GARUDA (END)

By septiaulia283

4.6M 395K 42.1K

[ BELUM REVISI DAN BANYAK TYPO ] MASIH BERLANJUT UPDATE!! TUNGGUIN, YA. Garuda Wisnu Victorian, bukan spesi... More

PROLOG
GARUDA〰01
GARUDA〰02
GARUDA〰03
GARUDA〰04
GARUDA〰05
GARUDA〰06
GARUDA〰07
GARUDA〰08
GARUDA〰09
GARUDA〰10
GARUDA〰11
GARUDA〰12
GARUDA〰13
GARUDA〰14
GARUDA〰15
GARUDA〰16
GARUDA〰17
GARUDA〰18
GARUDA〰19 (Special part Uzi and Uri)
GARUDA〰20
GARUDA〰21
GARUDA〰22
GARUDA〰23
GARUDA〰24
GARUDA〰25
GARUDA〰26
GARUDA〰27
GARUDA 〰28
GARUDA〰29
GARUDA〰30
GARUDA〰31
GARUDA〰32
GARUDA〰33
GARUDA 〰34
GARUDA〰35
GARUDA〰36
GARUDA〰37
GARUDA〰38
GARUDA〰39
GARUDA〰40
GARUDA〰41
GARUDA 〰42
GARUDA〰44
GARUDA〰45
GARUDA〰46
GARUDA〰47
GARUDA〰48 [END]
EPILOG
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2 (Last Part)
NEW STORY
Part Spesial 1
Part Spesial Agler
Part spesial 2
Part spesial 3
OPEN MEMBER GC

GARUDA〰43

70.5K 5.9K 516
By septiaulia283

Selamat Membaca❤
.
.
.
.
〰〰〰〰


Pemakaman Azri berjalan dengan khidmat serta linangan air mata seluruh umat manusia yang melayat dan menyaksikan haru terkahir mereka melihat Azri.

Hari ini, pagi ini Azri telah pergi dan menempat ketempat barunya yang akan berbeda alam dengan manusia dunia. Setelah mengetahui Azri telah tiada ibunya pingsan dan sampai saat ini masih ditenangkan oleh keluarganya.

Bukan hanya itu, Uri yang biasanya tak pernah menangis dalam kondisi menyedihkan sedikit pun kini matanya bengkak akibat kebanyakan menangis.

Penyakit, yang diderita Azri menjadi salah satu penyebab kematiannya. Penyakit jantung ia derita dari umur sepuluh tahun, akhir-akhir ini meningkat dan mengakibatkan ia sering drop. 

Seluruh siswa Voctorian High School pun diliburkan dan di wajibkan melayat dan mengantarkan sang ketos ketempat peristirahatan terakhirnya.

Sosok Azri yang baik, tegas dalam memimpin, cerdas terbukti dari banyaknya olimpiade yang ia menangkan selama ini bukan hanya itu sosoknya yang ramah, murah hati dan penyapa membuatnya dikenal banyak orang termasuk guru sekalipun.

Tak ada yang tak bersedih melihat ini semua, semuanya menangis terisak mengingat sang ketos berlesung pipit telah jauh dari kehidupan mereka.

"Azri, maafin gue. Gue banyak salah sama lo, maafin gue yang selama ini selalu bantah lo," ujar Uri tesedal-sedal dengan isakannya.

"Azri, katanya kamu mau nikmatin masa remaja kamu. Tapi, kenapa kamu pergi? kamu aja belum sempat nikmatin masa remaja kamu," lirih Grizella.

Garuda mengusap-usap bahu Grizella menenangkan. Melihat Grizella yang tak hentinya menangis dari tadi malam membuat Garuda khawatir akan keadaannya.

"Jadi, ini yang kamu bilang mau ke toko buku untuk yang terakhir kalinya? kalau aku tau gini kejadiannya aku akan larang kamu dan kita nggak jadi ke toko bukunya," sesal Grizella dengan linangan air mata.

"Azri, kenapa lo pergi? katanya gue, Grizella sama Uri adalah sahabat cewek terbaik lo, kalau memang benar kenapa lo ninggalin kita secepat ini? Azri lo belum mati kan? ini mimpi? Argh...Azri maafin gue. Kalau aja gue nggak ngajak lo ngobrol terus nggak bakalan kata gini," sesal Queen menyalahkan dirinya.

"Stt, ini bukan salah kamu. Ini takdir, takdir dari allah untuk Azri," bisik Lemuel.

"Kita di mobil bertiga, tapi kenapa cuma Azri yang diambil kenapa bukan gue? atau semisal Uri? kalau kita selamat harusnya Azri juga selamat hiks..hiks.." ujar Queen.

"Ini takdir, jangan ada yang disalahkan disini. Semuanya udah diatur sama yang kuasa," ujar Garuda menengahi.

