Riddles Of Boy [COMPLETED]

By BerviAthalla

12.2K 3.2K 5K

⚠️WARNING⚠️ CERITA BUKAN UNTUK DITULIS ULANG! TOLONG HARGAI IDE DARI PENULIS. JADILAH PENULIS YANG BERKARYA... More

1. Awal
2. Rumah Rafa
3. Kalung dan Bandana
4. Kepingan Puzzle
5. New Student
6. Bertemu Tuan Adhitama
7. Datar dan Anti Sosial
8. Weekend
9. Bunglon
10. Kepingan Puzzle (2)
11. Flashdisk
13. Sunset Bersama Rafa
14. Ternyata?
15. Mencurigakan
16. Paket dan Amplop
Rafa?
Rumah Zenna
Janji Rafa
Kecewa?
Kotak Kayu
Alde Januar
Cincin
Martin Agibran
Hujan Bersama Rafa
Teror Lagi
Rafa or Alde?
Happy Birthday!
Terungkap
Sebuah Rasa
Kotak kayu dan Surat
091015
Pelaku Sebenarnya
Penyamaran Marsha
Kita Teman
Ragael Hadrian Adhitama
Fakta Pertama
Pelaku Utama dan Fakta Kedua
Hancurnya Keluarga Adhitama
Kecurigaan Natha
Fakta Ketiga
18.000 Detik
Kabar Buruk
Cerita Bastian
Pengakuan Dina
Akhir?
Kado Untuk 2R
Akhir Kisah Kita

12. Fans Gue

217 78 114
By BerviAthalla

"Permainan yang sangat mudah dan klasik. Kita lihat siapa yang menjadi pemenang nantinya. Nyatanya, kita saling menipu."
-Alexandra Nathania Emery-

Pagi ini SMA garuda kembali dihebohkan oleh sebuah berita yang sama sekali tak mereka percaya. Bahkan, banyak dari mereka yang menyebarkan berita itu ke media sosial. Alhasil, baik dari SMA garuda atau anak SMA lain banyak yang mengetahui berita ini.

Tampak di ujung sana terlihat dua sejoli yang sedang asik tertawa. Sepertinya mereka belum mengetahui berita itu. Lihatlah, sang gadis masih bisa tertawa di saat dirinya menjadi tokoh utama dalam berita itu.

Natha dan Rafa terus saja berbicara hingga langkah keduanya terhenti ketika Natha melihat banyak murid yang menatapnya dengan tajam.

"Kenapa lo lihatin gue gitu banget?" tanya Natha mendekati siswi berkacamata itu.

Bukannya gugup atau merasa takut, siswi itu justru melangkah maju mendekati Natha. Hingga keduanya sekarang saling menatap. "Apa anak pelacur dan koruptor pantas bersekolah di sini?" tanyanya dengan nada yang angkuh.

Natha terdiam mematung.

Pelacur?

Koruptor?

"Maksud lo, apa, ya?" Natha mencoba untuk tidak gegabah. Cukup sudah ia mencari gara-gara selama ini. Ia tak mau membuat keributan lagi hingga membuat nama dirinya terus dipandang buruk oleh semua guru.

"Gak paham? Lihat ke kelas lo, gih," jawabnya melangkah pergi meninggalkan Natha yang menatap bingung.

"Udah jangan didengerin," ucap Rafa merangkul pundak Natha.

Natha menoleh menatap laki-laki itu dengan senyum tipis. Perasaannya sangat tidak enak sekarang.

"Mau gue antar ke kelas?" tawar Rafa.

Natha menggeleng singkat. "Enggak, gue sendiri aja."

Rafa menganggukkan kepalanya. "Oke, kalau ada apa-apa hubungin gue," titah Rafa lalu mengacak rambut Natha dengan gemas.

"Iya, sayang," goda Natha menyengir lebar.

"ALEXANDRA NATHANIA EMERY."

Suara cempreng seseorang membuat Natha memutar bola matanya malas. Di saat momen indah seperti ini, haruskah ada pengganggu? Sangat cocok jika Zenna berjodoh dengan Kevan. Sama-sama pengganggu.

"Kenapa, Zen?"

Tanpa menjawab pertanyaan dari Natha, gadis itu langsung menarik tangan sahabatnya dengan kuat. Rafa yang melihat kejadian itu pun hanya menggelengkan kepalanya.

Zenna terus menarik tangan Natha dengan kuat. Langkahnya pun sangat cepat.

"Kenapa, sih, Zen?" tanya Natha dengan jengah. Ia sangat lelah untuk mengikuti langkah Zenna yang sangat terburu-buru. Sepertinya gadis itu ingin mengajak dirinya untuk merebut sembako.

"Lo lihat sekarang," tunjuk Zenna setelah keduanya tiba di dalam kelas.

Natha menurut. Gadis itu menoleh ke arah tunjuk Zenna. Tepatnya, papan tulis.

'WELCOME TO SMA GARUDA ALEXANDRA NATHANIA EMERY.'

'SEORANG ANAK PELACUR DAN KORUPTOR YANG SAMA SEKALI TIDAK PANTAS BERADA DI SINI.'

'JIKA KALIAN TIDAK MENGENAL KELUARGA NATHA MAKA INILAH KEBENARANNYA.'

Tepat di bawah tulisan itu terdapat beberapa foto yang berukuran sedang. Dengan langkah tergesa Natha langsung mendekati papan tulis itu.

