Good Liar Boy VS Bad Liar Girl

By Koo_Alla

87 31 25

[GAK ADA PAKSAAN BUAT BACA+VOTE+COMENT+FOLLOW] Bagaimana jadinya, jika ada seorang cewek yang tak bisa berboh... More

Bertemu lagi
Join

Cowok Berjaket Denim

44 16 25
By Koo_Alla

Seorang cowok dengan pakaian kasual, kaos hitam dengan ditutupi jaket denim, serta bawahan celana jins hitam, sedang berdiri dengan sebuah plastik belanjaan. Entah apa isi dari plastik tersebut. Yang jelas, si cowok sedang merokok dengan mata sesekali melirik sebuah motor ninja merah yang terpakir didekatnya.

Dirasa suasana yang sudah sepi, si cowok itu mengeluarkan isi dari kantong plastiknya. Terdapat dua buah pilox dengan warna putih dan emas. Entah apa yant akan dilakukan oleh cowok itu dengan kedua piloxnya. Berjalan mendekati motor merah berada. Setelah sampai si cowok berjaket denim segera mengocok piloxnya kemudian menyemprot asal ke arah motor merah, membuat pola yang abstrak. Kadang juga menuliskan kata-kata yang tak senonoh. Ditengah kegiatannya, seseorang menepuk pundaknya dengan keras.

Puk!

"Cogan, lagi ngapain?"

Seketika si cowok berjaket denim segera membalikkan tubuhnya. Dia shock ketika aksinya diketahui oleh orang lain. Apalagi yang memergokinya adalah seorang cewek.

"Lo ngapain disini? Pergi sana," usir si cowok kemudian membalikkan tubuhnya, melanjutkan aksinya yang tertunda.

Si cewek memiringkan kepalanya, dia tak mengerti dengan jalan pikiran si cowok. Si cewek berpikir, kenapa menggambar dimotor? Kenapa tidak menggambar dibuku gambar saja? Kalau memang kurang besar kan, bisa menggambar di tembok, yang jauh lebih besar daripada sebuah motor.

Si cewek dengan pakaian dres selutut berwarna baby blue itu, berjalan mendekati motor. Berdiri disamping si cowok.

"Nika boleh ikut gambar nggak? Sepertinya seru gambar dimotor. Nika ikutan ya? Yayayaya?" sahut si cewek yang ternyata bernama Nika.

Si cowok menepuk jidatnya, tak mengerti dengan jalan pikiran cewek disampingnya. "Eh bocil, gue nggak gambar ya. Pergi aja sono, ganggu aja lo."

'Eh bentar. Jadi ini anak, nggak tahu maksud dari aksi gue? Hemm boleh gue jadiin kambing hitam nih'--batin si cowok diakhiri senyum setannya.

"Ehm, lo boleh ikutan gambar. Nih pake pilox yang ini aja." Si cowok menyerahkan sebuah pilox yang berwarna emas.

Nika girang, dengan cepat dia merampas piloxnya kemudian menyemprotnya ke arah motor merah. Ikut membuat pola-pola abstrak dijok motor. Si cowok berjaket denim tersenyum dengan kelakuan cewek disampingnya. Kemudian dia melanjutkan aksinya, ikut menyoret-nyoret motor merah.

Kegiatan mereka berlangsung hingga dua puluh menit. Motor merah iku kini berganti warna dengan warna putih bercampur emas. Mulai dari jok, kaca spedometer, spion, lampu kusen, plat motor, sampai kerantai-rantainya, mereka warnai juga. Dengan perasaan senang, si cowok melempar botol piloxnya secara asal. Kemudian menepuk-nepuk kedua tangannya dengan perasaan bahagia.

"Mampus lo," lirih si cowok ke arah motor. Nika yang sedang melihat botol pilox yang tadi dilempar asal oleh cowok itu, kini menghadapkan wajahnya ke arah si cowok.

"Siapa yang mampus? Nika?" tanya Nika heran sembari menunjuk dirinya sendiri.

"Bukan elo. Tapi yang punya ini motor. Dah, gue pergi. Kapan-kapan gue ajak gambar di motor lagi!" seru si cowok sembari berlari pergi menjauhi Nika yang masih berdiri mematung dengan tangan yang masih memegang sebotol pilox.

