(Katana Queen Bee)
(Taeyong vs mobil Jaehyun)
***
Jaehyun hanya bisa berdecak malas saat melihat rombongan yang dibawa oleh Chanyeol untuk menolong mereka.
Ck. Padahal rombongan penyerang itu jumlahnya paling seratus orang.
Kenapa pak tua itu bertingkah seolah menggerakkan sebuah militer. Bahkan orang-orang dengan label pemerintahan juga datang.
'Woah. Luar biasa sekali orang tua itu' sungut Jaehyun tak habis pikir.
"Dramatis sekali rombongan kalian" sarkasnya seraya merobek bagian bawah kemeja yang dia pakai untuk membalut luka tembak di lengan bagian kiri atas.
"Yayah~" lirih David dengan sisa tangisnya yang membuat Jaehyun tersenyum untuk menenangkan putra bungsunya itu.
Suasana yang tadinya memojokkan mereka seketika berbalik dengan kedatangan rombongan Chanyeol yang membuat orang-orang yang tadinya menatap remeh kearah Jaehyun dan Taeyong dibuat bingung.
Siapa sebenarnya pria Jung itu?
Kenapa juga Loey Park harus turun tangan secara langsung?
Itu adalah berbagai macam pertanyaan yang muncul di otak mereka namun tidak mendapat jawaban.
Padahal-- jika mereka mendengar baik-baik ucapan Queen Bee sebelumnya. Mereka akan mengerti tentang siapa itu Jung Jaehyun.
Ternyata memang benar.
Seseorang akan semakin bodoh jika dihadapkan dengan malaikat maut.
--atau saat nyawa berada diujung tanduk.
Mungkin saja pertanda, sebagai ganti lonceng kematian.
Belum habis keributan yang di timbulkan rombongan Chanyeol sekarang datang sebuah burung besi yang berputar diatas mereka dan terlihat melaju cepat kearah sekumpulan mobil tempat pihak lawan berlindung yang sontak membuat mereka berhamburan untuk menghindar.
Sementara Mark yang tadinya mengendarai burung besar itu terlihat melompat dengan bermodalkan perasut kecil yang terpasang di jacket yang dia kenakan lalu mendarat ditanah dengan mulus sesaat sebelum helicopter itu jatuh menimpa tumpukan mobil milik musuh.
DUAR.
BOOM.
Yeah. Setidaknya cara Mark itu cukup ampuh untuk memusnahkan setengah dari mereka.
Mark tersenyum tipis menatap hasil kerjanya dan memilih berjalan kearah Jaehyun yang masih melindungi David dan Taeyong di belakang punggungnya meskipun sudah banyak anak buah mereka yang memasang badan untuk melindungi sang junjungan.
CHITTT.
Suara ban yang beradu dengan aspal membuat kepala semua orang menoleh termasuk juga Kai dan Sehun yang sejak tadi sudah siap dengan pistol ditangan masing-masing.
Tidak hanya mereka tapi semua orang terlihat menatap penasaran kearah sebuah motor hitam yang dengan acuhnya melaju membelah ketegangan disana.
"NONO YUNG!" teriak David dari balik punggung Jaehyun dan memaksa untuk turun dari gendongan Taeyong.
Sepertinya si kecil terlihat sangat senang menyambut kedatangan kakak-kakaknya itu.
Sementara Chanyeol justru dibuat heran menatap Jeno yang terlihat datang dengan penampilan biasa.
Padahal tadinya dia berpikir kalau Jeno akan datang mengendarai sebuah tank mungkin-- seperti halnya Mark yang tadi datang cukup epic.
Dia mengendarai sebuah helicopter.
Ck. Ada apa dengan Jeno?
"Kalian tidak berpikir aku akan datang dengan tangan kosong bukan?" tanya Jeno seolah paham dengan raut wajah Chanyeol dan anak buahnya yang lain.
Jeno menyeringai angkuh.
Hanya butuh beberapa detik sampai datang lima pengendara lain yang membuat perhatian semua orang kembali teralih.
"Kami datang untuk berpesta" ucap Renjun seraya melepaskan helm dan tersenyum miring kearah orang-orang yang sudah siap dengan senjata di depan sana.
Mereka tidak ada yang berani melepaskan tembakan saat senjata lain juga terarah lebih banyak kearah mereka.
"Nah. Semua sudah berkumpul. Bisa kita mulai acaranya?" tanya Haechan seraya melempar sebuah katana kearah Mark yang menangkap pedang panjang itu dengan santai.
"Kalian hanya boleh menembak jika mereka melepaskan tembakan. Tapi tidak ada yang boleh mati. Karena urusan mengirim mereka keneraka adalah urusan kami" ucap Chenle yang sudah mencabut pedangnya.
Owh. Kita akan berkenalan dengan Dream. Pasukan khusus yang dibuat Jeno dan Mark untuk keadaan seperti sekarang-- pembasmian.
Mereka layaknya pasukan matahari dalam legenda Yunani kuno yang katanya merupakan pasukan khusus untuk perang besar.
Sudah cukup lama mereka tidak beraksi seperti sekarang, karena pembasmian sebuah kelompok tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Ada undang-undang khusus yang mengatur soal itu.
Seperti sekarang, kesepakatan sudah dilanggar. Jadi hukum tertinggi akan berlaku.
Sabda dari sang raja.
Habisi mereka semua.
Itu adalah perintah langsung dari Chanyeol jadi harus segera dilaksanakan.
