Permaisuriku~

Por BeautifulSea25

1M 89.9K 14.2K

[BUKAN NOVEL TERJEMAH] "Tiada kasta dalam cinta," .. Dewi Harnum adalah seorang pelayan di suatu Kerajaan. Ia... Más

Permaisuriku~
Bab 1. Kecantikan Seorang Pelayan
Bab 2. Pangeran Yang Tersohor
Bab 3. Isteri Pangeran Mahkota
Bab 4. Tak Selamanya Terwujud
Bab 5. Sebuah Keputusan
Bab 6. Harum Sang Permaisuri
Bab 7. Surat Perintah Kerajaan
Bab 8. Sosok Lain
Bab 9. Kembali ke Istana
Sekilas Info---Jangan Di Bikin Pusing
Bab 10. Deklarasi Kepemilikan
Bab 11. Bukan Satu-satunya
Bab 12. Menuju Perang Kerajaan
Bab 13. Penantian Berharga
Bab 14. Kedatangan Sang Mahadewi
BUKAN UPDATE - Marhaban Ya Ramadhan
Bab 15. Menjaga Sikap
Bab 16. Kelopak Bunga Mawar Basah [SPECIAL BAB]
Bab 17. Kaalillya --- Nama Yang Terlarang
Bab 18. Kaalillya --- Gadis Cantik Berhargaku Yang Tersayang
BUKAN UPDATE - Meluruskan Suatu Hal
Bab 19. Pelayan Tiada Duanya
Bab 20. Pesona Seorang Pelayan
Bab 21. Perang Kerajaan---Bringtham VS Kashi
Bab 22. Perang Pangeran---Laksya VS Leonard
Bab 23. Datang Untuk Pergi
Bab 24. Hari Kebangkitan Cinta
Bab 25. Tanpa Sadar Terikat
Bab 26. Pernikahan Politik
Bab 27. Selir Sita Hamil?
Bab 28. Merasa Terancam
Bab 29. Perihal Pengaman
Bab 30. Dewi Harnum Meninggal?
Bab 31. Pertemuan Dua Insan [SPESIAL BAB]
Bab 32. Cinta Sepanjang Masa [SPESIAL BAB]
Bab 33. Kehilangan
Bab 34. Hatiku Hanya Menginginkanmu [SPESIAL BAB]
Bab 35. Ikhlaskan
Bab 36. Berpisah Untuk Bersatu
Bab 37. Kelicikkan Raja Alardo
Bab 39. Keresahan Hati
Bab 40. Menunggu
Bab 41. Ujung Penantian
BUKAN UPDATE - Meluruskan Hal Lain
Bab 42. Akhir Penantian [SPESIAL BAB]
Bab 43. Ratu dari Pancakanta
Bab 44. Hadiah Pernikahan [1]
Bab 44. Hadiah Pernikahan [2]
Bab 45. Tinggal Kenangan
Bab 46. [Tidak] Berharga
Bab 47. Bulan Purnama Sempurna [SPESIAL BAB]
Bab 48. Dunia Milik Kita [SPESIAL BAB]
Bab 49. Terungkap [1]
Bab 49. Terungkap [2]
Bab 50. Kilas Balik [SPESIAL BAB]
BUKAN UPDATE - PLAGIAT ...? (YES/NO)

Bab 38. Kesalahan Satu Malam

12.6K 1K 117
Por BeautifulSea25

"Suka tidak suka ... manusia sangat identik dengan kesalahan~"

---BeautifulSea25---

•••

KAMAR UTAMA Pangeran Mahkota, Alaska Kingdom---Alaska

"Sedang apakah kau di sana, Adinda? Apakah kau merindukanku seperti aku merindumu?"

Riak wajah Pangeran Leonard memandang jauh sang rembulan yang menerangi langit gelap tanpa bintang dengan sorot lembut. Deru angin segar mengibaskan rambutnya yang panjang. Dari sang rembulan, matanya menatap lurus ke arah hutan barat Alaska yang tampak gelap dari atas balkon kamarnya. Ia menutup mata, bibirnya bergerak mengucap nama yang membuat hatinya berdebar nyaman karena cinta.

"Dewi Harnum...."

Dalam mata terpejam, Dewi Harnum selalu hadir dalam ingatannya. Pertemuan pertama mereka, perpisahan mereka. Semula, semua itu membuat sesak. Kali ini tidak. Pertemuan mereka kembali, kebersamaan mereka ... Pangeran Leonard tersenyum manis.

