Still Unfair

By keyralvia_

253K 23.5K 2.4K

[Part Lengkap] [demi kenyamanan di harapkan untuk Follow sebelum membaca] [Axender series] [Unfair Book II] ... More

kata sambutan
Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35 [Menuju Ending]
36 [Ini Endingnya?]
Exrta part|My Family My Team
Ekstra Part 2| Ini Tentang Libra
jadi ini ceritanya

22

4.2K 491 32
By keyralvia_

Selamat malam minggu..
Votenya kaka~~~

====

Hari ini adalah hari penyelanggaraan pensi besar-besaran yang di adakan setiap tahun di FOG'School. Di mana setiap tahunnya sekolah itu selalu mengundang bintang tamu yang luar biasa, mulai dari aktor/aktris, band, atau bahkan musisi luar negri.

Jam menunjukan pukul enam tepat, sekarang anggota Osis tengah sibuk mengurusi segala kekurangan yang belum terpenuhi, atau sekedar mengecek sound system. Arkan hanya mengawasi kerja mereka, terutama Osis bagian Apresiasi Seni yang menjadi panitia inti penyelanggaraan Pensi ini.

Setelah di rasa semuanya sudah selesai, anggota Osis berkumpul di back stage, termasuk Arkan dan Sean. Osis akan melakukan briefing sebelum memulai tugas mereka. Anggota Osis yang berjumlah dua puluh lima orang itu sekarang tengah berkumpul membentuk lingkaran.

"Oke semua udah kumpul?" Tanya Arkan.

"Siap sudah!" Koor seluruh anggota Osis.

Arkan mengangguk. "Sie Apres mana?" Tanya Arkan.

"Siap!" Jawab sie. apresiasi seni yang berjumlah lima orang.

Arkan menatap satu persatu anggota Sie. Apresiasi seni. "Apres, ini acara utama kalian. Kalian harus memastikan kalau acara ini berjalan lancar. Jangan ada kesalahan sedikit pun. Mengerti!"

"Siap mengerti!"

"Sie keamanan mana?"

"Siap!" Jawab anggota Sie. Keamanan.

"Tugas kalian jaga keamanan pensi, jangan ada yang rusuh. Pastikan setiap siswa/siswi tidak membawa barang yang dapat membahayakan orang lain. Seperti petasan, dan sebagainya. Mengerti!"

"Siap mengerti!"

"OSIS FHS FIGHTING!" pekik Sean mengepalkan tanganya ke udara.

"FIGHTING!" Koor para anggota OSIS.

Arkan dan Sean saling pandang laku kemudian dua anak adam itu kembali menatap para anggota mereka.

"Keamanan, jaga pintu masuk. Periksa setiap tas siswa. Apres bagi dua, ada yang di back stage ada yang di depan, konsumsi jaga makanan, jangan biarin orang masuk kecuali panitia atau guru" ucap Sean dengan tegas.

"Sekarang jalankan tugas kalian masing-masing! Semangat!!" Lanjut Sean. Lalu para anggota OSIS mulai berpencar dan menjalankan tugas mereka masing-masing.

Sekarang tinggal Sean dan juga Arkan yang berada di back stage.

"Ar, gue lupa bilang kalo lo—"

"Santai, gue udah ubah rencana kok. Gue tetep tampil sama Sherina" jawab Arkan dengan senyum yang mengembang membuat Sean semakin tidak enak hati.

"Lo serius?" Tanya Sean lagi.

Arkan mengangguk. "Serius, Gue cari Sherina dulu ya, lo bisa handle dulu kan?" Tanya Arkan.

"Bisa, good luck bro!"

Arkan tersenyum lalu pergi meninggalkan Sean sendiri.

Jujur Sean merasa bersalah pada Arkan, ia belum bisa menjadi wakil ketua OSIS yang dapat di andalkan. Ia hanya bisa membuat Arkan susah. Andai saja ia tidak lupa pasti Arkan tidak susah-susah memutar otak dan mengubah rencana. Dan Karna Sean juga, Arkan semakin sibuk dam semakin lupa akan Thalassa.

Sean menghela nafasnya, lalu cowok itu keluar dari back stage untuk memastikan bahwa anggotanya menjalankan tugas dengan benar.

Terlihat beberapa murid sudah datang, setiap ada Acara pensi Para murid di perbolehkan memakai baju bebas asalkan sopan, dan para murid juga di perbolehkan mengajak teman mereka dari luar sekolah.

Sean berjalan ke arah Aula, untuk mengecek murid yang mengisi acara pensi. Ternyata sudah banyak yang datang, sudah ada pula yang selesai si make up.

"Susunan acara di pegang sama siapa?" Tanya Sean pada salah satu anggota Osis yang berjaga di depan pintu aula.

"Di pegang sama MC, ketua Pensi, sama Arkan" jawab Anggota Osis itu.

