⠀⠀
⠀
⠀
⠀
⠀
❁፧⿴⃟᎒⃟֍۪۪̣̣۪۪۪⏜፞⏜❟❪⃓⃘۪۪⃖❫❟⏜፞⏜֍۪۪̣̣۪۪۪⃟᎒⃟⿴፧❁
╾╌╌╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌╌╌╸
❛ setidaknya kami mengerti bahwa uang bukanlah segalanya ❜
▭⎼▭⎼▭⬚۪۪❁۫۫᭢₍🐍⁾۪۪❁۫۫᭢⬚▭⎼▭⎼▭
꒰ part two :: chapter two - diagon
alley tragedy ꒱
▀▀▀▀◤◗⬚̷⃕͜⸙༘۪۪۪۫۫۫❀۪۪۪༘۫۫۫⸙⃔͜⬚̷◖◥▀▀▀▀
aku berjalan beriringan dengan ginny kearah perapian sehabis mengganti baju dan memakai jubah, disana semua sudah berkumpul
"oke" kata ibuku saat melihat aku dan ginny sudah bergabung dengan mereka, lalu mengambil segenggam bubuk floo
"harry, kamu pergi duluan" kata ibu yang langsung di sangkal oleh ron "tapi mum dia belum pernah berpergian dengan bubuk floo"
"bubuk floo?" tanya harry, aku melihat kearahnya "bubuk flo-" ucapanku dipotong oleh ibu
"oke, ron kamu pergi deluan dan beri contoh kepada harry" ucap ibu
"ayo cepat" ucap ibu sambil menuntun ron, ron bergegas berjalan kearah perapian. ibu mendorong kami sedikit mundur
"diagon alley !" teriak ron lantang sambil melemparkan bubuk floo kebawahnya dan api hijau muncul. ayah memeluk ginny dan percy memelukku lalu meletakkan tangan di depan mukaku agar api tidak kepercik ke mataku begitu pula ayah kepada ginny
"ayo, mudah bukan?. ayo jangan takut" kata ibu menuntun harry yang masih kaget dan berjalan kearah perapian lalu menggenggam bubuk floo
"ya begitu, jangan lupa ucapkan tempat tujuanmu dengan sangat jelas" ucap ibu lalu mundur
"diagonally !" ucap harry lantang
"dia bilang apa tadi ?" tanya ibu sambil menatap kami bingung "miring" kataku sambil mengerdipkan mataku bingung
"aku juga dengarnya begitu" ucap ibuku yang aku dan ginny balas kikikan
╾╌╌╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌╌╌╸
sekarang kami sedang berada di dalam toko buku yang sangat ramai karena ada 'seorang artis' didalamnya
ngomong-ngomong soal harry kami sudah mencarinya, tapi kami malah bertemu dengan gadis berambut bergelombang dan menawarkan diri untuk mencarinya. kalau tidak salah namanya hermione granger
aku menatap jengah kearah kerumunan, sangat padat bahkan ibuku dan ginny rela berdesak-desakkan untuk berebut tanda tangannya siapa namanya tadi aku lupa
gilderoy lockharts sepertinya
aku mengedarkan pandanganku keseluruh buku hingga tanpa sengaja mataku tertuju kearah anak laki-laki yang berdiri di lantai dua. lelaki dengan rambut pirang platina klimis kebelakang, yang juga menatap kearahku lalu memberikanku seringaian
ya tuhan tampannya ucapku dihati
"hai, melihat siapa?" tanya suara yang kukenali dibelakangku dan saat aku membalikkan badan ternyata harry potter tepat dibelakangku dan membuatku tertabrak dengan dadanya
"ouch" ucapku sambil mengelus keningku "oh maaf" ucap harry yang kubalas gumaman tidak apapa
"ibu dan yang lainnya mencarimu dan sekarang mereka sedang berada disana" ucapku sambil menunjuk kerumunan orang yang sedang meminta foto dan tanda tangan kepada mr. lockharts
"baiklah, ayok kesana" ucap harry sambil merangkul bahuku dan berjalan kearah kerumunan diikuti oleh hermione
aku menyempatkan diri melihat kearah atas tempat lelaki berambut pirang platina itu berdiri, tapi ternyata dia sudah tidak ada disana, aku menghela nafas
lelaki itu tampan, menarik. mungkin kalau aku tidak bisa menyaingi ginny untuk memiliki hati harry, aku bisa berpaling dengannya
pikirku yang membuatku tertawa kecil sambil menunduk
"hei, kenapa" ucap seseorang disebelahku sambil menyenggol bahuku
