πŸ†ƒπŸ…°πŸ…ΌπŸ…°πŸ†ƒ Sangat Membenci Me...

By iu3a17

130K 6.9K 1.2K

[WARNING: TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR C... More

Kata Pengantar Penerjemah Abal-Abal
Curhatan Mimin Selama Menerjemahkan
Introduction
Chapter I Katanya Semakin Membenci Sesuatu, Semakin Sulit untuk Menghindar
Chapter II Perang Dimulai
Chapter III Keduanya Memanas
Chapter IV Cara untuk Membalas
Chapter V Menyaksikan Sendiri
Chapter VI Seseorang yang Sok Kuat
Chapter VII Menempelkan Daun Emas ke Belakang Patung Buddha
Chapter VIII Perubahan Sudut Pandang
Chapter IX Di Waktu Malam
Chapter X Perasaan yang Menuntun
Chapter XI Dibawah Guyuran Air Dingin
Chapter XII Mati Akibat Ucapan
Chapter XIII Di Tengah Situasi Buruk
Chapter XIV Perasaan yang Terucap
Chapter XV Menelan Kata-Katanya Sendiri
Chapter XVI Sekali Saja Tidak akan Cukup
Chapter XVII Kedua Kalinya Telah Dimulai
Chapter XVIII Mulut yang Berkata Tidak...
Chapter XIX ...Tapi Setiap Waktu Selalu Selesai
Chapter XX Sebenarnya, Hanya Merasa Takut?
Chapter XXI Beginikah Teman?
Chapter XXII Aku Tidak Akan Berbaikan!
Chapter XXIII Status Hubungan
Chapter XXIV Saat Memutar Sumbu yang Hampir Terlepas
Chapter XXV TTM Bukan Pacar, Tidak Berhak Bertindak Posesif
Chapter XXVI Berhenti Di Tempat yang Sama
Chapter XXVII Tiba Pada Titik Memutuskan Hubungan
Chapter XXVIII Menyalahkan
Chapter XXIX Ketika Type Telah Memiliki Status Hubungan
Chapter XXX Pulang ke Rumah
Chapter XXXI Harus Berpikiran Terbuka
Chapter XXXII Cara Berpikir Pria Buruk Itu
Chapter XXXIII Seseorang yang Egois
Chapter XXXIV Ulang Tahun Bersama Seseorang di Masa Lalu
Chapter XXXV Tidak Terlihat akan Dicampakkan
Chapter XXXVI Harga untuk Menahan Sebuah Kenyataan
Chapter XXXVII Ketika Dia Meminta Putus
Chapter XXXVIII Cerita Kala itu
Chapter XXXIX Sungguh, Seseorang yang Lebih Tinggi
Chapter XL Milikku!
Chapter XLI Huft, Dia Benar-benar Jahat
Chapter XLII Menghimpun Tentara, Jangan Gila...
Chapter XLIII Rasanya Benci, Bagaimanapun Juga, Aku Mencintainya
Chapter XLIV Di Atas Panggung
Chapter XLV Bercinta di Malam Hari
Chapter XLVI Kebahagiaan Ini Akankah Berlanjut ?
Chapter XLVIII Ketika Sang Mantan Kembali
Chapter XLIX Tolong, Kembalilah
Chapter L Harga Sebuah Kebohongan Merupakan Awal Masalah Besar
Chapter LI Mantan VS Pacar
Chapter LII Karena Cinta, Sehingga Takut
Chapter LIII Penyebab Berjanji
Chapter LIV Penyebab Sebenarnya
Chapter LV Kebenaran Di Bawah Dusta
Chapter LVI Investasi yang Tidak Terbayarkan
Chapter LVII Menghancurkan Topeng
Chapter LVIII Pernyataan yang Tidak Sesuai Harapan
Chapter LIX Api di Atas Sekotak Es
Chapter LX Pertarungan Panas di Lautan antara Mertua dengan Menantu
[END]Chapter XLI Akhir Pertempuran Tak Terduga

Chapter XLVII Di Belakang Cintanya

1.2K 82 3
By iu3a17

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (='∀`)

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Dalam apartemen seluruh lampu di ruangan masih menyala dengan terang, layar televisi sedang menyiarkan berita malam. Di saat seperti ini pintu apartemen terbuka dengan suara yang sangat pelan, karena pria yang baru pulang takut membangunkan teman seruangannya yang mungkin sudah jatuh tertidur. Sepasang mata tajamnya, menyapu ke sekitar ruangan dan menemukan seseorang yang sedang terbaring di atas tempat tidur benar-benar sudah jatuh tertidur, meskipun telah bertindak boros karena masih menyalakan lampu dan televisi.

Saat melihatnya begini, Thara melangkahkan kakinya dengan sangat hati-hati, sepasang mata tajamnya menatap ke wajah damai anak dari wilayah selatan yang terbaring untuk sejenak, sebelum pada akhirnya bergerak ke sisi tempat tidur. Meskipun sadar sedang menatap Type, tapi gambaran wajah pemuda lain terbesit di benaknya saat ini;

"Aku benar-benar bahagia. Bisa bertemu dengan Phi Tharn lagi"

Meskipun sapaan itu hanya basa-basi, atau mungkin candaan, tapi sapaan itu membuat Tharn merasa marah pada diriya sendiri... Dia marah, karena merasa senang saat mendengar ucapan mantannya itu.

Tar... Adik Tum... Mantan anggota band sebelumnya

Tar... Mantan pacar yang sangat dicintainya

Tar... Satu-satunya orang yang menyatakan cinta dengan wajahnya yang memerah sampai pria itu benar-benar mencintainya.