"Aku sudah setuju." Rahang sang pangeran mengeras. "Sekarang kembalikan sapu tangan itu."

Raja Alardo menghilangkan sapu tangan yang diminta puteranya seketika. "Guru Adinarayan akan datang besok untuk mencari tanggal yang baik."

"Itu tidak perlu!" tukas Pangeran Leonard dingin. "Aku bisa menikahi puteri jalang itu sekarang juga!"

Raja Alardo mengernyit. "Mengapa kau begitu terobsesi dengan sapu tangan itu, Leon?"

Karena sapu tangan itu bisa membuatku memiliki Dewi Harnum....

Tentunya, Pangeran Leonard mengucapkannya dalam hati. Jika ia katakan langsung, bisa-bisa lelaki sinting yang merangkap sebagai ayahnya itu akan benar-benar membakar sapu tangan itu.

"Aku membencimu, Ayahanda," Alih-alih mendebat lagi, Pangeran Leonard mengutarakan kebenciannya.

Raja Alardo terkekeh merdu. "Aku juga menyayangimu, Nak...."

Mengingat pertengkaran dengan ayahnya membuat senyum Pangeran Leonard menghilang seketika.

"Pheonix..." gumamnya datar.

Seketika, suara burung api itu mengudara. Kepakan sayapnya terdengar indah di malam yang hening. Lalu, berhenti di pembatas balkon kamarnya. Pangeran Leonard tersenyum samar. Ia mengikatkan sebuah gulungan surat di kaki burung langka itu. Mengusap kepalanya sayang dengan sorot perhatian.

"Berikan pada Dewi Harnum."

Burung langka itu bersuara, seolah patuh dan mengerti dengan apa yang ditugaskan kepadanya. Lalu, terbang lepas untuk melaksanakan titah.

Pangeran Leonard menatap kepergian sang burung legendaris dengan sorot iri. Terkadang, adakala di mana ia ingin hidup seperti burung. Terbang lepas. Bebas. Ia menghela napas ringan. Cukup dapatkan Dewi Harnum dan ia akan mendapat kebebasan.

Namun mengingat tindakannya yang ingin mengambil selir lagi---walau karena paksaan keadaan ... akankah Dewi Harnum dapat memakluminya? Akankah ia tetap diterima?

Kekecewaan sang dewi adalah kegelisahan terbesarnya. Ia takut karena kecewa, sang dewi akan pergi. Meninggalkannya.

Seperti dulu.

"Kau hanya milikku, Tuan Iblis! Kau tak boleh menikah lagi dengan Dewi Thanas. Cukup sudah, aku cemburu melihat kebersamaanmu dengan Persephone. Aku tak ingin cemburu lagi!"

Iblis Leozard menyorot Dewi Hanum datar. "Aku harus melakukannya demi Persephone."

"Lalu, aku?" Dewi Hanum menatap sang iblis nyalang. Matanya berkaca-kaca oleh rasa kecewa. "Aku terima, kau menyembunyikan hubungan kita dari alam semesta. Tapi, aku tak, 'kan terima jika kau menikah lagi! Aku ingin menjadi yang terakhir untukmu, Kanda!"

"Sayangku, mengertilah...."

Dewi Hanum menggeleng kuat. Ia mundur dua langkah---membentang jarak di antara mereka. "Jika kau mengecewakanku, aku tak, 'kan berpikir ulang untuk meninggalkanmu saat itu juga, Kanda," Suara sang dewi terdengar bergetar, namun ketegasan dalam suaranya tak terbantahkan.

"Sekalipun kau mencintaiku?" Suara Iblis Leozard terdengar ragu. Tubuhnya menegang. Seiring dengan rasa cemas yang melingkupi hatinya.

"Ya! Sekalipun aku mencintaimu!"

Deru angin kencang membuat tubuh Pangeran Leonard bergetar pelan. Ingatan itu....

Seketika, awan gelap menutupi sinar rembulan membuat sosok Pangeran Leonard tampak misterius. Bibirnya bergetar pelan---mengucapkan sesuatu dengan tegas.

"Permaisuriku tak boleh tahu."

♥♥

FLASHBACK....

"Terima kasih sudah mengantarku pulang,"

"Hem." Iblis Leozard merespon singkat. Saat hendak pergi, lengannya dicekal oleh seseorang. Ia menoleh. "Lepaskan."

