MY SWEET BODYGUARD [TAMAT]

By LatteAja

1.8M 102K 4.1K

Warning 18+ . BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA;) . DEAR PLAGIAT: "Tangan dan kaki saya masih berfungsi. Sekali... More

01. Kerasukan Kulkas
02. Perhatian
03. Masa lalu
04. Les Matematika
05. Pertandingan Basket
06. First Kiss
07. Capek
09. Perjodohan
10. Kecewa
11. Bahagia itu sederhana
12. Pameran
13. Gara-gara buku
14. Hukuman
15. Salah paham
16. Hampir bunuh diri
17. Mulai nyaman
18. Cinta
19. Selalu disalahkan
20. Sakit
21. Mengikhlaskan
22. Rencana Pertunangan
23. Cemburu?
24. Kabur
25. Fix cinta
26. Pasrah
27. Pertunangan
28. Insiden (21+)
29. Dijebak
30. Pernikahan
31. Honeymoon
32. Dinner
TOKOH!!!
33. Keluarga baru
34. Prom Night
35. Hamil (21+)
36. Mantan
37. Diculik
38. Ditembak?
39. Mati
40. Dia kembali
41. Ngidam
42. Happy birthday!
43. Baby twins
44. Happy family
45. ENDING✓
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2
SQUEL
SQUEL READY!
EXTRA PART 3!
NEW STORY ON YOUTUBE! + info
900k Today!!!
CERPEN MINI "TRIANGLE LOVE"
BLIND RIDDLE
PENGUMUMAN TERBIT

08. Make a wish

31.7K 2.5K 52
By LatteAja

06 Des 2020

Tahun baru, harapan baru, semangat baru. Apa tahun ini gue bakal punya penyemangat baru? Whatever.

_-_-_

"Li ntar malem mau ikut gak?" Tanya Stella.

"Kemana?".

Stella menghentikan langkahnya.

"Kita kan 2 hari yang lalu menang lomba tuh, ya rencananya sih bakal ada pesta sekalian kita sambut tahun baru. Gimana?".

"Gak tau deh. Liat aja nanti".

Stella mengangguk paham. Mereka berdua kini sedang menuju kolam renang rumah Lily.

"Jadi Lo kesini cuma mau ngomong itu?" Tanya Lily sambil bersandar di kursi panjang.

"Ya, ada hal lain sih Li. Em gue, mau bahas Galang. Lo, gapapa kan?" Tanya Stella ragu.

Nafas Lily tercekat sejenak.

"Ekhem. Ya".

Bagaimana pun juga Stella sudah sering menjadi pendengar bagi dirinya.

"Jadi kemarin gue ketemu Galang di tempat lomba. Ya, dia gak banyak berubah. Cuma, em tambah ganteng" ucap Stella lirih sambil malu-malu.

Lily hanya mengangguk singkat.

"Lalu".

"Ekhem, gue rasa... Galang ada masalah saat itu".

Lily menaikkan alisnya.

"Maksudnya?".

Sebisa mungkin Lily berkomentar agak tidak terkesan mengacuhkan Stella.

"Ya itu gue liat dari tatapan matanya. Lo pasti tau kalo yang namanya cinta pasti ada kepekaan. Itu yang gue rasain sih".

Lily terdiam. Dalam hati dia bertanya-tanya, apa jadinya jika Stella tau kalo Galang mencintainya. Pasti sakit dan hancur banget.

"Em ya mungkin. Lo tau sendiri kalo gue belum pernah jatuh cinta" ucap Lily malas.

Sangat malas jika harus membahas tentang cinta.

"Ya gue tau".

"Udah sih cuma hal itu aja yang dari kemarin ngganjel di hati gue. Gue juga bingung mau curhat ke siapa".

Lily tersenyum.

"Thanks udah kasih gue kepercayaan buat jadi tempat curhat".

Stella membalas senyumannya.

"Oh. Btw, kita party sama anak basket juga loh. Sekalian ngerayain kemenangan mereka lawan SMA N Majapahit waktu itu".

Ucapan Stella sontak membuat Lily menghela nafas kesal. Itu artinya dia harus bertemu Arga nanti malam.

"Kalo gitu gue gak ikut".

Stella terkejut.

"Li please. Ikut ya sama gue" bujuk Stella.

Lily tetap menggeleng malas.

Lebih baik di rumah daripada ketemu Arga. Gapapa deh dia gak ikut pesta, lagian setiap menang lomba juga pesta kan.

"Terus Lo mau tidur sepanjang malam tahun baru gitu?".

