Alma Gemela [Namjin] ✓

Bởi goldchizy

149K 14.6K 1.5K

Seokjin adalah seorang pemuda yang memiliki kelainan pada tubuhnya. Dia memiliki rahim layaknya perempuan dan... Xem Thêm

•PROLOGUE•
‹ Chapter 1 : The Rigors Of Life ›
‹ Chapter 2 : Light Like A Fur ›
‹ Chapter 3 : Is This The Name Of Love? ›
‹ Chapter 4 : A Bond ›
‹ Chapter 5 : The Explanation ›
‹ Chapter 6 : Shocking Thing ›
‹ Chapter 7 : Happiness ›
‹ Chapter 8 : Mating ›
‹ Chapter 9 : Kidnapping ›
‹ Chapter 10 : Pain ›
‹ Chapter 11 : Fear ›
‹ Chapter 12 : oddity ›
‹ Chapter 13 : Party ›
‹ Chapter 14 : hunch ›
‹ Chapter 15 : Winter Flower ›
‹ Chapter 16 : What is this? ›
‹ Chapter 17 : The Demon ›
‹ Chapter 19 : Ego ›
‹ Chapter 20 : Sorrow ›
‹ Chapter 21 : New life ›
‹ Chapter 22 : Last ›
season Ⅱ ⑵ part 1
Season Ⅱ ⑵ part 2
Season Ⅱ ⑵ part 3
season Ⅱ ⑵ part 4
season Ⅱ ⑵ part 5
Season Ⅱ ⑵ part 6
Season Ⅱ ⑵ part 7
Season Ⅱ ⑵ part 8
❝ 심해 Deep sea promotion ❞
Yakin mau lanjut season 3
WOW GUYS
Season 3 sudah di upload ya...

‹ Chapter 18 : Angry ›

2.5K 251 24
Bởi goldchizy

Hari begitu cepat berlalu, berbagai macam kejadian bagai arus waktu terus melaju. Hingga sosok yang lugu mulai duduk termangu, memandang spektrum dengan rona jingga bernyanyi mendayu. Sudah 1 bulan lebih semenjak peristiwa terakhir, dimana Seokjin bermimpi hingga manusia manis itu bahkan tak berkata-kata selama berhari-hari. Tentunya menjadi sebuah tanda tanya besar dalam benak seluruh anggota keluarga, mengapa sosok yang ceria itu tiba-tiba diam setelah bermimpi yang bagi mereka itu semua hanyalah khayalan saja. Bahkan mereka semua adalah bagian dari iblis, mengapa pula harus takut terhadap sesama iblis?

Kembali duduk sendiri, Seokjin menyesap teh hangat di depannya. Ia dengan tenang duduk bersandar seraya mengelus perut besarnya, memandangi keadaan hutan yang dulunya sering dirinya kunjungi. Meski hati sangat ingin pergi sendiri dan masuk mengeksplorasi, tapi Seokjin tetap sadar, larangan Namjoon memang berdasar dan pasti itu adalah hal yang terbaik untuknya dan bayinya.

Memejamkan matanya penat, Seokjin mencebikkan bibirnya. Dirinya telah duduk selama 2 jam dan Namjoon sang suami yang ia tunggu tak kunjung datang. Karena ini adalah masa kehamilan tua, Seokjin memilih meninggalkan ruangan kerja Namjoon yang ia tempati kini dan kembali ke kamar mereka. Berdiri perlahan, Seokjin menyangga perutnya, mengembalikan kursi kerja sang suami pada posisi awal dan pergi begitu saja setelah menutup pintunya.

Kepalanya menoleh sekitar, melihat bagaimana werewolf guard tanpa lelah berjaga di setiap sudut ruangan. Seokjin mengulurkan tangannya, menjangkau pinggiran tangga untuk turun menuju lantai dimana kamarnya berada, sedangkan tangan kirinya tetap menyangga perut besarnya seraya berjalan pelan-pelan menuruni anak tangga yang tersisa. "Mama." Taehyung berjalan cepat, menghampiri sang ibu yang kesusahan menuruni tangga, ia menggerakkan tangannya memegangi lengan dan pinggang sang ibu, membantunya berjalan.