Dan Tar... Seseorang yang memutuskan hubungan dengannya dengan cara yang paling kejam

[Sebaiknya kita putus, aku tidak ingin melihat Phi lagi]

Kalimat putus itu dikirimkan melalui pesan di ponselnya. Saat Tharn berusaha bertemu dengan pergi ke rumahnya, anak itu menolak untuk keluar menemuinya, saat menemuinya di sekolah, dia malah berusaha kabur dengan pergi bersama temannya, saat bertanya dengan Tum, pria itu malah meninjunya dan mengatakan bahwa dia telah menyalahi adiknya, meskipun Tharn sendiri tidak tahu dimana letak kesalahannya. Saat bertanya lagi, jawaban yang didapat...

[Aku yang salah, aku tidak bisa mencintai Phi lagi]

Selama ini, Tharn tidak mengerti kesalahan apa yang telah diperbuat, atau dimana letak kesalahan itu berada, rasanya dia begitu kewalahan dengan perasaan yang dirasakannya ini selama berbulan-bulan, hingga akhirnya dia bertemu dengan Type... Orang yang dengan sederhana menghina seseorang dari penampilan luarnya, sampai berpikir mata permennya ternyata terlihat bagus, kemudian perasaannya mulai berkembang menjadi cinta.

Tapi saat seseorang dari masa lalunya datang, membawa kenangan yang seolah menyalakan perasaan terlarang, dan semakin memikirkannya, dia merasa semakin sangat marah pada dirinya, karena....

Ingin berbicara dengan Tar lebih lama lagi, ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka, dan ingin tahu kenapa Tar meninggalkannya.

"Berhentilah memikirkannya Tharn"

Benar, berhentilah memikirkan ini, karena sekarang sudah ada Type di sini

Thara berusaha untuk mengatakan dengan tegas pada dirinya, tapi dia mengakui bahwa pandangan bahagia yang diberikan anak itu membuatnya... Bahagia. Sentuhan kecil itu cukup efektif membuatnya ingin bertemu dengannya, dan kembali lagi untuk menanyakan pertanyaan yang sama;

Kenapa meninggalkan Phi?

"Huft-- "

Tharn menghela nafas panjang, dia ingin mengatakan pada seseorang perasaannya ini, ingin mencurahkan hatinya, tapi dia tidak punya keberanian untuk mengatakan ini di depan wajah Type

Bagaimana... Bagaimana bisa yakin seseorang seperti Type akan ikut merasa bahagia setelah dirinya bertemu dengan mantan?

Jelas saja, dia akan marah, keduanya akan menjadi saling tidak bahagia, dan pada akhirnya mereka bertengkar lagi.

Hanya bertemu sekali, tidak perlu mengatakan padanya, dia akan merasa tidak nyaman

"Huft--"

"Hm, kamu sudah pulang?"

Tharn berjengit dan langsung menunduk saat mendengarkan pertanyaan ini, dia bisa melihat kekasihnya sedang memicingkan mata melawan sinar ruangan. Pria ini bahkan tidak sadar, mengangkat tangan dan mengelus kepala kekasihnya, sampai dia terbangun, sehingga dia hanya bisa memaksakan diri untuk tersenyum

"Em, kamu kembalilah tidur"

"Ada apa?"

Seseorang yang biasanya tidak perduli padanya kali ini bertanya, dan sadar ada kejanggalan saat melihat sikapnya, sampai hati Tharn mencelos ketika mendengarnya

Tharn perduli pada pria dihadapannya ini, tapi dia merasa begitu bahagia saat bertemu mantannya...

Ya ampun, Tharn

Pemikiran ini semakin jelas terasa di hatinya, membuat Sang Drummer menggelengkan kepala dan menjawab;

"Tidak ada, hanya merasa lelah, membawa mereka mabuk karena ingin tahu seberapa besar toleransi alkohol seorang musisi sepertiku"

Thara hanya mengatakan setengah kenyataan yang sebenarnya, memang setelah saling menyapa, Tar berpamitan untuk pergi lebih dulu, mungkin karena dia melihat Tharn sedang bersama dengan sekelompok temannya, setelah itu, dia sudah di seret masuk ke dalam kekacauan dan baru bisa pulang pada jam segini.

"Hehehe, itu namanya penipuan. Tidak lihat kamu mabuk tuh"

Pria yang masih mengantuk itu tertawa dengan nada lelah, dia hanya mengangkat kepala untuk melihat jam, kemudian mengalihkan kepala ke samping sambil memeluk bantal;

"Besok aku harus masuk kelas. Pergilah mandi setelah itu tidur, dan jangan terlalu bersemangat. Aku lelah"

Dia tidak pernah gagal menerka

Pria yang mendengar ucapan Type mengeluarkan tawa sambil menatap ke arah seseorang yang tertidur, tangannya terus mengelus-elus lengan indah yang terekspos dari baju tanpa lengan berwarna hitam yang dikenakannya, tindakan Tharn ini seolah mengatakan 'mengenakan baju begini, ingin memancingku'. Meskipun begitu, Type suka memakai baju ini, dia memancing tapi suka melarangnya.

Masuk hari kuliah... Harus menahan diri untuk makan 'kan

"Memancingku, setelah itu menyuruh tidur?"

"Aku mau tidur!"

Saat berniat mengulurkan tangan, kaki Type sudah terangkat, dan hanya menendang udara, membuat pria itu segera menarik tangannya.

"Si bangsat ini, pergi mandi, cepat! Aku mau guling"

Mendengar ucapan Type, pria itu semakin tersenyum lebar. Bisa dirasakan, bahwa anak ini sudah menyerah. Ucapan sebagai guling bisa diartikan... 'aku hanya membiarkan tidur berdekatan, boleh berpelukan, tapi tidak lebih'

Tentu saja, ucapan ini membuat Tharn tidak tahan untuk mendekatkan dahinya di atas kepala kekasihnya sejenak;

"Tharn Brengsek!"

