Jeonghan belok ke kelas Minghao buat ngeliat masih bringas apa nggak adeknya yang satu ini dan ninggalin Seungkwan yang jalan ke WC sendirian.
Jeonghan ngintip di jendela kelas Minghao dan ngeliat adeknya belum puas bonyokin cewek-cewek. Takut Minghao kelepasan akhirnya Jeonghan masuk ke dalam kelas Minghao.
"Hao sudahlah, ayo ke kelas Joshua" Minghao menoleh lalu mengangguk, ada sirat kecewa karena dia belum selesai menghabisi mangsanya.
Jeonghan tertawa "kau akan puas setelah melihat eonnimu yang lain Hao" Minghao mengangguk lalu mengikuti Jeonghan.
Jeonghan ingat dia meninggalkan Seungkwan sendirian. "Hao ikut aku ke kamar mandi sebentar" lalu mereka berjalan menuju kamar mandi.
Jeonghan masuk ke dalam kamar mandi dan mendapati Seungkwan yang sedang cuci muka. "Eonni dari mana?" Jeonghan menunjuk Minghao yang ada di belakangnya.
"Ayo ke kelas Joshua" Seungkwan memekik tertahan lalu segera menarik tangan Jeonghan menuju kelas Joshua.
Sampai di kelas Joshua, mereka melihat tindakan Joshua dari luar jendela. Tampak Joshua yang menampilkan seringai yang menyeramkan.
"Eonni aku sangat bersemangat melihat Joshua eonni seperti itu" Jeonghan menoleh pada Minghao yang tersenyum dengan lebar.
"Mau masuk?" Pertanyaan Jeonghan diangguki oleh kedua adiknya. "Kajja" smirk menakutkan di tunjukan oleh Jeonghan.
"Jisoo jangan berlebihan" terdengar seperti peringatan tapi wajah Jeonghan tak menunjukkan itu sebuah peringatan. Joshua tersenyum lalu menoleh "tentu saja han"
"Ayo ke kelas yang lain" Joshua mengangguk menanggapi ajakan Jeonghan. Mereka keluar dari kelas Joshua dan menuju kelas Jihoon yang ada di sebelah kelas Joshua.
Mereka kembali melihat dari kaca kelas Jihoon. "Eonni apa aku bisa seperti itu?" Jeonghan menoleh pada Seungkwan yang terlihat memiliki hasrat besar. "Tentu saja Kwan kau bisa seperti itu"
Jeonghan tersenyum melihat adik mungilnya menjadi brutal. "Ayo kita masuk" lalu mereka masuk ke dalam kelas Jihoon. "Apa kau belum puas woozi?" Jihoon menoleh lalu mengangguk "sedikit lagi eonni" lalu kembali memukul mangsanya.
Setelah selesai Jihoon menghampiri Jeonghan dan langsung ke luar dari kelasnya. "Tinggal Wonwo eonni saja" Jeonghan mengangguk lalu langsung masuk ke dalam kelas Wonwo.
Jeonghan kembali tersenyum melihat Wonwo yang dengan santainya menduduki mangsanya sambil membaca buku pelajaran. "Sudah selesai wonie?" Wonwo mendongak lalu mengangguk.
"Kajja kita ke kantin" Wonwo bangkit dari duduknya menyisakan ringisan dari mulut mangsanya. "Padahal aku ingin melihat cara eonni menghajarnya" gerutu Seungkwan.
Mereka semua tertawa geli melihat Seungkwan yang sepertinya merajuk. "Sudahlah Kwan kapan-kapan kau bisa melihatnya" Seungkwan mengangguk.
Jeonghan sadar mereka sedang di awasi sedari tadi. Jeonghan menoleh dan terkejut melihat manusia di depannya yang sedang tersenyum dengan bodohnya.
"LEE HAECHAN KAU MENGEJUTKAN KU, DASAR KAU INI" Haechan meringis kala jemari lentik Jeonghan menjewer kupingnya. Ya itu Lee Haechan salah satu anak buah Taeyong sahabat Jeonghan.
"Hai semua" semuanya geleng-geleng melihat senyum Haechan. "Dimana yang lain Chan?" Haechan menunjuk ke arah gengnya dengan dagu.
"Aku merindukanmu Hannie" ucap Taeyong sambil berjalan ke arah Jeonghan sambil merentangkan tangannya. Jeonghan memeluk Taeyong melepaskan rasa rindunya pada sahabatnya yang satu itu.
"Oke Taeyong eonni tidak merindukan kami" Seungkwan merengut lucu membuat Taeyong gemas lalu mencubit pipi Seungkwan. "Kwanie ku yang imut kau makin imut saja" Seungkwan tersenyum bangga mendengar pujian Taeyong pada dirinya.
"Apa kita akan berpelukan seperti Teletubbies di sini?" Jeonghan tertawa mendengar ucapan Minghao. "Ayo bergabung bersama kami" Jeonghan mengangguk mengiyakan ajakan Taeyong.
