Happy 4 You Happy 4ever

By arabella_prasetyo

872K 42.4K 2.4K

Tidak ada manusia yang sempurna, pepatah itulah yang akhirnya membuat saya menciptakan empat karakter berbeda... More

Happy 4 You Happy 4ever
Prolog
BAB 1 - Parade Konde Pejabat
BAB 2 - Ulangtahun
BAB 3 - Kartu Kartu Kenyataan
BAB 4 - D, Dilemma Dissapoint
BAB 5 - D, Dream Daughter
BAB 6 - Dynamite Body
BAB 7 - A Bad Thing
BAB 8 - Not a Bad Thing
BAB 9 - Dorama Part 1
BAB 10 - Dorama Part 2
BAB 11 - Drama Queen's Love
BAB 12 - Begin Again
BAB 14 - Like Father (not) Like Son
BAB 15 - An Offer From Gentleman Part.1
Sekadar Menyapa :)
Info Buku Arabella
PO "and I series by Arabella" tgl 20 Sept-6 Okt 2017
Bab 16 - An Offer From Gentleman Part.2
BAB 17 - An Offer From Gentleman Part.3

BAB 13 - Langit Tokyo

40.3K 2.1K 89
By arabella_prasetyo

khusus yang kangen sama Alex :)

Selamat Membaca...

**

Jordan merenggangkan ototnya yang pegal akibat perjalanan dari Brussels menuju Tokyo yang memakan waktu berjam-jam lamanya. Baginya pegal karena tidak bisa bergerak bebas diatas pesawat jauh lebih menyiksa dibandingkan dengan pertempuran sengit di medan perang yang terparah sekalipun.

“ Selamat datang para anggota tentara yang terhormat, bapak Duta besar sudah menunggu kalian semua di hotel, mari silahkan ikuti saya!” sambut salah seorang pegawai Duta besar Indonesia di Jepang yang sengaja mengundang para pasukan Garuda guna latihan bersama selama satu minggu dengan para anggota militer di Jepang.

Jordan bersama dengan rekan-rekannya yang lain tampak beramah tamah dengan para pegawai yang khusus menyambut mereka, sampai akhirnya Jordan melirik jam pada tangannya lalu tersenyum.

“ Permisi, mohon maaf sebelumnya boleh saya izin untuk tidak ikut bergabung bersama dengan pasukan Garuda malam ini di hotel, dikarenakan saya ingin satu malam saja saya mengunjungi kerabat saya yang kebetulan tinggal di Tokyo?” ucap Jordan dengan sopan

“ maaf Tuan, tapi biasanya setiap kunjungan tamu bapak Duta besar harus selalu menginap di tempat yang telah kami sediakan, selain sebagai jamuan yang layak juga sebagai jaminan keamanan dan keselamatan yang diberikan negara ini kepada para tamu duta besar!” jawab si pegawai tersebut

Jordan tersenyum sebelum kembali berbicara, “saya sangat paham dengan tugas kalian semua yang ingin memberikan pelayanan terbaik selama kami berada disini. Tapi percayalah, saya lebih tau dengan baik bagaimana cara menjaga diri agar aman dan tetap selamat selama ini. Saya hanya meminta waktu satu malam saja. Lalu besok pagi saya akan kembali ke hotel, untuk berkumpul dalam sesi latihan bersama!”

Pegawai tersebut tampak ragu awalnya, namun melalui bola matanya ia tak sengaja membaca nama lengkap Jordan yang tertera pada badge di seragam militernya.

“ apa anda putra Jonathan Travoltra?” tanyanya lagi

“ ya benar..” jawab Jordan dengan senyum mengembang

“ Ya Tuhan sebuah kehormatan bagi saya dapat menyambut kedatangan anda disini. Ayah anda sangat disegani disini. Beberapa kali saya juga ditugaskan untuk mengawal beliau jika beliau sedang melakukan beberapa perjalanan dinas kerjasama integral antar negara” serunya

Jordan hanya tersenyum kemudian kembali berkata, “jadi bagaimana?”

“ hmmm… boleh saya tahu kemana tujuan anda? Biar supir kami yang mengantar nantinya!”

