Mas OSIS dan Dek Preman × Joo...

By badaAAAHHH

4.2K 660 143

Seonghwa yang pulang malem gara-gara sibuk ngurusin tugas-tugasnya sebagai ketua OSIS tiba-tiba dipalak! Para... More

0 : Dipalak
Tak Kenal Maka Tak Papa /g
1 : MOS
2 : Daftar
× : Koperasi (YeoJong)

3 : Seleksi

603 101 33
By badaAAAHHH

Hari-H seleksi.

Hari yang udah ditungguin Seonghwa sambil gigit-gigit kuku dari minggu lalu akhirnya tiba. Sekarang aja dia masih gigit-gigit kuku, padahal dia satu ruangan sama kakel-kakel purna OSIS sekolahnya yang tampangnya galak semua dan pada nggak suka ngeliat orang yang gugup.

"...menurut gue sih gitu, Hwa."

"Hwa."

"Seonghwa?"

"HEH PARK SEONGHWA!"

Seonghwa yang lagi ngelamun langsung berjengit kaget. Dia noleh, natap wakil ketua OSIS, Soyeon, yang sekarang mukanya udah kesel banget.

"Udah bangun, Seonghwa?" Seonghwa noleh ke belakang, ngeliat kakelnya, Changkyun, yang lagi nopang dagu sambil senyam-senyum nahan ngakak. Seonghwa juga liat kakel sama alumni yang lain—Chungha, Sungho, dan Minji,  yang senyam-senyum juga.

"Nih, lap dulu itu ilernya," suruh Chungha sambil nyodorin tisu. "makanya kalo melamun nggak usah pake mangap."

"Eh, makasih Kak." kata Seonghwa sambil ngambil tisu dari tangan Chungha. Dia langsung ngelap dagu sama tangannya yang bekas dia gigit-gigit kukunya.

"Kenapa lo? Sakit?" tanya Sungho, mukanya yang tadi senyum geli itu udah balik datar lagi.

"Iya, kalo sakit bilang aja, Hwa. Daripada nanti lo pingsan kan nggak lucu." sahut Minji.

"Nggak kok, Kak!" jawab Seonghwa buru-buru. Sakit jiwa iya, batinnya.

"HAH SAKIT JIWA?!" teriak orang-orang satu ruangan.

"Anjir keceplosan!"

×+×+×+×+

"Lo beneran nggak papa, Hwa?"

"Iya Kak, beneran."

"Gue banyak kenalan psikolog. Kalo lo beneran sakit jiwa, kontek-an aja."

"Bahasa lo agak meresahkan ya, Byul."

"Sendal diem aja."

"NAMA GUE SANDEUL, BUKAN SENDAL!"

Seonghwa, Soyeon, sama kakel dan alumni lainnya langsung ketawa nontonin alumni mantan ketua dan wakil ketua OSIS, Moonbyul sama Sandeul, yang sekarang lagi kejar-kejaran.

"Ini kakel dua, baru aja dateng, ketemu lagi habis nggak ketemu bertaun-taun, udah gelut lagi aja." komentar Minji.

"Udah, udah, Kak Sandeul, Kak Moonbyul! Ayo kita ngebahas ini dulu, biar nggak kesorean!" ajak Chungha.

Nggak lama, jajaran ketua dan wakil ketua SMA Keikyu itu udah duduk melingkar lagi di tengah-tengah aula yang kosong melompong. Ada kali satu, dua jam mereka ngebahas orang-orang yang pada daftar, mulai dari yang daftar jadi sie, sampai akhirnya masuk ke yang daftar jadi ketua.

"Kim Hongjoong," Changkyun ngebaca dengan lantang nama di kertas form yang dia pegang. "gimana pendapatnya, temen-temen?"

"Menurut gue overall dia bagus, sih. Lainnya? Ada yang beda pendapat nggak?" tanya Sungho.

Semua orang yang ada disitu setuju kalo Hongjoong orangnya bagus banget, ngomongnya bagus, visi misinya juga jelas, orangnya tegas, banyak banget pujian yang dikeluarin mereka semua, kecuali satu orang.

Siapa dia? Oh, ya jelas Park Seonghwa seorang. Dia udah ketar-ketir sendiri mikirin dia satu banding tujuh. Tapi, tiba-tiba dia inget satu hal yang potensi banget buat jatohin Hongjoong.

Maap ye, batin Seonghwa.

Seonghwa berdehem, ngalihin atensi semua orang ke dia. "Gue mau ngasih tau suatu hal aja sih, tentang si Hongjoong ini."