Sean mengangguk mengerti. "Itu udah hadir semua?" Tanya Sean sambil menujuk ke dalam Aula.

Anggota Osis itu menggeleng. "Belum, tinggal anak Dance aja" jawabnya.

"Oke, Semangat nugasnya!" Ucap Sean sambil tersenyum.

Anggota OSIS itu pun terkekeh dengan kelakuan Sean. Si wakil ketua OSIS yang Humoris namun tetap tegas dan disiplin.

Setelahnya Sean pergi meninggalkan Aula. Matanya melirik jam tangan yang bertengger di tangan kirinya. Sekarang sudah jam tujuh lewat lima menit. Yang artinya acara pensi akan di mulai dua puluh lima menit lagi.

Sean dengan buru-buru mencari keberadaan Arkan untuk meminta Susunan acaranya. Tapi langkah nya terhenti ketika melihat gadis yang ia kenali tengah duduk sendirian di kelasnya. Gadis yang tak lain dan tak bukan adalah si arogan Thalassa.

Sean yang semula ingin mencari Arkan, kini beralih ke arah Thalassa, kakinya secara otomatis menghampiri Thalassa yang sedang duduk sendirian sambil mendengarkan musik dari Airpods miliknya.

Sean mencabut salah satu Airpods Thalassa, membuat sang empunya menoleh mengalihkan atensi nya pada Sean yang berdiri tepat di sebelahnya sambil menampakkan senyum lebar di bibirnya.

Alis Thalassa berkedut melihat keberadaan Sean. Bukan nya Sean waketos ya? Harusnya cowok itu sibuk. Kenapa malah ada di sini? Pikir Thalassa.

"Kenapa lo senyum-senyum gitu? Kesambet setan mana?" Sarkas Thalassa.

Senyum Sean perlahan memudar, Thalassa tetaplah Thalassa. Si gadis angkuh yang tak pernah berkata halus. Umpatan adalah makanan sehari-hari Thalassa.

"Kasar banget sih jadi cewek" cibir Sean.

Thalassa berdecih sambil memutar bola matanya malas. "Bacot ah" ucapnya lalu berdiri dari duduknya dan pergi keluar kelas meninggalkan Sean.

"Ehh Thalassa mau kemana? Kok ninggalin gue?!" Pekik Sean sambil mengejar Thalassa.

Sean terus mengikuti langkah Thalassa, gadis itu berjalan dengan langkah besar dan juga cepat sehingga Sean sedikit kewalahan untuk mengimbanginya.

Hingga akhirnya Sean berhasil menyamakan langkahnya dengan Thalassa, Sean tersenyum senang. Namun di satu sisi dahi nya berkerut ketika langkah Thalassa semakin lambat dan...

Tuk.

Thalassa berhenti berjalan membuat Sean juga ikut berhenti.

"Sa lo kena—"

Sean langsung membukam mulutnya sendiri ketika ia melihat ke aula tempat para murid mempersiapkan penampilannya. Di sana ada Arkan dam juga Sherina yang sedang asik duduk berdua di temani Arkan yang sedang memetik gitar sambil bernyanyi. Arkan juga mengelus rambut Sherina dengan lembut.

Sekarang Sean tau alasan Thalassa memberhentikan langkahnya. Siapa lagi kalau bukan Arkan?

"Mereka tampil bareng?" Tanya Thalassa.

Sean mengangguk. "Iya, kenapa? Lo cemburu?" Tanya Sean sambil menaikkan satu alisnya.

Thalassa berdecak sebal. Lalu menginjak kaki kanan Sean.

Bugh!

"AAAAAKHHH THALASSA BEGO!"

•°•°•°•

"Coba sekali lagi" pinta Arkan pada Sherina yang sekarang duduk tepat di hadapannya.

Kini mereka berdua tengah latihan sebelum nanti tampil, Arkan dan Sherina sepakat memilih lagu 'My boo' sebenarnya mereka agak canggung juga menyanyikan lagu yang genre nya romance, tapi mau bagaimana lagi? Waktu mereka hanya sedikit jadi lagu yang di populerkan oleh Alicia key itu sepertinya adalah pilihan yang tepat.

"Di bagian mana nya?" Tanya Sherina.

"Reff nya"

Sherina mengangguk, ia pun berdehem sejenak agar suara yang ia keluarkan lebih bagus.

"Five Four three two one!" Arkan memberi aba-aba sambil bersiap memetik gitarnya.

Sherina memejamkan matanya lalu sedetik kemudian gadis cantik itu kembali membuka matanya dengan senyum yang mengembang.

"I was in love with you when we were younger you were mine, my booooo~"

Suara Sherina begitu sopan masuk ke telinga, dan itu terdengar sangat bagus meskipun ada sedikit crack di bagian my boo~

Arkan mengangguk. "Itu lebih baik, tapi nanti pas di panggung jangan pake nada terlalu tinggi. Takutnya crack" saran Arkan.