Mereka berjalan menuju meja yang berisi 21 orang itu. "Oh iya Hannie, kenalkan ini 2 anggota baruku" Jeonghan mengamati 2 orang yang Taeyong sodorkan pada dirinya.
"Annyeong eonni, shotaro imnida" Jeonghan menjadi gemas padanya "kau memiliki eyes smile seperti Jeno" shotaro hanya tersenyum. Jeonghan mengalihkan pandangannya pada pemuda yang sedari tadi berusaha merangkul shotaro tapi di tepis.
"Annyeong Noona, Sungchan imnida" Jeonghan tertawa melihat tangan Sungchan yang masih berusaha merangkul shotaro. "Apa kalian sepasang kekasih?" Jeonghan bertanya dengan kilatan jahil di matanya.
"Ya"
"Tidak"
Jeonghan terpingkal melihat ekspresi Sungchan yang terlihat sangat mengenaskan. "Aku bukan kekasihmu tuan Jung"
"Sebentar lagi kau akan menjadi kekasihku nyonya Jung"
"Tidak akan pernah"
Jeonghan kembali terpingkal melihat ekspresi tertolak Sungchan. "Anggota barumu sangat lucu youngie" Taeyong mengangguk.
"Aku pusing pada sikap mereka Han, kadang romantis dan kadang seperti ini" Jeonghan menepuk bahu Taeyong prihatin. "Jadi bagaimana kabar kalian?" Jeonghan melihat pada orang-orang yang ada di belakang punggung Taeyong.
"Kami baik-baik saja Noona" ingin sekali Jeonghan memukul manusia mungil di hadapannya ini. "Taeil oppa berhentilah memanggilku dengan sebutan Noona" taeil yang di tegur Jeonghan hanya tertawa.
"Kwan ayo kita pesan makanan" haechan menarik Seungkwan menuju gerobak makanan "sepertinya mereka tak akan kembali dalam waktu dekat Hannie" Jeonghan tertawa kecil.
"Dasar dua orang itu" Jeonghan mengedarkan pandangannya lalu melihat winwin yang sedang terlihat bingung. "Winwin maukah kau menemani Minghao?" Winwin terlihat bersemangat.
"Tentu saja eonni" lalu winwin bangkit dari duduknya menarik Minghao agar duduk di sebelahnya membuat yuta merengut kesal menatap ke arah Jeonghan.
"Jangan terlalu mendominasi winwin yuta, biarlah dia bersama yang satu frekuensi" yuta mendengus menanggapi Jeonghan.
"Eonni mau membaca novel terbaru milikku?" Jeonghan menoleh melihat renjun yang menawarkan novelnya pada Wonwo. "Boleh" Wonwo tersenyum lalu duduk di sebelah kanan renjun membuat jaemin mendengus kesal.
"Kenapa tak duduk di sebelah kirinya saja agar Jeno tak bisa menempel pada renjun" pernyataan dan pertanyaan jaemin dihadiahi tatapan tajam oleh renjun dan Wonwo.
Jeonghan dan Taeyong terpingkal melihat ekspresi ketakutan jaemin. "Makanya jaem jangan mengganggu 2 singa yang sedang bersama" jaemin hanya mempoutkan mulutnya mendengar ucapan Taeyong.
"Eonni mau karaoke bersamaku?" Suara melengking chenle membuyarkan lamunan Jihoon. "Boleh" jisung meratapi kepergian chenle.
"Chenle, eonni, kami ikut" suara nyaring Seungkwan membuat mereka menutup telinga mereka masing-masing. "Tak usah berteriak Kwan" lalu Seungkwan dan haechan ikut bersama chenle dan Jihoon.
"Aku dan Wonwo eonni akan ke perpus saja, di sini terlalu berisik" Wonwo dan renjun segera berdiri lalu berjalan keluar kantin.
Jeonghan dan Taeyong selaku leader hanya tertawa sampai perut mereka sakit melihat para pria yang kehilangan pacarnya.
"Tunggu dulu, dimana winwin eonni dan Minghao eonni?" Pertanyaan jungwoo membuat mereka sadar. Dua manusia polos itu sekarang menghilang.
Taeyong dan yang lainnya panik. "Tenang saja, Minghao tidak seperti yang terlihat" mereka menoleh pada Jeonghan dengan raut bingung.
"Minghao tak sepolos itu kawan-kawan" Taeyong dan yang lain terlihat bersyukur akan fakta itu.
"Syukurlah Han" Jeonghan terlihat sedang berpikir. "Mau ke taman?" Taeyong terlihat bersemangat mendengar ajakan Jeonghan.
"Para perempuan juga, ayo ikut dengan kami" terlihat ekspresi kesal para pria dan itu membuat tawa Jeonghan dan Taeyong kembali pecah.
"Sudahlah Han, ayo ke taman" Jeonghan mengangguk lalu segera keluar dari kantin menuju taman meninggalkan para pria yang kesal karena pacar mereka di bawa lari.
Rei back, kelamaan ya?
Rei masukin nct, kalian suka?
Jangan lupa vote dan komen^^