Still Unfair

By keyralvia_

252K 23.5K 2.4K

[Part Lengkap] [demi kenyamanan di harapkan untuk Follow sebelum membaca] [Axender series] [Unfair Book II] ... More

kata sambutan
Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35 [Menuju Ending]
36 [Ini Endingnya?]
Exrta part|My Family My Team
Ekstra Part 2| Ini Tentang Libra
jadi ini ceritanya

19

4.3K 566 94
By keyralvia_

Sebelumnya aku minta maaf jika di part minggu kemarin kalian kurang sreg soal 'Kirana' but itu udah alurnya aku harap kalian ngerti dan tetep dukung cerita ini.

Trimakasih.






Maaf bila ada Typo

====

Thalassa menguap lebar-lebar seraya merentangkan kedua tangannya guna merilekskan otot-otot tubuhnya.

Pagi telah tiba, bahkan matahari serasa sudah berada di atas kepala. Thalassa melirik jam yang terletak di samping nakas tempatnya tidur. Jarum pendek pada jam berbentuk persegi itu menunjukan pukul delapan pagi. Thalassa mengangguk lantas gadis itu menyibak selimutnya dan perlahan berdiri meninggalkan sang kasur guna membersihkan diri di kamar mandi.

Hari ini Thalassa memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah lagi. Entahlah ia hanya merasa tidak ada tujuan untuk datang ke tempat yang orang bilang adalah gudang  ilmu.

Arkan? Hah! Bahkan cowok itu tidak menanyakan kabarnya sejak dirinya pulang dari rumah sakit. Sudah dua hari Arkan seakan di telan bumi, mungkin Arkan sedang sibuk dengan pacarnya itu. Alah Thalassa jadi kesal kalau membahas soal itu.

Omong-omong soal Arkan. Thalassa jadi ingat si cowok sialan yang nyebelin abis. Namanya Sean, katanya sih Wakil ketua OSIS. Kok Thalassa gak tau? Eh Thalassa kan emang gak tau apa-apa tentang berita yang beredar di sekolah. Karna pada dasarnya Thalassa bersekolah hanya karna tuntutan dan sebuah kewajiban bagi anak seusianya.

Ceklek.

Thalassa membuka pintu toilet dan keluar dari toilet pribadi miliknya. Kini Thalassa sudah selesai berpakaian dan juga jauh lebih segar dari sebelumnya.

Tok..

Tok..

Tok..

Thalassa memandang ke arah pintu bercat putih, menebak-nebak siapa yang berani mengetuk pintu kamar miliknya? Padahal seluruh pegawai di rumahnya sudah ia peringatkan untuk jangan sekali-kali mengganggunya ketika sedang berada di dalam kamar.

"SIAPA?!" pekik Thalassa.

Tangan kirinya ia gunakan untuk menggosok-gosokan handuk ke rambutnya.

Tak mendengar jawaban dari sang pengetuk pintu, Thalassa lantas mendekat ke arah pintu dan membuka knop pintunya.

Krieet...

"Elo?" Gumam Thalassa ketika ia melihat se sosok wanita yang berbalut pakaian santai namun tetap elegan dan nyaman untuk di pandang.

Sedangkan wanita di depan nya hanya tersenyum pada Thalassa dan membuat Thalassa bingung.

"Ngapain lo di sini? Mau minta upah hah? Kan gue udah bilang, biar bokap gue yang urus. Ngapain sih pake ke rumah gue segala? Lo gak tau apa peraturan rumah ini? Jangan ada yang berani beraninya ketuk pintu kamar gue! Atau—"

"Atau apa? Saya hanya meminta anda untuk turun dan sarapan bersama. Saya sudah memasak sarapan khusus untuk anda dan juga tuan besar Nathan" potong Kirana tak luput senyum yang selalu ia pancarkan. Walaupun jauh di lubuk hati wanita itu jengkel dengan tingkah gadis remaja yang tak tau sopan santun itu.

Thalassa memutar bola matanya malas. "Siapa lo berani-berani nyuruh gue turun kebawah? Dan saru lagi! Atas izin dari siapa lo sentuh-sentuh barang-barang di sini hah?" Tanya Thalassa.