Sherina mengangguk mengerti, lalu ia lanjut bersenandung tanpa iringan gitar dari Arkan.

Mata Arkan menelisik ke seluruh ruangan. Hingga netranya bertubrukan dengan netra coklat madu milik gadis yang tengah berdiri di depan pintu aula. Itu Thalassa, dengan Sean yang ada di belakangnya.

Kini Arkan sadar, ia bukanlah sosok teman yang baik buat Thalassa. Arkan merasa Sean lebih baik darinya, dan dirinya hanya membuat Thalassa berada dalam kesulitan. Jadi dengan cepat Arkan mengalihkan pandangannya dari Thalassa dan kembali menatap Sherina.

"Lo cantik Sher"

Sherina terkesiap, ada apa ini? Arkan sakit kah? Kenapa tiba-tiba memujinya?

"Kamu—gak salah makan kan?" Tanya Sherina.

Arkan malah tertawa, lalu pemuda itu mengelus rambut Sherina dengan lembut. Tapi ujung matanya melirik Thalassa yang kemudian berjalan meninggalkan area Aula dengan langkah kesal.

Arkan mengehela nafasnya. "Maaf Sher, tadi ada Thalassa" ucap Arkan.

Sherina tersenyum lembut, ia tau maksud Arkan. "Gapapa aku paham, tapi kalau boleh tau. Alasan kamu ngelakuin itu atas dasar apa?" Tanya Sherina.

Arkan menunduk dalam. Haruskah ia bercerita pada Sherina? Mungkin iya.

"Gue merasa kalau kehadiran gue di hidup Thalassa, malah semakin buat Thalassa susah. Lagi pula Thalassa udah punya Sean, gue yakin Sean lebih baik dari pada gue yang cuma bisa ngecewain dia. Gue sadar diri aja Sher, gue emang gak pantes temenan sama Thalassa yang notabene nya anak orang kaya. Jadi mulai sekarang gue mau menjauh dari hidupnya dan kembali jadi orang asing" jelas Arkan.

Sherina menggeleng tak menyangka. "Arkan maaf banget ya—KAMU BODOH!" pekik Sherina dengan wajah kesal.

Arkan melotot kaget.

Sherina masih memasang wajah kesalnya, maaf-maaf aja Sherina geregetan sendiri mendengar cerita Arkan. Arkan itu otak nya cerdas, tapi masalah kayak gini dia bodoh banget. Semut yang lewat aja tau kalau Thalassa suka sama Arkan, nah Arkan yang manusia masa gak peka sih?

"Sher lo apa—"

"Kamu itu manusia terbodoh yang pernah aku temuin. Nih ya Arkan dengerin aku, Thalassa itu suka sama kamu, dan kamu harusnya sadar akan itu! Dengan cara kamu menjauh dari Thalassa, kamu malah buat dia jadi makin kecewa. Aduuuh aku kok bisa sih temenan sama manusia bodoh kayak kamu" ucap Sherina tidak habis pikir.

Arkan masih blank.

"Apa? Kamu pasti mau bilang kalau kamu anggap Thalassa sebagai adik aja? Iya? Gemes banget aku sama kamu Ar, rasanya pengen tak hih!" Cerca Sherina.

Arkan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kenapa Sherina jadi emosian gini? Kemana Sherina yang lemah lembut?

"Sher lo lagi PMS ya?" Tanya Arkan.

Sherina menarik nafasnya, lalu membuangnya secara kasar. menghadapi manusia sejenis Arkan memang harus banyak-banyak bersabar dan ber-istighfar. Lagi keadaan seperti ini sempat-sempatnya bertanya 'lo lagi PMS ya?' mungkin kalau bukan berada di tempat umum, Sherina akan menjambak rambut Arkan sambil memaki-maki pemuda yang di gadang-gadang menjadi ketua OSIS paling teladan seangkatan.




Tbc.







A.n

Ougheeyyy...

Team Thalassa-Arkan mana suaranya?

Atau Team Thalassa-Sean mana suaranya?

Cast yang cocok buat mereka siapa ya kira-kira, saran dong. Key bingung nih

Continue Reading

You'll Also Like

9.7K 1.6K 66
❝Saya titipkan Ifah padamu, Nak.❞ Daffa dan Ifah adalah teman masa kecil, yang sama-sama menyukai puding mangga. Setelah lama tak bertemu, akhirnya m...
52K 4.2K 56
Series # 7 Abila Nafisa Putri *** Setelah kembali dari Belanda, Abila memulai hidup barunya dengan melanjutkan sekolahnya di SMA Merpati. Di nyataka...
637K 24.9K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
306K 11.4K 59
"Gua itu bongkahan es, kalo nggak kuat?minggir." -Arion destama. "Tapi dia pangeran yang gagal dingin kalau lagi sama pacarnya." -Aleta aelius.