Setelah dibilang begini, pria itu dengan buru-buru mengangkat kepalanya dan pergi mandi, karena jika tidak bergegas, seseorang yang sedang mengantuk itu akan berdiri dari tidurnya dengan rasa jengkel, kemudian menendangnya untuk membuatnya pergi.

Sebelum pergi, pria itu terkekeh, membuat Type hanya bisa mengerang marah dibelakangnya. Meskipun begitu, Sang Drummer telah meneguhkan dalam hati dengan membatin;

Tidak masuk akal, saling membicarakan masalah yang sudah berlalu, karena hanya dia yang bisa membuatku bahagia.

Ya, aku sudah memiliki Type, tidak perduli berapa mantan yang muncul, itu bukan lagi urusanku.

Pemikiran ini membuat Tharn tersenyum lebih lebar saat berjalan ke kamar mandi. Setelah selesai membersihkan diri dari bau alkohol, pria itu mematikan lampu sebelum pergi ke atas tempat tidur, kemudian menempatkan diri di sebelah Type, menatap ke arah sosok pria yang sangat dicintainya ini, sedang terlelap di sebelahnya.

"Um"

Kali ini Tharn mengangkat kedua tangan untuk memeluk pinggang kekasihnya, meskipun begitu Type terlihat tidak menolak, dia hanya mengerang pelan sambil sedikit bergerak, lalu kembali jatuh tertidur seperti biasa. Membiarkan pria yang memeluknya tersenyum, kemudian mendekatkan wajahnya di tengkuknya, mencium wangi sabun yang sama, hanya saja bau tubuh pria ini terasa lebih baik.

Brrt

"Hm?"

Baru sejenak kedua kulit hangat saling bersentuhan, tiba-tiba saja ponsel yang terbaring di sebelah tempat tidur bergetar, membuat Tharn berbalik dan mengangkat ponselnya

Saat melihat ke layar, pesan yang masuk membuat Tharn tiba-tiba terduduk di tempat sambil menatap ke arah layar, hanya saja dia tidak membuka aplikasi hanya menatap notifikasi yang tertulis;

[Phi Tharn masih belum merubah nomer 'kan]

[Masih boleh 'kan aku menghubungi Phi?]

Meskipun nomer ponsel tidak teridentifikasi, tapi Tharn tahu siapa yang menghubunginya. Pria ini mencengkram erat ponsel, untuk sejenak mempertimbangkan sebaiknya menjawab atau tidak. Tapi pada akhirnya pria itu hanya meletakkan ponsel di tempat yang sama, kemudian menjatuhkan dirinya untuk kembali terbaring. Kedua tangannya sekarang memeluk semakin erat seseorang yang telah terbaring di sebelahnya, lalu menutup mata.

Untuk sesaat, Tharn memperlihatkan senyuman getir di wajahnya sambil bertanya pada dirinya sendiri;

Sebenarnya, apa yang Tar inginkan dari Phi?

Kenapa masih menghubungi?

Aku minta maaf tidak memberitahumu, apapun ini, aku tidak akan selingkuh...

Tidak akan.

Tharn meneguhkan hatinya, dia terus menerus mengulang kalimat ini di benaknya.

***

Tharn, sialan, dia bersikap aneh

Type hanya mengatakan ini pada dirinya saat mematikan shower di kamar mandi, kemudian menarik handuk untuk menyeka tubuhnya, pikirannya melayang di kejadian belakangan ini, terutama saat merasakan tubuh raksasa Sang Drummer yang meringkuk di atas tempat tidur sambil memeluk tubuhnya dengan erat.

Ciuman yang baru saja diberikan padanya terasa begitu manis dan intens, beberapa kali pria itu memeluknya dengan erat, meskipun terasa bagus, sialan, caranya memeluk membuatnya tidak bisa bernafas, sampai Type harus mengelengkan kepalanya.

Sikapnya ini tidak biasa, gairahnya bahkan lebih menggebu daripada saat pertama kali setuju untuk berkencan

Pemikiran ini membuat Type menggelengkan kepala, tapi setelahnya dia tersenyum;

"Pria itu, benar-benar bertindak ringan"

Type yang merasa ini lucu, segera memakai baju, kemudian celana pendeknya, lalu saat berniat keluar dari kamar mandi

Kruyuk

Suara perut yang sedang protes membuat Type menggosok perutnya, dia ingat, sekarang sudah sekitar 4-5 jam setelah jam setengah 5 sore.

Jam segini, apa masih ada tempat makan yang buka ya?

Pemikiran ini membuat anak yang berada di dalam kamar mandi segera membuka pintu, kemudian mencari pria yang biasanya membawanya keluar untuk makan malam, tapi pria itu masih duduk di depan komputer dengan beberapa buku yang menumpuk di sekitarnya, meskipun begitu pandangannya malah terfokus pada layar ponsel, dia sedang sibuk menghapus, kemudian mengetik ulang

Apa yang sedang dilakukannya?

"Hei!"

Grekk Brak!!!

Type yang sebenarnya penasaran hanya menyentuhkan kedua tangan di bahu Tharn, tapi yang terjadi, pria yang dikagetkan ini benar-benar berjengit kaget dari tempatnya, dengan tiba-tiba berdiri sambil menepis dua tangan di bahunya, sampai kursi yang sedang di duduki terjatuh. Orang yang baru saja mengagetkannnya terlihat ikut terkejut melihat reaksinya, kedua tangan yang ditarik masih bergantung di udara, menatap ke arah prianya yang sekarang sedang membelalakkan mata menatap padanya, seperti sedang melihat hantu. Jelas, sikap terkejut yang seperti ini tidak bisa membuat Type tertawa.