"Maafin aku yang belum bisa jadi sahabat terbaik kamu. Aku belum bisa jadi pengisi hari remaja kamu seperti yang kamu impikan," sesal Grizella menghapus air matanya.

〰〰〰〰

Garuda menyandarkan kepalanya pada sofa rumahnya seraya menatap langit-langit ruang tamunya, sesudah mandi menyegarkan badannya.

Pemakaman Alm. Azri membuatnya lelah dan badan yang pegal-pegal. Apalagi tadi membujuk Grizella untuk makan siang karena sedari kemarin gadis itu belum mengisi perutnya. 

Setelah semuanya selesai barulah Garuda pulang kerumahnya dan mandi membersihkan dirinya sesudah melayat.

"Udah pulang?" Gandhi datang membawa segelas kopi ditangan kan nanya dan koran ditangan kiri.

Gandhi pun tadi menyempatkan diri datang ke pemakaman Azri karena berkat prestasi dan ketegasan Azri dalam menjabat sekolahnya menjadi maju seperti sekarang.

"Udah, kenapa?" tanya Garuda menutup mata.

"Nggak papa cuma nanya aja," kilah Gandhi terkekeh.

"Besok udah mulai sekolah," ucap Gandhi, Garuda hanya membalasnya dengan dehaman memang benar sekolah hanya diliburkan satu hari dan artinya besok sudah mulai sekolah lagi.

"Jawab Papa dengan kata dong, Bang."

'Bang', kata yang sakral ditelinga Garuda jika papa dan mamanya memanggilnya dengan sebutan itu. Garuda tak suka jika Anne maupun Gandhi memanggilnya dengan sebutan 'abang' kecuali Elang, sejak ditolak Garuda mentah-mentah dengan panggilan itu Anne dan Gandhi pun tak pernah memanggil itu lagi.

Dengan kata 'Bang' tersebut, seratus persen Garuda yakin bahwa ada sesuatu yang diinginkan Gandhi saat ini.

"Apa?" jawab Garuda terpaksa dengan menegakkan kepalanya.

"Jangan ketus-ketus deh, Bang," ujar Gandhi.

Garuda berdesis tak suka dengan panggilan itu. "Papa udah tua, nggak pantas panggil Garu Abang," ujar Garuda.

"Loh, jadi papa harus muda dulu biar bisa manggil kamu Abang?"

"Papa, nggak usah panggil Garu, Abang!" peringat Garuda kesal.

"Iya, papa minta maaf. Becanda juga."

Keadaan hening sesaat, setelahnya Elang dan Anne datang dengan membawa nampan berisi susu untuk Garuda.

"Pastinya Kak Griz sedih banget ya kehilangan Abang yang tadi, kalau Bang Garu yang mati Kak Griz nangis segitunya ngga ya?" tanya Elang mematuti.

Merasa kesal dengan ucapan Elang yang membuatnya emosi, Garuda melemparkan bantal yang ada dibelakangnya dengan kasar pada Elang.

Baginya Grizella mungkin akan pingsan jika kehilangannya, karena sekarang saja tak diberi maaf Garuda saja sudah takut apalagi kalau sampai ditinggal mati.

"Jangan ngomong kaya gitu, ngga baik," tegur Anne melototi Elang yang menggaruk tengkuknya.

"Maaf, Ma."

Garuda tak menghiraukan percakapan tiga orang itu, ia lebih memilih meminum susu yang dibawakan Anne dan tidur terlentang pada sofa dengan kaki yang diangkat naik ke penyandar sofa.

"Garuda, turunin kaki kamu," tegur Anne.

"Bentar, Ma. Garu capek," ucap Garuda dengan posisi yang sama.

Anne hanya bisa pasrah atas kelakuan Garuda. Punya anak dua tetapi anaknya sudah diatur dan tak memperdulikan peringatan nya sebelum berhenti sendiri.

Begitupun dengan Elang, remaja ini akan baik jika ada maunya dan itu harus terpenuhi dengan dia yang berpura-pura serta membantu Anne di dapur.

Lain dengan Garuda, cowok itu jika ingin meminta sesuatu langsung saja to the point tanpa ada kata sanjungan maupun bantuan spesial untuk kedua orang tuanya.

"Bang?"

"Jangan panggil Abang, Pah!" peringat Garuda lagi.

"Ketos kita kan udah pergi sekarang kita udah nggak punya ketos loh disekolah." Gandhi memulai dengan berbicara setengah supaya nanti Garuda memahaminya.

"Nggak mau," ucap Garuda.

Mereka semua menganga mendengar respon Garuda. Apakah Garuda sudah tau maksud Gandhi berbicara seperti itu.

Gandhi menarik nafasnya rileks dan berusaha tenang. "Apa yang nggak mau?" tanya Gandhi berpura-pura tak mengerti.