Seokjin melirik Taehyung, tumben sekali anaknya yang satu ini mengunjunginya di siang bolong ini. Biasanya seminggu sekali dan itupun berkunjung bersama Jungkook saat sore hari hingga petang. "Taehyung, ada apa?" Sosok disampingnya tersenyum, menampilkan senyuman kotak khas milikmu dan berkedip cepat dengan antusiasme yang ketara, "ayo ma kita jalan-jalan disekitar castle saja. Bersama Jungkook juga beberapa werewolf guard, jadi aman."

Mendengus halus, Seokjin menggelengkan kepalanya, "Sebenarnya mama mau, tapi bagaimana dengan ayahmu?" Mengangguk tanda mengerti kemana arah pembicaraannya, Taehyung kembali menampilkan senyumnya. Kali ini lebih seperti senyum meyakinkan, "Kalau begitu kita izin ayah dulu."

"Kalau tidak diizinkan?"

"Tidak jadi keluar." Menjawab dengan santainya pertanyaan sang ibu, Taehyung masih memegang erat pinggang dan lengan ibunya. Ia membuka ruang rapat sang ayah dan menemukan beberapa tetua dan ayahnya yang masih tinggal disana, sementara lainnya sudah kembali ketempat mereka ditugaskan. "Ayah, aku meminta izin ingin membawa mama jalan-jalan, kasihan mama terkurung di castle sebulan ini. Dia juga harus menghirup udara segar ayah... Aku akan bersama Jungkook dan beberapa werewolf guard. Janji tidak akan lama."

Namjoon menghela nafas panjang, ia menimbang-nimbang dan menatap kearah Yoongi apakah sang peramal bisa melihat sesuatu yang akan terjadi. "Kelihatannya aman jika hanya wilayah castle, aku belum bisa melihat apapun yang janggal. Semuanya akan aman Joon, lagipula beberapa hari lagi Luna akan melahirkan." Mendengar penjelasan Yoongi, Namjoon memberikan senyumnya. Tak lupa sebuah cekungan kecil nampak malu-malu memunculkan dirinya. Ia berdiri, menghampiri sang istri dan mengecup keningnya sayang, "Hati-hati. Taehyung, jaga ibumu dan Jungkook dengan baik mengerti?"

Bibir Taehyung menyunggingkan senyum terbaiknya, ia sangat senang hari ini bisa mengajak jalan-jalan ibunya. "Tentu ayah, aku akan segera pulang. Berhubung diluar sedikit panas jadi hanya sebentar saja jalan-jalannya." Setelahnya Taehyung menyunggingkan senyum manis kepada sang ayah yang masih terlihat ragu. "Jangan jauh-jauh," Namjoon maju mengelus rambut sang putra dan mengecup kening istrinya. Mengapa sangat berat? Rasanya seperti... Aneh, Namjoon tak tahu perasaan apa yang merasuki pikirannya.

"Em, kau bisa membawa Mingyu juga Yanhe, pasti dia juga membawa Wonwoo ikut serta dan,"

"Ayah, aku bisa sendiri dengan Jungkook. Aku tahu maksud ayah jika ada Mingyu ada Wonwoo berarti ayah ingin kami ramai-ramai kan? Wonwoo petarung yang handal dan Mingyu juga, ayah masih khawatir? Aku juga terkuat setelah ayah di pack ini..." Taehyung merengut tak suka, memicingkan mata menatap Namjoon tajam. Ia tak suka jika diragukan. "Bukan begitu, ayah hanya meminimalisir. Perasaan ayah tidak enak, lebih baik bersama-sama dengan adikmu. Ayah juga ada rapat tidak bisa ikut bersama kalian."

