ARGATARA [NEW VERSION]

By sankaara

368K 19.3K 6.6K

[FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] Gimana rasanya nikah saat masih dibangku SMA? Apalagi nikahnya di j... More

PROLOGUE
VISUAL KARAKTER
[Bagian 1] Calon Suami?
[Bagian 2] Hampir Batal
[Bagian 3] Coffe Latte
[Bagian 4] You're Mine
[Bagian 5] Arga Marah
[Bagian 6] Sunset with Kak Daniel
[Bagian 7] Posesif
[Bagian 8] Masa lalu Bella
[Bagian 9] Cowok Brengsek
[Bagian 10] Makan Malam
[Bagian 11] Arga & Bella?
[Bagian 12] Liontin Hati
[Bagian 13] Mantan Arga
[Bagian 14] Will you be my fiance?
[Bagian 15] Gawat!
[Bagian 16] Permintaan Tara
[Bagian 17] Besok Nikah?
[Bagian 18] Mantan dan Sahabat
[Bagian 19] Pernyataan Pahit
[Bagian 20] Sorry Daniel
[Bagian 21] Rencana Jahat? Gagal
[Bagian 22] The Wedding
[Bagian 23] First Night
[Bagian 24] Morning Kiss
[Bagian 25] Jealous?
[Bagian 26] Masalah Baru
[Bagian 27] Berubah?
[Bagian 28] Siapa dia?
[Bagian 29] Pengganggu
[Bagian 30] Gosip
[Bagian 31] Selingkuh?
[Bagian 32] Pertengkaran hebat
[Bagian 33] Mabuk & kesempatan
[Bagian 34] Akting yang bagus
[Bagian 36] Making baby?
[Bagian 37] Terbongkar
[Bagian 38] Tania & Archella?
[Bagian 39] Awal Pertemuan (Archella & Tania)
[Bagian 40] Awal pertemuan (Arga & Bella)
[Bagian 41] Pernah bertemu
[Bagian 42] Di godain cogan
[Bagian 43] Hukuman Tara
[Bagian 44] Izin Prom Night?
[Bagian 45] Siapa Alyne?
[Bagian 46] Acara Prom Night!
[Bagian 47] Bella berulah lagi?
[Bagian 48] Perempuan gila
[Bagian 49] Tara Keguguran?
[Bagian 50] Tara egois?
[Bagian 51] Testpack?
[Bagian 52] Garis dua
[Bagian 53] Mimpi buruk
[Bagian 54] Tanggung jawab
[Bagian 55] Arga & Tania?
[Bagian 56] ??? (special part)
[Bagian 57] Sisi lain Arga
[Bagian 58] Luka dan Obat
[Bagian 59] Menikah lagi?
[Bagian 60] Kepergian Tara dan Kehancuran Tania
ARGATARA END
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2
EXTRA PART 3
EXTRA PART 4

[Bagian 35] Mode ngambek

4.6K 227 13
By sankaara

VOTE KOMEN JUSEYOOO
ARIGATOOOU

Happy Reading

༻୨♡୧༺

"Sayang, aku mau minta maaf sama kamu. Kamu di mana, biar aku jemput," ucap Arga mati-matian menahan emosinya yang sudah ingin meledak-ledak.

"GUE BILANG, GUE NGGAK MAU KETEMU SAMA LO, BRENGSEK!" pekik Tara membuat Tata menoleh kaget menatap sahabatnya itu berteriak.

Grep!

Kevin langsung merampas ponselnya dari tangan Arga, karena melihat ekspresi wajah pria itu sudah memerah menahan amarah.

"Eum-- udah dulu yaa, Ra," ucap Kevin langsung mematikan sambungan teleponnya.

Kevin menyimpan ponselnya di saku celana seragamnya lalu beralih menatap Arga.

"Bang! Lo jangan emosian dulu dong, yang ada si Tara malah makin marah sama lo!" sembur Kevin.

Arga menendang ban mobilnya dengan kesal lalu duduk di bagian depan mobilnya dengan tangan yang terkepal erat.

