆𝒏𝒊𝒂𝒍 𝒘𝒉𝒆𝒏 𝒕𝒉𝒆𝒚 𝒇𝒂𝒍𝒍 𝒊𝒏 𝒍𝒐𝒗𝒆?'