.
.
Bukan hanya wajah Kao. Mata Gulf juga memandangi tubuh Kao yang mengenakan tuxedo. Entah apa yang ada di pikiran Gulf saat memandanginya.
Rupanya bukan hanya Gulf, melainkan Kao juga tergoda dengan ketampanan Gulf. Padahal, Kao sudah punya pacar yaitu Earth. Tapi, Kao seolah lupa dengan pacarnya.
Acara konser Boyfriends telah selesai. Satu-persatu para artis dan crew mulai meninggalkan tempat. Termasuk Gulf yang berjalan di koridor belakang panggung.
Koridor itu telah sepi. Tiba-tiba dari belakang, seseorang memanggil Gulf. Saat Gulf berbalik, terlihat Kao yang barusan memanggilnya.
"Hai, Gulf," Kao berjalan mendekati. "Belum pulang?"
Gulf : "Iya, Phi. Ini baru mau pulang."
Kao : "Mau kuantar?"
Gulf : "Nggak usah, Phi. Aku bawa mobil sendiri, kok."
Kao : "By the way, gimana keadaan Mew?"
Gulf menghela napas. "Dia masih koma. Aku harap dia segera pulih."
Kao : "Kamu pasti kesepian selama nggak ada Mew."
Gulf termenung. Merasa ucapan Kao memang benar.
Kao mendekatkan wajah tampannya kearah wajah Gulf. "Mau aku temani? Kau pasti sudah lama banget nggak merasakan kehangatan. Lagipula, pacarmu enggak akan tau, kok."
Gulf merasa semua ucapan Kao benar. Gulf sangat merindukan kehangatan dari seorang pria tampan. Mew enggak akan tau seandainya Gulf melakukan sesuatu dengan pria lain. Cukup satu malam saja Gulf ingin menikmati kehangatan bersama Kao.
Lalu Gulf tersadar.
Tangan Gulf mendorong bahu Kao hingga menjauh. "Jangan macam-macam, ya! Ingat, kau sendiri punya pacar! Earth masih sehat, masih bisa menemanimu! Sedangkan pacarku Mew sedang koma!..."
"...seharusnya kau bersyukur! Tidak mengalami penderitaan yang aku rasakan! Bukan malah menggoda oranglain!"
Gulf berlari meninggalkan Kao.
Ia berlari hingga sampai di mobil, lalu memasukinya. Didalam mobil, airmata Gulf menetes. Ia merasa bersalah terhadap Mew. Hampir saja ia tergoda oleh Kao.
"Mew, maafkan aku."
Tiba-tiba ponsel Gulf berdering. Ada panggilan masuk dari Jomkwan, adik perempuan Mew. Lalu, Gulf menjawab panggilan.
Gulf : "Sawadikhap, P'Jom."
Jomkwan : "Gulf, apakah pekerjaan mu sudah selesai?"
Gulf : "Sudah, Phi. Aku akan segera pulang."
Jomkwan tersenyum. "Aku tunggu di lobby apartemen tempatmu tinggal. Aku punya kejutan untukmu."
Panggilan dimatikan. Gulf heran mendengar kata "kejutan" dari Jomkwan. Apa maksudnya? Namun tanpa berpikir lagi, Gulf mulai mengendarai mobil menuju apartemen.
Sesampainya disana.
Gulf melangkah menuju gedung apartemen dan sampailah ia di lobby. Gulf memandang kearah sofa di lobby tersebut, dan ia tercengang...
Terlihat Jomkwan yang duduk di sofa... bersama Mew yang duduk di kursi roda.
Gulf segera menghampiri Mew. Kemudian, Gulf berlutut didepan kekasihnya. Mew tersenyum manis, meski wajahnya pucat dan tubuhnya menjadi kurus.
Mew memajukan tubuhnya kearah Gulf, semakin dekat hingga mereka berpelukan erat.
Gulf menangis dalam pelukan Mew. "Aku kangen banget. Aku takut kita nggak akan pernah ketemu lagi..."
Mew : "Aku juga. Selama aku koma, aku sering memimpikan kamu."
Mew dan Gulf berpelukan erat dan lama, menumpahkan segala kerinduan yang mereka rasakan.
Perlahan mereka melepaskan pelukan. Gulf memandang kursi roda yang diduduki Mew. Ia bertanya pada Jomkwan. "Kenapa Mew memakai kursi roda?"
Jomkwan : "Jangan khawatir. Itu hanya karena tubuh P'Mew masih lemah, tapi dia masih bisa beraktivitas seperti biasa..."
"...Gulf, sebaiknya kau antar P'Mew menuju apartemen. Aku akan segera pulang, dan tolong jaga kakakku baik-baik, na."
Gulf tersenyum dan mengangguk. Jomkwan berpamitan, kemudian Gulf mendorong kursi roda yang diduduki Mew menuju apartemen.
*****
Mew dan Gulf duduk berdua diatas ranjang. Gulf memeluk Mew disampingnya, seakan tidak ingin Mew terlepas dari kehidupannya.
Gulf : "P'Mew, maafkan aku. Gara-gara kesalahan ku di masa lalu, jadi kamu yang menanggung akibatnya."
Mew : "Kesalahan mu di masa lalu? Apa itu?"
Gulf : "Memberi harapan palsu kepada seseorang. Akibatnya, orang itu hampir membunuhmu."
Mew : "Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Bagaimana pun, tetap dia yang salah."
Mew membelai wajah tampan kekasihnya. Gulf bahagia bisa kembali bersama Mew. "P'Mew, aku akan melindungi mu agar kau tidak terpisah dariku."
Mew : "Aku juga. Aku ingin kita bersama untuk waktu yang lama."
Gulf meletakkan kepalanya di pelukan Mew. Mereka hanya ingin bersama tanpa pernah terpisahkan.