“ kediaman keluarga Yamada, saya yakin kau juga pasti mengenal nama keluarga itu bukan!” jawab Jordan cepat

“ tentu saja, tak ada yang tak mengenal keluarga besar Yamada di Tokyo!”

**

Kate berdecak sebal melihat kelakuan suaminya yang mata keranjang dengan pupil mata melebar ketika memperhatikan bagaimana para wanita yang merupakan model-model pegelaran rancangan pakaiannya malam itu.

“ Alex! Ini bukan tempat untukmu! Cepat keluar dari sini dan kembali ke bangkumu!” seru Kate dengan wajah merah karena sangat marah dan cemburu.

“ Ya Tuhan Kate, kenapa sih kau ini tidak bisa melihat suamimu senang sedikit!” gerutu Alex

“ tempatmu disana!” tunjuk Kate pada kursi VVIP persis di depan panggung. “dan jangan harap pegawaiku nanti akan memberi izin padamu lagi untuk masuk ke belakang panggung hanya agar bisa melihat para model berganti pakaian!”

“tapi aku kan ingin dekat dengan istriku.. apa salahnya sih!” Alex memutar bola matanya ketika mencari-cari alasan

“ keluar!” Kate semakin marah

“ yayayaa… baiklah…” Alex pun memilih mengalah karena tahu perbuatan konyolnya memang salah. Sebelum berjalan keluar menuju pintu, ia memutuskan berjalan menghampiri istrinya yang terlihat nyaris meledak, dan memeluknya erat.

“ terimakasih karena sudah cemburu padaku! Aku hampir gila rasanya mencari cara agar istriku cemburu padaku!” bisik Alex

“ cemburu? Aku tidak cemburu, aku hanya berusaha untuk professional!”

“ oh ya? Berarti tidak ada salahnya kan jika aku tetap disini dan bersamamu?”

“ Alexxxx!”

“ hahahaaa… baiklah istriku sayang, ibu dari anak-anakku yang sangat aku cintai. Percayalah padaku tidak ada wanita lain yang aku perhatikan selain dirimu diruangan ini!”

“ mempercayai ucapanmu setelah tadi aku melihat bagaimana kau menatap para model itu!”

“ ada perbedaan bagi para pria ketika menatap wanita yang mereka cintai dengan menatap wanita yang mereka sukai. Aku tidak munafik, para modelmu sangat cantik dan ramping, jujur aku menyukainya. Tapi hanya itu… aku pastikan apapun yang mereka perbuat tidak akan bisa membuat playboy sejati seperti aku bertekuk lutut dan rela untuk menikah!”

“ aku mau marah!” seru Kate

“ kenapa?” Alex bingung

“ karena kau memuji mereka!”

“ kalau aku justru mau menciummu!”

“ kenapa?” tanya Kate

“ karena istriku sangat cantik ketika marah!”

“ tutup mulutmu Alex! Atau aku akan memukulmu!” Kate semakin kesal

“ kalau begitu pukul aku, lalu setelah ini kita akan bercinta!” tantang Alex

“ Keluar kau Alexander!” pekik Kate, yang membuat Alex semakin tertawa terpingkal-pingkal. Sebelum keluar ruangan, pria itu mencium istrinya dengan lembut seolah menandakan pertengkaran seperti apapun diantara mereka, kemesraan itu akan tetap selalu ada.

**

Tak ada yang berubah dari kehangatan keluarga Yamada sejak terakhir kali Jordan menginjakkan kaki ditempat ini. Rumah besar yang pernah secara sengaja mengalami kebakaran tersebut, kini telah kembali berdiri megah dengan jumlah penghuni rumah yang semakin bertambah setiap tahunnya.