Alis Taehyung menukik tajam, matanya menyiratkan amarah bahwa ia sedang tidak ingin diganggu gugat. "Ayah! Aku sudah besar, aku bisa melindungi mate dan ibuku!" Mencoba lebih sabar, Namjoon memegang pundak sang putra erat, menyalurkan betapa khawatir dirinya terhadap putranya juga sang istri tercinta yang kini sedang mengandung bayinya. Ini adalah penerus mereka semua. "Yanhe, ayah tahu. Iya, kau kuat, tapi jangan sombong nak. Ayah mohon ajak Mingyu dan Wonwoo, atau Jimin dan Hoseok hm?"

Memejamkan matanya, Seokjin menatap Taehyung yang berada di sisi kirinya, ia mengusap bahu sang putra menenangkannya hingga nafas Taehyung berangsur-angsur normal. "Kita bersama Jimin dan Hoseok saja kalau Taehyung tidak mau bersama Mingyu. Ayo, nanti keburu sore hm..." Namjoon tersenyum akhirnya sang istri mengeluarkan suaranya, dirinya mendekat perlahan. Menangkup kedua pipi berisi di depannya dan mengecup bibir berisi Seokjin dalam diam, "Jaga dirimu dan anak kita ya." Seokjin mengangguk, dan Namjoon kembali mengecup bibir yang terasa candu untuknya.

"Tentu, sampai jumpa. Ayo Taehyung." Berjalan pergi, Namjoon mengawasi kedua orang yang sama pentingnya dalam hidupnya. Ia mengamati jalan Seokjin dan Taehyung yang sudah cukup jauh setelahnya mereka tak nampak lagi karena menuruni tangga yang tersisa untuk sampai ke lantai dasar castle.

Seokjin meremat gaun hamil nya erat, entah mengapa dirinya merasa gelisah dan tak ingin meninggalkan tempatnya sekarang. Ingin tetap tinggal dan menghabiskan waktu dikamar menunggu sang suami selesai dengan segala urusannya. "Mama, itu Jungkook." Mengikuti arah pandang Taehyung, Seokjin menemukan Jungkook tersenyum padanya. Adiknya itu melambaikan tangan padanya dengan senyum kelinci yang mengembang lucu. "Hyung... Ayo, kita jalan-jalan aku ingin melihat daerah sungai  Alv."

Bertepuk tangan semangat, Jungkook memeluk Seokjin gemas, menyalurkan rasa antusiasnya untuk jalan-jalan hari ini. "Iya, kalau begitu kita cari Jimin dan Hoseok dulu." Kepala yang semula menyender itu kini tegak, memberi jarak antara kepalanya dengan bahu sang kakak. "Ada apa? Apa Hyung punya urusan? Tidak jadi jalan-jalan?" Dengan bibir melengkung Jungkook bertanya, ia menundukkan kepalanya. Mungkin rasa antusias itu mulai padam.

Melihat Jungkook sedih, Taehyung tersenyum lemah, "Tidak, kita akan jalan-jalan bersama Jimin dan Hoseok Hyung juga. Ayo... Kita cari mereka." Mendongak, Jungkook menepuk kedua tangannya lagi, "Hore hari ini ramai... Ayo Hyung." Lebih memilih menggandeng tangan sang kakak daripada tangan mate nya. Jungkook berjalan di depan bersama Seokjin sedangkan Taehyung berada di belakang bersama werewolf guard yang otomatis mengikuti mereka. Ada sekitar 10 orang werewolf berjalan dibelakang. Berbaris rapi sejajar tanpa mengeluarkan suara, mereka hanya diam hingga sampai di lapangan pelatihan, nampak Jimin dan Hoseok mengelap keringat mereka seraya berteriak tegas pada semua werewolf yang ada disana.

Salah satu werewolf guard maju, meminta izin memanggil Jimin dan Hoseok sementara Seokjin, Jungkook dan Taehyung tetap tinggal ditempat menunggu Jimin dan Hoseok menghampiri. "Ada apa Seokjin?" Itu Hoseok, ia  meminum air ditangannya kemudian menatap Seokjin bingung. Pasalnya jika Seokjin tidak sakit kenapa ia mencarinya? Lagipula biasanya ia akan ke kamar sang alpha menemani Jimin dan Seokjin pada malam harinya. "Ya ada apa Hyung?"

