Sepupu - Ateez

By skiestiny

7.9K 949 97

Punya delapan sepupu cowok semua?! Ganteng-ganteng pula, siapa sih yang gak seneng? Kehidupan Aurora yang bi... More

Perkenalan
1. Awalan
2. Grup Chat
3. Sampai Korea
4. Guru Bang Mingi
5. Jalan-jalan Bersama Bang San
6. Masak Bersama Bang Seonghwa
7. Bang Hongjoong Tidak Pelit
8. Antara Sumpit dan Bang Yeosang
9. Sepeda Bang Yunho
10. Ngomongin Bagas
~Baja Saja~
11. Jadian Sama Bagas?!
13. Abang-abang Menghilang
14. Rahasia
15. Abang-abang Aku Debut!
16. Comeback
17. Mereka Benar-benar Sibuk
18. Rencana ke Korea
19. Hot News!
20. Ketemu Atiny di Sekolah!!
21. Pembohongan
22. Bang Wooyoung Ngeselin
23. Sebuah Kebetulan
24. Tidak Sesuai Ekspetasi
25. Melepas Rindu
26. Rahasia Terbongkar
27. Gibah
28. Yeji Nyasar
29. Kepo
30. Rapat Kecil
31. Temen Bang Wooyoung
32. Foto
33. Kak Haruto
34. Please Cover Up For Me, My Aurora
Tokoh Tambahan

12. Tentang Bagas

117 17 0
By skiestiny

"Aku minta maaf. Apakah ada yang luka?" tanya seseorang. Dari suaranya ia adalah seorang pria.

Orang itu pake sepeda juga. Dia nabrak sepedaku di persimpangan.

Lututku sakit gara-gara ketimpa sepeda. Nih orang bener-bener dah!

Aku berusaha berdiri karena aku udah jadi tontonan orang-orang yang ada di sekitar sini. Aku malu.

Lalu aku menatap wajah orang itu. Sepertinya dia seumuran denganku. Siapa dia? Aku ga pernah liat orang ini di sekitar komplek. Apa karena aku jarang keluar rumah, jadi ga tau kalau ada orang baru. Atau orang ini hanya jalan-jalan aja?

"Maafkan aku. Aku ngga sengaja nabrak kamu. Apa ada yang luka?" tanya orang itu lagi. Orang itu kayaknya ngerasa bersalah.

"Ga papa," kataku pake suara pelan.

"Hei, Kevin!" terdengar suara yang benar-benar familiar di telingaku sadang meneriakkan nama seseorang.

Cowok yang di hadapanku noleh ke arah sumber suara. Itu adalah Naya. Dia kayak bawa minuman ditangannya.

"Aurora, ngapain di sini?" tanya Naya yang kaget liatin aku.

"Siapa dia, Nay?" aku malah nanya balik, bukan jawab pertanyaannya.

"Naya, dia jatuh karena ketabrak sepedaku," cowok yang kayaknya memiliki nama Kevin itu menyela.

"Astaga, sepeda kamu ga lecet, Ra?" bukannya nanya keadaanku, dia malah nanya sepedaku.

"Kamu ini, Nay! Nih kaki aku sakit tau!"

"Kakimu sakit? Maafkan aku," sela Kevin lagi. "Kamu kenal dia, Nay?"

"Dia siapa, Nay?" tanyaku.

"Pacarku," bisik Naya.

"Apa? Sejak kapan? Kok kamu ga cerita, sih?" aku kaget. Ya, kapan nih anak mulai pacaran? Kok dia ga cerita sama aku?

"Mending kita jangan di sini, dah. Kita kerumahmu, yuk. Tadi aku sama Kevin emang mau ke rumahmu," Naya udah jalan duluan pake sepedanya.

Aku dan Kevin nyusul dari belakang.

"Nay, kamu harus ceritain semuanya. Awas aja kalau ada yang kelewat 1 bagian pun," ancam ku pada Naya yang udah duduk manis di sofa sambil nyalain TV. Dah berasa kayak rumah sendiri nih anak. Ayah dan ibu juga ga keberatan.

Sedangkan pacarnya Naya, Kevin masih berdiri dengan canggung di samping sofa.

"Duduk aja, Kev. Anggap rumah sendiri," tutur Naya tiba-tiba. Mereka berdua ga kayak orang pacaran pada umumnya, misalnya memanggil satu sama lain dengan panggilan sayang.