"Sabar, bro, sabar!" Kevin menepuk-nepuk pundak Arga, mencoba meredam amarah pria itu.

"Gue nggak suka sama nada biacaranya Tara, gue nggak suka dia berani ngelawan gue!" ucap Arga dengan rahang mengeras.

"Yang awalnya bikin Tara kayak gitu emang siapa? Bukannya lo sendiri?" tanya Kevin menyindir pria di sampingnya.

Arga menoleh menatap Kevin dengan tatapan tajam. "Kenapa? Gue bener kan?" tanya Kevin santai.

Arga tidak menghiraukan ucapan Kevin. "Sekarang anterin gue ke rumah Tata!" pinta Arga dengan wajah datar lalu berjalan ke arah pintu mobilnya.

"Lah, ngapain?" tanya Kevin.

"Gausah banyak bacot, cepetan masuk!" kesal Arga menyuruh Kevin masuk ke dalam mobilnya.

"Eh, tapi sekolah gue? Masa gue bolos, sih? Nanti kalo gue dapet nilai jelek terus nggak lulus, gimana?" protes Kevin.

"Halah, tiap hari molor di kelas juga lo!" cibir Arga membuat Kevin menggerutu tidak jelas.

"Buruan, nyet!" ucap Arga ngegas.

"Sabar, anying!" balas Kevin lalu masuk ke dalam mobil Arga.

༻୨♡୧༺

Tara mengembalikan ponsel berwarna silver itu pada Tata, lalu bangkit dari duduknya berjalan meninggalkan sahabatnya itu.

Tata ikut berdiri seraya memanggil Tara. "Ra, Tara? Tungguin dong!"

Tata berlari menyusul sahabatnya itu. "Kenapa sih, Raa? Kak Arga ngomong apa sama lo?"

Tara bungkam, ia masih berjalan dengan gontai menuju trotoar jalanan, di mana mobilnya terpakir.

"Ihhhh, Taraaaaaaa! Lo kenapa, sih? Ngomong dong," rengek Tata.

"Gue mau pulang," ucap Tara pelan membuat Tata menaikkan sebelah alisnya.

"Pulang ke apart?" tanya Tata.

Tara menggelengkan kepalanya. "Terus?" tanya Tata lagi.

"Ke rumah lo," jawab Tara.

"Haissss..." Tata menghela nafasnya lalu menggandeng tangan sahabatnya itu menuju mobil.

Saat di perjalanan, Tara masih terdiam seraya memandang ke luar jendela membuat Tata khawatir dengan sahabatnya itu.

"Tar? Lo kenapa, sih? Tadi Kak Arga ngomong apa emang?" tanya Tata membuka suara.

Tara menghela nafas sebelum mulai berbicara. "Arga minta maaf sama gue dan minta gue buat pulang."

Tata yang sedang menyetir langsung menoleh menatap Tara dengan antusias. "Terus-terus?"

"Ya, jelas gue nggak mau lah!" ketus Tara.

"Lo nggak mau maafin, suami lo?" tanya Tata.

"Bukannya gue nggak mau maafin, Ta. Tapi, perkataan dia semalem tuh bikin gue sakit hati banget..."

"Terus sekarang gimana?" tanya Tata lagi, bingung.

"Ya, yang pasti gue nggak akan maafin dia semudah itu!" ucap Tara.

"Mantab! Gue dukung lo, Raa!" seru Tata seraya tertawa puas.

༻୨♡୧༺

Tara dan Tata turun dari mobil hendak masuk ke dalam rumah, namun bersamaan dengan itu sebuah mobil sport berwarna merah berhenti di depan perkarangan rumah Tata.

Dua pria di dalam mobil itu keluar membuat Tata dan Tara membulatkan matanya. Arga berjalan gontai menghampiri Tara yang masih membeku di depan teras. Sedetik kemudian Tara tersadar langsung buru-buru masuk ke dalam rumah. Dengan cepat Arga mengejar istrinya.