“ tahun lalu Kate kembali melahirkan anak perempuan. Jika di total anak mereka jumlahnya sudah lima, termasuk Alexa dan si kembar!” cerita Kumiko

“ akhirnya tahun ini Kate memutuskan untuk tidak mau hamil lagi dikarenakan usia mereka yang memang sudah tidak bisa dikatakan muda seperti dulu!” sambung Kyoko

“ yang lucu adalah ketika Kate bercerita dia menyuruh suaminya menggunakan pengaman saat berhubungan…” kisah Kuri

“ Alex ngambek dan tidak mau keluar dari kamar! Sampai akhirnya ke empat anaknya yang berhasil membujuknya keluar untuk main bersama…” mata Kirana berbinar ketika menceritakan

Jordan hanya tertawa kecil membayangkan sifat salah satu sahabat ayahnya yang paling tidak banyak berubah meski telah berkeluarga.

“ kami senang melihatmu kesini sayang… selama ini kami hanya melihatmu di TV atau mendengar cerita dari Alex jika dia pulang ke Jakarta!” seru Kumiko

“ kau sudah seperti cucu kami sendiri!” ucap Kyoko yang tak segan memeluk Jordan guna melepaskan kerinduannya

“ dan kami bangga padamu!” bisik Kuri

Kirana menghela nafas melihat pemandangan dihadapannya, sekilas ingatannya kembali kepada waktu bertahun-tahun yang lalu, saat dimana suaminya masih hidup serta Jordan kecil yang begitu menggemaskan bermain bersama mereka. Yang akhirnya membuat Kirana teringat akan sesuatu…

“ Oh ya, bagaimana kabar Danny?” tanya Kirana

Wajah Jordan berubah yang tadinya terlihat santai kini seketika menegang. Ia meraba ponsel yang sejak tadi berada di sakunya, dengan mata menerawang jauh. Namun pada detik berikutnya ia memilih untuk mengabaikan apa yang tengah menjadi pikirannya juga selama ini.

“ ngomong-ngomong apa Koh Alex dan Tante Kitty pulangnya masih lama? hoaaahhmm aku sudah agak mengantuk!” seru Jordan menunjukan wajah lelahnya, dan terlihat lega ketika dirasanya ia telah berhasil mengalihkan perhatian para neneknya akan sebuah pertanyaan yang sedang tidak ingin dijawab olehnya.

**

Bagi seorang Alex saat ini, hidup akan berakhir jika ia sudah tidak bisa lagi menyentuh istrinya. Menciumnya di semua tempat yang ia inginkan, menjadikan istrinya hanya miliknya satu-satunya lagi dan lagi. Semua hal yang seolah sudah seperti candu baginya. Membutakan akal sehatnya.

“ bisakah kau mengizinkan aku untuk bernafas sebentar!” seru Kate di sela-sela ciuman mereka

“ hmmmm…” Alex tak menjawab, hanya melenguh nikmat dan kembali mencium mesra istrinya.

Sambil membimbing istrinya yang berjalan mundur, sementara ia tetap memegang kendali dan terus mencium. Mereka berjalan beriringan hingga menuju pintu utama rumah dan masuk.

“ akhirnya sampai.. aku sudah tidak sabar…” bisik Alex ketika mereka kini telah berada didalam rumah.

Hanya butuh beberapa detik bagi pasangan suami istri ini menyadari bahwa selarut malam seperti ini, tidak hanya ada mereka diruang tamu.

“ ckckck… jika seperti ini gambaran hubungan pernikahan kalian, sangat wajar jika nenek Kumiko bercerita padaku bahwa setiap tahun kalian selalu bereproduksi!” sindir Jordan

Sementara Kate tak dapat menyembunyikan kerinduannya sehingga langsung melepaskan diri dari pelukan suaminya dan berlari memeluk Jordan.

“ Ya Tuhan Jordan kau sudah sangat dewasa sekarang! Ceritakan padaku, bagaimana caranya kau mengusir pergi lemak-lemak dari tubuhmu itu!” seru Kate masih memeluk Jordan dengan erat, yang segera dibalas dengan hangat oleh Jordan.

“ cukup dengan berolahraga, disertai latihan strategi perang…” jawab Jordan cepat

Melihat istrinya berpelukan dengan pria lain membuat Alex senewen, dan menarik Kate ke sisinya.