Lily mengangguk membuat Stella memanyunkan bibirnya.

"Ah Lo mah rebahan mulu. Ya udah deh terserah Lo aja".

Setelah Stella pulang, Lily memasuki kamarnya. Siang ini dia memutuskan untuk bersantai di balkon sambil membaca novel kesukaannya.

Dari bawah, Alvin mengamati majikannya.

Alvin mengerutkan dahinya saat Lily melemparkan novelnya ke atas meja.

"Huft. Kenapa sih?! Semua orang bisa ngerasain cinta. Tapi gue nggak!" Gerutunya.

Lily bangkit dari duduknya lalu menuju pinggir balkon. Dia menyangga tubuhnya dengan kedua tangannya yang berpegangan di pembatas balkon. Pandangan nya kosong dan menatap lurus.

"Malem ini tahun baru. Gue cuma pengen dapet penyemangat hidup baru. Orang yang bisa nyemangatin gue setiap waktu selain ayah" gumamnya.

"Cih. Tapi kayaknya gak mungkin".

Alvin masih terus memperhatikan Lily dari bawah. Dia memicingkan matanya melihat sang majikan sedang melamun dan bergumam.

Merasa di perhatikan, Lily menyadari pantauan Alvin. Dia menatap Alvin yang juga sedang menatapnya.

"Aish gue kaya hidup di dalem penjara. Apapun yang gue lakuin pasti dipantau. Males" ucapnya lalu masuk ke dalam kamarnya.

Kringgg

Ponselnya berdering.

Sebuah panggilan telepon masuk.

"Assalamualaikum ayah".

"Waalaikumsalam. Sayang, ayah kayaknya gak jadi pulang nanti malem".

"Terus ayah pulang kapan?"

"Bulan depan kayaknya. Soalnya ayah harus ke Eropa".

"Kok lama" lirih Lily.

Wira tersenyum tipis diseberang sana.

"Enggak kok sayang. Ya udah ayah tutup telfonnya ya. Wassalamu'alaikum".

"Waalaikumsalam".

Lily membanting dirinya ke kasur lalu menatap langit-langit kamar.

"Apa gue ikut pesta aja ya?".

Lily langsung menggeleng cepat.

"Ah gak deh. Mending tidur aja malem ini".

Setelah bergumam tidak jelas. Lily memutuskan untuk turun ke bawah dan menemui Bi Eci di dapur.

"Bi. Enaknya nanti malem pas perayaan tahun baru, kita ngapain? Barbeque an? Atau bikin pesta?".

"Terserah nona muda saja. Bibi mah ngikut".

Lily berpikir sejenak.

"Dua-duanya aja deh. Nanti kita bikin pesta sama barbeque an di halaman belakang aja. Lagian Lily gak kemana-mana nanti malem. Bibi mau gak?".

Bi Eci tersenyum lalu mengangguk.

"Iya nona. Kalau begitu, bibi mau nyiapin keperluan nya ya".

"Eh-eh Bi. Biar Lily aja yang beli bahan barbeque sama kembang apinya. Bibi nyiapin tempatnya aja".

"Baik nona".

Lily kembali ke kamar lalu mengganti bajunya. Dia memakai kaos coklat susu dan celana jeans selutut.

Setelah selesai, dia turun ke bawah lalu menemui Alvin.

"Om!" Panggilnya.

Alvin yang sedang berbincang dengan Riko, menoleh lalu menghampiri Lily.

"Ya nona".

"Anterin gue ke supermarket".

"Siap nona".

Alvin mengambil mobil lalu mereka berangkat ke supermarket.

Lily pun sempat bertanya pada Alvin tentang rencananya untuk nanti malam.

"Om. Gue mau tanya".

"silahkan nona".

"Nanti malem kan tahun baru tuh, nah gue rencananya mau bikin pesta di halaman belakang. Kira-kira biar tambah rame, kita adain apa?".

Alvin mengerutkan dahinya.

"Barbeque an? Atau pesta kembang api juga boleh, nona".

"Ya itu udah gue rencanain. Selain itu?".

"Main lampion? Kita bisa menuliskan harapan di lampion itu" ucap Alvin.

Lily tersenyum lebar.

"Oke. Thanks ya om ide nya. Ternyata om kreatif juga hehe".

Alvin tersenyum tipis.

Mereka sudah sampai dan masuk ke dalam supermarket. Lily mendorong troli namun Alvin menawarkan bantuan.

"Biar saya yang membawa troli nya nona".

Lily mengangguk.

Ternyata dia baik -batin Lily.