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi padamu?"

Pertanyaan ini membuat Tharn segera sadar dari keterkejutannya;

"Tidak ada"

"Tidak ada, lalu kenapa tiba-tiba berdiri begini, sengaja mau membuat jantungku copot? Dengan siapa kamu berbicara?"

Thiwat menganggukkan kepala ke arah ponsel saat berbicara, membuat si pendengar menarik nafas tertahan, kemudian menggelengkan kepala;

"Tidak ada, kamu tidak bersuara, jadi aku kaget"

"Dengan siapa kamu berbicara?"

Bagaimanapun juga, anak dari wilayah selatan itu tidak melepaskan ini begitu saja, karena pandangan matanya telah berubah serius, dan tangannya terangkat sambil mengibaskan jari seolah mengatakan 'bawa ponselmu padaku'

Seseorang yang dicurigai merasa sebaiknya segera memperbaiki situasi ini. Pria ini sudah menduga jika seseorang yang masih mengerakkan jarinya tidak segera diberikan ponsel untuk tahu apa yang baru saja diketik, maka pria ini akan mendapatkan masalah. Sehingga untuk sejenak Tharn hanya menatap ke arah tangan yang bergerak, lalu bicara;

"Lihatlah sendiri"

Pria ini bersikap baik dengan membukakan kunci layar di ponsel, memperlihatkan deretan pesan di layar.

[Jangan lupa, laporan besok dikumpulkan]

Pesan terakhir ternyata bukan orang lain, tapi... Long

Sedangkan sebuah kalimat belum selesai tertulis di kolom pesan

[Aku *bertemu[1]...]

"Aku baru saja membicarakan tentang laporan padanya, aku *menemukan[1] informasi yang menarik untuk ditambahkan"

Saat Thara memperjelas lebih jauh kalimatnya, anak yang mendengar mengangguk, kemudian mengirimkan kembali ponselnya;

"Em, maaf, maaf. Aku merasa tingkahmu mencurigakan"

Type mengatakan dengan bercanda, melihat ini Tharn hanya menghela nafas panjang.

"Aku tidak sedang main serong"

"Iya, iya. Hanya merasa siapa tahu mencari sesuatu di luar yang bisa membuat kita putus"

Anak dari wilayah selatan berbalik untuk pergi ke kaca dekat gantungan baju untuk mengecek tubuhnya sejenak sambil bicara, kemudian berpaling dan memperlihatkan senyuman sambil memerintah;

"Ayo keluar, agar bisa menikmati kebersamaan denganmu"

"Aku harus mengerjakan laporan"

Tharn bicara sambil melihat laptopnya seperti kotoran, membiarkan si pendengar mengangkat kedua ujung bibir dan bicara;

"Kerjakanlah dengan baik... Suamiku yang sangat memenuhi hatiku"

Type yakin sekali, metode ini pasti bekerja dengan baik, karena setelah kata 'suamiku' terlontar, Tharn tiba-tiba saja menghentikan gerakan, matanya terbelalak seolah tidak percaya apa yang baru saja didengar, terutama saat Type dengan berani menyebutnya begitu, meskipun begitu Type Sang Pemberani masih masih meneruskan berbicara;

"Kenapa? Apa mau ikut pergi?"

Bukannya menjawab, Tharn malah berbalik untuk mematikan laptopnya, kemudian mengemasnya ke dalam tas dan mengapit tas itu di ketiak, setelah itu pergi untuk mengambil kunci mobil, lalu berpaling ke arah Type sambil bicara;

"Istriku mau apa, bicaralah akan langsung kuantar"

Ucapan Tharn ini membuat Type tertawa keras, bukan hanya saling memanggil suami-istri, bahkan saat berjalan Tharn memeluk lehernya untuk berjalan berdampingan dengannya, ekspresinya terlihat sangat bahagia, lalu meneruskan berbicara;

"Ini sangat bagus, jika mengikutiku, dalam hidupmu pasti akan sejahtera"

"Ini terdengar gombal, seperti seseorang yang takut istrinya pergi?"

"Atau pada titik sudah tidak takut lagi?"

Saat pria itu mengembalikan pertanyaan dengan pertanyaan, Type sedikit mengangkat alisnya, memperlihatkan pandangan dingin pada prianya, sehingga pria itu mengembangkan senyum dan berbicara;

"Jika kamu ingin ditakuti, aku takut padamu"

Si pendengar menggelengkan kepala saat mendengar ucapan bercandanya, kemudian mendorong pria itu untuk keluar ruangan agar bisa mengunci pintu apartemen mereka, setelah itu berjalan bersama. Seseorang yang baru saja memanggil kekasihnya dengan 'suami' untuk pertama kali, diam-diam merasa lega.

Sebutan 'suami-istri' ternyata tidak semenakutkan itu. Meskipun begitu aku tidak akan sering mengucapkannya... Bisa membuatmu sombong.

Pemikiran ini membuat Type tersenyum puas karena masih mampu mengendalikan Sang Musisi Tampan itu.

***

Di malam selarut ini, hanya beberapa restoran cepat saji dan bar yang masih buka. Orang yang sudah menduga ini tidak ragu untuk mengatakan pada kekasihnya mengemudi pergi ke Mc Donals

Meskipun harganya agak mahal, tapi buka 24 jam, tidak banyak orang yang datang. Jadi cukup cocok duduk berlama-lama untuk makan sambil menatap pria tampannya membuat laporan.

