One Shot - Hermione

Da PutriGranger

9.9K 471 138

. . Hanya cerita One Shot Hermione Granger dengan pasangan acak. Semoga kalian suka... πŸ€—πŸ–€ (Diperbarui hanya... Altro

☘ Soulmate ☘
☘ Naughty Mind ☘

☘ My Nerdy Boy ☘

4.2K 143 38
Da PutriGranger

Semua karakter yang ada di dalamnya hanya milik bunda J.k Rowling.

But, cerita di dalamnya adalah hasil dari pemikiranku sendiri, dan saya tidak mendapatkan apapun dalam menulis cerita ini, kecuali kesenangan.

Jadi, jika suka silahkan dibaca.
Jika tidak suka silahkan kembali.

Saya menerima kritik dan saran yang membangun, dan tidak menerima kata-kata kasar dan umpatan dalam bentuk apapun.

Jadi, hargai penulis dan jadilah pembaca yang baik.
Terima Kasih.

So.........

ENJOY READING!!!

~°°~

~ 🍀 TheoMione 🍀 ~

~°°~

'Brak!'

Suara benda jatuh terdengar membelah kebisingan kantin kampus.

Semua aktifitas di dalamnya seakan telah terhenti.

Seluruh mata tertuju pada satu objek yang berdiri diam di tengah kerumunan.

Seorang pria dengan surai hitam dengan pakaian yang terlihat kebesaran serta sangat ketinggalan jaman menatap ke arah bawah.

Nampan makanan yang akan dia santap telah tersebar di lantai dengan bentuk yang sangat tak sedap untuk di pandang.

Sedetik kemudian terdengar suara semburan tawa keras yang diikuti hampir seluruh penghuni kantin.

Pria yang berdiri ditertawakan tidak menunjukkan perubahan mimik sama sekali. Seolah tak meperdulikan bahwa dialah objek tawa orang lain, dia dengan tenang mengambil nampan dan akan segera pergi sampai bahunya di tahan.

"Oh, mau pergi ke mana?"

Pria dengan surai hitam itu menoleh dan memperlihatkan setengah wajahnya yang hampir tak terlihat. Matanya tertutupi oleh kacamata bulat besar dengan lensa buram yang membuat lawannya tak mampu melihat sorot matanya.

"Apa yang kau inginkan?" tanyanya dengan suara dalam serta wajah suram.

"Bukankah kau ingin minta maaf padaku?" Tanya Zack dengan wajah dibuat polos. Seolah bukan dialah yang memulai segalanya.

"Bukankah seharusnya kalimat itu diucapkan olehmu?" tanyanya balik dengan datar dan akan kembali melangkah, namun langkahnya kembali terhenti.

"Oh~ mau kemana, Nott?" seru Zack kembali menarik bahu milik pria yang diajak berdebat.

"Apa lagi yang kau inginkan, Morgan!?" tanya Theo tak sabar.

Zack mengangkat kedua alisnya. "Bukankah kau ingin makan? Makananmu masih belum habis!" jelas Zack menunjuk pada makanan di bawah dengan seringai diikuti oleh tawa teman-temannya.

Theo sama sekali tidak peduli pada perkataannya, kemudian berbalik dan kembali diblokir oleh Zack yang masih menyeringai senang.

Theo mulai hilang kesabaran. "Minggir, Morgan! Kalau tidak--"

"Kalau tidak apa?" sambar Zack dengan alis mencemooh. "Apakah kau akan menangis kemudian pergi ke ibumu dan meminta susu?" tanyanya mengejek yang membuah hampir seluruh kantin tertawa terbahak-bahak.

Kedua tangan Theo mengepal dengan erat hingga buku-buku jarinya memutih serta urat hijaunya sampai terlihat. Gigi-giginya bergemeretak. Urat-urat lehernya menonjol karena geram.

Theo mencoba untuk mengingatkan dirinya sendiri agar sabar. Dia juga mengingatkan dirinya sendiri bahwa hal semacam ini tidak terjadi sekali dua kali. Tapi sudah sangat sering, bahkan hampir setiap hari dia di bully oleh yang lain. Dan yang paling sering adalah Zack serta kawan-kawannya. Setiap mereka berpapasan. Mereka akan selalu mengganggunya.

"Sudahlah, Zack!"

