Jumeaux β€’ njm ft. ljn βœ“

By dreyy__hn

9.4K 834 18

JumeauxδΈ€ (adjective) ; said of children born from the same childbirth Jeno, sang kakak yang hidup bahagia mel... More

[1]Prolog β€’ Awal
[2]Prolog β€’ Lee Jeno, Im Yoona
[3]Prolog β€’ Na Jaemin
1. Jisung Sakit
2. Sekolah dan Hwang
3. Bit by Bit
4. Park
5. Choice
6. Jung
7. Jisung & Park
8. Γ  l'envers
9. DΓ©solΓ©, jumeau
10. DΓ©jΓ  Vu
11. Wakey wakey! It's Morning!
13. Blurred Memories
14. New Moments
15. You Are The Key
16. Flashback
17. Back
18. Envoyez mon amour
19. Biar Semesta yang Memilih
20. "Cengeng"
21. Papa
22. Goodbye for Now
23. From Home [End]
[Epilog] β€’ My Everything
O1. Make A Wish
O2. Best Friend

12. Past to Present

262 24 0
By dreyy__hn

"Nana"

"P-papa"

Jaemin langsung berlari ke arah Goongmin, lalu menerjangnya dengan pelukan. Tak peduli jika Goongmin terhuyung ke belakang. Ia sangat rindu pada sang ayah saat ini. Hingga ia tak sadar, air matanya jatuh. "Papa.. Nana kangen" Goongmin juga tak kuasa menahan tangisnya. Ia memeluk Jaemin balik, lalu mengusap rambutnya. "Papa juga.. kamu baik baik saja hm?" Tanyanya. Jaemin tidak menjawab. Masih menikmati tiap elusan yang diberikan sang ayah. "Papa.. Nana mau sama papa" ujar Jaemin. Ia benar benar tak peduli. Yang ada di pikirannya hanya Goongmin, Goongmin, dan Goongmin.

"Nana mau ikut papa hm? Sudah puas?"

"Sudah. Nana capek pa"

"Yakin hm?"

"Iya pa, Nana yakin. Nana capek, mama selalu ngurusin Jeno. Jeno juga kecewa sama Nana. Jisung juga akhirnya ninggalin Nana, pa"

"Itu karena kamu lihatnya dari satu sisi saja, Na. Lihat mereka"

Sementara disisi lain, semua orang menahan tangis di luar ruangan yang bertuliskan 'Ruang Operasi'. Ya, hari ini Jaemin melakukan operasi. Yoona sudah menangis duluan dengan Jisung. Ya, Jisung. Hampir semua kenalan Jaemin ada disana. Mendukungnya. Dan para dokter yang menangani Jaemin pun tak kalah frustrasi saat detak jantung Jaemin menurun. Hanya satu yang mereka takutkan. Jaemin yang memilih menyerah.

"Yoona, kau yang sabar. Sekalipun Jaemin memilih untuk beristirahat, relakan dia. Kau tahu sendiri bagaimana perjalanan anak itu. Biarkan ia istirahat tenang nantinya, ada Goongmin yang akan menjaganya"

"Tidak bisa eonnie! Kalau pun Jaemin pergi nantinya aku tidak akan bisa merelakannya!"

"Buat apa Jaemin kembali jika akhirnya nanti dia menderita lagi? Adiknya meninggalkannya, kakaknya kecewa, mamanya.. lebih peduli pada sang kakak"

Kata kata Jaehyun menohok mereka. Seolah menyadarkan mereka, keluarga lah yang justru menghancurkannya, dari dalam. "Jaemin hanya butuh kasih sayang lagi dari keluarganya, bukan apa apa. Aku memang hanya sebatas kakak tiri. Namun yang Jaemin tunggu tunggu adalah keluarga kandungnya. Dan sekarang tidak menutup kemungkinan Jaemin memilih ayahnya, karena paman Goongmin yang paling mengerti"

Sementara Jaemin sendiri hanya memandang mereka yang menangis didepan ruang operasi. "Yakin mau ikut?" Tanya Goongmin sekali lagi. Ia hanya mau menyadarkan anak bungsunya, terkadang pilihan yang mungkin menyenangkan, tidak semenyenangkan itu. Ia berusaha membuat Jaemin sadar, masih ada yang peduli padanya dan tidak mau dirinya pergi dulu. "Tapi Nana rindu papa.." lirihnya.