"Kamu kerjakanlah laporannya, mau makan apa, akan kubelikan"

"Belikan cheese burger"

Tharn berbicara sambil mengulurkan uang *1000 Baht[2], setelah bicara dia sibuk mengeluarkan barang-barang di tasnya, membuat anak yang merasakan derita akhir bulan menepis harga diri untuk segera meraih uangnya.

Sekarang, harga diri Type telah sangat menurun. Toh, dia tidak tahu sudah berapa kali berbuat begini

"Kamu bisa gendut 'kan?"

Pria yang harus menjaga berat tubuhnya(tapi minum sekaleng sprite sehari) menyeringai jahat saat bicara. Ucapannya ini bisa diinterpretasikan;

'Kemarilah, aku bisa membantumu berolahraga sedikit'

Type sebenarnya tidak marah mendengar undangan bergulat di dalam ruangan publik, hanya saja...

"Setelah selesai makan, aku mati. Dasar idiot!"

Setelah melemparkan umpatannya, anak itu segera pergi ke depan kasir. Membiarkan prianya yang duduk tertegun sejenak menatapnya, setelah itu tertawa.

Aku tidak menolaknya, karena dalam hidup tidak mudah menyingkirkan urusan ranjang begitu saja, tapi jika saat ditengah melakukannya aku muntah, bukan urusanku.

Type memikirkan ini sambil memilihkan makanan untuk kekasihnya, kemudian memilih makanan untuk dirinya.

Tidak lama kemudian, senampan penuh makanan datang. Di atas nampan terdapat dua cheese burger, kentang goreng berukuran besar, dua gelas cola berukuran besar, dan sebuah double cheese burger berada di paling bawah tumpukan makanan. Tharn yang melihat ini wajahnya berubah menjadi suram, tangannya berhenti bergerak ketika melihat isi nampan yang tersaji di hadapannya.

"Huft--, kalorinya tinggi semua. Bahkan kamu menambahkan double"

"Hari ini aku menendang bola selama 3 jam. Tubuhku butuh kalori"

Type berbicara seperti berada di atas angin, dia yakin berat badannya tidak akan bertambah, karena latihannya begitu kejam, ditambah lagi, seniornya menyuruhnya bergerak seperti budak, membuatnya mampu makan makanan sampai seperti ini. Segera saja anak itu menempatkan diri di samping Thara, lalu melepaskan sepatu yang dipakai, kemudian duduk dengan menaikkan kedua kaki di kursi seperti berada di rumah sendiri. Setelah merasa nyaman, dia meraih satu burger dan membuka kertasnya lalu mulai makan.

"Caranya makan terlihat imut"

"Hm?!"

Type hanya mengeluarkan gumaman terkejut sambil menatap ke arah pria yang duduk di sebelahnya, kemudian dia melihat ke dirinya sambil membatin;

Disebelah mana terlihat imut?

"Posisimu duduk ini... Terlihat seperti anak-anak"

Saat Tharn menambahkan sedikit kalimatnya, pria yang sedang makan dengan posisi duduk yang memang terlihat imut malah berpikir keras dengan otaknya, sambil menyangkal;

Tidak, menurutku ini tidak imut. Menurutku, otak suamiku yang sedang miring!

Type duduk dengan kedua kaki di tekuk ke atas, sedangkan kedua tangan disisi kanan-kiri sambil memegangi satu burger di tengah, ditambah lagi, setelah menggigit burger dia meletakkan dagu dilututnya. Bukankah tulisan imut tertera cukup besar di sini?

"Dasar gila"

Type menggelengkan kepalanya, tapi masih tidak menurunkan kedua kakinya, dia hanya menggunakan satu tangan untuk mendorong nampan berisi makanan agar prianya menghentikan tangan saat membuat laporan.

"Makanlah dulu, nanti tidak enak"

"Em, tapi aku lupa mengatakan, kalau aku tidak suka acar timun"

"Bangsat, pilih-pilih makanan!"

Type mengumpat kali ini, karena selama tinggal bersama, selain tahu apa yang Tharn suka, dia juga mulai tahu apa yang Tharn tidak suka, bahkan banyak sekali makanan yang tidak disuka. Pria itu selalu mengatakan;

'Aku tidak makan ini', atau 'yang itu aku tidak mau'.

Jadi, beginilah seseorang yang dibesarkan sebagai Tuan besar.

Sejujurnya, Tharn bisa makan makanan apapun, hanya saja dia tidak suka sebagian kecil makanan yang dicampurkan seperti;

Makan burger, tidak suka acar timunnya. Bisa makan salmon, tapi harus di masak dengan matang. Makan salad pepaya, tapi tidak suka kacang panjang. Bisa makan semua roti, tapi tidak suka roti dengan wijen putih di atasnya. Saat makan nasi goreng, dia tidak akan memakan kacang polongnya.

Lihat, banyak 'kan yang tidak disuka.

Pemikiran ini membuat Type merasa jengkel. Meskipun begitu, pada akhirnya anak itu mengalah dengan menurunkan kaki, kemudian mengambil sebuah burger, lalu membuka kertasnya dan menarik roti. Setelah itu dengan menggunakan kentang goreng yang paling kaku untuk menyingkirkan potongan acar di burger.

"Aku bukan ibumu"

Saat masih menyingkirkan potongan acar, Tharn membuat kekasihnya berpaling dengan meraih dagunya, kemudian bicara;

"Em, memang bukan ibu"

"Jangan mengacau"

Type menarik lehernya untuk lepas dari pegangannya, setelah itu menatap dengan pandangan jengkel hanya saja Tharn memandang sambil tersenyum padanya, lalu menimpali ucapannya;

"Bukan ibu, tapi kamu istriku... Istri yang sangat aku cintai"

Untuk sejenak Type tertegun, setelahnya anak itu menunduk untuk menutup burger yang bersih dari acar dengan roti, setelah itu mendorong burger pada prianya sambil menghela nafas panjang;

"Huft--"

Type hanya bereaksi begini, tapi tidak marah. Dia tidak tersentuh, atau bahkan perduli. Karena...