Dibawah teriknya sinar surya, Seokjin menyipitkan matanya yang silau akan sinar yang berlebih masuk dalam netra nya. Ia menatap Hoseok dan Jimin bergantian, "Aku, Taehyung dan Jungkook akan jalan-jalan dan Namjoon memintaku mengajak kalian berdua ayo." Mengangguk mengerti Jimin dan Hoseok serempak menjawab, "Baik, kami akan membersihkan diri dulu. Hyung dan yang lain duluan saja kami akan menyusul." Setelahnya mereka berbalik, bergegas mandi dan mengganti pakaian yang basah oleh keringat hasil pelatihan tadi.

"Hyungie... Ayo, mereka sudah pergi." Jungkook menggoyangkan lengan Seokjin, menyadarkan sang kakak dari lamunannya. Tentunya perasaan gelisah itu semakin kuat dan rasanya sesak. "Iya." Ia melangkahkan kakinya yang terasa berat, rasanya seperti ada sesuatu yang menariknya mendekat dan semuanya terasa bahaya. Namun bagaimanapun juga masih ada Taehyung dan Jungkook, pasti semua akan baik-baik saja apalagi Jimin dan Hoseok akan menyusul mereka.

Menyangga perut besarnya, Seokjin menggandeng erat tangan Jungkook dan Taehyung meletakkan tangannya di bahu sang ibu. Semoga hari ini berjalan dengan semestinya, tak ada sesuatu yang buruk. Semoga.

"Hyung lihat!" Berseru gembira, kini mereka telah berada di atas jembatan yang berada diatas sungai Alv. Sungai yang memiliki air bening dan dingin, bersih dengan riak tenang menuju arah barat daya. Seokjin mendudukkan dirinya setelah kerjakan kepinggiran sungai, dirinya menurunkan kaki jenjangnya dan membiarkan air dingin menyentuh permukaan kulitnya. Beberapa ikan nampak berenang seperti kejar-kejaran disekitar kakinya. Ini sungguh menyenangkan sekaligus menenangkan.

Diiringi sorak sorai dedaunan Ginkgo yang berguguran dan menyentuh air sungai Alv lalu terbawa lintas arus dengan mudahnya, Seokjin mendongak, menghela nafas berat seraya menatap kedua orang berharganya sedang bercanda kemudian tertawa dengan riangnya. Semua werewolf guard berada di sekelilingnya tanpa mengikuti Taehyung dan Jungkook, mereka tahu pasti Taehyung dapat menjaga Jungkook dengan baik. "Jackson?" Memanggil kepala werewolf guard, Seokjin melambaikan tangannya menyuruh Jackson—kepala werewolf guard— untuk mendekat padanya.

"Ya, ada yang bisa saya bantu Luna?" Jackson menumpukan satu lututnya di tanah, ia menunggu titah yang akan diberikan sang Luna yang ada di hadapannya. "Dimana Taehyung dan Jungkook? Jimin–Hoseok belum datang?" Kepala Seokjin menoleh keseluruh arah, mencari dimana perginya sang putra dan adiknya, pun dengan Hoseok dan Jimin yang masih belum menampakkan batang hidungnya.

Siang yang terik namun udara yang berhembus kini sangatlah lembut dan sejuk. Pepohonan mendayu-dayu mengikuti irama nyanyian Seokjin setelah Jackson pamit untuk mencari Taehyung dan Jungkook. "Huff, kemana mereka pergi?" Berdiri dari duduknya, Seokjin dibantu seorang werewolf guard berjalan kearah tempat terakhir Taehyung, Jungkook, dan Jackson terlihat. Ia diikuti semua werewolf guard yang ada berjalan kedalam hutan. Matanya tak lepas mengamati sekitar, berharap tak ada bahaya yang mengancam.

Dahan pohon semakin riuh bergesekan, menandakan angin sangatlah kencang mendera mereka dari atas. Seokjin mengernyitkan keningnya mendapati semua werewolf guard menggeram seraya mengendus-endus disepanjang jalan mereka. "Luna, sebaiknya kita kembali. Situasi mulai tak terkendali."