"tidak apapa" ucapku kepada hermione, yang dibalasnya dengan anggukan
"oh lihat, harry" ucap hermione lagi, yang membuatku melihat kearah depan, harry sedang di tarik oleh mr. lockharts yang membuat kerumunan makin heboh
"dasar orang aneh" kataku untuk lockharts sambil memutar bola mataku "dia tampan, juga pintar, pemberani juga kamu tau" ucap hermione yang tidak terima dengan perkataanku
"maaf 'mione tapi aku meragukannya. ntahlah mungkin hanya pikiranku saja" ucapku sambil mengalungkan tangan didadaku dan menatap lurus kedepan kearah harry yang sedang berfoto dengan lockharts
"jujur aku juga merasa begitu" ucap hermione yang membuatku melihat kearahnya dan kami berdua saling tertawa
╾╌╌╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌╌╌╸
setelah membeli buku disini kami sekarang, di depan pintu keluar setelah harry memberikan bukunya ke ibu untuk memegangnya. ibuku memang baik aku tau itu
"aku berani bertaruh kau menyukainya, bukan, potter ?"
suara lelaki yang berjalan menuruni tangga, lelaki tampan tadi. aku dan ginny mengedipkan mata bingung sementara harry, ron dan hermione malah menatapnya jengah
"apa? menyukai apa?" ucapku bingung
fred dan george hanya memberiku putaran mata dan saling berguman 'diam saja, mode lemotmu pasti keluar lagi' ucapnya yang membuatku cemberut dan menatap kedepan lagi ternyata lelaki pirang itu menatapku memberikan seringaian seperti saat pertama aku melihatnya
"famous harry potter. bahkan tidak bisa pergi ke toko buku tanpa tampil di tempat paling depan" dia mendecih
'oh sepertinya dia harus aku blacklist dari calon pacarku. tengil dan assholle' pikirku
"leave him alone" ginny berkata, memberi pria itu tatapan yang bisa membunuhnya
"oh, look. potter, you got yourself girlfriend" dia mengejek, dengan seringai di wajahnya
"hei!, jaga ucapanmu tentang saudara kembarku!!" ucapku kesal sambil mengalungkan tanganku didepan dada
ginny jelas berbunga mendengar itu, tapi tidak denganku. aku malah panas mendengarnya
lelaki itu ingin melanjutkan ucapannya tapi tiba-tiba, sebuah tangan yang berat diletakkan di bahunya, dan kami semua mendongak untuk melihat seorang pria dengan rambut pirang panjang, berpakaian serba hitam
"tidak sekarang, draco, bermainlah dengan sopan" dia berkata perlahan, sebelum beralih ke kami
Ini pasti ayahnya, dan ternyata namanya draco. lucu apa keluarganya kekurangan nama hingga memberikannya nama naga?
"mr. potter" dia menyapa harry "lucius malfoy. Kita akhirnya bertemu"
Dia menjabat tangan harry, lalu menariknya kedepan dan mendorong poni harry kebelakang dan menampilkan bekas lukanya
"maafkan aku. bekas lukamu adalah legenda. seperti, tentu saja, penyihir yang memberikannya padamu" Dia berkata, agak muram
"voldemort membunuh orang tuaku" kata harry, menjauh darinya. aku dan ginny memekik pelan mendengar kata-kata vol- oh itu kau-tau-siapa "dia tidak lebih dari seorang pembunuh" harry menambahkan
"kamu pasti sangat berani menyebut namanya" kata lucius, melotot kearah harry "atau sangat bodoh"
"takut pada sebuah nama hanya meningkatkan rasa takut akan sesuatu itu sendiri" hermione angkat bicara
"dan kamu pasti ms. granger" lucius menoleh padanya dan kearah draco, guna menyakinkan kalau dia tidak salah menebak nama yang draco membalasnya dengan anggukan "ya, draco telah memberitahuku semua tentangmu. dan orang tuamu. muggle, bukan?"