"Sayang, Tara! Dengerin aku dulu." Arga memanggil Tara seraya mengejar istrinya itu masuk ke dalam rumah Tata.

Sedangkan Tata, gadis itu menatap tajam ke arah Kevin yang tengah menyengir tanpa dosa. Kevin berjalan menghampiri gadisnya itu.

"Lo ngapain, sih bawa Kak Arga ke sini?!" tanya Tata dengan wajah galak.

"Dia sendiri yang minta, yang," jawab Kevin lembut.

"Asal lo tau ya, Tara tuh lagi nggak mau ketemu sama Kak Arga! Eh, ini malah lo bawa ke sini!" omel Tata.

"Ya, maaf, sayang. Tadi si Arga maksa tuh minta ke sini, yaudah gue anterin," balas Kevin diakhiri cengiran bodoh membuat Tata mencibir.

"Gausah nyengir gitu, lo jelek!" ceplos Tata.

Kevin hanya mengulum senyumnnya seraya memandangi wajah gadisnya itu dengan intens.

"Kenapa lo liatin gue begitu?!" sewot Tata merasa risih dengan tatapan Kevin.

"Lo makin imut kalo rambutnya di cepol gitu, Ta," puji Kevin dengan tatapan mata yang dalam membuat pipi gadis itu bersemu merah.

"Tapi jangan pernah cepol rambut lo kalo lagi di sekolah, awas aja lo kalo berani!" ancam Kevin memberi peringatan membuat Tata menatapnya dengan alis terangkat.

"Lah, emang kenapa? Suka-suka gue dong!" protes Tata tak terima.

"Gue nggak suka kalo lo dipandang sama cowok lain! Karena lo itu cuman punya gue, cuman gue yang boleh liat lo kayak gini," ucap Kevin dengan nada suara yang berbeda, tidak bercanda.

Tata menatap Kevin dalam diam, membuat Kevin tersenyum miring. "Jangan lama-lama liatin gue, nanti makin sayang loh!" godanya.

Tata tersadar dan langsung memasang wajah galak. "Sejak kapan gue sayang sama lo?" tanya gadis itu.

"Jadi lo nggak sayang sama gue?" Kevin bertanya balik pada gadisnya.

Tata menggeleng menatap Kevin. "Serius? Sedikit pun nggak ada?" tanya Kevin dengan wajah memelas.

Tata tersenyum manis masih menatap Kevin, membuat pria itu sedikit terkejut.

"Anjing! baru pertama kali gue di senyumin pacar, manis banget woy, mana tahan gue," batin Kevin menjerit lebay.

"Lo tau kan, gue nggak gampang sayang sama cowok? Tapi, kalo gue udah sayang sama satu cowok, gue bakalan sayang banget dan sulit buat gue lupain---" Ucapan Tata terpotong.

"Maksudnya? Lupain? Kenapa?" tanya Kevin bingung.

"Ya, misalnya gue udah sayang banget sama lo, gue udah jatuh sejatuhnya sama lo, terus tiba-tiba lo pergi ninggalin gue karena---"

"Gue nggak akan ninggalin lo, Ta, percaya sama gue," ucap Kevin menatap Tata dengan serius.

"Gue sih nggak jamin ucapan lo itu bisa di percaya atau nggak, secara lo kan playboy cap sarden!" semprot Tata.

Kevin tertawa mendengar ucapan gadisnya itu. "Dih, gue bukan playboy ya! Gue cuman godain cewek-cewek cantik aja, itu pun gue nggak pernah pacarin mereka. Kalo merekanya baper yaa itu derita mereka siapa suruh baper?" celetuk Kevin asal.

Tata memutar bola matanya jengah mendengar celetukan tidak jelas kekasihnya itu.

"Eh, Ta, jalan-jalan yuk!" ajak Kevin dadakan. Tahu bulat kali, ah dadakan.