"Heh, yang punya rumah siapa sih?" aku jawab perkataan Naya. "Iya, duduk saja."

"Eum, terima kasih," Kevin duduk di samping Naya.

"Oh ya, kalian berudua belum kenalan. Kenalan dulu gih," suruh Naya memecah keheningan.

"Eh, namaku Kevin," Kevin menjulurkan tangannya, mengajak berjabat tangan.

"Aku Aurora," aku menyambut jabatan tangannya. "Kapan kalian jadian?"

"Pas pulang sekolah. Jadi kita baru hari ini jadiannya. Hehe. Dia tu kakel kita tauuuuuu," jawab Naya. Kevin hanya senyum.

"Kakel? Kakel yang mana. Kakel kita kan kita banyak," jawabku.

"Iya, aku memang bukan siswa yang terkenal, jadi kebanyakan siswa baru ga tau sama aku. Haha," Kevin tertawa.

"Kakak kelas berapa?" tanyaku lagi.

"Aku kelas 11. Panggil nama aja, ga usah panggil kakak," sahut Kevin sambil tersenyum.

"Ngg, okey."

"Waktu pulang sekolah, Kevin nembak aku di perpustakaan. Sebenarnya aku sama Kevin dulu emang udah saling kenal, soalnya mama aku temenan sama emaknya Kevin. Dan ternyata dia sekolah di sekolah yang sama dengan kita," jelas Naya.

"Eum, Aurora," panggil Kevin.

"Ya?"

"Mohon maaf sebelumnya, kamu ditembak Bagas?" tanya Kevin yang bikin aku kaget. Tau dari mana dia?

"I-iya, tau dari mana?"

"Bagas adalah adikku. Dia selalu bercerita apapun padaku. Dia bilang, kamu adalah cewek pertama yang dia ajak berkencan. Dan dia bilang, kamu adalah satu-satunya cewek yang dia suka," jawab Kevin

Aku dan Naya kaget. Sejak kapan Bagas punya abang?

"Berarti, rumahmu ada di depan rumahku?" tanyaku.

"Yap, kita memang ga pernah ketemu walaupun tetanggaan. Kamu jarang keluar dari rumah, jadi kamu tidak tau. Aku juga nggak satu sekolah sama kalian, jadi kalian ga kenal," jawab Kevin lagi.

"Kev, kan mama kita berdua temenan, aku juga sering keteumu kamu, kok aku ga pernah ketemu sama Bagas sebelum-sebelum aku kenal sama dia, em maksudnya sebelum kita SD?" kali ini Naya buka suara.

Kevin tersenyum. "Bisakah kalian menjaga rahasia?"

Aku dan Naya ngangguk. Kita berdua memang bisa jaga rahasia. Teman dekatku hanya Naya, begitu pula sebaliknya. Jadi kita ga mungkin ngobrol banyak dengan yang lain, dan berarti rahasia terjaga.

Kevin menghela napas, "Bagas bukan adik kandungku."

Jawaban Kevin bikin aku dan Naya kaget. Kaget banget.

"Saat umurnya 5 tahun, dia ditemukan di jalan raya. Dia sedang duduk di pinggir jalan. Sendirian dan dia kedinginan. Saat itu aku masih berusia 6 tahun, tapi aku ingat betul kejadian malam itu," mata Kevin berkaca-kaca, dia tersenyum.

Aku dan Naya saling pandang.

"Kami sekeluarga sedang pulang dari supermarket pada malam minggu. Waktu itu aku senang banget karena dibelikan mainan baru. Tapi disaat aku merasa senang, ada anak kecil di sebrang sana yang sedang bersedih. Anak itu sendirian di tengah keramaian.

Awalnya aku kira dia sedang menunggu ibunya. Tapi ibu mana yang tega meninggalkan anaknya yang masih kecil sendirian dan dibiarkan kedinginan. Jadi aku memutuskan turun dari mobil yang sedang berhenti karena lampu merah. Aku berlari menghampiri anak itu. Ibu dan ayahku panik karena aku keluar dari mobil," Kevin berhenti bercerita.

"Kev, kalau ini bikin kamu sedih, ga usah dilanjutin," ucap Naya dengan suara pelan.