Zack menoleh ke belakang punggung Theo dan menatap gadis cantik dengan surai coklat bergelombang tengah menopang dagu di atas meja kantin. Kolam madunya menatap malas ke arah punggung pemuda bersurai hitam yang membelakanginya kemudian netranya beralih ke arah Zack.

"Apa yang kau lakukan bermain-main dengannya? Cepat duduk dan makan!"

Zack menatap pemuda di depannya dengan kaca mata bulat besar dengan pinggiran logam tebal yang terlihat sangat jelek.

"Freak!" ucap Zack dengan dengusan jijik kemudian duduk di samping Hermione sambil merangkul bahunya.

Hermione memutar matanya kemudian dengan malas menghempas tangan Zack dari bahunya. "Jangan meyentuhku!" pelotot Hermione yang ditanggapi seringai oleh Zack.

Kolam madunya tanpa sadar kembali terpaku pada pemuda bersurai hitam yang kini telah berjalan menjauh dengan nampan kosong bekas makanan.



"Bye, Mione!"

"Bye!"

Hermione masuk ke dalam kursi co-pilot mobil sport milik Zack dan segera melaju pergi tanpa menyadari sepasang mata tengah mengamatinya dengan intens dari kejauhan.

"Jadi, Mione, ke mana kita akan pergi?" tanya Zack sambil mengamati jalan di depannya.

"Bawa aku pulang, Zack!"

Kedua alis Zack mengeryit tidak setuju. "Kenapa kita tidak bermain dulu? Atau bagaimana kalau kita ke motel dulu?"

Hermione menahan kekesalannya mendengar pertanyaan yang berulang kali sama dari pemuda di sampingnya. "Sudah aku bilang berapa kali aku tidak mau, Zack! Jangan samakan aku dengan kekasih-kekasihmu!"

Tanpa di duga Zack mengerem mendadak di pinggir jalan kemudian menghadap Hermione. "Oh, ayolah, Hermione. Kenapa kau selalu tidak mau? Lagi pula kita sama-sama senang! Bukankah kita berdua akan untung" jelas Zack tidak mengerti.

Hermione benar-benar kesal sekarang. "Itu bagimu, bukan untukku!"

Zack juga mulai kesal, tangannya meraih pergelangan tangan Hermione dan mencoba meraihnya. Hermione yang tangannya mulai ditarik juga mulai berontak dan tidak terima. Dia selalu tahu bahwa Zack adalah bajingan, tapi selama ini Zack tidak pernah memaksa jika dia tidak ingin. Dia tidak tahu kenapa pemuda ini tiba-tiba menjadi seperti ini.

Saat Zack akan mencium paksa Hermione, pipi kirinya tertampar keras hingga dia menoleh ke kanan. Hermione yang melihatnya sedikit tertegun segera melepas sabuk pengamannya dan keluar dari mobil. Dia lebih memilih jalan kaki ke rumahnya yang jauh daripada bersama orang tidak waras ini.

Saat dia telah keluar dari mobil, tanpa diduga Zack juga mengikuti keluar dari mobil.

"Oh, ayolah, Mione. Aku tau kau sama saja dengan gadis lain! Kenapa kau harus jual mahal? Ikut saja denganku ke motel dan kita akan bersenang-senang. Aku yakin aku bisa memuaskanmu. Dan kau akan ketagihan setelah mencoba denganku" ucap Zack dengan sangat percaya diri tanpa peduli pada kemarahan gadis di depannya.

"Fuck off, Zack!" geram Hermione keras sambil terus berjalan tanpa melihat ke belakang.

Zack yang mendengar ucapan Hermione hanya terkekeh geli dan menyusulnya dengan cepat. Tangannya segera terulur utuk meraih bahu rampingnya sampai tangannya sendiri diraih oleh seseorang dan dipelintir.

Zack berteriak kesakitan yang menyebabkan Hermione tersentak kaget dan segera menoleh ke belakang. Apa yang dilihat Hermione saat ini benar-benar membuatnya tercengang. Zack dengan tubuh berototnya, lengannya tengah dipelintir oleh bocah yang terlihat culun serta lemah. Theodore Nott?

"Lepaskan, brengsek!" geram Zack dengan desis kesakitan.

Theo segera melepaskan dengan wajah datar dan menyingkir tanpa kata-kata seolah orang yang membuat Zack berteriak kesakitan bukanlah dia.