"Sosis atau daging?" Gumam Lily melihat berbagai jenis sosis dan daging sapi.

"Dua-duanya aja deh".

Cukup banyak Lily mengambilnya. Kini mereka berada di rak bumbu-bumbu.

Lily juga mengambil beberapa toples bumbu barbeque dan bumbu lainnya.

Dia juga mengambil berbagai macam seafood.

"Udah".

Akhirnya mereka menuju kasir lalu membayar nya.

3 kantong plastik besar membungkus belanjaan mereka.

"Sini biar gue bawa satu Om".

"Ah tidak usah nona".

Lily tetap merebut salah satu kantongnya.

"Gak nerima penolakan!".

Mereka kembali ke mobil lalu melanjutkan untuk membeli kembang api dan lampion.

"Om, kita beli kembang api sama lampion dulu".

Alvin mengangguk.

Mereka pulang dengan 5 kantong besar berisi bahan makanan dan kembang api serta lampion.

"Mari saya bantu nona" ucap salah satu bodyguard.

Akhirnya mereka yang membawa masuk kantong-kantong belanja.

Alvin pun sudah memarkir kan mobilnya di garasi.

Ternyata mereka menghabiskan waktu belanja sampai sore hari. Tak terasa.

Lily masuk ke dalam rumah dan dia hampir saja menjatuhkan rahangnya.

Dia melihat seorang laki-laki paruh baya yang sedang duduk di ruang tengah sambil menonton tv.

"Ayah!!!".

Wira tersenyum melihat putrinya.

"Iya sayang. Kenapa?".

Lily melongo tak percaya. Dia di prank?

"Ih! Katanya ayah gak jadi pulang! Kenapa ayah udah disini?!!" Ucap Lily kesal karena sudah diprank Wira.

"Oh ya udah. Ayah pergi lagi".

Lily berlari lalu memeluk Wira.

"Hiks hiks. Jangan, jangan pergi lagi".

Lily menangis haru di pelukan Wira. Membuat Wira tertawa kecil.

"Kok nangis sih? Malu tuh diliatin Alvin".

Alvin terdiam di tempatnya. Kemudian dia membungkuk untuk pergi.

"Ah maaf saya menganggu tuan. Permisi".

"Tunggu nak!".

Alvin kembali berbalik.

"Ya tuan?".

Wira menepuk punggung Lily untuk menenangkannya.

"Apa selama sebulan ini, tuan putriku menyusahkan mu?".

Iya -batin Alvin.

"Tidak tuan".

Lily mengerutkan dahinya. Lalu melepaskan pelukannya.

Bohong -batin Lily.

"Kau berkata jujur?" Tanya Wira.

"Ya tuan".

"Ah maaf Alvin, tapi aku kurang percaya akan hal itu".

"Ayah!!" Kesal Lily.

Wira tersenyum lebar.

"Terimakasih Alvin. Kau boleh pergi".

Alvin kembali membungkuk lalu pergi.

"Kau membeli apa sayang? Sepertinya banyak sekali kantong plastik yang dibawa tadi".

"Hanya keperluan untuk pesta barbeque ayah. Ayah ikut kan? Di halaman belakang kok" ucap Lily sambil menyenderkan kepalanya di bahu Wira.

"Pasti dong sayang".

Wira mengusap rambut Lily penuh kasih sayang.

"Ayah besok mau ngajak kamu ketemu temen ayah. Kamu mau?".

Lily menegakan kepalanya.

"Wajib?".

Wira tertawa kecil lalu mengangguk.

"Iya. Bukan sunah, jadi kamu harus ikut".

Akhirnya Lily menghabiskan waktu sore untuk berbincang hangat dengan ayahnya.

Mereka membicarakan semua hal sampai tentang kegiatan les matematika Lily yang kerap membuat Bu Ririn, guru lesnya mengadu pada Wira.

Sebenarnya sudah banyak guru les yang dipanggil untuk mengajari Lily, namun dari sekian banyaknya guru les, hanya Bu Ririn yang bertahan paling lama. Mereka semua tidak tahan dengan kelakuan Lily walaupun mereka dibayar besar.

Mungkin Bu Ririn sudah kebal dengan kelakuan macam Lily itu.

Menjelang malam, Lily sudah bergabung dengan para pelayan di dapur untuk memasak makanan untuk pesta nanti malam.

Alvin dan Riko sedang berbincang dengan Wira di ruang tengah. Awalnya mereka membicarakan soal kelancaran tugas untuk menjaga Lily.

"Jadi Alvin, apa kau suka dengan pekerjaan mu?" Tanya Wira.