"Tapi, itu Tara sama---"

"Udah biarin, kasih mereka waktu buat nyelesain masalah rumah tangganya berdua," ucap Kevin yang langsung di angguki Tata.

"Pake mobil lo, ya? Motor gue kan masih di sekolah, ehehehe..." lanjut Kevin di sertai cengiran bodohnya.

"Hum nih, kuncinya," ucap Tata seraya memberikan kunci mobilnya pada Kevin. Mereka pun masuk ke dalam mobil, entah pergi kemana.

༻୨♡୧༺

"Tara! Dengerin aku dulu, sayang." Arga mengejar Tara hingga ruang tamu dan meraih tangan istrinya membuat Tara berhenti lalu berbalik.

"Ra, aku minta maaf soal semalem, aku sadar aku salah, maafin aku, ya?" Arga menatap istrinya yang juga menatapnya datar membuat hati pria itu meringis.

"Sayang... Jawab dong, jangan diemin aku gini," rengek Arga, tetapi Tara masih diam tanpa berniat mengucapkan sepatah katapun.

"Sayang, ih! Kamu nggak mau maafin aku? Aku tulus ini minta maaf sama kamu," ucap Arga lagi dengan wajah memelas.

Sebenarnya Tara tidak tega melihat wajah melas suaminya itu, tapi, sekali-kali pria itu harus di beri pelajaran.

Tara melangkahkan kakinya, melewati Arga begitu saja, lalu duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan ponselnya membuat pria itu menghela nafas panjang, menelan emosinya.

"Oke, Arga, lo harus tahan, jangan kasar! Niat lo minta maaf sama Tara. Jangan sampe amarah lo bikin masalah tambah rumit, oke tenang, lo pasti bisa!" batinnya berusaha tenang.

Arga ikut duduk di samping Tara, jarak mereka cukup dekat, karena Arga duduk dengan posisi yang sangat menempel dengan Tara.

Gadis itu melirik ke arah Arga dengan wajah datar lalu menggeser posisinya, tetapi Arga ikut bergeser hingga Tara sampai di pojok sofa. Tara berdecak, lalu hendak berdiri, tetapi lengannya langsung dicekal oleh Arga.

"Sini aja, sayang," gumam Arga dengan suara berat.

Dengan malas, Tara kembali mendudukan dirinya di sofa dan fokus pada ponselnya membuat Arga mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Sayang, kamu nggak mau maafin aku, hm? Aku hampir gila ini di diemin kamu terus," rengek Arga dengan wajah super melas.

"Anjir nggak kuat! Aaaaa... suami gue kasian banget sih, nggak tega gue. Tapi gue harus tahan, nggak boleh gampang luluh!" batin Tara masih dengan tembok pertahanannya.

Tara mengetik sesuatu di layar ponselnya lalu mengirimkan pesan pada seseorang. Sedetik kemudian ponsel Arga berbunyi pertanda ada pesan masuk. Pria itu membuka layar ponselnya lalu mengerutkan kening, di sana terdapat notif chat dari istrinya.

Arga menatap Tara sejenak yang masih acuh memainkan ponselnya.

My wife

aku msh marah y sama kamu, jgn di ajak ngmng trs!✓✓

Arga tertawa membaca pesan dari istrinya itu.

"Ya, ampun, istri aku lucu banget sih, marahnya," celetuk Arga seraya mencubit gemas kedua pipi istrinya.

Tara memelotot galak lalu menepis tangan Arga dari pipinya. "Emm... aku harus apa, biar kamu maafin aku?" tanya Arga.

Tara kembali mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Ting!

My wife♡

aku msh marah y sama kmu, jgn di ajk ngmng trs!✓✓

beliin aku seblak level pedes sama baso mercon di ujung komplek!✓✓

Arga membaca pesan yang di kirimkan Tara, sontak matanya langsung menatap ke arah Tara. "Nggak! Kamu nggak boleh maka pedes-pedes sayang, nanti sakit perut," peringat Arga.

Tara menatap Arga dengan wajah super datarnya membuat pria itu menghela nafas untuk yang kesekian kalinya.