Sementara Zack yang melihat orang yang telah membuatnya kesakitan adalah orang aneh yang dibencinya, segera merasa malu serta marah. Bagaimana bisa bocah sialan ini memelintirnya? Apalagi di depan Hermione!

"Sialan! Kau ingin mati!" desis Zack melihat Theo.

Tinju Zack segera menuju ke arah wajah Theo, namun segera di tangkis oleh Theo dengan mudah. Sementara Zack yang melihat tinjunya tidak mengenai sasaran semakin geram dan memberikan banyak pukulan yang kemudian kembali di tangkis dengan mudah oleh Theo.

Hermione yang menonton adu hantam sepihak di depannya hanya bisa tercengang. Dia hanya melihat bagaimana Nott dengan lihainya menangkis semua hantaman yang diberikan oleh Zack. Padahal Hermione sendiri tahu bahwa Zack bukanlah seorang pemula soal urusan adu jotos. Dan jika dia bisa jujur, Zack sangat hebat ketika berkelahi. Dan dia hampir tidak pernah kalah oleh lawannya.

Tapi sekarang dia mulai meragukan pikirannya. Apakah Zack sebenarnya tidak sehebat itu dan dia terlalu melebih-lebihkannya atau... kolam madunya menatap pemuda dengan kacamata bulat besar. Ataukah dia yang menyembunyikan kekuatannya di balik citra nerd-nya?

Entah mulai bosan atau apa, Zack yang sejak awal menyerang, namun tak satu pun serangannya mengenai wajah Theo mulai berbalik arah. Theo langsung memberi pukulan cepat dan kuat ke rahang Zack hingga membuatnya jatuh tersungkur ke tanah.

Zack yang tak percaya serta malu karena kalah dari pemuda nerd di depannya hanya menatap dengan marah. Dia sendiri mulai ragu, apakah orang di depannya adalah pemuda yang sering dia bully?

Theo yang tak peduli dengan tatapan Zack kemudian menghampiri Hermione dan berhenti beberapa langkah darinya. Tanpa menatap mata indah di depannya, Theo berujar datar. "Apa kau tidak apa-apa?"

Hermione menatap pemuda di depannya dengan pandangan aneh sekaligus kagum. "Ye-- yeah! Tidak apa-apa. Terima kasih" ujarnya sedikit tergagap.

Netra Hermione membelalak lebar saat melihat Zack berdiri sambil memegang benda berkilau di tangannya menuju ke arah Theo dengan mata penuh kebencian. "Awas!" teriak Hermione.

Theo yang mendapat peringatan Hermione segera menoleh ke belakang. Namun sedikit terlambat ketika pisau lipat milik Zack menebas perutnya hingga membuatnya berdarah.

"Zack apakah kau gila!?" teriak Hermione tidak percaya ke arah Zack.

Theo yang terkena tebasan tidak peduli dan langsung meraih pergelangan Zack yang menggenggam pisau dan kembali memelintirnya. Saat pisau lipat telah jatuh, Theo kembali memberi pukulan kepada Zack. Sudut mulut Zack yang sudah pecah serta mengeluarkan sedikit darah semakin tragis ketika hidungnya juga mengeluarkan darah segar.

"Maaf! Maaf!" mohon Zack putus asa.

Theo menghentikan aksinya tanpa mengubah wajah datarnya. "Pergi!" ucapnya tajam.

Saat melihat Zack melarikan diri bersama mobilnya, Hermione segera menghampiri Theo dan melihat darah di baju usangnya.

"Kau berdarah! Bagaimana ini? Aku tidak tahu kenapa Zack menggila seperti itu! Maafkan aku. Kita harus ke rumah sakit!" ucap Hermione mengambil ponselnya untuk memanggil taksi.

"Tidak, tidak perlu. Ini hanya luka ringan" ucap Theo sambil menutupi bekas darah di bajunya.

"Tidak! Kita harus ke rumah sakit!" tolak Hermione tegas sambil memegang ponsel di telinganya.

Theo hanya bisa diam dan menatap gadis di depannya. Karena kacamata tebal serta buramnya, orang lain tidak akan dapat melihat sorot mata di baliknya.

Saat mereka telah sampai di rumah sakit dengan taksi. Hermione segera mendaftar dan memeriksakan Theo.

"Maaf, semua ini salahku" ucap Hermione kepada Theo.

"Tidak. Ini bukan salahmu" sahut Theo dengan nada monoton.