"Jalani hari seperti biasa, Na. Jangan hiraukan papa. Papa tahu, kamu mau balik ke masa lalu, dimana kita bener bener bahagia. Tapi kamu juga tahu, kita ga akan bisa melakukan itu. Yang bisa dilakukan adalah membawa masa lalu ke masa kini. Past to Present"

"Papa.." Nana menatap ayahnya, dengan mata yang berkaca kaca. Dari sekian banyak orang, Mark melihat itu semua. Bagaimana Jaemin yang menghamburkan pelukan pada Goongmin dan menangis di dadanya. Mark melihat itu semua. Salah satu hal yang ia tidak suka. Ia harus melihat hal seperti itu. Biasanya ia akan biasa aja. Namun ini Jaemin. Hati Mark mendadak sesak. Yang ia harapkan, Jaemin tidak memilih untuk bersama Goongmin. Hanya itu. Jaemin tahu Mark memandanginya. Ia tahu. Hanya saja ia memilih acuh tak acuh. "Pa.. kalau Nana tidak boleh ikut.. kunjungi Nana dalam mimpi ya?" Ujar Nana masih setia memeluk Goongmin. "Hm. Istirahat boleh, jangan terlalu lama, oke? Banyak yang rindu kamu Na" balas Goongmin. "Ya pa.. terima kasih"

___

1 bulan. Dan Jaemin masih belum sadar. Memang benar dia sudah melewati masa kritisnya. Entah apa yang membuatnya enggan membuka matanya. Dan selama 1 bulan itu juga, Mark tidak melihat Jaemin. Tentu Mark khawatir, ia khawatir jika Jaemin benar benar memilih ayahnya.

Selama 1 bulan, Sungchan menjalani terapinya dan dinyatakan sembuh. Hanya tinggal menunggu Jaemin untuk giliran sadar. Jika Jaemin sadar, Sungchan sudah bersumpah pada dirinya sendiri jika tidak ada yang membuat Jaemin bahagia, maka dirinyalah yang akan membuatnya bahagia. Selama 1 bulan itu juga Sungchan selalu menanyakan Jaemin pada Mark, meski selalu dibalas gelengan kepala.

Selama 1 bulan, Hyunjin memutuskan untuk pindah ke kelas lain, untuk menghindari Jeno. Ia juga tahu, Jeno mana mau sekelas dengan seseorang yang keluarganya telah menghancurkan keluarganya. Ia cukup sadar diri. Ia hanya harus mencari ayahnya, lalu menyadarkan ayahnya. Mungkin juga bertanya, alasan ayahnya dendam dengan keluarga Na.

Selama 1 bulan, Jisung berusaha merelakan Jaemin untuk beristirahat sebentar. Namun dipikirannya hanya ada kakak angkatnya itu. Selama itu juga Jisung enggan berbicara pada keluarga kandungnya sendiri. Dingin dengan keluarga kandung, hangat dengan keluarga bahagianya. Selama 1 bulan Jisung menjadi penutup. Dan tidak ada yang tahu bagaimana Jisung menangis tiap malam, karena ia tidak bisa tertidur memikirkan Jaemin. Hanya satu yang bisa membuat Jisung benar benar tertidur;elusan dari Jaemin.

Selama 1 bulan, Yangyang kesepian. Ia juga terhitung jarang masuk kerja. Johnny tidak keberatan. Dia tahu bagaimana perasaan Yangyang. Yang membuatnya semangat bekerja hanya Jaemin. Maka dengan senang hati Johnny mau menggantikan posisi Yangyang. 2 hari sekali biasanya Yangyang akan mengunjungi Jaemin. Jika tidak bisa, ia akan bertanya pada Jaehyun atau Johnny.

Selama 1 bulan, Donghae dan Mark kewalahan menghadapi Yoona dan Jeno. Membisikkan kata kata penenang, bahkan Mark tak jarang tidur di kamar Jeno, hanya untuk menemani sang adik tiri jika meraung nama Jaemin saat malam. Mereka berdua jelas tahu kenapa keduanya seperti itu. Penyesalan. Membiarkan Jaemin berjalan sendiri, hingga di titik dimana Jaemin hampir memilih mengikut sang ayah. Dimana Jaemin lelah dan mungkin kelewat kecewa.

___

"Hyung.. benar benar tidak melihat Nana hyung?"

Mark hanya menggeleng, lagi. Pertanyaan yang sama setiap ia bertemu Sungchan. Setelah keluar dari rumah sakit Sungchan memang salah satu dari 5 yang terajin datang ke rumah sakit.