"Bisakah kita bertemu lagi?" Mata Dewi Hanum berbinar-binar. Menatap sang iblis penuh harap.

"Memangnya apa yang ingin kau lakukan, jika kita bertemu lagi?"

"Memadu kasih, mungkin," Dewi Hanum mengerjap polos.

"Dalam mimpimu!" dengkus Iblis Leozard membuang muka.

"Apa aku tidak terlihat menggoda di matamu, Tuan Iblis?" Mata Dewi Hanum menatap Iblis Leozard lekat---dalam.

Kau lebih dari sekadar menggoda, Permaisuriku....

"Tuan Iblis?"

Ujung bibir Iblis Leozard berkedut sinis. "Aku tidak tertarik pada isterinya Pancabharata." katanya ketus.

Dewi Hanum terdiam. Perkataan sarkas sang iblis menohoknya tepat di ulu hati. Sakit sekali. "Kiraz...."

Sebelah alis Iblis Leozard terangkat saat Dewi Hanum meremas jemarinya erat. Menanti apa yang akan ia katakan.

"Aku memang memiliki lima suami, tapi entah kenapa ... hatiku masih kosong. Tak ada yang bisa membuatku berdebar selain dirimu. Kebersamaan singkat kita membuatku merasa aman dan nyaman bersamamu. Aku tak rela jauh darimu...." Dewi Hanum membasahi bibirnya yang terasa kering. Napasnya gemetar. Lalu, menelan ludah pahit.

"Aku tahu, ini tak masuk akal. Tapi, aku...." Suara sang dewi begitu lembut. Namun, ada gelegar kegetiran dalam suaranya. Iris birunya menatap sang iblis serius. Pendar cinta dan kilat sayang di matanya memenjarakan. Tak mengizinkan Iblis Leozard atau siapapun, mengalihkan pandang darinya.

"Aku mencintaimu, Tuan Iblis...."

Hening. Iblis Leozard diam. Sesaat, Dewi Hanum merasa takut. Ia benci penolakan. Apakah lelaki ini akan menolaknya karena ia telah memiliki lima suami sekaligus?

"Bagaimana dengan Pancabharatamu, Wahai Dewi?" Iblis Leozard menatap sang dewi penuh kilat. Terselip keraguan dalam suaranya yang dingin.

"Tiga hari." Mata Dewi Hanum berbinar senang. "Dalam waktu tiga hari, aku akan menyelesaikan segalanya," katanya serius.

"Termasuk memutuskan hubungan dengan Pancabharatamu?"

"Ya." Dewi Hanum menjawab mantap. Matanya memancarkan kejujuran. Ketulusan di matanya membuat hati keras sang iblis luluh lantah.

Bibir pucat yang menyungging senyum hangat itu membuat sang dewi terpana. Belaian halus di wajahnya membuat Dewi Hanum tak mampu berpaling dari makhluk tampan di hadapannya ini. Refleks, ia memejamkan mata saat bibir sang iblis yang dingin mengecup mesra keningnya yang hangat.

"Sekalipun kau gagal ... aku selalu milikmu, Permaisuriku~"

♥♥

DESA ANDAR, Hutan Barat---Alaska

Ingatan masa lalu membuat kelopak mata yang semula terpejam itu terbuka sepenuhnya. Mata indah yang berbinar seperti kristal mulia itu menatap jauh sang rembulan malam yang memancarkan keteduhan. Rasanya ... baru sehari mereka berpisah. Tapi, rindu telah bertandang di hatinya menggebu.

"Kebersamaan kita begitu singkat, Pangeran. Namun, aku sudah merindukanmu. Apakah aku mulai menyukaimu?" monolog Dewi Harnum tersenyum samar.

Decap kepakan sayap burung membuatnya tersadar dari lamunan. Ia terkejut saat melihat burung langka bertengger manis di jendela kamarnya. "Pheonix...."

Pheonix bergerak-gerak pelan. Suaranya menderu nyaring seolah bahagia bertemu dengan mahadewi alam semesta.

"Bagaimana bisa? Bukankah burung ini sudah punah ribuan tahun yang lalu?" Mata Dewi Harnum berpendar bingung. Namun tak ayal, ia mengusap kepala burung itu sayang.

"Kami memang sudah punah ribuan tahun yang lalu, Permaisuri. Tapi, mahadewa membuat habitat baru untuk kami. Kami aman di bawah perlindungan reinkarnasi mahadewa."