Hermione sedikit bingung dengan nada bicaranya. Apakah orang di sampingnya ini menyalahkannya atau tidak? Dia berkata tidak, tetapi menjawab dengan muram seolah dirinya telah berhutang jutaan dolar padanya.

Hermione kemudian hanya diam saja yang membuat suasana di antara mereka aneh sampai Theo memasuki ruang pemeriksaan.

Saat mereka menjelaskan kepada dokter masalahnya. Dokter meminta Theo untuk duduk dan membuka bajunya.

Theo yang diperintah dokter hanya duduk diam dan tak melakukan intruksi selanjutnya.

Dokter mengangkat alisnya. "Apa kau tidak membuka bajumu? Aku akan memeriksa lukanya" ucap Dokter dengan sabar.

Hermione yang berdiri juga memperhatikan Theo dengan aneh.

Theo hanya diam sebentar kemudian mulai melepas bajunya yang tidak sedap dipandang ke atas hingga menimbulkan kacamatanya juga ikut jatuh.

Hermione menahan napas ketika menatap orang di depannya. Kedua kolam madunya sedikit melebar. Dia seolah melihat dua orang yang sangat berbeda.

Surai hitamnya terlihat acak-acakan akibat baju yang dilepasnya. Tanpa kacamata aneh wajahnya terlihat sangat jelas. Kedua alisnya melengkung dengan indah. Bulu matanya panjang, lebat, serta lentik. Kedua matanya sehitam langit malam dan tajam ketika menatap. Hidung mancungnya tidak kecil ataupun besar yang sangat proporsional. Bibirnya tidak tebal maupun tipis yang terlihat sexy. Rahangnya terlihat keras dan berbentuk tegas layaknya seorang pria jantan.

Dan badannya. Hermione tidak pernah tahu bahwa di balik baju kumal serta kebesaran dia menyembunyikan otot yang terlihat sangat kuat. Dia bukan tipe otot layaknya Zack, tapi tipe otot ramping yang menyembunyikan daya ledak. Kedua lengannya menonjol dengan otot-otot liat yang terlihat keras. Perutnya juga membentuk garis-garis berbentuk six-pack dengan garis putri duyung yang terlihat akibat celananya yang menggantung. Meskipun perut sexy-nya terdapat luka, itu sama sekali tidak mengurangi keindahannya. Malah semakin membuat Hermione merasa bahwa Theo panas.

Mata Hermione dengan rakus memindai pemuda di depannya dengan pandangan kagum serta terpana. Dia bahkan takut dia akan ngiler di tempat dan mempermalukan dirinya sendiri.

Jika dibandingkan dengan Zack, Zack sama sekali tidak ada bandingannya dengan pemuda di depannya.

Jika pria di depannya mau, Hermione sangat yakin dia bisa menjadi tipe Fuckboy yang digilai seluruh mahasiswi di kampus. Tapi dia lebih memilih untuk menjadi bocah kutu buku yang aneh?

Hermione seolah telah menemukan permata yang belum diasah!

Seolah merasakan tatapan panas Hermione, Theo terlihat gugup dengan menggosok-gosokkan kedua tangannya di celana. Telinganya juga secara bertahap memerah dengan lucu. Netra hitamnya tidak berani menatap ke arah gadis di depannya.

Hermione yang memperhatikan Theo dengan intens tentu saja menyadari gerakannya. Dia sedikit terkikik dan merasa bahwa pemuda di depannya benar-menar imut.

Dia pikir pemuda di depannya dingin serta tak acuh. Ternyata dia seorang pemalu. Dia kembali terkekeh akan pemikirannya.

"Pacarmu tidak apa-apa. Dia hanya tergores. Lukanya tidak perlu dijahit. Cukup berikan salep maka beberapa hari akan sembuh" ucap Dokter mengakhiri pikiran nakal Hermione.

Mereka berdua tertegun. Saat Theo akan menyangkal, Hermione segera menyela. "Terima kasih, Dokter. Kau dapat yakin bahwa aku akan merawat luka milik pacarku" ucapnya dengan senyum manis kemudian menatap Theo. Wajah Theo semakin merah ketika mendengar perkataan Hermione.

Hermione benar-benar terhibur oleh kelakuan Theo. Jarang sekali di jaman ini melihat seorang pemuda seperti dia.