Dengan senyuman sedikit miring, Kirana berdehem seraya menyiapkan serangkaian kata untuk menjawab pertanyaan dari anak Bosnya itu. "Saya Kirana Shafira, asisten pribadi tuan besar Nathan yang baru saja direkrut kemarin langsung dengan Tuan Nathan. Jika anda ragu, anda bisa tanyakan langsung kepada beliau. Saya izin ke bawa dulu" ucapnya lalu mengambil ancang-ancang untuk meninggalkan Thalassa.

Mata Thalassa membola, berusaha mencerna perkataan dari wanita yang mengaku sebagai asisten pribadi papanya. Apa-apaan ini? Sejak kapan papanya membiarkan orang asing masuk ke dalam lingkup keluarganya?

Thalassa melemparkan handuk nya ke kasur lantas ia kembali masuk ke dalam kamarnya, guna menyisir rambutnya dan juga memasang perlengkapan agar papanya tidak mengamuk dan mengusirnya.

Yaitu Softlens dan kaca mata bulat. Senjata ampuh yang ia gunakan ketika hendak bertemu dengan papanya.

Setelah di rasa sudah siap, Thalassa pun keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni satu persatu anak tangga. Matanya menelisik setiap inci yang ada di rumahnya. Biasanya banyak pelayan tapi kok hari ini hanya setengahnya? Ah bahkan seperempat dari seluruh pelayan yang bekerja di rumahnya. Kemana mereka pergi?

Tuk.

Thalassa menginjakkan kaki di lantai setelah menuruni anak tangga terakhir. Thalassa berjalan ke arah ruang makan hingga dirinya menemukan wanita yang mengaku sebagai asisten pribadi papanya dan juga sang papa yang sedang duduk di kursi meja makan sambil menatap asisten pribadi nya yang tengah menyiapkan makanan dengan senyuman yang merekah.

Ada apa ini? Mengapa ini semua terlihat aneh? Thalassa bahkan tidak pernah melihat papanya tersenyum selepas itu. Bahkan papanya tersenyum kepada orang asing? Astaga! Apa dunia ini sudah hampir Kiamat?

"Oh, Thalassa kamu sudah turun?" Tanya Kirana sambil menatap Thalassa yang berdiri tak jauh dari meja makan.

Sontak mendengar Kirana berseru, Nathan menoleh dan memandang ke arah Thalassa.

Thalassa mengumpati Kirana dalam hatinya. Mengapa wanita itu harus memanggil nya Thalassa di saat ada papanya?

Thalassa menghembuskan nafasnya mencoba tersenyum menahan emosinya. "Thalassa? Siapa Thalassa? Aku Acha keponakannya om Nathan" jawab Thalassa berusaha menguatkan hatinya.

Nathan tersenyum mendengar itu. "Tidak ada Thalassa di sini Kirana, anak itu pasti sudah berangkat sekolah" ucap Nathan.

Kirana menatap Nathan dan Thalassa secara bergantian, Acha? Siapa? Jelas-jelas itu Thalassa hanya saja gadis itu memakai softlens berwarna biru dan juga kaca mata bulat. Ada apa ini?

"A-acha?" Tanya Kirana.

Nathan mengangguk. "Acha, keponakan saya. Dia memang sering main ke sini jadi kamu jangan heran" ucapnya. Lalu pandangan Nathan beralih pada Thalassa. "Oh iya Acha, ini Kirana. Asisten pribadi om" ucap Nathan seraya mengenalkan Kirana Pada Thalassa.

Thalassa lagi-lagi mencoba tersenyum walaupun jauh di lubuk hatinya ia kecewa. Laku Thalassa menarik kursi dan duduk tepat di depan Nathan. Begitu juga dengan Kirana, bedanya wanita itu duduk di samping Nathan.

"Selamat makan" ucap Nathan.

Lalu Thalassa dan Kirana tersenyum membalas ucapan Nathan tadi. Setelahnya mereka sarapan dengan hening hanya terdengar dentingan sendok dan garpu yang saling beradu. Mereka kini sibuk dengan sarapan nya masing-masing tanpa menghiraukan keadaan sekitar.

Nathan menaruh sendok dan garpunya di atas piring, lalu kepalanya mendongak menatap Thalassa dan juga Kirana secara bergantian.