Bangsat , bicara begini di tengah restoran Mc D, memang brengsek!

Anak berkulit hitam itu menutup mulutnya, kemudian kembali duduk ke posisi semula untuk makan, sama sekali tidak perduli pria yang sekarang ikut memakan burgernya sambil mengerjakan laporan. Tidak lama kemudian, setelah selesai menikmati rasa hamburger yang jarang dimakan ini, anak itu berdiri;

"Mau kemana?"

"Aku harus melaporkan masalah ini juga padamu?"

Type hanya melontarkan ini dengan cepat dan segera berjalan tanpa menjawab, setelah itu pergi ke kamar kecil yang jaraknya sedikit jauh di belakang restoran.

"Dasar tidak tahu malu"

Anak dari wilayah selatan itu bergumam setelah menyelesaikan urusannya. Saat mencuci tangan, Type baru menyadari;

Kamar kecil di cabang ini sangat luas.

Pemikiran ini terbesit saat Type menyapukan pandangan ke seluruh ruangan, dia menemukan ternyata cukup lebar dan bersih. Mungkin baru saja dibersihkan, ditambah, tingkat privasi di dalam sini cukup tinggi. Karena kondisi yang sangat baik ini, ditambah, besok orang-orang bekerja jadi pasti tidak akan ada banyak pelanggan. Dengan pemikiran perlahan tapi pasti, wajah menarik Type telah berubah menjadi senyuman jahat.

"Hei Tharn, Tharn"

"Hm?"

Type membuka pintu kamar kecil, kemudian mengeluarkan kepalanya, setelah itu memanggil pria yang sedang duduk di mejanya, sampai pria yang sedang mengerjakan laporan mendongak. Type menaikkan alisnya, dan memintannya datang;

"Kemarilah"

Tharn terlihat bingung, tapi dia tetap pergi ke arah kamar kecil. Mungkin takut, anak itu sedang dalam masalah.

Maaf, aku tidak sedang dalam masalah apapun, karena aku memakai celana bola yang sangat mudah dikenakan

"Ada ap..."

Wut

Ckrek

Saat Tharn belum selesai bertanya, Type sudah menarik tubuhnya untuk masuk ke dalam kamar mandi, kemudian dengan cepat menutup pintu dan mengunci pintu kamar mandi, setelah itu anak itu berbalik dan mendorong tubuh prianya di dinding kamar mandi.

"Apa yang sedang kamu lakukan?"

Meskipun Tharn terkejut dengan sikapnya ini, tapi dia terlihat jauh lebih tenang dari yang Type duga, sehingga anak itupun bicara;

"Apa kamu masih ingat, saat No menginap semalam di ruangan kita?"

"Em"

Tentu saja, dia mengingatnya, setelah itu Type meneruskan berbicara;

"Ini menegangkan"

Kali ini, Tharn memicingkan matanya setelah itu bersedekap;

"Kamu tidak sedang..."

"EM!"

Tidak perlu bertanya sampai akhir 'kan

Type segera menimpali ucapan, setelah itu dia berbalik untuk menarik tisu, kemudian membuka keran, dan membasahi tisu dengan air, lalu kembali berdiri ke depan pria yang sedang bersandar di dinding.

"Ayo, kurangi kalori"

Setelah mengatakan kalimatnya, Type menjilat bibir, kemudian menurunkan celana.

Tharn pada akhirnya menghela nafas panjang, tapi dia setuju melepaskan celana panjangnya, karena takut akan terkena noda, tidak lupa dia memberikan peringatan;

"Cepatlah, kamu sedang tidak di rumah"

"Diamlah"

Type hanya mengatakan ini, karena tidak perlu diperingatkan dia tahu.

Tiba-tiba saja....

"Hei, Dingin!"

Tentu saja, bagaimana mungkin Type tidak berjengit kaget, karena tisu yang baru dibasahinya disapukan ke batang panas miliknya. Meskipun dia mengumpat dingin, tapi rasa tergelitik yang tajam mulai menjalar di sekujur tubuhnya, karena sekarang bagian yang ingin mereka gunakan, sudah mulai bangkit

"Bisa dianggap sebagai pelayanan khusus, kamu yang membawakannya untukku agar digunakan 'kan"

Meskipun sudah menjadi pacarnya selama beberapa bulan, bermain-main dengannya setiap waktu, Type menjadi seseorang yang selalu meminta untuk menghisap benda milik Tharn.

Pemikiran ini membuat Type segera berlutut, dengan kedua tangan anak itu memegangi adik Tharn, berusaha untuk membangkitkan semangat. Pemikiran akan dihisap membuat benda yang tertidur mulai menegak.

"Kamu cepat sekali menegang, benar-benar cepat"

Anak muda yang berlutut ini entah sedang mengeluh atau melontarkan pujian, karena dia hanya menghela nafas panjang, sambil memegangi benda dengan ekspresi yang telah berubah tepat saat benda yang berada di tangannya mulai berdiri tegak menantang gaya gravitasi bumi.

"Terima kasih"

Tentu tidak bisa berterus terang, aku belum punya kesempatan untuk mengatakan kalau benar-benar menyukai pria ini

"Diam dan mengeranglah, dengarkan suara burungmu"

Clap

Setelah selesai bicara, tanpa ragu Type membuka mulutnya. Wajahnya telah bergerak naik turun, dengan menggunakan ujung lidah, anak itu menyapukan lidah terus menerus di sepanjang batang yang telah menegang, sambil melirik untuk melihat ekspresi dan pandangan mata Tharn yang telah sepenuhnya berubah. Saat prianya ini mulai bergairah, ekspresi wajahnya benar-benar mirip binatang liar.