"Reinkarnasi mahadewa? Pangeran Leonard?" Dewi Harnum memastikan dengan senyum lembut.

"Benar." Pheonix mengangguk. "Pangeran Leonard mengirim sebuah surat untukmu, Permaisuri,"

Mata Dewi Harnum melirik ke arah kaki Pheonix dan menemukan sebuah gulungan surat. Ia mengambil surat tersebut. "Terima kasih, Pheonix," katanya mengusap lembut kepala sang burung dengan senyum kecil di bibir.

Setelah memastikan pesannya sampai, Pheonix pun terbang kembali di alam bebas. Ia terbang mendekati bulan, tertelan sinar rembulan. Lalu, menghilang.

Dewi Harnum membuka gulungan surat tersebut, membacanya sambil senyum-senyum sendiri. Apakah dia mulai ketularan gilanya sang pangeran?

Untuk Adindaku tersayang....

Sang surya kembali ke tempat peraduan
Sang bulan naik tinggi ke permukaan
Jatuh cinta telah memenjarakan
Menanti sabar sebuah perjumpaan

Sang bintang jauh semu di langit biru
Cinta adalah candu yang syahdu
Rindu bertandang menggebu
Gelisah terkikis saat bertemu

"Aku juga merindukanmu, Pangeran," Bibir sang dewi melengkung manis. Kali ini, ia tak, 'kan menyangkal perasaannya lagi. Ia mulai menyukai Pangeran Leonard.

Adindaku....

Ketika sebuah noda mengotori
Sebuah pakaian putih bersih
Hanya noda itu saja yang
Akan menjadi titik fokus
Sisanya ... diabaikan

Tetapi, maukah kau tetap memakainya walau kotor, Adinda?

Karena, pesakitan ini mengharap ketulusanmu....

Dari pujangga yang merindu bulan,

"Apa maksudnya?" Setelah membaca surat tersebut, Dewi Harnum tampak kebingungan sendiri. "Apa yang Pangeran Leonard coba sampaikan selain kerinduannya padaku?"

Hembusan angin malam membuat rambut panjangnya yang indah tergerak anggun. Seketika, matanya terpejam. "Apa yang terjadi padamu, Pangeran? Apakah ... kau melakukan sesuatu yang mengecewakan?" gumamnya penuh perasaan.

Suara Iblis Leozard kembali terngiang di telinganya. Tanpa sadar, bibir Dewi Harnum melengkung hangat sekaligus menenangkan.

"Sekalipun kau gagal ... aku selalu milikmu, Tuanku~"

♥♥

KAMAR Putri Gaurvy, Lahore Kingdom---Lahore

Putri Gaurvy bersandar pada kepala ranjang dengan nyaman. Matanya terfokus pada buku di tangannya. Bibirnya bergerak membaca buku tanpa suara. Terlalu fokus membaca, hingga tak menyadari kehadiran seseorang di kamarnya.

"Apa buku memang semenarik itu, Adik ipar? Sampai-sampai kau tak menyadari kehadiranku," Seorang wanita berpakaian bangsawan meletakan secawan teh hangat di atas nakas.

"Kakak ipar," Putri Gaurvy tersenyum senang dan menutup bukunya. Ia menatap teh yang masih mengepul di nakas dengan senyum kecil. "Terima kasih untuk tehnya, Kakak ipar. Kau baik sekali...."

"Sama-sama, Adik ipar," Putri Gehna tersenyum hangat. "Aku harus kembali ke kamarku, Vy. Suamiku pasti menungguku," katanya berdiri.

"Ah, ya ... aku mengerti." Putri Gaurvy mengerling jahil. "Apakah kalian akan saling menghangatkan?" tanyanya polos.

"Ah ... mph, tidak." Putri Gehna tampak kebingungan sendiri. Kedua pipinya yang bersemu merah sudah menjelaskan segalanya.

"Malang sekali nasibku. Aku akan kedinginan malam ini karena suamiku entah di mana rimbanya," keluh Putri Gaurvy dengan raut sedih yang dibuat-buat.

"Kau ini suka sekali menggodaku," kata Putri Gehna mencubit pipi Putri Gaurvy gemas. "Beristirahatlah," Ia mengusap kepala Putri Gaurvy sayang sebelum beranjak pergi dari kamarnya.