"Papa nyuruh Garu jadi ketos kan? sorry, Garu nggak niat," jawabnya santai.

Gandhi, Anne dan Elang meneguk ludahnya kasar. Belum seberapa ia berbicara tetapi Garuda sudah tau arah pembicaraannya.

Mereka memandang satu sama lain. rencana mereka membuat Garuda menjadi disiplin dengan menjadikan ia sebagai ketua osis gagal didepan kata.

"Bu-bukan itu maksud papa," ujar Anne berusaha biasa saja.

"Terus?" Garuda menaikkan alisnya sebelah menanti kelanjutan ucapan mereka.

Jika bukan tentang ketua osis apalagi yang akan mereka bicarakan. Dari gelagatnya saja dimulai dari Gandhi yang memanggil abang serta gaya bicaranya yang berarah pada seputar osis.

"Mah? ini beneran Bang Garu nggak jadi ketos?" tanya Elang berbisik pada Anne.

Anne mendekatkan bibirnya pada telinga Elang. "Kita bujuk sampai dia mau," bisik Anne.

Elang mengangguk menyetujui. Kembali pada Garuda cowok itu sudah tak peduli lagi jika orang yang ada disekitarnya sedang apa dan bagaimana yang terpenting ia sudah menolak dan tak akan menerima.

"Bang, jadi ketos seru loh. Mau lomba kita yang atur, mau bolos juga bisa."

"Heh, nggak boleh bolos. Jadi ketua osis itu harusnya kita yang jadi teladan, bukan teladan yang buruk tetapi teladan yang baik," ralat Anne.

"Iya, itu maksudnya ma. Aku aja mau loh ma jadi ketos, Seru," ucap Elang antusias melirik Garuda yang masa bodo amat.

"Kalau gitu lo aja yang jadi ketos," ujar Garuda.

"Gue masih kecil, kagak pantas jadi ketos," kilah Elang terkekeh.

"Lo bisa jadi ketos disekolah lo, kalau memang jadi ketos itu seru, kenapa nggak lo aja yang jadi ketos sekolah lo? lo bisanya cuma ngajak orang aja diri lo sendiri kagak pernah lo ajak," sindir Garuda kesal.

"Gimana caranya ngajak diri sendiri? diri daftarin diri jadi ketos yuk!! jadi ketos itu seru loh," gumam Elang mengajak dirinya berbicara.

"Bodoh, pantas lo ngga pernah juara. Goblok aja masih dipelihara gimana mau pintar," sinis Garuda teramat kesal.

"Lah, kan elo yang nyuruh gue bicara sama diri."

"Nggak ada, bodoh," S
Sentak Garuda.

Anne yang geram mendengar anak-anaknya berkata-kata kasar dan berbahasa gaul pun lantas memukul meja "Kalian, mama nggak pernah ngajarin kalian pake bahasa kaya gitu ya. Ubah gaya bicaranya kalian, jangan gunain bahasa kasar lagi." Sentak Anne marah.

"Maaf, Ma," ucap mereka berdua.

"Pasti ini karena bang Garu, ma. Emang dianya aja yang dasarnya suka cari masalah," tuduh Elang menunjuk Garuda.

"Kok jadi salah gue."

"Gaya bicara!" peringat Anne.

"Udah, Garuda kamu beneran nggak mau jadi ketos? cuma beberapa bulan lagi loh," ujar Gandhi meyakinkan Garuda.

Mendapati pertanyaan yang sama, Garuda menggeleng keras tanda tak suka dan tak mau. "Nggak, Pa. Papa bisa kasih jabatan sama orang yang lebih pintar," tolaknya.

"Kenapa bukan kamu aja?" tanya Anne sedih.

"Garu belum bisa jaga amanah, Ma, Pa. Garu masih sering bolos, tawuran nggak pernah ikut ujian gimana caranya coba ketos kaya gini," ujar Garuda membongkar semua kelakuannya selama ini.

Bagi Garuda, biarlah ia yang dimarahi Anne satu hari satu malam asalkan jangan menjadi ketos saja yang akan membuat pikirannya kacau nantinya.

Belum lagi Porus yang harus dia urus dan akan ditambah lagi dengan satu sekolah Victorian? No, Garuda tak akan terima itu.

"Sekali lagi, maafin Garu, Ma, Pa."

〰〰〰〰

Untuk cast kalian bisa check di instagram:
@Garuda.story_

Continue Reading

You'll Also Like

4M 312K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2.6M 222K 46
(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Part tidak lengkap •Laskar series• Aero Alterio, si cowok tampan dengan prestasi yang membanggakan. Terkenal bad boy berkel...
6.7M 284K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
1.1M 105K 70
Ketika semesta mempertemukan dua insan yang berbeda suhu. Ghafi Altamis dan Sabira. Akankah suhu dingin Mount Everest mencair ketika bertemu suhu yan...