“ sudah-sudah pelukannya… dan kau mau apa kesini hah?” ketus Alex dengan tak acuh

Jordan memilih tak menjawab, hanya tersenyum saja melihat wajah sosok yang sudah seperti ayah kedua bagi hidupnya selama ini. Ia pun segera berjalan mendekati Alex dan memeluknya. Membuat Alex tak kuasa lagi menahan haru, bahwa ia pun memang merindukan keponakan kesayangannya tersebut.

“ benar-benar seperti sedang memeluk John versi Cambridge!” seru Alex yang akhirnya membalas pelukan Jordan

“ aku senang melihat Koh Alex berhasil menjalani pernikahan kalian, membangun kembali keluarga Yamada!” tandas Jordan

“ berkat dirimu, berkat ayahmu…dan para sahabatku! Jadi apa yang membuatmu tiba-tiba datang kesini Jordan?” tanya Alex tanpa basa-basi, melepaskan pelukannya dari Jordan dan menatap wajah keponakannya tersebut

“ ingin meminta saranmu akan sesuatu!”

“ sesuatu? Apa itu?” tanya Alex lagi dengan kening berkerut

“ sesuatu yang baru saja kita sebut-sebut tadi!” jawab Jordan cepat

“ pernikahan?” kerutan di kening Alex bertambah

“ pernikahan!” Jordan kembali menjawab dengan cepat

**

Malam telah sangat larut, bahkan telah berganti hari sementara Jordan masih menunggu dengan sabar di ruang kerja Alex. Tadi Alex berjanji padanya bahwa pria sipit itu butuh waktu sekitar setengah jam untuk menyelesaikan urusannya terhadap sang istri yang tentu saja dapat Jordan pahami, urusan yang dimaksud oleh Om-nya tersebut. Namun janji hanyalah janji, nyatanya sudah hampir dua jam Jordan menunggu tapi Alex masih belum juga selesai dengan urusannya.

Pintu ruang kerja yang tiba-tiba terbuka membuat Jordan tak kuasa untuk menunjukan wajah kesalnya yang justru berbuah tawa meledak dari Alex yang melihatnya.

“ hahahahaaaa… kupikir kau sudah tidur, jadi ternyata benar-benar menungguku!” seru Alex yang terlihat lebih segar karena pria itu baru saja selesai mandi

Jordan memilih diam dan memelototi wajah Alex yang berseri-seri tanpa dosa.

“ aku yakin jika bukan karena hal yang sangat penting kau pasti tidak akan bersedia repot-repot menungguku seperti ini! Hahaha… jadi ada apa Jordan?” tanya Alex yang tengah berjalan ke lemari kaca dan mengambil sebotol minuman yang segera dituangkan untuknya dan juga untuk Jordan, lalu memberikannya pada keponakannya tersebut.

“ aku tidak minum!” seru Jordan

“ tidak main perempuan, tidak merokok, tidak minum… lalu kau mau apa Jordan?” tanya Alex santai sembari meneguk minuman dalam gelasnya.

“ aku mau menikah…”

Alex menyemburkan seluruh isi minuman dalam mulutnya kearah Jordan yang berdecak sebal melihat kelakuan konyol Om-nya tersebut.

“ me-ni-kah…” terbata-bata Alex mengucapkannya, sementara Jordan mengangguk

“ kau menghamili siapa? Atau mungkin kau mendapatkan ancaman dan paksaan dari tentara musuh untuk menikahi salah seorang perempuan dari keluarga mereka?” tanya Alex masih dengan wajah terkejut

“ tidak ada Koh Alex! aku berani bersumpah… bahwa ini adalah murni keinginanku sendiri!”

“ tapi kenapa… mmm maksudku kenapa kau memilih aku untuk mendiskusikan hal ini? Apa kau tidak salah pilih orang?” tanya Alex lagi

“ justru itu… aku juga tidak tahu kenapa tiba-tiba saja hal seperti ini terpikir olehku. Aku hanya merasa bahwa dengan profesiku ini seringkali membuatku jauh dan meninggalkan orang-orang yang aku cintai! Aku hanya tak ingin berjauhan lagi dengan salah satu diantara mereka, jadi aku putuskan untuk membawa salah satu dari mereka untuk bisa selalu disampingku!”