Putri Gaurvy menatap kepergian Putri Gehna lekat. "Bodoh sekali jika Shaz mengabaikan wanita sebaik Gehna," Tangannya terulur, mengambil teh, meniup-niupnya---meminumnya hingga tersisa setengah. Lalu, meletakannya kembali ke nakas.

Ia membuka bukunya, kembali membaca dengan serius. Tak lama, tubuhnya banjir peluh. Putri Gaurvy mengusap peluh di kening dan lehernya dengan selendang. Ia merintih saat tubuhnya terasa panas. Inti tubuhnya tak nyaman.

Padahal udaranya sangat dingin. Kondisi tubuhnya yang tak nyaman ini sama persis saat Pangeran Laksya dengan jahil mencampur obat perangsang pada teh-

Seketika, Putri Gaurvy menatap teh hangat pemberian Putri Gehna penasaran. "Apakah teh itu dicampur obat perangsang?" gumamnya bingung. Penasaran, sang putri kembali meminum teh itu---menghabiskan hingga tandas.

Tak lama, napasnya semakin memburu. Ia menggeliat tak nyaman sembari mengipasi tubuhnya yang basah dengan selendang. "Mengapa Gehna memberikan obat perangsang pada tehku?" Ia beranjak dari ranjangnya, berjalan ke sana-kemari. Tubuhnya benar-benar tak nyaman. Ia membutuhkan sentuhan.

Ia membutuhkan Laksh....

Sebuah pelukan di tubuh bagian atasnya membuat Putri Gaurvy semakin mendamba sentuhan. Belaian sensual di perutnya yang berbuka membuat sang putri merintih. Ia memegang lengan kekar itu erat saat kecupan basah di lehernya terasa begitu nikmat sekaligus menyiksa.

"Laksh...." Urat nadi di lehernya semakin berdenyut liar saat bibir penuh itu membuat sebuah tanda kepemilikan. "Aku membutuhkanmu..." rintihnya mendamba.

"Apa pun untukmu, Sayang," bisik orang itu mengulum telinga sang putri sensual---mengobarkan gairahnya.

Tubuh Putri Gaurvy menegang. Suara itu ... bukan suara suaminya. Sang putri melepaskan diri dari dekapan posesif itu dengan susah payah. Ia memutar tubuh, menatap nyalang lelaki tampan di hadapannya. "Kau?"

"Apakah kau mengharapkan orang lain?"

"Keluar!"

Seringai lebar di bibir Pangeran Shazjahant membuat Putri Gaurvy waspada. Ia bergerak mundur kala sang pangeran mendekat. "Keluar, Shaz!" bentaknya panik.

Tak lama, tubuh sang putri jatuh ke ranjang empuk dengan Pangeran Shazjahant di atas tubuhnya. Di mata Putri Gaurvy, Pangeran Shazjahant adalah cobaan yang menggiurkan. Sang putri takut ... ia akan hilang kendali atas dirinya sendiri.

"Tidak, Shaz...." Putri Gaurvy menggeliat nikmat saat bibir Pangeran Shazjahant mengeksploitasi lehernya. "Jangan... Ini salah, Shaz...." Berbanding terbalik dengan ucapannya, tangannya menarik tengkuk sang pangeran mendekat.

"Salah?" Suara berat Pangeran Shazjahant terdengar serak karena gairah. "Ini bukan kesalahan, Vy. Aku membantumu...," katanya mencium bibir Putri Gaurvy mesra---seakan membujuk.

"Dengan cara lain," Putri Gaurvy bersikukuh menolak, tapi kondisi tubuhnya benar-benar mengkhianati. Ia menikmati---menerima semua sentuhan panas tangan Pangeran Shazjahant di sekujur tubuhnya.

"Seperti?"

"Pikirkan sendiri,"

"Air dingin?" tawar Pangeran Shazjahant seakan bertanya.

"Aku akan mandi," Saat Putri Gaurvy hendak bangkit, Pangeran Shazjahant mendorongnya kembali ke ranjang. Bibirnya mengecupi denyut nadi di leher sang putri liar. Menawannya. "Shaz...." rintihnya mendamba.

"Benar, Vy. Shaz." Gigi Pangeran Shazjahant mengigit kecil telinga Putri Gaurvy. "Namaku Shaz. Malam ini, akan ku buat bibirmu hanya mengucapkan namaku saja. Shaz... Shaz...." bisiknya menjilat sensual.