"Ya, okay! Aku beliin, kali ini aku ngalah," ucap Arga menelan egonya membuat Tara tersenyum tipis.

Ting!

My wife♡

aku msh marah y sama kmu, jgn di ajak ngmng trs!✓✓

beliin aku seblak level pedes sama baso mercon di ujung komplek!✓✓

aku mau ikut!✓✓

Arga menatap penampilan istrinya yang hanya menggunakan sweater crop yang sedikit menampakkan perut rata milik istrinya, dipadukan dengan celana training abu-abu.

"Itu bajunya sengaja kamu potong, ya? Biar perut kamu kelihatan gitu, hm?" Tanpa sadar Arga mengucapkan itu dengan nada tak suka. Memang mulutnya itu tidak bisa di rem.

Tara hanya memutar bola matanya malas.

Ting!

My wife♡

aku msh marah y sama kmu, jgn di ajak ngmng trs!✓✓

beliin aku seblak level pedes sama baso mercon di ujung komplek!✓✓

aku mau ikut!✓✓

jadi mau gk? klo g mending plng aja sana!✓✓

Setelah membaca pesan itu Arga menghela nafas berat lalu menggaguk. "Jadi, ayok," ajak Arga, belum sempat ia meraih tangan Tara, gadis itu terlebih dahulu pergi melewatinya begitu saja.

"Sabar ya Tuhan, untung istri gue," gumam Arga mengusap dadanya.

༻୨♡୧༺

Setelah beberapa menit perjalanan, mobil Arga sudah sampai di depan kedai tukang seblak yang ada di ujung komplek perumahan Tata.

"Kamu di dalam mobil aja," ucap Arga menatap Tara sebelum turun dari mobil.

Tara menggeleng, gadis itu ingin ikut keluar juga.

"Liat dong baju kamu itu, perutnya keliatan, Tara. Di sana banyak cowok," peringat Arga berusaha lembut.

Tara menghela nafasnya. "Nggak keliatan juga!" ketus Tara.

Sweater crop yang Tara gunakan memang cukup pendek, sedikit saja gadis itu mengangkat tangannya, maka perutnya akan terlihat. Tetapi kalau dirinya diam saja, aman bukan?

Arga mengusap wajahnya gusar. "Yaudah, ayuk!" ajaknya lalu membuka pintu mobil.

Saat datang ke depan kedai itu suasananya cukup ramai, banyak para pelanggan yang membelinya karena seblak di sini terkenal sangat enak dan legendaris.

Tara duduk di kursi yang di sediakan di sana, sedangkan Arga sedang memesan makanannya.

"Mas, seblaknya satu sama baso mercon nya satu porsi, ya," pesan Arga pada penjual seblak itu.

"Siap!" balas akang seblak.

"Tapi, seblaknya jangan pedes, basonya juga sedang aja pokonya jangan pedes!" ucap Arga membuat akang seblak itu kebingungan.

"Lah, gimana mas? Namanya baso mercon ya pedes dong, masa nggak pedes?" tanya kang seblaknya.

"Udah, masnya bikinin aja sih. Kan saya yang beli," ucap Arga.

Mau tak mau kang seblak itu menggaguk, daripada harus berdebat dengan pelanggannya.

Setelah memesan makanan, Arga berjalan menghampiri Tara yang tengah mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan. Keadaannya memang panas dan kedai itu lumayan ramai jadi suasananya sedikit pengap.

"Tuh kan, aku bilang kamu di mobil aja, ngeyel, sih!" celetuk Arga.

Tara melirik suaminya sekilas lalu menggulung rambutnya ke atas berniat mencepolnya menggunakan ikat rambut yang ada di pergelangan tangannya.

Saat tangan gadis itu ke atas, otomatis bajunya juga ikut terangkat dan memperlihatkan perut ratanya, sontak Arga langsung menarik bawah sweater Tara.

Tara mendecak kesal. "Jangan di tarik! Nanti melar, ih!"