Tak ada lagi canda tawa dari wajah Alex yang berubah serius ketika mendengarkan isi hati Jordan. Pria itu sangat paham, jika Jordan memilihnya untuk mendiskusikan hal seperti ini, sudah pasti itu pertanda bahwa Jordan percaya padanya.

“ sebut aku gila! Usiaku baru 24 tahun, dan tiba-tiba saja aku ingin menikah. Jika ayahku sampai tau, bukan tidak mungkin aku akan digantung olehnya! Dulu saat aku menyatakan keinginanku masuk dunia militer saja Ayahku mengamuk, apalagi aku meminta izin untuk menikah di usia muda. Usia yang bahkan lebih muda, saat usia Ayahku menikah dulu!” kisah Jordan lagi

“ ini berbeda Jordan, dulu John sempat marah karena dia berharap kau akan mengikuti jejaknya sebagai seorang politisi, bukan tentara! Tapi menikah? Aku sungguh tak habis pikir… selama ini kau tidak pernah terlihat berhubungan dengan wanita manapun, dan sekarang tiba-tiba saja ingin menikah. Kau yakin? Kau mencintai wanita itu?”

“ aku selalu berpikir selama ini jika aku bersamanya itu hanya akan membuatnya menderita, karena aku tidak bisa berjanji untuk selalu ada didekatnya. Tapi ternyata aku salah, jarak diantara kami justru membuatnya semakin menderita, tak hanya dia tapi juga aku! Aku sangat keliru membiarkan waktu terus menguasai rasa takutku dengan terus menolaknya. Dan sekarang aku memutuskan untuk membawanya bersamaku, kemanapun aku pergi. Tidak apa-apa jika pada akhirnya kami nanti akan menderita. Lebih baik menderita karena bersama, daripada menderita karena tidak bisa bersama!”

Jordan memejamkan matanya ketika menyelesaikan kalimatnya. Sangat tampak wajahnya dipenuhi dengan butir-butir kerinduan yang terpendam. Membuat Alex terharu karena merasa apa yang pernah dialaminya dulu, cukup mirip dengan kondisi Jordan saat ini.

“ jangan biarkan rasa takut menguasaimu Jordan! Jika hatimu yakin dengan apa yang menjadi keputusanmu, maka lakukanlah!” bisik Alex menggenggam tangan keponakannya tersebut. “menikahlah!”

Jordan pun membuka matanya kembali ketika mendengar dengan jelas bagaimana ucapan Alex yang mendukungnya sepenuh hati.

“ ngomong-ngomong Jordan, kau ingin menikahi siapa memangnya?” tanya Alex yang telah menarik tangannya, dan kini tengah menikmati kembali segelas anggur dari gelasnya

“ aku bercerita panjang lebar sejak tadi, kupikir kau sudah tau siapa yang aku maksud!” Jordan berdecak sebal. “ coba lihat mataku Koh Alex, menurutmu siapa yang ingin aku nikahi?” seru Jordan menengadahkan wajahnya kearah Alex

Detik demi detik kembali berlalu, ketika Alex kembali menyemburkan minumannya untuk yang kedua kalinya malam itu. Mata sipitnya membelalak lebar karena rasa terkejut. Terbata-bata ia menjawab ucapan Jordan.

“ Ya Tuhan… kalau ternyata benar dia yang ingin kau nikahi, kurasa bukah hanya Ayahmu yang akan menggantungmu hidup-hidup saat kau minta izin nanti… aku hanya bisa berdoa yang terbaik untukmu Jordan!”

**

Matahari bergerak semakin tinggi, namun tak menyurutkan semangat tiga bocah perempuan yang begitu gembira bermain gelembung busa sambil berlarian kesana kemari. Hari ini adalah hari yang sangat cerah, sehingga dimanfaatkan oleh Alex dan keluarga kecilnya untuk melakukan piknik di taman berukuran sangat besar yang terletak di halaman belakang Keluarga Yamada.

Berhubung putri Alex yang kelima baru berusia beberapa bulan, sehingga masih cukup berbahaya jika dibawa pergi rekreasi jauh. Sehingga Alex memutuskan melakukan piknik di taman belakang rumahnya. Dan kini pria itu tengah membacakan dongeng untuk putri keempatnya yang sedang tidur dipangkuannya, sementara Kate sedang menyusui putri bungsu mereka.