lucius malfoy melihat kearah belakang begitu juga kami, melihat kearah ayah dan mr granger sedang bercengkrama. hermione tidak mengucapkan sepatah kata pun, sebaliknya dia hanya menatapnya dengan tajam
dia kemudian berbalik menghadap aku, ginny, ron dan saudara kami lainnya
"coba kulihat. rambut merah, ekspresi kosong ..." dia berhenti, dan meraih buku teks di tas ginny. "... buku bekas. kau pasti keluarga weasley"
aku membuka mulut untuk membalas hinaannya kepada keluargaku, tapi aku dipotong oleh ayah
"anak-anak, di sini gila. ayo keluar." katanya, mencoba mengabaikan kehadiran lucius.
"wah, wah, wah. weasley senior"
"lucius" ayahku berkata dengan cepat
"waktu sibuk di kementerian, arthur, semua penggerebekan ekstra itu? kuharap mereka membayarmu lembur, tapi menilai dari keadaan ini, menurutku tidak" dia mengolok-olok lagi, meletakkan kembali buku teks itu ke dalam tas ginny. aku melihat dia menyelipkan sesuatu buku berwarba hitam disana
"setidaknya kami mengerti bahwa uang bukanlah segalanya !" ucapku tajam
lucius menunduk dan melotot kearahku, sementara percy meletakkan tangannya di pundakku membela diri
"apa gunanya menjadi aib nama penyihir jika mereka bahkan tidak membayar kamu dengan baik untuk itu?" mr. malfoy sedikit menyeringai
"kami memiliki gagasan yang sangat berbeda tentang apa yang memalukan nama penyihir, malfoy" ayahku membalas
"jelas" mr. malfoy menjawab dengan dingin "berhubungan dengan muggle. dan aku pikir keluargamu tidak bisa tenggelam lebih rendah lagi"
"mr. malfoy !" teriakanku tapi aku tersadar baru berteriak kepada orang yang lebih tua "maaf. tapi ucapanmu itu tidak pantas" ucapanku merendah, menatap matanya yang memiliki warna sama dengan milik draco malfoy
cengkeraman percy di bahuku menegang dan aku bisa merasakan amarah memancar dari ron
"sampai jumpa di tempat kerja" mr. malfoy bergumam memgabaikanku, sebelum berbalik untuk pergi
"sampai jumpa di sekolah" malfoy junior berkata pelan, melihat kearahku, sambil mengedipkan sebelah matanya kearahku sebelum mengejar ayahnya
menjijikan. ayahnya baru saja menghina kami dia malah memberikan kedipan kepada anak yang orang tuanya hina? pasti dia juga orang jahat
"apakah kamu baik-baik saja?" aku bertanya pada hermione dengan tenang, setelah malfoy's sudah lama pergi
"aku baik-baik saja, apa kamu juga baik-baik saja ?" dia menjawab dan membalas bertanya kepadaku yang kubalas senyuman dan anggukan walaupun hatiku masih sakit atas hinaan malfoy
"omong-omong, itu adalah kebangkitan kembali yang cukup baik" aku menambahkan "apa itu? sesuatu tentang 'takut akan nama'. dari mana asalnya?"
"aku pernah mendengar dumbledore mengatakannya, sepertinya cocok" dia sedikit tersenyum dan aku berjanji mulai sekarang akan mempercayai kata-kata hermione itu
buat apa takut akan nama
"lockhart dan lucius ... menyedihkan" aku mengejek masih menyembunyikan sakit hatiku akan yang tadi
kami semua keluar bersama-sama aku beralih kearah ginny
"ginny, mau aku bantu pegangkan tas-mu" ucapku kepadanya "tumben kamu baik. tapi terimakasih ma twins" ucapnya sambil tersenyum yang kubalas senyum kecut tapi mengambil tasnya
aku menukar buku yang dimasukkan malfoy dengan milikku. aku tidak akan membiarkan malfoy melukai kembaranku
ᤷ ៶ ៸⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
༯ ❪ αnᦅthᧉr gꪱngᧉr wᧉαslᧉy ❫ ⨾﹆
tᦅ bᧉ cᦅntꪱnuᧉ
───────────── · · · ✦