"Perut kamu keliatan! Aku nggak mau ya aset berharga aku di liat secara gratis sama cowok-cowok di sini!" ucap Arga, mengeluarkan jiwa possessive.

"Sini aku aja yang iketin," ucap Arga lalu meraih ikat rambut berwarna hitam di tangan Tara.

Tara hanya diam, tidak berbicara ataupun menolak.

Pria itu menguncir rambut Tara dengan telaten. Tangannya mulai mengumpulkan rambut panjang yang sedikit tebal milik istrinya itu menjadi satu genggaman. Di luar ekspektasi Tara, pria itu malah menguncir kuda rambutnya dengan ikatan yang sedikit kendor.

"Udah, jangan diubah lagi!" peringat Arga saat Tara hendak membenarkan ikatan rambutnya.

Arga sengaja mengikat rambut istrinya seperti itu, agar leher mulus istrinya itu tidak terekspos jelas. Arga sungguh tidak rela, aset berharga miliknya di nikmati orang lain. Walaupun hanya sekedar tatapan. Ingin rasanya ia mencongkel bola mata para pria sialan yang tengah memandangi istrinya itu.

"Tapi ini kendor, nggak enak!" kesal Tara lalu membuang wajahnya ke samping.

Arga tersenyum miring lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Tara dan membisikkan sesuatu di sana. "Mau yang enak, hm?" bisik Arga membuat Tara bergidik ngeri.

Dengan cepat Tara langsung mendorong tubuh Arga menjauh. "Jaga sikap kamu ya, ini di tempat umum!" ketus Tara membuat Arga tertawa tanpa suara.

"Mas, ini pesenannya udah siap!" panggil kang seblak yang langsung di angguki Arga.

Pria itu bangkit dari duduknya di ikuti Tara, ia menghampiri kang seblak itu dan membayarnya.

༻୨♡୧༺

Tara mengecap mulutnya beberapa kali, mencoba merasakan rasa pedas pada seblak itu, tetapi tidak ada rasa pedas sama sekali. Ada apa dengan lidahnya? Apakah Indra pengecapnya tidak berfungsi? Tara melihat kuah seblak itu merah tetapi baginya itu tidak pedas sama sekali.

"Aneh," gumam Tara.

Gadis itu beralih membuka bungkus bowl baso mercon yang terlihat sangat menggoda dan membara, tetapi saat baso itu masuk ke dalam mulutnya, biasa saja. Tidak pedas seperti waktu itu ketika Tara membelinya bersama Tata.

"Lidah gue kenapa, sih? Kok nggak pedes?" tanya Tara pada diri sendiri.

Arga yang baru saja datang dari kamar mandi itu langsung menghampiri Tara ke meja makan. "Kenapa?"

Tara mendongak menatap suaminya itu yang tengah berdiri dengan wajah polos. "Kok seblak sama basonya nggak pedes?!" tanya Tara dengan galak.

Arga menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu duduk di hadapan Tara. "Mana aku tau, kan abangnya yang bikin," jawab Arga acuh.

Tara menatap Arga dengan tatapan curiga. "Ini ulah kamu kan pasti?!"

"Dih, enggak sayang, aku kan tadi sama kamu nungguin pesenannya," elak Arga.

"Pas pesen itu seblak sama basonya lo bilang apa ke abangnya?" tanya Tara masih ragu untuk percaya pada Arga.

"Ya, bilang, kalo seblak sama baso merconnya yang super pedes, gitu," jawab Arga berbohong.

Tara memasang wajah yang meragukan, lalu meletakkan sendok yang ia pegang ke dalam mangkuk seblak.

"Gue nggak mau, makan! Itu nggak pedes, gue nggak suka!" ketus Tara lalu sibuk memaikan ponselnya.

"Dih, kok gitu? kan udah di beliin, masa nggak di makan," ucap Arga memelas.

"Lo aja yang makan, siapa suruh makanannya nggak pedes?" kesal Tara.