Melihat langsung ekspresi pria saat menikmati pertunjukan solo-nya ini, membuat kedua tangan yang sedang memegangi batang panas menjadi sedikit erat, setelahnya Type mulai melahap benda dan bergerak, membuat pria yang mendengar ini mengerang puas dengan pelan, tangan lainnya telah berada di bagian ujung batang, dengan menggunakan telapak tangan dia menggosok bagian ujung, sambil merasakan sensi panas batang yang menegang, ternyata tidak buruk juga.

"Emh~"

"Kamu sudah sekeras batu sekarang"

Type hampir mengeluarkan umpatannya, tapi tangannya masih bergerak sambil menikmati ini. Tharn dengan lembut menaikkan kakinya untuk menyingkirkan penghalang, kali ini dia sudah melepaskan sepatunya, setelah itu menggunakan jari kakinya untuk menggosok batang panas pria yang ada dibawahnya. Tindakannya ini membuat pria yang berada di bawah berjengit

"Jika suka, tidak perlu bicara"

"Bangsat!"

Type mengumpat tapi tidak bisa menyangkal. Saat ini prianya menggunakan jari kaki untuk menggosok benda miliknya, membuat sekujur tubuhnya merinding, sampai dia tidak tahan untuk ikut menggoyangkan sedikit pinggang, membiarkan pria itu sedang bermain dengan batang kekasihnya semakin menegang, lebih dari sebelumnya.

Kaki kekasihnya terus menerus menggosok adiknya, membuat seluruh bulu kuduknya berdiri, sedangkan jari-jarinya terbenam di rambutnya, menahan kepalanya untuk tetap berada ditempatnya seperti memberikan tantangan, sehingga anak itu telah memasukkan benda ke dalam mulutnya, menghisapnya dengan kuat sampai suara erangan pria di atasnya terdengar;

"Em~...Enak~... Ugh~..."

Meskipun mengerang, tapi kakinya masih bermain-main dengan adiknya, bahkan tidak berhenti. Tetap bergerak dan menggosok, sampai rasanya anak itu ingin protes 'menggunakan seluruh tubuh untuk berbuat seperti ini bukan sesuatu yang terpuji'

Dia bertingkah begini, tapi sialan, menggunakan kakinya. Dasar bangsat

"Ah~... Bangsat... Mau kuhancurkan punyamu"

Type pada akhirnya melepaskan benda itu dari mulutnya, kemudian menunduk untuk melihat dirinya yang sudah mengeluarkan cairan berwarna pekat di ujungnya, hanya saja kaki yang bergerak masih terlihat tidak berhenti menstimulasi. Saat dirinya bergerak, pria itupun tidak ada bedanya.

"Bagaimana, menyenangkan 'kan"

Tharn menyeringai.

Penampilanmu ini, memperlihatkan kamu bukan pria baik-baik, tapi buruk

Saat anak ini sempat berpikir yang tidak-tidak, Tharn sudah meraih pinggangnya untuk membuatnya berdiri, membuat matanya menangkap pandangan mata berkilat yang terlihat sangat mempesona di hadapannya, setelah itu mendekatkan pinggang anak itu di hadapannya, tentu saja yang berdekatan bukan hanya batang panas keduanya, tapi ciuman panas dengan lidah yang saling terjalin terjadi untuk sejenak

"Aku... Suka yang begini"

"Sensasinya lebih enak 'kan"

Type si gemuk meresponnya sambil menunduk melihat ke kedua batang panas yang sudah saling disentuhkan.

Yang paling menakutinya saat ini mungkin tangan Tharn yang memegangi pinggangnya untuk memaksa tubuhnya bergerak, karena dia bisa mendengarkan suara cairan yang licin yang terdengar menyindir setiap tubuhnya bergerak.

Saat ini, emosi keduanya sudah meroket naik, seluruh tubuhnya berubah panas, peluh sudah membasahi punggung, jantung berdetak dengan cepat, dan suara nafas terengah-engah telah semakin memburu. Mereka berdua berusaha untuk menggerakkan pinggang dengan lebih cepat bersama seperti sedang menghujam tajam, meskipun hanya seperti ini, Type rasanya sudah hampir menggila. Mungkin karena dia baru kembali lagi bermain sepak bola, jadi tidak mudah baginya mengikuti aktifitas fisik yang terlalu aktif ini.

Grek grek grek

"Loh, ada orang di kamar mandi"

Di saat seperti ini, tiba-tiba saja pintu kamar mandi bergetar, membuat Type berjengit kaget. Dia tahu, orang di luar berusaha membuka pintu kamar kecil, tapi pintu itu terkunci rapat. Sampai pada akhirnya terdengar suara langkah kaki yang menjauh seolah mengatakan pada mereka, bahwa mereka harus cepat, karena siapapun dari mereka harus kembali ke tempat duduknya semula.

Pemikiran ini membuat Type meraih leher Tharn, memberikan ciuman panas dan intes, keduanya seolah tidak menyerah menjalinkan lidah, sampai bergema memenuhi ruangan. Mereka berusaha menutup suara erangan masing-masing dan menahan diri untuk tidak bersuara dengan sekuat tenaga, sedangkan tangan yang masih saling menyapu memperdengarkan suara yang bergema

"Menegangkan?... Em~..."

Tharn bertanya, membiarkan Type menggigit lehernya, sejenak, lalu bicara;

"Em! Menegangkan, jantungku rasanya mau copot... Kamu, percepatlah..."