Matanya membulat sempurna ketika melihat foto bunda dan ayahnya yang terpampang jelas. Natha menatap kosong foto itu. Tangannya mengepal dengan kuat.

Siapa yang berani melakukan ini?

"Ternyata Natha anak pelacur."

"Gue kira dia anak baik-baik, eh, ternyata orang tuanya bejat."

"Mana ada Natha baik, bukannya dia emang nakal 'kan? Sering buat ulah tuh cewek."

"Anak pelacur sama koruptor gak pantas sekolah di sini."

"SMA Garuda itu sekolah buat anak suci."

Natha memejamkan matanya ketika mendengar suara hinaan dari teman sekelasnya. Ini tidak benar. Sama sekali tidak benar.

Dengan sekali hentakan Natha langsung melepaskan foto itu. Jika kalian mengira bahwa Natha akan menangis maka kalian salah besar. Natha hanya menampakkan wajah datarnya. Tidak ada keceriaan lagi di wajah cantik itu.

Natha membalikkan tubuhnya dan menatap satu persatu teman sekelasnya. Tepat di dekat pintu, berdiri Zenna dan Shafira yang menatapnya dengan sendu.

"Terima kasih kejutannya." Bukannya marah atau melampiaskan emosi, Natha justru mengucapkan kata 'terima kasih' di sertai dengan senyuman manis miliknya.

Setelah mengatakan itu Natha langsung melangkah keluar dari kelas. Tak ingin sahabatnya merasa sedih, Zenna dan Shafira langsung berlari menyusul Natha.

"Nat, lo tenang aja. Masih ada kita berdua, kok," ujar Zenna mencoba untuk menghibur Natha. Shafira menganggukkan kepalanya membenarkan perkataan Zenna.

Natha menoleh lalu tersenyum tipis. "Memangnya kenapa? Gue gak merasa ada apa-apa sama gue."

Natha menghentikan langkahnya dan menatap kedua gadis itu secara bergantian.

"Gue gak semudah itu buat marah atau sedih. Gue percaya sama Tuhan. Seseorang yang berbuat jahat pasti akan dapat balasannya, kok, lo berdua tenang aja." Perkataan Natha mampu membuat Zenna dan Shafira terdiam mematung.

Benar. Apa yang dikatakan Natha sangat benar. Seseorang yang jahat pasti akan menerima balasannya. Lihat saja nanti.

Dan. Baik, Zenna maupun Shafira tidak ada yang menyahuti perkataan Natha. Keduanya sukses mati kutu.

****

Semilir angin langsung menerpa wajah cantik seorang gadis yang sedang berdiri di ujung pembatas. Gadis itu memejamkan matanya. Mencoba untuk menenangkan dirinya yang sedang menahan gejolak di dalam hatinya.

Rooftop. Di sinilah Natha sekarang. Tempat yang sangat jarang ia datangi. Namun, Natha membutuhkan angin di tempat ini. Sangat menenangkan untuk hatinya yang sedang kacau.

Siapa bilang jika Natha tidak peduli dengan berita itu?

Nyatanya, Natha sangat hancur ketika sebuah berita yang tidak benar mengenai kedua orang tuanya. Ah, ayolah, ayah dan bundanya sudah meninggal, apakah masih pantas untuk mereka membicarakan Maria dan Satya? Terlebih mereka menyebarkan sebuah fitnah.

"Hai."

Terdengar suara yang sangat asing di telinga Natha. Dengan cepat gadis itu membalikkan badannya dan menatap laki-laki itu bingung.

"Siapa?"

Dengan cepat laki-laki itu mengulurkan tangannya dan tersenyum. "Fans gue."

Deg.

Natha terdiam. Tunggu? Fans gue?

Natha menatap laki-laki itu tak percaya. Bagaimana mungkin jika selama ini orang yang mengirimkannya sebuah pesan petunjuk berada di satu sekolah yang sama dengan dirinya?

"Maksud lo?" Natha mencoba untuk tetap tenang dan tidak terlihat terkejut. Mungkin, cuma kebetulan.

"Saya adalah fans gue di kontak kamu," jawabnya lagi kembali meyakinkan Natha.

"Gak, gak mungkin," bantah Natha menggelengkan kepalanya.

"Apa yang tidak mungkin?"

"Lepaskan semuanya sebelum terlambat. Pesan yang terakhir saya kirim, right?"

Natha kembali dibuat terkejut.

"Arah jam sebelas." Natha mengerutkan keningnya bingung. Sepertinya ia pernah? Ah, pesan itu.

Dengan cepat Natha melihat ke arah bawah. Tepat di arah jam sebelas. Berdiri sosok yang sangat ia kenal.

"Sembilan, sepuluh, lima belas, arah jam sebelas."

Hari ini. Semua terbongkar dengan jelas. Dugaan Natha sama sekali tidak meleset.


Say Hi sama Shafira dulu, dong 👋😍

Continue Reading

You'll Also Like

620 228 55
《 Diikutsertakan dalam cakra writing marathon batch 5 》 °°° "Mari bahagia dalam kemilau sinarnya sang senja, di bawah langit yang meredup." Serayu ta...
2.5M 149K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
1.1M 107K 57
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
2K 835 29
Mikha hanya seorang siswa biasa dengan nilai akademik biasa dan hidup biasa yang cenderung monoton. Hingga suatu hari ia ikut ketiga kawannya bolos j...