"Eeh tunggu. Kita kan belom kenalan. Hey!" Nika berteriak memanggil si cowok, tapi tubuh si cowok sudah menghilang.

Seketika raut baby face milik cewek itu berubah masam. Dia menghentak-hentakkan kedua kakinya ke jalanan sembari mulutnya menggerutu tak jelas . Kemudian pandangan jatuh ke arah pilox yang tergeletak begitu saja. Cewek itu segera memungut botol pilox itu dan akan membuangnya disebuah tempat sampah.

"Dasar cogan. Buang sampah aja nggak bisa. Kalo kita jaga kebersihan, kita juga yang untung. Kita jadi terhindar dari penyakit dan juga bau yang nggak enak. Kalau emang nggak bisa buang sampah, ya nggak usah gunain barang." Nika menggerutu sembari berjalan ke arah tempat sampah.

Tiba-tiba, seorang cowok dengan jaket bomer, keluar dari sebuah toko music. Berjalan sembari bersiul riang. Berjalan ke arah sebuah motor, yang kini sudah berubah warnanya.

"What!" teriak si cowok berjaket boomer.

Nika yang mendengar teriakan seseorang segera berlari ke arah suara itu berasal. Bahkan dirinya belum sempat membuang kedua botol pilox, dan kini masih dia pegang dikedua tangan mungilnya.

"Eh abang. Belanjanya udah? pulang yuk. Tadi Nika disuruh mama buat jemput abang," ujar Nika dengan senyuman manisnya.

Si cowok berjaket bomer itu membalikkan tubuhnya, seketik membulatkan matanya saat pandangannya jatuh dikedua tangan cewek, melihat ada botol pilox disana.

"Oh jadi lo yang coret-coret motor abang. Sini lo. Kurang aja lo, main coret-coret motor abang."

Si cowok dengan cepat memiting leher Nika, kemudian menjitaki kepala adiknya dengan tak berperasaan.

"Eh abang. Bukan Nika yang coret-coret. Nika cuma ikutan-ikutan doang," sahut Nika dengan berusaha menutupi kepalanya dengan kedua tangannya.

"Tuh buktinya ada di tangan lo. Lo pasti pelakunya, ngaku nggak lo?" si cowok masih memiting leher adiknya.

"Beneran. Nika cuma ikut-ikutan doang. Tadi ada cogan yang ajak Nika gambar di motor ini. Ya Nika kan nggak tahu kalo ini motor punya abang. Nika kira ini motor punyanya cogan itu," balas si adiknya dengan tampang polosnya.

Si cowok berjaket bomer yang tahu jika adiknya tak bisa berbohong segera melepaskan pitingan dileher adiknya. Menatap adiknya dengan serius sedangkan yang ditatap, hanya tersenyum manis.

"Siapa yang lo maksud cogan?" tanya si cowok.

"Ehm, Nika belum kenalan sama dia. Tapi Nika inget ciri-cirinya."

"Hem, ada untungnya juga punya adek yang nggak bisa bohong," gumam si cowok terhadap dirinya sendiri. "Emang gimana ciri-ciri orang itu?"

"Dia tinggi, putih, mancung. Rambutnya warna coklat. Pupil matanya warna biru. Ehm terus-"

"Dek, kalo lo cuma nyebutin ciri fisiknya, banyak cowok yang kayak gitu," si cowok memotong perkataan adiknya dengan kesal.

"Oh iya ya. Bentar Nika ingat-ingat dulu," balas Nika sembari mengetuk-etuk jarinya dipelipisnya. "Oh iya, dia pake kaos hitam, terus pake jaket denim, celana jins hitam, sama sepatu Nike putih. Oh Nika inget lagi, jaket denimnya ada gambar kepala elang putih di sebelah dada kirinya."

Si cowok seketika tersenyum smrik, setelah mendengar penjelasan adiknya. Hanya sedikit yang memilik jaket dengan gambar kepala elang putih di dada kiri. Si cowok itu bisa tahu, karena dia juga memiliki satu jaket itu. Seketika dia menggeram marah.

"Alardo! Awas aja lo. Gue habisin besok disekolah," teriak si cowok yang membuat cewek disampingnya terkejut.