"Boleh, silakan."

Tarik napas, buang napas.

"Si Hongjoong ini, dia preman."

Aula yang emang udah sepi seketika jadi hening. Semuanya natap Seonghwa yang lagi nahan napas gugup, berusaha nyari apakah Seonghwa bohong ato beneran.

"Lo tu, adek kelas sendiri difitnah." gerutu Soyeon sambil noyor kepalanya Seonghwa.

"Eh nggak! Beneran deh, sehari sebelom mulai masuk dia malak gue, anjir!"

"Park Seonghwa, language." tegur Sandeul.

"Eh iya, maaf Kak," gumam Seonghwa. "Beneran deh, serius. Soyeon, lo tau kan waktu gue bilang uang jajan stroberi gue dipalak? Itu dia yang malak!"

"Tapi masa, sih? Orangnya bagus banget gini, masa preman?" tanya Moonbyul.

"Serius Kak, lagian ngapain sih gue bohong? Nggak ada gunanya." gerutu Seonghwa.

"Ya kali aja kalian sebenernya kenal, cewek lo direbut lah ato apa gitu, terus lo dendam." tebak Changkyun.

"Kak, gue maho."

"Oiya lupa, hehe."

Akhirnya delapan orang itu diem lagi, mikirin keputusan lolos ato gagalnya Hongjoong. Tujuh sih sebenernya yang mikir, Seonghwa mah komat-kamit dalem hati, berharap bisa diskualifikasi Hongjoong dari sini sekalian biar aman, damai, tentram, sejahtera, selamat, sentosa hatinya.

"Gini deh," Moonbyul buka suara. "berhubung dari semua yang daftar jadi ketua, dia yang kita anggep sebagai calon paling bagus, mending kita masukin aja dulu. Habis ini masih ada seleksi tahap dua sama guru juga, kan? Nanti biar gurunya aja yang mutusin mau masuk ato nggak. Lagian kalo beneran preman, pasti guru tau dan bakal langsung diskualifikasi, ya kan?"

Penjelasan Moonbyul yang ngambil jalan tengah itu disetujui sama semua orang, walaupun ya, Seonghwa setuju nggak setuju, sih. Tapi sekali lagi, dia satu lawan tujuh, dia udah nggak bisa ngelawan lagi.

Akhirnya rapat sama evaluasi hari itu selesei jam tujuh malem. Sama kayak yang sudah-sudah, Seonghwa bakal pulang jalan kaki lagi meskipun dia udah ditawarin bareng sama kakel-kakelnya. Alesannya sih nggak mau ngerepotin, padahal dia mau nongki-nongki dulu di ind*maret.

"Duluan ya, Hwa!" teriak Soyeon yang ngejulurin kepala dari kaca mobilnya.

"Iya, tiati!" balas Seonghwa. Dia sengaja nemenin Soyeon dulu soalnya dia agak telat dijemput, otomatis dia pulangnya tambah larut.

Nggak papa, asal nggak dipalak lagi, batin Seonghwa.

"Kakak manis~ mau kemana, Kak?"

Oalah jancuk.

Seonghwa ngelirik dari sudut matanya, dia pikir itu rombongannya Hongjoong lagi gegara dia dipanggil di tempat yang sama persis kayak kemaren. Tapi matanya langsung membulat waktu dia liat ada banyak senjata di tangan preman-preman itu. Senjata tajam, senjata tumpul, semua mereka pegang dan mereka semua nyeringai sambil ngeliatin Seonghwa.

Lari! Lari! Lari!

"Kejar dia!"

Seonghwa lari, bener-bener lari sekencang yang dia bisa. Napasnya yang buru-buru menderu, suara yang kedengeran jelas di telinganya cuma detak jantungnya dan samar-samar teriakan preman yang ngejar dia.

Dia lari nggak tau arah, bahkan bisa dibilang dia tersesat soalnya dia asal masuk ke gang-gang yang ada. Teriakan preman-preman tadi kedengeran makin deket waktu Seonghwa nyadar kedua kakinya udah mulai melambat dan dia berkali-kali kesandung kerikil di gang sempit itu.

"Seonghwa!"

Seonghwa noleh ke arah suara dan dia liat raut paniknya Hongjoong, ngulurin tangan ke arahnya. Dia mau nolak, tapi tenaganya udah hampir nggak ada, akhirnya dia nerima tangan Hongjoong dan ngebiarin badannya ditarik ke pelukan Hongjoong yang langsung merunduk di balik ilalang tinggi.