Grek grek grek

Kamar mandi kali ini bergetar lagi, menambahkan gairah karena mereka berubah menjadi sangat gugup . Anak yang mengundang pertama kali mulai bertindak terburu-buru, dia menggerakkan pinggang dengan lebih tajam, sedangkan ciuman yang diberikan menjadi lebih panas. Jantungnya telah berdegup kencang, dan dipikirannya terus menanyakan kalimat; 'Bagaimana kalau seseorang memergoki kita di dalam kamar mandi?'

Pemikiran akan dilihat orang lain, membuat gairahnya semakin naik, lalu tiba-tiba...

Splurt

Dengan mudah anak itu mencapai puncak.

Aku benar-benar pesakitan

Type mengumpat dirinya sendiri, setelah puas, anak itu mundur, kemudian mengambil tisu dan menyeka tubuhnya, setelah itu dengan cepat menarik celana. Sedangkan pria yang bersamanya membelalakkan matanya;

"Hei, lalu aku..."

Tentu, saat ini naga raksasa itu masih belum mencapai puncak, tapi Type hanya menaikkan satu ujung bibirnya, kemudian menimpali;

"Pakailah tangan untuk mengurusnya sendiri. Tapi terserah, kalau kamu ingin dia menemukan kita sedang bergairah di dalam kamar mandi karena berlama-lama"

Anak dari wilayah selatan itu berbisik padanya sambil menatap ke arah kaca, bertingkah seperti tidak ada yang terjadi(Kecuali wajahnya terlihat memerah, seperti orang yang baru pergi joging, dengan punggung yang berkeringat)

Untuk sejenak, Type mendekatkan telinga di pintu, setelah yakin tidak mendengar suara apapun, dia melirik ke arah kekasihnya sekali lagi, penampilannya terlihat menang karena telah berhasil menipu kekasihnya itu, setelah itu dia terkekeh dan bicara;

"Semoga berhasil"

Type berbisik begini, membuat prianya mengeluarkan umpatannya;

"Kamu benar-benar sialan!"

Em, sekarang kamu ingin mengumpat padaku? Terserah, karena aku sudah selesai

Pemikiran ini membuat Type segera keluar dari kamar mandi, dia bisa mendengar Tharn kembali mengunci pintu setelah dia keluar, dan anak itu buru-buru duduk kembali ke tempatnya, wajahnya menghadap jendela untuk sejenak, bertingkah seperti tidak ada yang terjadi, tapi...

Perasaannya sekarang merasa sangat bersemangat

Type memutuskan untuk membereskan laptop, kemudian duduk sejenak sambil menikmati minum, sedangkan Thara pada akhirnya keluar dari kamar mandi, pria berkulit putih itu wajahnya merah, terlihat sangat lucu untuk dilihat, sehingga Tharn mencengkram bahunya, dan memberikan perintah dengan satu kata;

"Pulang!"

Type segera berdiri dari tempatnya sambil membawakan barang-barangnya.

Dari saat mereka berdua keluar dari restoran cepat saji hingga masuk ke dalam mobil, Type tertawa dengan sangat keras, membuat si pengemudi menggelengkan kepala, menatapnya dengan pandangan tajam.

"Lain waktu, lain waktu aku akan membuatmu merasakannya lalu meninggalkanmu!"

"Hahaha, baiklah. Kita coba lagi lain waktu"

Type tertawa dengan keras, karena pria ini tidak marah karena telah diseret masuk permainan pedang-pedangan basah dalam kamar kecil di tempat umum, tapi pria itu marah karena setelah memancingnya, dia membiarkan pedangnya itu membeku, setelah itu meninggalkannya. Sebenarnya ini sudah menjadi kebiasaan Tharn, karena memang sering memberikan segalanya, jadi setiap waktu mengirim anak itu ke surga lebih dulu, baru setelahnya mengikuti, ini dilakukan agar dia tidak kehilangan muka karena selesai lebih dulu atau menikmati permainan sendiri. Tapi setelah ini, dia memastikan kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi.

"Kalau begitu, kapan lain waktu ini?"

Type menaikkan alis, mendorong topik ini lebih keras, tapi kali ini pria itu tidak marah, hanya menjawab;

"Untuk kapannya, tidak tahu. Tapi yang pasti, bukan di cabang ini"

Begitulah. Mereka berdua tidak akan bisa kembali ke cabang Mc Donals di sini untuk sementara.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis: M.A.M.E.

Thai-Indonesia: iu3a

*[1] เจอ(jer) kata ini punya dua makna, yaitu bertemu dan menemukan. Mimin ambil kata bertemu karena Tharn bermaksud untuk memberitahu Long, dia bertemu dengan Tar. Tapi Tharn berbicara pada Type 'menemukan' tambahan informasi untuk laporan yang sedang dikerjakan bersama dengan Long, agar Type tidak curiga.

*[2] Uang lembaran di Thai paling besar dan sering dipakai itu 1000 Baht kalau dirupiahkan Rp 464.463 kurs hari ini ya. (9/11/2020)

Continue Reading

You'll Also Like

19.8K 1.7K 37
Cerita ini hanya fiktif, jangan dibawa di kehidupan nyata. Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan
98.9K 7.3K 102
Beloved Enemy (Musuhku Tersayang) Author: Shui Qian Cheng ζ°΄εƒδΈž Status: 118 chapters + 2 extra (Complete) Peringatan : Mengandung adegan eksplisit. Adu...
12K 950 46
Auhor: Luo Yue Qian Genre: Romance Smut Yaoi Karena suatu kecelakaan, Chu Ling, seorang Omega, secara paksa ditandai oleh Alpha aneh bernama Han Gu...
986K 91.3K 53
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...