Jangan lupakan juga pasal 1 ayat 3 dalam hukum Queen Bee.
Orang-orang seperti mereka yang didepan sekarang harus di basmi.
Jadi-- Ayo bermain.
Taeyong terlihat menolehkan kepalanya saat mendengar suara cekikikan kecil yang keluar dari bibir tipis putra bungsunya.
"Dave?"
"Kenapa Mommy? Nono Yung hebat kan? Kita menang Mom" ucap David seraya berusaha menggapai punggung ayahnya hingga Jaehyun menoleh.
"Yayah. Mak Yung dan Nono Yung pacci menang. Jadi-- apa Davi bica minum cucu cekalang?" tanyanya dengan nada polos yang membuat Jaehyun tertawa.
"Apa yang kau lakukan tadi sampai membuat semua orang berkumpul disini hmm?"
"Tidak ada. Davi hanya bilang pada Glendfaa kalau kepala Davi cakit. Lalu telpon Mommy kalena Davi mau Mommy ikut main. Telus-- aah. Davi telpon Nono Yung kalena Davi lapal Yayah!" ucap David yang bercerita dengan sangat bersemangat hingga mereka melupakan kalau sekarang sedang terjadi pembantaian dalam jumlah besar.
Semoga ini akan menjadi pelajaran untuk orang-orang yang berniat membuat masalah lagi dengan keluarga besar mereka.
Yeah. Ini akan menjadi babak pembentukan hukum baru dalam dunia mereka, yang akan mengingatkan semua orang akan dampak jika berani atau berniat melenceng dari ketentuan.
"Bersihkan semua kekacauan ini seolah tak pernah terjadi" titah Jeno setelah selesai dengan permainan mereka dan memberikan katana miliknya pada Jisung.
Setelah itu, Jeno terlihat membawa langkahnya kearah David dan memanggilnya pelan.
"Dave? Are you okay?" tanya Jeno yang membuat David menoleh menatap kearah kakaknya itu.
"Yung! Gendong~" rengek si kecil seraya merentangkan tangan yang membuat Jeno tertawa kemudian mengulurkan tangan untuk mengambil alih tubuh kecil itu dari Taeyong.
"Nah. Apa kau sudah puas bermain hingga membuat panik semua orang?" tanya Mark yang baru saja menghampiri mereka yang dibalas David dengan gelengan pelan.
"Davi ndak ikut main. Tidak acik" sungutnya seraya melempar senyum kearah Chanyeol dan Baekhyun yang baru saja selesai memberi pengarahan untuk semua anak buahnya.
Jangan lupakan juga lambaian tangannya yang seolah menyapa anak tetangga.
"Kau ini-- hiss. Hyung jadi mau menggigit pipimu. Lucu sekali sih" gemas Mark yang membuat David memanyunkan bibir.
"Jangan. Nanti tampannya Davi belkulang" tolaknya membuat mereka yang mendengarnya sontak terbahak.
"Yung. Ayo pulang~ Davi lapal. Tapi---Davi nak pulang pakai itu" ucapnya seraya menunjuk mobil yang membawa personil BIN bersenjata lengkap.
Jika kalian tidak tau apa itu BIN berarti main kalian kurang jauh.
BIN adalah Badan Intelijen Nasional yang harusnya beroperasi untuk menjaga keamanan negara.
Mereka itu sangat-sangat terlatih dalam bidangnya.
Tapi seperti yang kukatakan. Black Tigers memiliki koneksi di pemerintahan jadi jangan heran.
"Fine. Sekarang kau adalah polisi yang menangkap semua penjahat itu" kekeh Jeno yang akan selalu menuruti segala keinganan adiknya itu.
"Tapi Dave-- memangnya dimana ada polisi yang merengek minta susu?" tanya Jisung yang membuat wajah David berubah datar dengan berdecak lucu.
"Adaaa. Kan Davi begitu. Wlee" balasnya mengejek Jisung yang hanya tertawa melihat kelakuan si bungsu itu.
"Baiklah cemua. Kita pulang kelumah cekalang!" serunya mendahului Chanyeol yang hendak membuka mulut memberi perintah.
"Dimengerti komandan David!" jawab mereka semua serentak dan segera kembali kekendaraan masing-masing.
"Woah. Apa itu tadi?" kekeh Sehun yang menatap geli kearah Chanyeol.
"Kau kalah cepat dari cucumu sendiri Uncle" lanjut Sehun yang membuat Chanyeol mendelik sebal.
"Kau--"
"Sudah Chan. Kita kembali sekarang. Urusan kita tadi belum selesai" potong Baekhyun yang membuat Chanyeol seketika berubah semangat.
"Ayo pulang"titah Chanyeol seraya mengambil alih mobil dari Xiumin.
"Memang urusan apa yang belum selesai?" pikir Xiumin seraya berusaha mengingat jadwal Boss besar itu.
"Yoga" celetuk Kai sebelum mengikuti langkah Sehun yang dibuat tertawa mendengar itu.
"Sepertinya aku harus terbiasa dengan berbagai bahasa yang memiliki makna berbeda sekarang" gumam Xiumin kemudian berbalik.
"Park Chanyeol. Dasar Boss idiot! Kenapa aku ditinggal!" teriak Xiumin yang merutuk kesal karena tidak mendapati mobil yang harusnya membawa dia dan Chanyeol dibelakangnya.
Sialan.
.
.
.
.
.
Mrs.Oh