Theo dengan cepat segera bangkit untuk memakai kembali baju serta kacamatanya dan sekali lagi menjadi bocah kutu buku yang aneh. Tapi meskipun begitu, Hermione masih menatapnya dengan panas seolah detik berikutnya akan melahapnya.

Saat mereka keluar dari rumah sakit, mereka sama sekali tidak berbicara sampai Hermione memecah keheningan.

"Jadi..." ucap Hermione menggantung sambil menatap pemuda yang masih tidak mau memandangnya.

Menarik lengan Theo, Hermione segera berjinjit dan mengecup bibir Theo yang sudah dia inginkan sejak tadi. "Terima kasih sekali lagi" ucapnya sambil tersenyum.

Hermione mundur selangkah. "Sampai jumpa besok, bocah kutu buku" ucap Hermione sambil terkekeh melihat wajah bodohnya.

Saat Hermione telah pergi, Theo masih berdiri dengan bodoh sampai dia sadar dan wajahnya kembali memerah. Bahkan lebih kuat daripada yang sebelumnya.

Dia dengan linglung berjalan dengan langkah tak tentu untuk kembali ke rumah sambil memikirkan kecupan singkat yang rasanya masih tertinggal di bibir.



Keesokan paginya, Hermione sedang berkumpul bersama teman-temannya dan sama sekali tidak melihat Zack. Lagi pula dia juga tidak peduli.

Namun kolam madunya dengan cepat menangkap sosok yang membuatnya tertarik. Dia tersenyum melihat pakaian konyol dan kacamata aneh yang masih dikenakannya.

Hermione juga tidak peduli dengan apa yang dikenakannya. Lebih baik seperti ini agar tidak ada gadis yang mengganggunya.

Saat Theo berjalan dan melihat ke depan. Dia melihat sosok gadis yang familiar dan langkahnya kembali tak beraturan. Telinganya kembali memerah. Jantungnya berdegup kencang. Dengan cepat, dia berbalik dan berjalan menjauh mencoba mencari rute lain.

Hermione yang melihatnya berbalik seolah menghindari dirinya sendiri tidak dapat menahan cemberut.

Sementara itu, Theo yang telah mencari jalan memutar menuju perpustakaan telah mecari-cari buku yang dia ingin baca di antara banyaknya rak.

Setelah dia menemukan buku yang dicarinya, dia akan duduk untuk mencari tempat, namun tubuhnya terseret.

Dia bingung dan kembali melihat sosok familiar yang sedang menariknya. Dia ditarik ke tempat pojok yang sepi serta tak terkena cahaya dan langsung didudukkan di kursi.

Tangan ramping Hermione menekan bahu Theo kemudian meremasnya dengan gerakan nakal. "Kenapa kau menghindariku?" tanya Hermione tepat di depan wajah Theo. Dia kemudian mengambil kacamata yang membuatnya risih dan meletakkannya di atas meja.

Kolam madu bertemu dengan netra sehitam malam. Napas mereka beradu dan saling melingkupi.

Theo duduk degan kaku menatap wajah cantik di depannya. "A-- aku tidak" ucap Theo mebantah tegas, walau sedikit gagap.

Hermione mengangkat kedua alisnya. "Benarkah? Lalu kenapa saat melihatku malah menghindar?" tanyanya lagi tajam.

Theo tidak berani menatap wajah di depannya. "Aku-- aku--"

"Apa kau tidak menyukaiku?" tanya Hermione dengan cemberut.

"Tidak, tidak!" sangkal Theo dengan cepat. Seolah sadar akan apa yang diucapkannya, telinganya mulai memerah.

Hermione terkekeh sambil membelai pipi Theo. "Jadi, kau menyukaiku" ucap Hermione senang menatap wajah Theo yang semakin memerah.

Hermione dengan berani duduk di pangkuan Theo. Kedua kakinya berada di antara pinggul Theo, posisi mengangkang.

Theo semakin kaku. "Ini-- ini--"

"Apa? Bukankah kau mengatakan kau menyukaiku?" tanya Hermione dengan wajah polos.

Melihat wajah pemuda tampan di depannya layaknya kepiting rebus. Hermione benar-benar geli. Dia kemudian kembali mengecup bibir Theo.

Kedua mata Theo membelalak.

"Saat aku menciummu. Aku telah melabelimu. Jadi, kau adalah milikku, Theodore Nott" ucap Hermione di samping telinga Theo sambil menghembuskan napas panasnya.

