LETTU ARJUNA (END)

By NurulDjamilah7

5.7K 364 5

Cinta pertama yang kandas saat sang pujaan hati pergi tanpa kepastian namun sang wanita dengan bodohnya perca... More

blurb
cast
1. Move on
2.Berjumpa kembali
3.Beri aku kesempatan
5.Kepercayaan
6.Sebuah peryataan
7.Saga dan Sinta
8.Secret love
9.Cinta dan kebohongan
10.Rindu yang menyiksa
11.Kalau kamu bersedia aku siap
12.Pengorbanan
13.Bleding love
14.Bledding hart
15.Bleding heart 2
16.Love Attack
17.Breaking heart
18.Beautiful day
19.Beautiful life (end)

4.Hatiku terikat padamu

267 23 0
By NurulDjamilah7

Sandaran hati by Letto

Siang ini nampak begitu terik hingga kulit seakan tercubit kala terlalu lama berada dibawah sinar matahari.

Sementara itu dari kejauhan terlihat keriuhan di depan sebuah rumah sakit yang tadinya lengang karena sebagian perawat dan dokternya tengah menikmati makan siangnya tiba-tiba tersiar kabar ada yang bunuh diri.

Sebuah mobil mewah berhenti tak lama kemudian keluarlah seorang pemuda sambil membawa seorang gadis dalam gendongannya dengan langkah tergopoh tak lama sebuah brankar datang menyongsong dan sang pemuda segera membaringkan tubuh sang gadis diatas brankar setelah itu ikut berlari disamping nya mengiringi para paramedis yang bergerak cepat menuju ruang gawat darurat.

Arimbi bergegas bersiap dengan sejumlah peralatan yang dibutuhkan untuk menangani pasien yang akan datang yang menurut informasi merupakan korban percobaan bunuh diri.

Dengan cekatan dia dan dokter yang berjaga hari ini menangani sang pasien sambil mengingat wajah si pasien yang sepertinya tidak asing baginya.

Dokter Arif yang sedang bertugas segera melepas kain yang digunakan sementara untuk membebat luka pasien yang penuh darah yang keluar dari luka sayat namun saat kain itu telah terlepas dan dia melihat lukanya dokter senior itupun mengernyitkan dahinya begitupun Arimbi dan teman-teman perawat lainnya seakan akan mereka bertelepati mereka saling pandang dokter Arif menuliskan sesuatu di kertas lalu menunjukkan pada kami semua tanpa bicara Arimbipun mengambil kasa yang telah di basahi cairan desinfektan lalu dibersihkannya luka sayatan yang masih meninggalkan sedikit darah ditekan tekannya luka itu hingga darah yang keluarpun berhenti setelah itu diambilnya perban dan ditempelkannya pada luka sayatan pasien dan selesai sudah, dan dokter Arifpun menginstruksikan pada perawat untuk memindahkan pasien ke kamar rawat inap dan setelahnya diapun keluar keruangan sebelah yang dikhususkan untuk memberitahu pada keluarga tentang kondisi pasien diikuti oleh Arimbi dan beberapa perawat lain disitu nampak keluarga pasien yang tak sabar mengetahui keadaan pasien.

"Bagaimana keadaan putri kami dok?"

"Kondisi putri Bapak dan lbu saat ini baik tidak ada yang perlu dikhawatirkan!"

Kata Dokter Arif selaku dokter pembimbing Arimbi dan dokter yang telah menangani si pasien.

"Bagaimana lukanya dok!"

"Lukanya sudah ditangani setelah beberapa saat akan membaik!"

"Trima kasih Dok bolehkah kami melihat putri kami!"

"Setelah ini putri Anda akan dibawa keruangan rawat inap jadi anda boleh mendampingi putri anda!"

"Sekali lagi terima kasih Dok!"

"Sama-sama Bapak/lbu!"

Merekapun keluar dan tak lama sebuah brankar terlihat keluar dari UGD didorong oleh perawat diikuti oleh kedua orang tuanya.

"Dok saya heran dengan pasien tadi dok jelas-jelas luka yang ada hanya sayatan biasa dan tidak terlalu dalam lantas mengapa si pasien pingsan seperti korban bunuh diri yang kehabisan darah!"

Dokter Arifpun tersenyum bangga pada pemikiran Arimbi

"Itulah ulah anak muda zaman sekarang ada-saja yang dilakukan tanpa berfikir orang tuanya akan sangat berduka karenanya!"

"Satu lagi dok menurut perkiraan saya pingsannya dia karena kurangnya asupan makanan bagaimana menurut dokter?"