"Abang, nggak boleh teriak-teriak di tempat umum. Entar dikira Nika yang ngapa-ngapain abang. Ya udah yuk pulang."

"Lo naik apa kesini?"

"Naik mobil. Ayo pulang, entar dimarahin sama mama," tandas si cewek sembari menarik tangan abangnya.

"Terus nasib motor gue gimana? Baru juga gue beli kemarin," gerutu si cowok.

"Ditinggal aja. Entar suruh pak Asep aja buat bawa ini motor."

Pak Asep adalah satpam dirumah keluarganya. Umurnya sudah lima puluhan. Dan dia sudah berkerja menjadi satpam hampir dua puluh tahun. Si cowok tak yakin dengan motornya. Dia tahu jika pak Asep tak bisa menggunakan motor besar, seperti miliknya. Membayangkan jika motornya hancur akibat dikendarai oleh pak Asep, membuat dirinya ngeri. Dengan segera si cowok itu menggelengkan kepalanya, mengusir dugaan buruk.

"Eh, kalau dibawa pak Asep, entar motor gue, jadi rongsokan. Nggak mau gue."

"Ya Allah abang. Segitu sayangnya sama motor. Entar suruh papa, buat suruh orang lain aja deh. Ayo pulang. Ini kunci mobilnya. Abang yang bawa ya?"

"Hem."

Kemudian kakak beradik itu, pergi meninggalkan toko music, dengan mobil hitamnya. Si adik yang duduk disamping kemudi, hanya duduk diam sesekali menengok ke arah cendela sembari bernyayi mengikuti irama yang keluar dari radio. Seketika dia teringat dengam ucapan kakaknya tadi.

"Abang?" panggil si adik.

"Hem."

"Abang tadi ada bilang Alardo gitu ya. Dia siapa bang?"

"Bocah tengil," sahut kakaknya cepat.

"Ih abang. Nggak baik ngatain orang lain, orang dianya ganteng gitu kok dipanggil tengil. Yang tengil tuh abang. Udah cerewet, galak lagi. Ihhh..."

"Gue dorong lo kalo ngatain gue cerewet lagi!" ancam si kakak.

"Ya faktanya abang emang cerewet kok. Wleee...."

"Gue dorong beneran nih."

Si cewek gelagapan, segera merubah raut wajahnya dengan memelas. Mengeluarkan puppy eyesnya.

"Abang, maafin Nika ya?" Nika berujar sembari menyatukan kedua tangannya didepan dada. Si kakak hanya meliriknya sekilas.

Si cewek tak putus asa, dia mendekatkan tubuhnya ke arah kakaknya. Menoel-noel pipi tirus sang kakak. "Maafin Nika ya. Yayayaya?"

"Apa sih. Jangan ganggu abang deh."

"Ya maafin Nika dulu dong."

"Hem."

"Nah gitu dong. Kan baru ganteng," si cewek menjauh dari tubuh kakaknya.

"Enak aja, gue udah ganteng dari lahir ya."

"Kata siapa?" sela si cewek.

"Terserah. Terserah, semerdeka lo aja," si cowok berkata cuek sedangkan si cewek hanya senyum geli.

Melihat wajah kesal kakaknya adalah hiburan tersendiri baginya. Kemudian ingatannya kembali ke cowok berjaket denim tadi. Seketika semyum manis terbit dibibirnya. Entah mengapa dirinya bisa langsung menyukai si cowok berjaket denim.

TBC.

Hai author kembali lagi dengan membawa cerita keempat. Penasaran apa kelanjutannya?

Vote sama coment dulu dong.
Eh sekalian follow dulu deh, biar nggak ketinggalan ceritanya.

Menurut kalian cerita ini gimana? Beda dari ketiga cerita author yang lain? Ya jelas beda dong. Jika cerita pertama dan kedua sifat si cewek cool, dan cerita ketiga sifat si cewek kalem, kali ini dicerita keempat, author menulis dengan sifat cewek yang polos.

Hayo kalian suka yang mana?
Jangan lupa baca cerita author yang lainnya ya? Okey, See You.

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 103K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
558K 20.8K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
6.2M 93.8K 20
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.8M 227K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...