Dia kemudian menciumi rahang Theo dan menggigitnya dengan ringan sampai bibirnya kembali berhenti di bibir milik Theo. "Apa kau mengerti?"

Theo yang otaknya sudah panas hanya mengangguk mengiyakan.

Hermione membelai rambut Theo sambil tersenyum. "Good Boy"

Tanpa basa-basi lagi, Hermione mulai mencium bibir Theo dengan keras. Menghisap serta menggigit gemas. Mengeluarkan lidahnya untuk menyapu bibir atas serta bawah milik Theo dengan penuh semangat.

Theo yang sedang dicium gencar mulai melingkarkan lengannya di sekitar pinggang ramping Hermione dan menanggapi ciumannya.

Lidah Hermione mulai menerobos masuk dan mempermainkan lidah milik Theo. Kedua lidah mereka saling bergulat dan berbelit hingga menimbulkan suara basah. Seolah tak peduli jika ketahuan. Suara ciuman mereka juga semakin keras.

Tangan Theo mencengkeram erat pinggul Hermione dan sesekali meremasnya. Theo mulai belajar dan kembali menghisap bibir bawah Hermione serta menggigitnya hingga menimbulkan rintihan dari gadis di pangkuannya.

Mendengar rintihan Hermione, Theo yang awalnya terlihat seperti bocah lugu berubah menjadi predator yang sedang menikmati mangsanya. Ciumannya semakin keras serta menuntut. Tangan Theo yang bebas menggenggam leher belakang Hermione untuk memeperdalam ciuman mereka.

Giliran lidah Theo yang menerobos masuk ke dalam gua hangat milik Hermione. Lidahnya menyusuri setiap sudut seolah ingin mengukir di dalam benaknya. Theo menyesap lidah Hermione kemudian menggigit gemas, namun tak menyakiti.

Di pojok ruang perpustakaan yang sangat jarang di tempati, dua sosok yang saling berciuman penuh gairah sama sekali tak peduli dengan dunia di sekitar. Dan hanya menikmati momen di mana mereka saling membelai.



Hari-hari yang dilalui oleh mereka berdua masih sama. Sering berciuman di sudut di mana tidak akan ada orang.

Theo yang awalnya terlihat polos juga mulai berulah. Terkadang tanpa malu memeluk serta memulai ciuman terlebih dahulu. Namun ujung-ujungnya jika selesai, dia sendiri yang tersipu.

Tapi bagi Hermione, Theo tetaplah pemuda imut yang tidak akan pernah membuatnya merasa bosan. Hari mereka sangat menarik dan saling menyayang.

Bahkan hubungan mereka diketahui oleh seluruh kampus yang awalnya membuat gempar. Seorang gadis popoler serta cantik seperti Hermione kenapa malah bersama lelaki aneh dan tak sedap di pandang.

Mereka seakan melihat Beauty and The Beast dalam dunia nyata.

Mulanya orang-orang berpikir bahwa Hermione hanya main-main dan akan segera melihat lelucon seseorang dicampakkan, namun sampai saat ini Hermione masih bersama si bocah kutu buku.

Semua orang tidak bisa tidak bertanya-tanya lagi. Apakah otak Hermione masih baik-baik saja? Atau matanya telah kehilangan fungsi?

Tapi Hermione sama sekali tidak peduli dengan pendapat orang lain dan masih suka menggoda Theo hingga membuatnya memerah.

Sampai suatu hari Hermione melihat seorang gadis dengan ekspresi malu-malu berbicara dengan Theo.

Rasa asam mulai muncul ke permukaaan. Kecemburuan meluap hebat di dalam hatinya. Perasaan tidak suka akan pemandangan di depannya membuatnya sangat marah!

Dia kemudian berbalik dan melangkah ke jalan lain. Menghindari pemandangan menjengkelkan di belakangnya.

Theo yang telah berbicara dengan seorang gadis yang ingin meminjam buku catatannya segera menuju ke kelas berikutnya.

Dalam perjalanan, tanpa di duga lengannya ditarik dan punggungnya terbentur dinding. Indra penciumannya langsung mencium aroma semerbak yang dikenalinya.

Sebelum dia bisa angkat bicara, bibirnya dicium dengan sangat angresif serta keras.

Theo hanya tercengang dan tak dapat berkata-kata.