Arga menghela nafasnya. "Tapi kamu udah maafin aku kan?" tanya Arga membuat Tara menoleh.

"Belum lah! Enak aja di maafin!"

"Itu kamu udah mau ngomong sama aku, nggak pake ngetik lagi," ucap Arga.

"Ya, karena gue capek ngetik!" sungut Tara membuat Arga terdiam.

"Anjir, istri gue ngapa jadi begini, dah? Ngomel-ngomel mulu. Pengen gue terkam aja rasanya!" batin Arga kesal.

"Terus gimana? Masa kamu nggak mau maafin aku, sih? Nanti kalo Mama Papa tau gimana? Pasti mereka sedih," ucap Arga berlagak sedih membuat Tara berpikir.

"Bener juga sih, kalo Mama sama Papa tau, kasian mereka. Ih, tapi kan gue niatnya cuman mau ngasih pelajaran ke Arga doang! Aduh... yang salah siapa, sih? Gue kok jadi nggak tegaan gini?!" batin Tara bingung.

"Ummm, aku mau kamu masakin buat aku. Aku laper," ucap Tara membuat Arga tersenyum karena Tara menggunakan kata aku-kamu.

"Yes! Kayaknya Tara udah hampir mau maafin gue nih!" batin Arga girang.

"Masak apa?" tanya Arga.

"Nasi goreng aja lah yang gampang. Dapur orang kasian, nanti hancur sama kamu!" jawab Tara.

"Aku kan nggak bisa masak, sayang..."

"Liat YouTube, ih! Pokonya harus enak! Kalo nggak enak, aku nggak mau maafin kamu!"  putus Tara membuat Arga membulatkan matanya.

"Dih, kok gitu sih, yang?" protes Arga.

"Makanya masaknya yang enak!" ceplos Tara.

Arga diam berpikir. Tiba-tiba terlintas ide nakal di otaknya. Ia tersenyum miring. "Oke, kalo masakan aku enak, aku dapet apa?" tanya Arga.

"Ya, aku maafin kamu," jawab Tara.

"Itu doang?" tanyanya lagi.

Tara mengerutkan keningnya. "Ya, terus?"

"Kalo masakan aku enak kamu harus turutin permintaan aku, cuman 1 kok nggak banyak-banyak," ucap Arga dengan wajah santai membuat Tara langsung menganggukinya tanpa rasa curiga sedikitpun.

"Iya! Udah cepetan, laper juga!" dumel Tara.

Arga tersenyum miring menatap istrinya itu dengan intens. Ia menatap Tara dari atas hingga bawah sontak gadis itu langsung tersadar jalan pikiran pria di hadapannya ini.

"Perasaan gue nggak enak," batin Tara.

"Oh shit! Kena jebakan nih gue?! Dari mukanya pasti permintaannya aneh-aneh, yakin banget gue!" batinnya lagi.

"Aku pastiin makanannya bakalan enak!" ucap Arga dengan pedenya seraya tersenyum miring.

Pria itu berjalan ke arah di dapur lalu mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi YouTube mencari resep nasi goreng super enak untuk pemula. Ia mulai mengambil bahan-bahan di dalam kulkas milik Tata, sesuai dengan yang tertera di layar ponselnya.

Arga mengikuti step by step dengan sebaik mungkin membuat Tara di landa kepanikan. Tetapi sebisa mungkin gadis itu menutupinya dengan memainkan ponselnya.

༻୨♡୧༺

to be continued
vote juseyooo
arigatoou

—sankaara

Continue Reading

You'll Also Like

4.1M 313K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
24.9K 1.1K 69
AKSARA adalah cowok bad boy yg hobinya membuat onar,sering tawuran dan keluar masuk club di mlam hari. dan dengan egoisnya ia mengklaim seorang gadis...
25.4K 747 62
"Kita tu cuman sebatas perjodohan jangan berharap lebih" Ucap shera "Kalau gue suka sama lo, lo mau larang gue" Cowo blasteran indo-amerika dijodohka...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.6M 311K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...