"Gehna menunggumu," rintih Putri Gaurvy nikmat saat sesuatu yang berada di antara paha Pangeran Shazjahant bersentuhan dengan inti tubuhnya yang masih berbalut pakaian. Ada dorongan primitif yang merespon. Inti tubuhnya sudah sangat basah. Ia membutuhkan sentuhan. Suka tak suka, ia membutuhkan Pangeran Shazjahant berada dalam tubuhnya.

"Gehna bisa menunggu. Tapi kau tidak, Vy," Pangeran Shazjahant tersenyum menenangkan. "Bagaimana?"

Putri Gaurvy mengerang hebat saat belaian tangan lelaki itu meremas buah dadanya keras. Ia mengangguk pasrah dan tak berdaya dalam kendali Pangeran Shazjahant yang kuat. "Satu kali saja, Shaz...."

"Kita lihat saja nanti, Vy,"

Seringaian manis di bibir Pangeran Shazjahant membuat Putri Gaurvy terpana. Ketika lelaki itu mulai beraksi, sang putri menyesal. Sang pangeran baru melepaskannya saat terbit fajar.

Tanpa mereka sadari, seseorang menanti kehadiran suaminya dengan sabar.

♥♥

BOREALIS CASTLE---Alaska

Mata indah Pangeran Laksya memandang jauh sang rembulan yang bersinar teduh. Sepoi angin segar membuat matanya terpejam. "Kau sedang apa di sana, Vy? Aku merindukanmu...." Bibirnya mengulum senyum saat hawa dingin menerpa tubuh kekarnya. "Aku membutuhkanmu, Kallistei..." bisiknya penuh arti di keheningan malam.

"Gaurvy bukan Kallistei," Geraman yang berasal dari dalam tubuhnya membuat Pangeran Laksya mendengkus samar. Sinar terang menghadirkan sosok Pangeran Aksya di sampingnya.

"Bukankah Kallistei berarti isteri tercintaku yang berharga?" Sebelah alis Pangeran Laksya terangkat. "Kallistei sangat menggambarkan Gaurvy,"

"Jika kau begitu mencintai Gaurvy dengan tulus, jika Gaurvy begitu berharga untukmu ... kau tidak akan berada di sini untuk menikah lagi," Pangeran Aksya tersenyum sarkas.

Pangeran Laksya kembali menatap sang rembulan. Terlalu malas untuk meladeni ucapan jiwa yang gila karena mahadewi itu. Ucapan lelaki itu benar. Walau Putri Gaurvy bersamanya ... hatinya merasa kosong, seolah masih menanti pemilik sesungguhnya kembali bertahta di hatinya.

Apakah perasaan ini berkaitan dengan sosok reinkarnasi mahadewi? Kira-kira ... ia bereinkarnasi sebagai sosok siapa? Seperti apa rupanya? Apakah secantik Putri Gaurvy?

"Aku tidak tahu mahadewi menjelma sebagai sosok siapa. Yang jelas, sosok reinkarnasi mahadewi tiada duanya. Tiada bandingannya. Dia yang tercantik di seluruh alam semesta ini," Pangeran Aksya menjawab kebingungan jiwa satunya itu dengan raut lembut.

"Cih! Dia tak mungkin secantik itu." decih Pangeran Laksya ketus.

"Percayalah, Laksh. Kau akan sangat menggilainya. Bukan hanya karena rupa, tapi juga karena cinta yang belum tuntas di masa lalu." Setelah mengatakan itu, bayangan Pangeran Aksya bersinar terang lalu menghilang ke dalam tubuh Pangeran Laksya.

Pangeran Laksya tertegun. Meresapi sekaligus mencerna maksud tersirat dalam perkataan jiwa lainnya itu. Apa maksudnya?

"Maaf, Pangeran. Raja Alfonzo meminta Anda untuk datang ke kamar Putri Ambar." Seorang pelayan datang, menyampaikan pesan dengan membungkuk hormat---menarik Pangeran Laksya kembali ke alam sadar.

Kening Pangeran Laksya mengkerut seketika. Untuk apa Raja Alfonzo memintanya datang ke kamar Putri Ambar di tengah malam seperti ini? "Aku akan datang," katanya tanpa menoleh.

Pelayan itu mengangguk hormat, lalu pergi.

Pangeran Laksya menghembuskan napas ringan. Ia keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar Putri Ambar. Ia mengernyit saat menemukan beberapa orang berkumpul di depan kamar Putri Ambar. "Ada apa ini? Mengapa semua di sini?" tanyanya begitu sampai.