Kedua kaki Seonghwa lemes, tangannya yang satu masih digenggam Hongjoong, sementara tangan Hongjoong yang satunya ngedekap dan ngelus pelan kepalanya dia. Di antara suara-suara berdenging dari pusing mendadak yang Seonghwa rasain, dia masih bisa denger kata-kata penenang yang dibisikin Hongjoong ke telinganya.

Napas Seonghwa masih memburu dan air matanya udah ngebasahin kemeja Hongjoong yang dia remat kencang-kencang buat ngekspresiin rasa takutnya.

"It's okay, it's okay. Mereka udah pergi, Seonghwa kuat, Seonghwa hebat. Yuk, napas dulu ya?" suara pelan Hongjoong yang berusaha nenangin Seonghwa malah bikin air matanya makin deres. "Aduuhh, jangan nangiiisss! Nih, ada tisu, dilap dulu ya?"

"Ng..." gumam Seonghwa, ngebiarin tangan Hongjoong yang berasa hangat itu ngelap mukanya pake tisu.

"Mau ke rumah gue dulu? Nanti gue anter pulang, daripada lo balik sendirian dengan kondisi kayak gini, bahaya."

Seonghwa cuma bisa ngangguk dan nggak ngomong apa-apa, ngebiarin Hongjoong ngelakuin apa yang dia bisa buat bantu Seonghwa berdiri dan jalan ke rumahnya yang ternyata ada di balik kebun ilalang tinggi tadi.

Di luar dugaan, walaupun posisinya ada di belakang kebun yang nggak kerawat, tapi ternyata rumah Hongjoong itu mewah dan besar. Begitu buka pintu rumah, ada banyak pelayan yang berjejer dan ngasih salam ke Hongjoong, yang langsung Hongjoong perintahin buat bawain air putih sama jaket paling hangat yang ada buat Seonghwa.

"Duduk dulu," kata Hongjoong. "gue mau nyiapin mobil, gue nggak suka kalo barang gue dipegang orang lain."

Seonghwa awalnya mau nolak soalnya dia masih gemeteran, tapi kalo gitu dia malah nggak pulang-pulang dong? Akhirnya dia ngelepas genggaman tangannya Hongjoong yang masih berasa hangat di tangannya.

"Silakan, Tuan." pelayan Hongjoong yang tiba-tiba naruh segelas air di atas meja di depannya bikin Seonghwa bangun dari melamunnya.

"Ah iya, makasih banyak." balas Seonghwa sebelom dia cepet-cepet minum air yang ada di gelasnya. Nggak lama, ada dua pelayan yang dateng lagi, ngambil tangannya dengan perlahan sampe Seonghwa ikut berdiri dan masangin coat warna  biru pastel di badannya.

Wangi petrichor, batinnya. Enak.

"Erm, maaf, ini punya siapa ya Mbak?" tanya Seonghwa ke pelayan yang sekarang masih sibuk ngancingin coat yang dia pake.

"Ini milik Tuan Muda Hongjoong, Tuan. Tapi coat beliau berkata kalau coat ini hanya boleh dipinjamkan atau diberikan pada orang yang beliau sayangi." jawab salah satunya.

"O-oh.." gumam Seonghwa, dia bingung harus respon apa.

Waktu udah selesei ngancingin dan ngerapihin coat-nya, pelayan tadi bilang ke dia buat duduk lagi sambil nungguin Hongjoong.

"Hwa," panggil Hongjoong. Dia udah ganti pake celana jeans sama turtle neck warna item. "ayo, keburu makin malem."

Seonghwa cuma ngangguk dan ngekorin Hongjoong dari belakang, nggak protes waktu Hongjoong ngebukain pintu buat dia, bahkan masangin seat belt-nya. Antara saking lemesnya ato kebawa suasana, dia sendiri juga bingung.

×+×+×+×+

Di dalem mobil itu hening, hening banget. Suara yang kedengeran cuma deru napas pelan Seonghwa sama Hongjoong, dan suara mesin mobilnya. Hongjoong bahkan nggak nyalain radio sama sekali.

Mulut Seonghwa gatel.

Biasanya kalo di dalem mobil gini dia udah ribut nyanyi-nyanyi. Bahkan naik taksi ato bus pun dia tetep nyangi-nyanyi walaupun nggak seheboh waktu naik mobil sendiri ato mobil temen.

Hongjoong nyadar. Dia liat Seonghwa yang sibuk liat ke depan, terus ngeliat ke luar jendela di sampingnya lagi, mainin kedua tangannya di coat punya dia, terus diem lagi.