"Apa?! Ada apa? Kenapa kalian memutar arah? Lepaskan! Aku ingin mencari putra dan adikku!" Menggeleng kencang, Seokjin memberontak. Berbalik badan lantas melanjutkan jalannya, ia menggeser rumput liar yang tumbuh subur dan tinggi di dekatnya agar dapat melanjutkan langkah kaki yang tak gentar terhadap apapun dibawahnya, sekalipun itu pisau. Tak lupa werewolf guard yang masih mengikutinya dan berusaha membujuk Seokjin agar tak melangkah semakin jauh nantinya.

'argh'

Seokjin semakin mempercepat langkahnya. Menepis semua dahan dan duri runcing, mengabaikan rasa nyeri yang mendera perutnya semakin menjadi. Ia terdiam, melihat pemandangan didepannya, "T-tae—hyung... K-koo-kookie...apa yang— hiks..." Dengan terbata, Seokjin mendekati dua tubuh yang terbaring lemah, ia melihat Jackson di dekatnya dengan keadaan yang sama seperti kedua orang yang disayanginya. "Guard! Awas!" Taehyung menguatkan dirinya, berteriak dalam pelukan sang ibu. Ia mengusap dahi Jungkook, setelahnya mengusap perut bulat ibunya dengan sayang.

"Ma, mama harus kembali. Cepat ma... Kumohon..." Terbatuk, Taehyung menarik Jungkook dan memundurkan badannya dari Seokjin. Beberapa werewolf guard telah tumbang, mindlink pun Taehyung tak sanggup menyambungkan kembali dengan ayahnya. Matanya mengeluarkan air mata dengan derasnya, seandainya ia tidak kemari, seandainya ia tak mengajak serta sang ibu jalan-jalan, seandainya ia tidak keluar dan menetap di castle ini tidak akan terjadi.

"Mama, pergilah... Guard, semuanya mati ma... wolfsbane... Mereka, aku, semua, tidak akan selamat.... Uhuk uhuk." Seokjin panik, mengguncang bahu Taehyung yang menutup matanya, ia benar-benar kalut saat ini. "Namjoon! Tolong! Siapapun! Tolong kami!" Disela tangisnya Seokjin berteriak, menepuk kedua pipi Taehyung dan Jungkook, perutnya mengencang bahkan ia merasakan adanya darah yang keluar dari sela kaki nya. "Taehyung... Kookie... Kumohon, respon aku... Buka mata kalian... Hiks."

Untuk kedua kalinya, hutan dan pepohonan menjadi saksi bisu pembunuhan yang entah siapa pelakunya. Angin berderak kasar, pria dengan tubuh berapi-api datang dengan tawa menggelegar. "Ti-tidak! Jangan Chanyeol Hyung! Hiks! Kenapa kau melakukan ini semua! Hiks, jangan."

"Aku menjemputmu Luna."

.
.
.
.
.

Prak

Namjoon memegang dada kirinya melepas genggaman tangan pada map merah di depannya, rasanya sangat sesak. Ada apa ini?

"Seokjin?" Berdiri tergesa-gesa, Namjoon menuruni anak tangga. Perasaannya berkecamuk, Taehyung tak menjawab panggilan mindlink nya. "Jimin? Hoseok? Kenapa kalian disini?" Bertanya demikian, Namjoon menatap Jimin dan Hoseok yang bangun dari duduknya. Mereka dalam keadaan linglung dengan luka bakar di lengan mereka. "Hyung? Astaga, Seokjin Hyung! Ayo kita susul mereka, perasaan ku gusar." Jimin berlari mendahului Namjoon dan Hoseok, wajahnya telah memerah bersiap mengeluarkan air matanya atas kekhawatiran yang dirinya rasakan.