Setelah beberapa saat, Theo melihat kolam madu yang menatapnya dengan marah. Kedua matanya berkedip bingung. Apakah dia melakukan kesalahan?

"Siapa dia?" tanya Hermione tajam.

"Ah?" tanya Theo dengan wajah bodoh.

Hermione meraih kaca mata Theo dan langsung melihat mata indah yang disukainya. Jika dalam keadaan biasa, Hermione akan mengaguminya, namun sekarang dia sedang marah.

"Gadis yang berbicara malu-malu denganmu!" tanya Hermione lagi dengan nada tidak sabar.

Benak Theo langsung menyambung ke kejadian tadi. "Dia hanya ingin meminjam buku catatanku" jelas Theo.

"Tapi aku tidak melihatnya seperti itu!" seru Hermione dengan ketus.

Mulut Theo membentuk senyum Menatap gadis cemberut di depannya. Hatinya merasa bahagia melihat ketidakbahagiaan Hermione jika dia dekat dengan gadis lain. Bukankah itu berarti Hermione menyukainya?

Saat berpikir seperti itu, senyum di bibir Theo semakin melebar.

Hermione yang melihat senyum Theo semakin geram dan tidak suka. "Dengar, Nott!" ucap Hermione sambil menarik kaos Theo ke bawah membuat tubuh Theo membungkuk. "Kau adalah milikku! Jadi kau tidak diizinkan dekat dengan gadis lain! Apa kau mengerti!"

Theo tersenyum cerah yang semakin menambah ketampanannya. "Aku tahu. Aku memang milikmu" ucapnya sambil melingkari pinggang Hermione dengan sayang.

Hermione tersenyum manis. "Bagus. Kau memang hanya bisa menjadi milikku" ucapnya sambil mengelus pipi Theo.

Mata keduanya kembali bertemu. Sedetik kemudian wajah mereka mendekat dan berciuman dengan penuh semangat. Kedua lengan Hermione melingkari leher milik Theo. Sementara lengan Theo melingkari pinggang Hermione dan yang satunya membelai punggung kekasih yang ada dalam dekapan.

Ciuman lembut dan malas mereka pertukarkan. Meskipun tidak agresif, hati mereka penuh dengan kegembiraan serta rasa manis.

Theo yang awalnya bersandar pada dinding segera membalik keadaan. Tubuh ramping Hermione terperangkap. Tubuh maskulin melingkupi tubuh feminin dengan sangat baik.

Mereka berdua seolah mabuk oleh aroma masing-masing. Theo semakin mendekap sosok ramping Hermione dan meremas tubuh rampingnya ke tubuh kerasnya.

Bibir Theo mulai berpindah untuk menciumi rahang Hermione dan menuju ke arah lehernya. Di antara ceruk leher, Theo mencium, menjilat, serta menyesap hingga menimbulkan tanda merah yang sangat disukainya. Bibirnya menciumi bahu Hermione beberapa kali dan kembali ke arah bibir manisnya.

Mereka saling menghisap dan mencium kembali dengan keagresifan yang berbeda dari ciuman yang pertama. Theo bahkan berharap dia bisa melahap seluruh mulut Hermione dan menikmati madu yang mereka pertukarkan.

Ciuman mereka akhirnya pecah dengan enggan saat keduanya mendengar langkah kaki. Mereka berdua saling memandang sebentar, tertawa bersama, dan berpisah untuk menuju kelas masing-masing.

Sepertinya kisah manis antara gadis populer serta bocah kutu buku masih akan penuh dengan kejutan.

.
.
.
.
.
.
~Tamat~
.
.
.
.
.
.

Catatan :

Bagaimana?

One-Shot pertama yang aku buat. Maaf kalau ada kekurangan.

Aku tau, aku tau kalau di sini Theo sama Hermione sangat OOC!

Tapi menurutku mereka berdua sangat manis~

Apalagi Theo yang terlihat imut!

Dari dulu aku emang pengen buat Fiction tentang cewek dominan dan cowok lugu.

Kan sekali-kali buat cewek agresif ke cowok polos gak papa, apalagi lucu.

Makasih udah baca sampai selesai~ dan buat yang vote dan komen cium jauh dari Putri~ 💋❤.

PutriGranger.

Continua a leggere

Ti piacerΓ  anche

621K 27.1K 42
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
3.8M 41.6K 33
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
6.6M 339K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...