Kirana pun menghentikan makan nya dan menatap bosnya dengan ragu. "K-kenapa pak? A-ada yang salah?" Tanya Kirana.

Nathan menggeleng lalu senyuman nya terukir lebih lebar. "Sandwich kamu—Ah! Gak gak, gak ada yang salah. S-saya mau ke toilet sebentar" ucap Nathan lalu bergegas meninggalkan meja makan.

Selepas kepergian Nathan, Thalassa menatap sengit ke arah Kirana. Sedangkan Kirana yang di tatap demikian hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Ada yang salah Acha?" Tanya Kirana dengan menekan kata Acha di ujung kalimatnya.

Thalassa mengeratkan genggamannya pada sendok dan garpu yang sedari tadi masing bertengger di kedua tanganya. Mata nya memancarkan aura kemarahan dan Kirana sadar akan itu. Tapi wanita itu hanya acuh tak acuh.

"Jalang sialan! Lo pasti udah godain bokap gue kan?" Tanya Thalassa dengan nada marah.

Prang.

Kirana menjatuhkan sendok dan garpunya yang tadi ia pegang. Matanya menatap Thalassa dengan sangat dalam.

Jalang sialan

Jalang sialan

Kepala Kirana berenyut nyeri, rasanya seperti di timpa beton yang begitu berat.

"Akhh!" Pekik Kirana sambil memegang erat kepalanya yang terasa sakit.

"Pulang sama siapa? Sama cowok? Lupa kalo udah punya suami? Oh iya lo kan jalang hahahaha jadi wajar lah gonta-ganti cowok"

Sepenggal kalimat dan kilasan peristiwa muncul di kepala Kirana. Sosok laki-laki yang sama yang selama ini selalu menghantui mimpinya.

Thalassa yang melihat Kirana mengerang kesakitan pun berdiri dari tempat duduknya dan membantu Kirana. Walau bagaimanapun, Thalassa masih punya hati, ia tidak mungkin mengabaikan Kirana yang tengah kesakitan.

"Heh lo kenapa?!" Tanya Thalassa panik sambil menepuk pundak Kirana.

Kirana tidak menjawab wanita itu berjongkok dan memegangi kepalanya kuat-kuat sambil meringis.

"BI TOLONG!!" pekik Thalassa.

"Mau nampar gue lo?"

"Lo marah gue katain jalang? Atau gak terima?"

"Lo itu cewek gak tau diri tau gak?! Masih mending gue mau nikah sama cewek jalang kayak lo, tapi lo malah jalan sama cowok lain, dasar gak tau diri!! Lo pikir itu wajar? Di saat lo udah punya suami tapi lo jalan sama cowok lain tanpa seizin gue"

Lagi-lagi itu terputar dengan jelas di kepala Kirana membuat ia semakin memegangi kuat-kuat kepalanya.

"Arghh!!" Erang Kirana.

"BI TOLONGIN! aishhh sialan! Kemana si pelayan-pelayan gak becus itu!" Umpat Thalassa sambil coba terus menenangkan Kirana.

"N-non Thalassa! T-tuan b-besar m-mengamuk di toilet pribadinya!" Ucap Pelayan yang baru saja datang menghampiri Thalassa.

Thalassa melotot tidak percaya. Apa-apaan ini? Mengapa papanya kumat di saat Kirana juga sedang kesakitan?

"Astaga!"


Tbc.



A.n

Key sedikit gimana gitu waktu baca komentar yang bilang 'Hidupin kanaya lagi'

Gimana yaa, kalo key buat Kanaya hidup lagi, ya kesan nya kayak memaksakan gitu loh. Trus kenapa Cerita Unfair key buat sad ending? Karna key mau kalian ambil pelajaran dari cerita itu, bahwa jangan sia siakan seseorang yang sayang kalian.

Semoga suka, key sayang kalian♡

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 124K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
4.1M 313K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
7.8K 1K 40
"Dari 999 siswa-siswi di sekolah ini, cuman kamu yang paling berani dengan saya." Disaat semua orang hormat dan takut dengan senior, apalagi tergila...
269K 7.2K 49
Cinta yang sudah lama terpendam. Akhirnya terwujud. Namun saat terwujud banyak sekali rintangan yang harus di lewati. Hingga memutuskan untuk backstr...