CERITA AMIR

Ramdan_Nahdi által

217K 27.1K 1K

Kumpulan cerpen dan mini cerbung, bedasarkan kisah nyata yang dimodifikasi ulang. Dikemas menggunakan bahasa... Több

Pintu Gerbang
Teror Penunggu Pohon Kersen #1
Teror Penunggu Pohon Kersen #2
Kuntilanak Waria
Numpang Lewat
Terjerat Pinjaman Online
Jangan Kau Menabur Garam di Atas Luka
Salah Jalan - Nyasar ke Kandang Jin
Nasi Goreng Berdarah
Berteman Dengan Genderuwo
Tuyul Kiriman
Aku Yang Terbaring di Bawah Bangku Taman
Portal Gaib di Pemandian Air Panas #1
Portal Gaib di Pemandian Air Panas #2
Portal Gaib di Pemandian Air Panas #3
Anak Kecil di Kuah Soto
Portal Gaib di Pemandian Air Panas #4
Rambut di Mangkuk Mie Ayam
Jambak Rambut Kuntilanak
Memutus Jerat Pesugihan #1
Memutus Jerat Pesugihan #2
Hantu TikTok
Memutus Jerat Pesugihan #3
Aku Hanya Ingin Sehelai Benang
Memutus Jerat Pesugihan #4
'Boneka Mampang' di Taman Rumah Sakit
Memutus Jerat Pesugihan #5
Memutus Jerat Pesugihan #6
Wanita di Tengah Rel Kereta
Kakek di Gerbang Pemakaman
Memutus Jerat Pesugihan #7
Apa Salah Saya?
Mati Sendirian
Sosok Hitam di Kedai Kopi
Lupa Lepas Susuk #1
Lupa Lepas Susuk #2
Penari Ronggeng di Lantai Dua Pasar #1
Penari Ronggeng di Lantai Dua Pasar #2
Penari Ronggeng di Lantai Dua Pasar #3
Penari Ronggeng di Lantai Dua Pasar #4
Anak Tumbal Pesugihan #1
Anak Tumbal Pesugihan #2
Anak Tumbal Pesugihan #3
Anak Tumbal Pesugihan #4
Anak Kecil di Pinggir Pantai #1
Anak Kecil di Pinggir Pantai #2
Anak Kecil di Pinggir Pantai #3

Lambaian Tangan Kuntilanak di Depan Warung Makan

3.4K 493 8
Ramdan_Nahdi által

Hari ini, untuk menghibur Wildan yang baru pulang dari rumah sakit. Aku dan Hendra mengajaknya jalan-jalan ke salah satu tempat wisata di jalur Pantura. Kali ini, Hendra yang menyetir, sedangkan aku duduk di sampingnya.

Sudah satu setengah jam perjalanan. Mobil melaju melewati jalan yang sedikit bergelombang. Di kanan kiri banyak juga mobil berukuran besar yang berjalan melambat. Begitulah serunya ketika melewati jalur Pantura.

"Lu capek gak?" tanyaku setelah melalui jalan yang mirip seperti jalur 'offroad' itu.

"Emang lu mau gantiin?" Hendra balik bertanya.

"Kagak sih, cuman basa-basi doang."

"Ish."

"Emang lu, mau digantiin, Hen?" tanya Wildan yang lagi tiduran di kursi tengah.

"Jangan ah, lu kan masih sakit."

"Ya, gw juga kagak mau sih."

"Ish. Samanya lu berdua."

Mobil terus melaju. Kira-kira satu jam lagi mungkin sudah sampai ke tempat tujuan kita.

"Rame ya tiap lewat jalan ini," ucap Hendra.

"Fokus, Hen. Banyak mobil gede."

"Iya, gw cuekin kok. Cuman berisik aja gitu banyak yang teriak dan nangis."

"Apa yang teriak?" tanya Wildan.

"Tuh 'orang-orang' di tengah jalan."

Wildan melihat ke luar mobil.

"Gak ada orang ah," ucapnya heran.

"Gak usah pura-pura polos dah ah. Lu tau maksud gw, Kan?"

"Oh, 'orang' dari alam lain."

"Iye."

"Aman, gw kagak liat."

"Lu mau liat emang, Dan?" tanyaku.

"Kagak, ntar lu bikin gw kesurupan lagi."

Aku dan Hendra pun tertawa.