Dokter Arif kembali tersenyum

"Betul sekali penilaian kamu! dan dokter Arimbi!"

"Ya dok!"

"Istirahatlah pulanglah karena kalau tidak sebentar lagi ganti kamu yang akan kami tangani!"

"Tapi Dok?"

"Tidak ada tapi istirahatlah karena besok banyak pasien yang harus kita tangani nanti saya yang akan bertanggung jawab tentang ijinnya dan satu lagi jangan lupa makan!"

"Baik Dok terima kasih!"

Karena memang benar dari kemarin Arimbi merasakan tubuhnya yang kurang fit ditambah tadi dia belum sempat makan siang sementara sarapan paginya hanya selembar roti dan segelas susu hangat Arimbi terus melangkah menuju ke arah selatan dimana ruangan para dokter intership berada.

Tiba-tiba Arimbi merasakan pandangannya mengabur untuk mencegah terulangnya kejadian seperti saat itu Arimbi bergegas menyandarkan tubuhnya pada dinding di sepanjang koridor rumah sakit sambil tetap dengan posisinya yang berdiri Arimbi memejamkan matanya sejenak namun tiba-tiba tubuhnya melayang dalam gendongan seseorang Arimbipun bergegas membuka mata melihat siapakah yang telah seenaknya mengangkat tubuhnya namun hanya dada bidang dan rahang tegaslah yang nampak dalam pandangannya namun ada sesuatu yang dikenalnya ... aroma... ya aroma yang begitu dikenalnya yang selama 5 tahun ini dirindukannya dengan sisa kekuatannya Arimbi meraih baju yang dikenakan seseorang yang kini menggendongnya demi untuk menuntaskan rasa penasarannya, namun seakan mempermainkan dirinya orang itu terus berjalan sambil mendekap erat tubuhnya  kemudian berhenti untuk mengambil sesuatu dari saku celananya.

Arimbi menarik napas dengan berat namun dia merutuki hatinya yang masih saja berdebar keras saat orang itu menurunkannya pada kursi penumpang dan memasang seat belt untuknya kemudian setelahnya menutup pintu untuknya tak lama kemudian diapun masuk dan duduk dikursi kemudi sesaat berlalu terlihat dia menulis sesuatu di hand phonenya melihat itu Arimbi bergerak melepas seat belt dan berniat akan turun dan membuka pintu mobil namun Arimbi mengurungkannya karena sebuah suara bariton menginterupsinya...

"Apakah sebegitu bencinya kamu padaku dek hingga engkau begitu risih berada didekatku aku mohon untuk kali ini saja biarkan aku menjagamu!"

Arimbipun mengurungkan niatnya untuk keluar dan kembali menutup pintu mobil kemudian disandarkannya kembali kepalanya sambil menutup mata kembali namun tiba-tiba ada seseorang mengetuk kaca mobil dan dengan perlahan Arimbipun membuka kaca dan menemukan Sinta yang memberikan tasnya yang terlupakan karena seseorang yang tiba-tiba mengangkat tubuhnya dengan seenaknya.

"Ini tas kamu dan ini obat dari dokter Arif istirahat ya makan yang bener kamu pucat gitu!"

"Iya Sin trima kasih maaf merepotkan tolong sampaikan ucapan trima kasihku pada dokter Arif!"

"Siip!"

"Oh ya mas nitip Arimbi ya!"

Seseorang yang dipanggil Mas oleh Sinta itupun mengangkat jempolnya sambil tersenyum.

Tak berapa lama mobilpun terlihat melaju meninggalkan rumah sakit suasana begitu hening karena mereka sama-sama terdiam tanpa memulai percakapan tiba-tiba Arimbi merasakan sesuatu mengalir dari hidungnya dengan terkejut Arimbipun menadahkan telapak tangannya menutup hidungnya.

Melihat keadaan Arimbi orang itu langsung panik diambilnya lembaran tissu lalu diberikannya pada Arimbi dan tak lama mobil memasuki sebuah basemant.

"Aku akan membawamu ke apartementku karena tempat ini merupakan tempat terdekat dari rumah sakit dibanding rumahmu jangan khawatir aku tak akan berbuat aneh-aneh padamu!" Setelah mengucapkan itu diapun segera mengangkat tubuh Arimbi menggendongnya seakan-akan tanpa beban.