"Tentu tuan. Saya menyukainya".

Riko tersenyum penuh arti.

"Menyukai siapa Vin?" Goda Riko.

Alvin melirik Riko dengan wajah yang memerah malu.

"T-tentu saja pekerjaan saya om".

Wira yang melihat hal itu mengerutkan dahinya.

"Apa yang terjadi?".

"Ah tidak tuan. Saya hanya merasa semakin hari, Alvin dan nona muda semakin dekat".

Wira tersenyum lalu mengangguk.

"Bukankah itu bagus? Ya, kita semua keluarga kan".

Tiba-tiba Lily datang menghampiri mereka dengan membawa nampan berisi irisan daging dan sosis untuk acara pesta mereka.

"Malam ayah, om".

"Malam sayang" ucap Wira.

"Ayo kita pesta, tempatnya udah siap kan?".

Alvin dan Riko mengangguk. Wira menyuruh mereka untuk segera menuju halaman belakang.

"Ah mari saya bantu bawakan nona" ucap Alvin.

Lily tersenyum.

"Terimakasih".

Wira dan Riko yang melihat itu juga ikut tersenyum.

"Ayo cepat. Ayah sudah lapar".

Lily mendengus kesal. Alvin tertawa kecil melihatnya. Membuat Lily melirik Alvin tajam karena menertawakan nya.

Akhirnya mereka semua berpesta barbeque dan menikmati beberapa kuliner yang dimasak Lily dan pelayan.

"Sini om biar Lily yang masak barbeque nya" ucap Lily.

Alvin melirik sekilas lalu mengangguk.

"Silahkan nona".

Lily mengambil alih sementara Alvin tetap berada di sampingnya melihat cara Lily memanggang barbeque nya.

"Ini. Om panggang yang daging, gue sosisnya".

Alvin menurut. Dia membolak-balik panggangan daging yang sangat banyak itu. Dia juga mengoleskan kecap manis dan saus.

"Udah mateng kayaknya om".

Alvin mengangguk lalu mematikan alat barbeque nya. Mereka bersama-sama menyajikan hasil barbeque mereka di piring yang sudah berjajar rapi di sebuah meja panjang.

"Ayo di ambil barbeque nya!" Ucap Lily kepada para pelayan dan bodyguard.

Alvin dan Lily terus menyajikan sampai habis.

Tanpa mereka sadari, Wira dan Riko memperhatikan kegiatan mereka.

"Cocok" komentar Riko.

Wira melirik Riko sekilas lalu berdehem singkat.

"Apa menurutmu begitu?".

"Iya tuan".

Wira hanya terdiam. Dia bangkit dari duduknya lalu menghampiri Lily dan Alvin.

"Halo chef" sapa Wira sambil terkekeh.

"Ayah ih!".

Alvin menggaruk tengkuknya salah tingkah.

"Bentar lagi pergantian tahun. Kita siapin lampion nya aja om".

"Baik nona".

"Ayah ikut gak?".

"Ikut dong!" Semangat Wira.

Mereka bergegas menyalakan puluhan lampion yang sudah mereka beli lalu membagikannya kepada seluruh pelayan dan bodyguard beserta bolpoin untuk menulis harapan mereka.

Lily dan Alvin berdiri berhadapan sambil menulis harapan mereka masing-masing.

Aku Lillyana Putri Bagaskara hanya menginginkan untuk bertemu penyemangat hidup dan merasakan indahnya cinta tanpa terjatuh merasakan sakit.

Tulis Lily.

Sedangkan Alvin menuliskan kalimat.

Bismillah. Aku hanya berharap, tahun ini aku ingin menjadi orang yang lebih bertanggung jawab.

Alvin Rakasa

HAI

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

FOLLOW AKUN INI

FOLLOW IG: etsatmraa_

GIMANA PART INI???

JANGAN LUPA KEEP STAY IN HOME!

INGAT PESAN IBU!

JAGA KESEHATAN DAN TETAP BEROLAHRAGA

KEEP STAY IN HERE O.K

JANGAN LUPA BACA LSF, SIGNORINA, TP &B

SEE U

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 5.4K 3
[Redy Di Shopee]📌📌📌 Perjodohan yang dilakukan oleh ayah si wanita membuat masa depan anaknya tergantung dengan kebaikan seorang pria yang ternyata...
2.4M 129K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
6.7M 219K 75
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
217K 8.5K 44
Naya Nadya putri, seorang gadis cantik, sederhana,berusia 19 tahun.Seorang gadis yang harus menjalani kehidupan sulit,ia harus berjuang sendiri untuk...