*

Sudah agak dekat dengan tempat wisata. Mulai banyak penjual oleh-oleh dan warung makan berjejer di pinggir jalan.

"Itu apa sih, Mir?" tanya Hendra.

"Apaan?"

"Itu coba lu liat ke kanan jalan. Samar-samar kok kaya ada yang berdiri. Tapi tipis banget kagak jelas."

"Orang?" tanya Wildan.

"Bukanlah, masa orang tipis plus transparan."

"Oh itu ... coba lu pinggirin dulu mobilnya. Ini lu perlu tau dan ngerti, Hen."

Hendra meminggirkan mobil, di sebuah lahan parkir, tepat di seberang tiga warung makan yang berderet rapih. Menu yang dijual pun sama.

"Buka kaca sampingnya!" perintahku pada Hendra. Kaca mobil di samping kanannya mulai turun perlahan.

"Duh gak bisa apa sehari gak bahas beginian," keluh Wildan.

"Lu juga musti tau, Dan. Soalnya banyak yang pake beginian."

"Fokus, Hen." Hendra memicingkan mata melihat deretan warung makan itu.

"Kuntilanak? Siang-siang ngapain?"

"Tangannya coba perhatiin!"

Hendra kembali menoleh ke sana.

"Ngelambai-lambai gitu."

"Nah coba itung berapa banyak."

"Gak ada kerjaan amat, siang-siang ngitung Kuntilanak. Nasib punya temen eror," keluh Wildan lagi.

"Banyak, Mir. Ada yang berdiri di depan warungnya. Ada yang duduk di atas atap. Emang itu ngapain sih, ngelambaiin tangan semua. Kaya dapet mahkota Miss Universe aja."

"Mau tanya langsung apa gimana?" tawarku.

"Ogah, lemes gw ntar. Dah tau gw yang nyetir."

"Hahaha, ya gw juga males kok, Hen."

"Jadi intinya apa sih? Daritadi gw nungguin kagak dijelasin," ucap Wildan.

"Lu tau 'Maneki Neko'?"

"Apaan tuh?"

"Itu HP dipake Wildan, jangan cuman jadi pajangan. Cari gih di google!"

Wildan menatap layar ponsel dan mulai mencari info tentang 'Maneki Neko'.

"Oh patung kucing yang ngelambai-lambai gitu. Katanya bisa membawa keberuntungan. Untuk menarik pembeli."

"Nah fungsinya mirip, cuman ini versi kearifan lokal. Jadi bentuknya Kuntilanak."

"Maksud lu kaya penglaris gitu?" tanya Hendra.

"Yap, mereka ngasih sugesti ke orang-orang yang lewat supaya mampir dan makan di sana. Kalau yang bisa liat sih pasti ogah. Siapa juga yang mau makan barengan rombongan Kuntilanak kaya gitu."

"Ya lu enak Amir. Lah gw?" ucap Wildan.

"Terus caranya biar gak terpengaruh sugestinya gimana?" tanya Hendra.

"Pertama pikirannya jangan kosong. Sepanjang jalan kalau bisa terus dzikir. Selain menghalangi dari lambaian tangan Jin Penglaris. Bisa juga mencegah dari incaran Jin Pesugihan."

"Oh begitu."

Tut!

Bunyi klakson mobil di belakang kami.

"Ada mobil mau parkir tuh," ucap Wildan.

"Yuk lanjut." Aku meminta Hendra melanjutkan perjalanan.

"Gara-gara liat begituan, jadi laper nih gw," ucap Hendra.

"Ya entar cari aja pas udah sampe di tujuan," balasku.

"Kalau pake begituan semua gimana?" tanya Wildan.

"Lu beli roti aja di supermarket, Dan," ucap Hendra.

"Dih."

SEKIAN

Olvasás folytatása

You'll Also Like

42.7K 2.5K 25
cerita ini kelanjutan dari Jingga 1,2,3 selamat menikmati
26.4K 1.8K 28
udah jadi mantan, tapi masih suka ngegodain. [ lowercase mode on ] copy right; riskaapram, 2018
348K 3.2K 18
18++ Bukan konsumsi anak2 Sekian lama menjanda, kau mendapatkan kabar jika ibumu akan menikah. Mungkin bagi sebagian anak. Ia akan bahagia. Namun tid...
217K 27.1K 48
Kumpulan cerpen dan mini cerbung, bedasarkan kisah nyata yang dimodifikasi ulang. Dikemas menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Dengan s...