“ kenapa Jordan perginya pagi-pagi sekali sih? Aku kan jadi tidak sempat mengobrol banyak dengannya!” keluh Kate

“ dia harus kembali ke hotel tempatnya menginap! Lagipula kunjungannya kesini bukan untuk berlibur, tapi atas undangan duta besar dalam rangka latihan militer bersama negara-negara gabungan!” jawab Alex yang kini segera menggendong putrinya, hendak kembali kedalam rumah.

Melihat gerakan suaminya, Kate ikut berdiri dengan bayi dalam gendongannya. Lalu menoleh kearah tempat dimana ketiga putrinya yang lain yang sedang asik bermain.

“ Alexa, Akisya, Alisya! Papa dan mama mau masuk kedalam rumah, ayo sudah mainnya nanti sore saja main lagi!” seru Kate

Dengan patuh ketiga putri mereka bergegas mengikuti langkah mereka yang masuk kedalam rumah.

“ apa kau tidak mau punya anak laki-laki?” tanya Kate pada suami disebelahnya yang sedang asik menatap bagaimana aktifnya anak-anak mereka yang masuk kedalam rumah dengan berlarian.

“ aku tidak mau ketampananku dirumah ini tersaingi!” jawab Alex sambil nyengir

“ huuhh.. jawaban macam apa itu, menyebalkan sekali!” gerutu Kate

Alex tertawa dengan ucapan Kate, “ jadi tahun ini kita mau punya anak lagi? katanya kemarin sudah tidak mau?”

“ memang tidak mau! Aku kan tadi hanya bertanya!”

Alex menahan tawanya karena tidak mau putrinya yang sedang berada dalam gendongannya menjadi terbangun. Bersama istrinya lalu mereka masuk kedalam kamar, membiarkan ketiga putri mereka kini bermain didalam rumah bersama para neneknya.

“ Jordan bilang dia ingin menikah?” tiba-tiba Alex mengawali ceritanya

“ Apaaa?!!” suara Kate keras akibat terkejut membuat bayi mereka terbangun

“ kecilkan suaramu sedikit sayang…” bisik Alex

“ aku sangat kaget, usia Jordan masih sangat muda untuk kategori pria yang ingin menikah!” seru Kate sepelan mungkin sambil kembali menidurkan bayinya.

“ ya menurutku juga… tapi Jordan itu sama seperti John, mereka sangat keras. Jika memutuskan sesuatu, maka tidak ada yang bisa menghalaunya…”

“ ya aku tau, hanya  tetap saja aku sangat terkejut. Lalu kau bilang apalagi padanya?”

“ aku mendukungnya! Kukatakan pada Jordan, jika ia sudah yakin maka selayaknya pria sejati yang akan mengambil keputusan penting, jangan sampai rasa takut membuat keinginannya untuk hal yang baik menjadi surut… aku tidak ingin Jordan bernasib seperti aku yang menunda kebaikan, melepas sesuatu yang berarti hanya karena dihinggapi rasa takut yang berlebih!”

Mendengar ucapan suaminya yang menyentuh hatinya, membuat Kate segera meletakan bayi yang sejak tadi dalam gendongannya kedalam box. Lalu kini bergabung dengan suami serta putri satunya lagi yang sudah tidur sejak tadi diatas tempat tidur. Dengan sebelah tangannya mulai menyentuh lembut pipi sang suami.

“ jangan menyesali apapun, yang terpenting sekarang kan kita sudah bersama lagi” bisik Kate merapatkan dirinya kedalam pelukan Alex

“ aku hanya tidak mampu membayangkan bagaimana kau dulu melewati malam-malam menyakitkan karena aku.. dan tanpa aku”

“ itu bukan salahmu, sudah jangan diingat-ingat lagi..” pinta Kate sembari mengecup punggung tangan suaminya berulang-ulang

“ bagaimana bisa kau sebut itu bukan salahku? Tentu saja itu salahku!” tandas Alex, yang segera mengambil jemari istrinya lalu membuka telapak tangan tersebut dihadapannya

“ aku tidak ingin membuka masa lalu yang telah kita tutup bersama.. kumohon jangan membahas apapun yang hanya akan membuat kita kembali terpuruk dalam kesedihan” pinta Kate lagi menatapi dengan bingung telapak tangannya yang sedang dilihat dengan lekat oleh Alex, yang membuat Alex tersenyum kecil akan sesuatu.