"Puteriku membutuhkanmu, Pangeran," Raja Alfonzo berkata datar.

Pangeran Laksya mengernyit. "Apa maksud, Yang Mulia?"

"Putri Ambar terkena hipotermia, Nak. Kami sudah melakukan berbagai cara untuk menghangatkan tubuhnya, tapi...." Ratu Kayani tak bisa melanjutkan kata-katanya.

Ratu Anjani menyorot Pangeran Laksya dengan mata buram karena air mata---menatap penuh harap. "Tolonglah, Puteriku...," isaknya sedih. "Kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan, Pangeran,"

"Maafkan saya, Yang Mulia Ratu," Riak wajah Pangeran Laksya tampak menyesal. "Tapi, Putri Ambar tak mengizinkan saya untuk melakukan itu sebelum pernikahan. Saya pun sudah berjanji padanya."

"Tapi ini darurat, Pangeran," Rahang Raja Alfonzo mengeras. Nyawa puterinya dalam bahaya. Lagi pula, apa bedanya melakukan itu sesudah atau sebelum pernikahan? Bukankah mereka akan tetap menikah?

"Ku mohon, Pangeran...." Wajah sedih Ratu Anjani membuat siapa saja yang melihat tak tega. "Hanya kau yang bisa. Lagi pula ... kalian akan segera menikah, bukan?"

"Aku yang akan bertanggung jawab untuk semua ini, Pangeran," kata Raja Alfonzo tegas. Sorot matanya menyakinkan.

Pangeran Laksya tampak bimbang. Di satu sisi ada janjinya pada Putri Ambar, tapi di sisi lain nyawa sang putri dalam bahaya. Mana yang harus ia pilih? Menepati janji atau menyelamatkan sebuah nyawa?

Saat ia menatap kedua orang tuanya, mereka mengangguk dengan sorot memberi izin. "Menyelamatkan nyawa seseorang lebih utama di banding sebuah janji, Nak...." Ratu Kayani berkata dengan senyum penuh makna.

"Sebuah janji tak berdaya di hadapan nyawa seseorang, Laksh," imbuh Raja Vansh menyakinkan.

Pangeran Laksya menghela napas berat, mengangguk. Keputusannya membuat semua orang dilanda perasaan lega. Ia masuk ke kamar Putri Ambar. Di atas ranjang, sang putri menggigil hebat dalam gelungan selimut tebal. Pangeran Laksya mendekat, duduk di sisi ranjangnya---membelai wajahnya yang pucat.

Deru angin kencang memadamkan semua lilin dan penerang di kamar Putri Ambar. Sinar rembulan yang menyinari wajah sang putri membuatnya semakin mempesona, hingga Pangeran Laksya tak dapat lagi menahan hasratnya.

"Maaf mengingkari janjiku padamu, Tuan Putri. Tapi, aku harus melakukan ini...."

♥♥

HOPE YOU LIKE IT!

Masih shipper LENUM, kan? 😅

Yang shipper GALAKS ada? 😅

Yang shipper GASHAZ ada? 😅

Yang shipper Laksya-Ambar alias LAKBAR ada gak nih? 😅

Yang penting jangan ship LANUM alias Laksya-Harnum, ya:D [Kasian Leonard nantiwmwehehe]

------

Hipotermia adalah ketika suhu tubuh menurun drastis di bawah suhu normal.

------

PS: JANGAN NUNGGU UP ^^

Lope-lope buat yang baca<3<3<3

Seguir leyendo

También te gustarán

701K 65.7K 42
Stop plagiat mulailah belajar menulis dengan pemikiran Kalian sendiri. jangan menjual karya orang lain hanya untuk kepentingan pribadi. Jadwal update...
35.1K 2.1K 45
Sekuel of The King Of Devils 19+ (Bijaklah dalam memilih bacaan!!!) Dia adalah putri dari pasangan iblis dan manusia. Dirinya mewarisi kecantikan da...
21.2K 3K 48
Seorang bocah manja ada di sini untuk merayu suaminya! Teman masa kecil hingga kekasih. Ketika Fu Shizhou berusia tujuh tahun, ia memperoleh ekor kec...
141K 22.8K 20
#LisaNct _______________ Apa jadinya kalau kedua agensi besar bekerja sama? YG entertainment dan SM entertainment tel...