"Tidak masalah, Naya. Aku akan melanjutkannya. Aku telah sampai di dekat anak itu duduk. Matanya menatap ke arahku, lalu dia menatap mainan yang ada di genggamanku. Aku bertanya siapa namanya, dia menjawab namanya adalah Bagas. Lalu aku bertanya mengapa dia sendirian, tapi dia tidak menjawab. Dia terus menatap mainan yang ada di tanganku. Lalu kuberikan mainan itu padanya. Matanya berbinar saatku memberikan mainan itu.

Ibu dan ayah menyusulku. Awalnya kupikir ibu dan ayah akan memarahiku, tapi tidak. Mereka terfokuskan kepada anak kecil yang malang ini. Akhirnya kami bertiga dan anak kecil itu masuk ke dalam mobil. Setelah ditanyain dimana orang tuanya, dia akhirnya bilang kalau ayahnya telah mengusirnya. Ibunya telah meninggal dunia. Ayah dan ibu memutuskan untuk menganggat Bagas menjadi anaknya, dan dia menjadi adikku."

Aku tertegun mendengar cerita Kevin. Naya juga sama.

"Kevin, kenapa ayah kandung Bagas mengusirnya?" tanya Naya hati-hati.

"Dia memiliki istri baru dan istrinya tidak menerima keberadaan Bagas dikeluarga barunya," jawab Kevin sambil menunduk.

Jadi Bagas adalah anak piatu dan ayahnya menelantarkannya demi istri barunya.

"Ku harap, kalian masih mau berteman dengan Bagas walaupun kalian sudah tau hal yang sebenarnya," kata Kevin. "Dan juga, kalian merahasiakan hal ini."

Aku mengangguk pelan. Naya juga melakukan hal yang sama.

Aku kira kehidupan Bagas sangat menyenangkan. Aku pikir kehidupan Bagas sangat beruntung karena dia dari keluarga yang kaya. Dia selalu bersikap baik dan ramah terhadap orang. Tapi aku salah. Kehidupan Bagas jauh dari semua itu. Dia adalah anak kecil yang malang. Lalu dia bertemu dengan keluarga Kevin yang berhati malaikat.

Aku jadi iri dengan Bagas. Walau hidupnya tidak seberuntung diriku, dia tetap bersyukur dan tidak membagikan masalahnya dangan orang lain. Sedangkan aku, aku selama ini kurang bersyukur telah diberikan keluarga yang lengkap dan menyayangiku.

Aku makin merasa bersalah terhadap Bagas.

"Aku ingin bertemu dengannya," ucapku lirih.

"Kamu mau bertemu Bagas?" tanya Naya.

"Aku akan meneleponnya jika kamu mau, Aurora," sambung Kevin.

"Tidak perlu. Aku akan bertemu dengannya sendiri," kataku.

●●●

Bang Seonghwa🥰
|Aurora
|Apa ada masalah?

Aku melihat pesan yang dikirim Bang Seonghwa.

Tidak bang|

|Kamu jangan berbohong
|Aku tahu jika kamu ada masalah
|Lihat saja, foto profilmu dihapus
berarti kamu sedang ada masalah
|Aku benar?
|Jika kamu ada masalah, kamu
bisa bercerita padaku. Siapa tahu
aku bisa membantu. Jika tidak bisa
aku memeberi solusi, setidaknya
perasaanmu lebih lega
|Jika tidak mau juga tidak masalah

Bang Seonghwa memang peka.

Akhirnya aku menceritakan kepada Bang Seonghwa. Tapi aku tidak menceritakan rahasia yang harus ku jaga. Aku hanya bercerita tentang aku di ajak pacaran sama cowok, cuma aku tolak. Hanya itu.

●●●

Hai

Makasih banyak untuk vote dan comment nya.

Maaf kalau ada typo, salah kata, salah dan salah penggunaan tanda baca;).

Hehet.

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 81.7K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
1K 97 5
"Kami bermaksud untuk menjodohkan Lea dengan Ricky" ucap kepala rumah tangga itu namun mendadak hening saat mengetahui yang mengejutkan " maaf ayah t...
156K 10.2K 23
Gimana rasanya satu rumah sama 19 orang cowok? Dan itu cogan? Yakin masih bisa nafas setelah di alusin terus cem aplas??
504K 37.5K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.