Pertama ada Jeno, anak itu datang pagi pagi, sebelum berangkat sekolah. Kedua ada Yoona, yang menjaga Jaemin. Ketiga Jaehyun, keempat Jisung dan kelima Sungchan. Mark memang mengunjungi Jaemin, namun ia tidak masuk ke dalam ruangannya. Jika biasanya dia akan masuk, kali ini tidak, setelah ia kehilangan Jaemin. "Nana hyung.. kemana ya?" Tanya Sungchan pada dirinya sendiri. Mark menghela nafas. "Kau tak merasakan apapun saat koma? Maksudku saat saat kritis" tanya Mark. "Ya.. aku hanya bertemu nenekku yang sudah meninggal. Tiba tiba dia datang, lalu aku memeluknya. Setelah itu entah dimana aku bersamanya, bahagia bersama, lalu aku kembali ke koridor rumah sakit" jawab Sungchan. Mark mencoba berpikir positif. "Mungkin.. itu yang terjadi pada Jaemin. Ayahnya mengajaknya pergi untuk bahagia sejenak. Ia pernah mengatakan sesuatu padaku sebelum dia menghilang"

"Apa hyung?"

"Jika kita tidak bisa membawa masa lalu ke masa kini, maka bawalah masa lalu ke masa kini. Kita tidak bisa menebak masa depan, namun masa lalu sudah terjadi. Masa lalu yang bahagia datang secara sendirinya. Bring the past to the present, don't bring the present to the past. Or worse, bringing the present to the future"
[Bawa masa lalu ke masa kini, jangan bawa masa kini ke masa lalu. Atau parahnya, membawa masa kini ke masa depan]

"Mark hyung- eh?"

Baru saja Sungchan ingin mengatakan sesuatu, namun pintu kamar Jaemin terbuka, memperlihatkan Haechan, Renjun dan Jeno. Meski Sungchan terhitung rajin mengunjungi Jaemin, ia mengunjunginya saat yang lain masih sekolah atau ada kegiatan lain. Sejauh ini, kenalan Jaemin yang ia kenal hanya Mark. "Mark hyung, dia siapa? Kenapa ada di kamar Nana? Kau mengundangnya?" Tanya Jeno, posesif. "Aku yang mengundangnya. Dia adik kelasku. Sengaja membawanya kesini, so that he knew he's not a alone. Kasusnya mirip Jaemin, koma 1 tahun" balas Mark santai. Renjun lalu memajukan dirinya.

"Renjun, Huang Renjun. Itu Lee Haechan, panggil saja menyebalkan, dan itu Na Jeno, si emosian yang posesif sekali dengan adiknha" ujar Renjun, menunjuk Haechan dan Jeno. "Salam kenal, tapi yak! Huang Renjun! Jangan memalukan!" Balas Haechan mendekat untuk memukul Renjun. Jeno hanya acuh tak acuh. Memang apa yang dikatakan Renjun benar. "Sudah kalian. Sekarang giliranmu" ujar Mark pada Sungchan. "Jung Sungchan.. 1 tahun lebih muda dari kalian" ujar Sungchan, malu malu. Membuat Mark mendengus kecil. Biasanya juga Sungchan memalukan. Ia membungkuk. "Kelakuan Jaemin 11 12 dengan mereka. Anggap saja mereka Jaemin, juga hyungmu" bisiknya pada Sungchan. Sangat pelan dan hanya Sungchan yang mendengarnya. "Kau yakin.. hyung?"

"Ini karena kau baru pertama kenal, Jung Sungchan.. lihat saja, lama lama mereka memalukan"

___

Pengennya up pas tembus 100 vote total tapi yah gapapa la up sekarang :)

To Be Continued

Continue Reading

You'll Also Like

7.8K 250 21
Just some cute short stories of BTS. Also posted on my AO3 account DTSbulletproofduckscouts
27K 588 40
If the going-to-be-King of Italy, Nicholas, sweeps America off her feet to never be seen again and Maxon Schreave starts to get jealous, quarreling b...
326K 39.1K 103
Kira Kokoa was a completely normal girl... At least that's what she wants you to believe. A brilliant mind-reader that's been masquerading as quirkle...
312K 9.6K 31
Book One in 'The Twisted Series' Isabella, Group A, Subject A77, The Original a sixteen year old girl who was thrown into the glade to help the tria...