"Kenapa, Hwa?"

Seonghwa langsung noleh kaget. "Hah? Apanya yang kenapa?" dia bahkan udah mulai terbiasa dipanggil 'Hwa' sama Hongjoong dan pikirannya nggak fokus kesitu lagi.

"Lo kenapa? Daritadi udah kayak orang gelisah." tanya Hongjoong, matanya ngelirik ke arah Seonghwa sebelom fokus lagi ngeliat ke depan.

"Ngg, biasanya kalo di mobil gue berisik nyanyi-nyanyi, jadi rasanya aneh.." gumam Seonghwa. Kepalanya udah nunduk, mukanya merah nahan malu.

Gue ngapain buka kartu di depan dia sih?!

Hongjoong ketawa. "Nih, udah gue nyalain. Pilih aja mau dengerin apa." suruh Hongjoong.

"Makasih." gumam Seonghwa. Dia sibuk nyari lagu yang dia suka, ada boyband namanya ATEEZ, dia suka banget lagunya mereka yang judulnya Mist. Begitu liat nama ATEEZ muncul dia langsung mekik pelan dan buru-buru milih Mist. Habis itu dia langsung duduk tenang lagi dan ikut nyanyi pelan-pelan, takut ganggu Hongjoong.

"Nyanyi mah nyanyi aja, nggak usah malu-malu." kekeh Hongjoong. Seonghwa ikut ketawa terus dia langsung lanjut nyanyi lagi, sekarang nggak dia tahan-tahan. Bahkan dia udah ngambil botol air mineral di sampingnya, ceritanya jadi mic.

Malam itu, perjalanan ke rumah Seonghwa penuh dengan Seonghwa yang asik nyanyi lagu-lagu ATEEZ dan Hongjoong yang cuma senyam-senyum sambil sesekali ngelirik Seonghwa yang nyanyi dengan penuh penghayatan.

×+×+×+×+

"Erm....sekali lagi makasih banyak, ya. Mungkin kalo nggak ada lo, gue belom bisa pulang sampe sekarang." gumam Seonghwa waktu akhirnya mereka sampe di depan rumah Seonghwa.

"My pleasure." jawab Hongjoong sambil senyum.

Anjir kok ganteng, batin Seonghwa.

"Oh iya!" tiba-tiba dia inget sesuatu. "Ini coat-nya gimana?"

"Ambil aja."

"Beneran?"

"Iya."

"Yakin?"

"Iya, Hwa."

"Ini tebel lho, bahannya bagus lho."

"Ya makanya gue kasih ke lo."

Seonghwa cemberut, gatau mau debat gimana lagi, akhirnya dia ngangguk aja. "Yaudah, makasih ya."

"Iyaa, udah sana. Ntar lo masuk angin."

"Dih, ngusir."

"Mau ikut gue balik lagi?"

Seonghwa nggeleng cepet. Dia buru-buru turun dari mobilnya Hongjoong. Dadah-dadah ke Hongjoong, dan lari masuk ke dalem rumah.

"Anjir, manis bener calon pacar..."

tbc.

×+×+×+×+

92 liners!
Sandeul B1A4

Moonbyul MAMAMOO

94 liners!
BC (Sungho) 1TEAM

Minzy (Minji)

96 liners!
I.M (Changkyun) MONSTA X

Chungha

98 liners!
Seonghwa ATEEZ

Soyeon (G)-Idle

A/N : HLOU KDJSKDKSK BERAPA LAMA YA AKU NGGAK APDET ASTAGA😭😭 maaf banget sekolah lagi ribet, aku juga hampir tiap hari ilang mood buat ngapa-ngapain, sampe akhirnya aku mikir 'kesian gantung....' dahal juga gatau sih ada yang baca ato nggak hshshshs

ya intinya itu deh! aku habis bikin writing acc juga di twt, aku taro nanti di bio hehe semoga aja aku ada semangat buat nulis lagiㅠㅠ

dah gitu dulu, see you and thank you for reading! ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

55.3K 6.6K 32
"Saat kamu kembali, semua cerita kembali dimulai." Kisal Sal dan Ron kembali berlanjut. Setelah banyak yang terlalui. Mereka kembali bersama. Seperti...
26.8K 4.4K 16
Allura Christy Gadis remaja polos nan lugu yang kerap kali mendapat bullyan dari semua siswa siswi di sekolahnya. Bagaimana tidak, sekolahnya saja s...
730K 58.5K 63
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...
207K 4.8K 19
Warn: boypussy frontal words 18+ "Mau kuajari caranya masturbasi?"