Menyebrangi jembatan sungai Elv, Namjoon mengendus feromon Seokjin yang tertinggal. Meski tipis namun ia masih dapat merasakan kehadirannya. Seokjin masih ada disekitar sini. Namjoon kembali berlari, Hoseok maupun Jimin mengikuti dengan tergesa, mereka berdua dapat merasakan kehadiran Seokjin di dekat tempat ini. "Jinseok... Kau dimana?" Dalam gumaman, Namjoon menyebut Seokjin. Dadanya berdegup dua kali lebih kencang. Dirinya pun tak bisa merasakan detakkan dari ikatannya pada sang putra. Taehyung? Kau kemana?

"Namjoon! Hiks jangan mendekat!" Histeris, Seokjin meronta kuat dalam dekapan Chanyeol. Ia memegang perutnya yang terasa kencang, ada keinginan untuk mengejan namun semua itu terurungkan kala Chanyeol menariknya mundur. Masih dalam dekapan Chanyeol, Seokjin mati-matian menahan posisinya agar tak ikut serta dalam tarikan Chanyeol. "Aku akan membawanya, sampai jumpa. Tidak perlu mencari Seokjin, dia akan aman bersamaku. Benar kan sayang?" Menyeringai sinis, Chanyeol mengobarkan api nya.

Seokjin masih mencoba meronta, sakit di perutnya sekali lagi ia abaikan. "Tidak!" Dan hanya itu yang sempat Seokjin katakan ketika ia menghilang dari pandangan Namjoon bersama Chanyeol.

Jimin menepuk-nepuk pipi Taehyung, sedangkan Hoseok memeriksa Jungkook terlebih dahulu. Setelahnya ia menggeleng sendu, "Jungkook telah tiada." Kini giliran Taehyung yang ia periksa, sedang dirinya sendiri meringis merasakan cairan wolfsbane sangat pekat ada di diri Taehyung, sedikit terhuyung, Hoseok mulai pusing menghirup aroma cairan yang dibuat dari tumbuhan paling berbahaya untuk kaum mereka. "Taehyung masih ada harapan, cepat Jimin panggil guard untuk membereskan ini semua. Aku akan membantumu membawa tubuh Taehyung."

"Joon." Melirik Hoseok yang memanggilnya, Namjoon tersenyum paksa, ia mengangkat Jungkook dalam gendongannya. "Aku akan menyiapkan penyerangan. Bersiaplah 24 jam dari sekarang. Serahkan Taehyung pada Beta kesehatan lain, kau akan ikut dengan ku. Jimin, ku serahkan pasukan mu besok untuk memimpin." Memendam perasaan terlukanya ketika melihat putra kesayangannya terkulai lemas dalam keadaan koma, siapa ayah yang tak marah apalagi sang istri yang dibawa pergi darinya, maka Namjoon bersumpah. Akan menghabisi siapapun yang melakukan hal ini kepadanya dan keluarga kecilnya.

A/N

Chizy's heaven
26 November 2020, 18:44 PM

Hai guys aku balik :)
Sorry lama gegara semakin hari rasanya makin sibuk bukannya jadwal makin longgar malah makin padat.
Serius sibuk bat sampe jarang buka wattpad sorry but don't worry aku kemarin ada cadangan cerita dari lain hari, bisa buka  profil aku doang kok

Judulnya you're mine and i'm yours dan satu lagi he is so adorable

Dua-duanya namjin kok. Ga tau kenapa wattpad ku ga bisa nambahin foto jadi ga bisa kasih kalian foto disini, kalau berkenan mampir aja bentar ke profil aku :)

Yang berkenan silahkan mampir dan jangan lupa vote ya :) thanks

Inget vote gratis tinggal pencet please 🙂💜 udah borahae

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

3.4M 337K 93
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
475K 43.6K 32
Cuma ff gaje yang menceritakan asam manisnya perjalanan pernikahan Minyoon yang sedikit rumit semenjak kehadiran sosok baru dalam hubungan pernikahan...
Mommy? Bởi yuzii

Viễn tưởng

723K 65.7K 31
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...
201K 19.1K 33
COMPLETED. [Mature Content] Saat Yoongi sedang menikmati kehamilannya. Diam diam Jimin membagikan hatinya kepada orang lain.