Tak berapa lama mereka terlihat keluar dari sebuah lift dengan Arimbi yang terlihat pasrah dalam gendongan tanpa orang itu tahu bahwa apartement Arimbi hanya berjarak satu pintu dari apartementnya. Saat sampai didalam apartement Arimbi takjub melihat tempat itu begitu rapi dan bersih juga tercium bau harum dari seluruh penjuru ruangan. Arimbipun diturunkan pada sofa setelahnya orang itu melangkah masuk kedapur dan saat kembali dia membawa baskom berisi air es dan handuk kecil berwarna putih sebagai seorang dokter dia faham akan apa yang akan dilakukan orang itu hatinya berdebar keras saat orang itu mendekatinya...

"Duduklah yang tegak dek agar darahnya tidak masuk kembali ke tenggorokan dan usahakan pelan-pelan bernafas melalui mulut!" Sambil berbicara orang itu dengan cekatan memasukkan handuk yang telah dilipat menjadi segi tiga lalu mencelupkannya kedalam air es setelah itu diperasnya lalu ditempelkannya handuk beku itu tepat di tulang hidung Arimbi dengan lembut setelah beberapa detik diambilnya lagi handuk itu dan kembali di masukkan dalam air es dan kembali ditempelkan begitu seterusnya sampai darah yang keluar dari hidung Arimbi berhenti saat itulah suara bel berbunyi membuat Arimbi terkesiap dan disadari oleh orang itu dan berkata...

"Itu hanya orang yang mengirim makanan jangan khawatir!"

Lalu diapun membuka pintu dan tak lama terdengar suara percakapan sederhana dan selanjutnya orang itu kembali masuk sambil membawa sebuah paper bag dengan logo produk makanan terkenal.

Lalu orang itu melangkah ke dapur dan tak lama kembali sambil membawa nampan berisi makanan dan dua gelas minuman lalu dengan perlahan dia menyuapi Arimbi yang masih saja setia dalam mode terdiam setelah itu orang itu mengambil obat yang tadi diberikan teman Arimbi padanya dan diangsurkanya beserta air mineral serta memberi tanda pada Arimbi agar meminum obatnya.

"Minumlah setelah itu istirahat baru setelahnya akan aku antar pulang ke rumahmu!"

Arimbipun menurut karena tidak ada hal lain yang dapat dilakukan olehnya selain itu.

Orang itupun bangkit membawa nampan bekas makanan itu ke dapur dan tak lama dia kembali dengan sebuah bantal dan selimut, diletakkannya bantal dan selimut itu pada sisi lain lalu dengan cekatan dia mengubah sofa menjadi sebuah kasur dengan menarik sofa itu pada sisi sandaran setelah itu ditaruhnya bantal itu dan menyuruh Arimbi untuk berbaring sementara dia masuk kedalam sebuah kamar yang menurut Arimbi adalah kamar pribadinya. Lama Arimbi termenung sampai suara seseorang membuka pintu membuat dirinya pura-pura tertidur menghadap ke arah sandaran kursi. Arimbi merasakan goyangan sofa dibelakangnya tak lama dia merasakan adanya tarikan pada tubuhnya dan sebuah pelukan hangat didapatnya dengan tangan orang itu yang melingkari perutnya lalu orang itupun berkata...

"Maaf selama 5 tahun ini melukaimu memang benar kata seseorang engkau kini telah berubah engkau lebih pendiam, penyendiri, lebih dingin dan jarang tersenyum apakah perlakuanku padamu begitu menyakitimu hingga membuat engkau berubah menjadi orang lain, maafkan aku dek! maafkanlah orang bodoh ini yang menjadi penyebab dari kesakitanmu!" Arimbi tidak menjawab pertanyaan orang itu akan tetapi dia membalikkan tubuhnya dan balas memeluk tubuh tegap itu dengan erat sambil terisak didadanya yang bidang Arimbi menumpahkan segala rasa yang selama ini menggumpal didadanya yang terasa begitu menyesakkan hingga membuatnya seakan mati rasa tapi setelah mendengarkan ungkapan hati seseorang yang selama ini dia benci sekaligus dirindukannya membuat Arimbi sadar hatinya selalu terikat pada seorang Arjuna! Arjunanya.

Arjuna membelai dan menciumi pucuk kepala Arimbi sambil mengucapkan beribu kata maaf dari bibirnya sedangkan Arimbi setelah menumpahkan segala beban hatinya membuatnya kelelahan dan tertidur dalam dekapan Arjuna.

To be continued...

Continue Reading

You'll Also Like

315K 24.8K 36
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. ...
2.1M 93.6K 53
SEQUEL "THE DEVIL WANTS ME" Bisa di baca terpisah [FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] DON'T COPY MY STORY❌️‼️ 17+ Awal dari bencana ini di mulai ketika Edel...
2M 30K 45
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
4.9M 183K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...