“ menertawakan telapak tanganku? Karena tanganku tidak selembut tangan mantan-mantan kekasihmu serta para model pergelaran busanaku!” gerutu Kate yang segera menarik tangannya, namun Alex menahannya dengan tetap memegang erat tangan tersebut.

“ hanya merasa lucu.. Pada tangan ini, hidupku sekarang berada… kau tau kau bisa melakukan apapun padaku, kau ingin meminta apapun padaku, aku tidak akan pernah bisa mengatakan tidak” ucap Alex kembali membawa sang istri kedalam pelukannya

“ mulut yang sangat manis, aku jadi tiba-tiba ingat bagaimana dulu aku jatuh cinta padamu”

“ dan bersama denganku kau akan terus jatuh cinta lalu jatuh cinta lagi!” janji Alex

“ oh ya? Percaya diri sekali!”

Alex tertawa, lalu melirik pada tempat dimana kedua putrinya sedang tidur dengan lelap berada. Setelah merasa aman, ia mulai mencumbu istrinya dengan mesra.

“ jadi nanti malam mau dimana? Kemarin malam kan dikamar mandi!” bisik Alex

“ yang benar saja Alex! Pikiranmu masih saja mesum! Tadi kau bilang kau akan melakukan apapun yang aku minta?” tantang Kate

“ ya apapun..”

“ aku ingin malam ini kita tidur berkumpul bersama seluruh anak-anak kita, sudah lama kan tidak seperti itu… jadi jangan harap kau bisa menyentuhku!”

Kening Alex berkerut dan terlihat berpikir, sebelum akhirnya menghela nafas menjawab pertanyaan istrinya. “hmmm permintaan yang sulit.. tapi baiklah, kita buat kamar kita ramai malam ini, ramai dengan suara putri-putri kita, bukan ramai karena suara jeritanmu”

Wajah Kate merona mendengar ucapan suaminya yang terus menggodanya. Namun ia memilih untuk diam dan memasrahkan diri masuk kedalam pelukan Alex.

“ apapun yang kau minta, asal jangan memintaku untuk pergi” bisik Alex, dapat dirasakannya kepala istrinya yang mengangguk.

Langit diluar cerah, secerah dua hati yang tak hentinya terus memadu kasih. Alex tahu hidupnya telah sempurna. Meski ia bukan orang yang sempurna. Hanya satu dari banyaknya orang diluar sana yang pernah memiliki masa lalu kelam yang tak ingin diingatnya. Pada usianya yang memang tak lagi muda saat ini, yang ingin ia lakukan adalah membuat orang-orang terkasihnya tidak melakukan kebodohan seperti yang pernah ia lakukan dulu.

Alex berharap Jordan dapat lebih berani dibandingkan dirinya dulu dalam mengambil keputusan. Dan yang terpenting berani dalam melawan rasa takut yang sebenarnya menjadi sebab utama mengapa pria terlihat lebih sulit untuk melangkah maju jika sudah bicara soal komitmen. Alex ingin Jordan tahu, seperti prinsipnya serta prinsip ketiga sahabatnya yang lain. Hidup mengajarkan mereka tentang pentingnya arti komitmen. Karena pria sejati adalah pria yang memegang teguh setiap komitmen yang dibuatnya. Dan itu butuh keberanian. Keberanian nyata tanpa sedikitpun rasa takut.

**

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 279K 48
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
355K 25.1K 33
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
747K 116K 43
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
422K 30.2K 86
Cinta hanya untuk manusia lemah, dan aku tidak butuh cinta ~ Ellian Cinta itu sebuah perasaan yang ikhlas dari hati, kita tidak bisa menyangkalnya a...