Kidung Semesta

By GOLC_OFFICIAL

44 6 6

Semesta bersuara. Ia membawa degub dari apa-apa yang hidup. Kumpulan cerpen karya anggota Greta Oto dengan be... More

Devandha & Polaroid
Game Over
A Precious Day
A Deppressed Heart
Bahagia Itu Sederhana
Waiting For Love

Penantian Berakhir Perpisahan

10 2 3
By GOLC_OFFICIAL

Karya: amandalyrallza87

Langit menunjukkan warna jingga berpadu dengan hitam di sebelah barat. Udara berubah dingin dan hari mulai malam. Namun, gadis berkerudung hijau army itu tetap berdiri di tempat. Menatap tiang bendera yang menjulang di tengah lapangan Batalyon.

Sepasang mata coklat kehitaman terus memandang lurus ke depan. Tatapan penuh kerinduan terpancar teramat dalam. Seperti merindukan seseorang yang telah lama pergi dan tak kunjung kembali. Kinan, biasa orang memanggilnya. Gadis cantik, sedikit petakilan, dan cerewet berubah menjadi pendiam di kala berada di pinggir lapangan seperti saat ini.

Zeida Kinan Rinanda adalah anak kedua dari seorang Danyon, Rudi Ibrahim, dengan Rinda Ibrahim. Saat ini sedang menempuh pendidikan strata satu di salah satu universitas negeri di kotanya. Memiliki kekasih seorang Abdi Negara, atau lebih tepatnya TNI-AD.

"Kinan!" panggil seseorang dari belakang.

Kinan tersentak dan langsung menoleh.
"Astaghfirullah. Ngagetin aja, lo."

"Ngelamunin apa sih? Daffa?" tanya Winda.

"Jangan suka ngingetin kenapa, sih, Win?" Kinan mendengus sebal ke arah Winda yang terus saja menanyakan tentang Daffa.

Sudah hampir dua minggu menjelang kepulangannya, Daffa belum juga ada kabar. Kinan semakin khawatir. Perasaannya tidak enak, apalagi ia hampir saja menjatuhkan frame foto mereka berdua tadi pagi.

"Gimana kalo terjadi hal buruk, ya, Nan?"

"Jangan suka gitu, Win. Jangan nakutin gue. Pagi tadi gue udah ada firasat buruk."

"Gue juga. Kayak nggak enak gitu hati gue ngelihat lo," ucap Winda membuat Kinan semakin takut.

"Berdo'a aja, semoga Daffa baik-baik aja." Kinan langsung berjalan pergi diikuti Winda di belakangnya.

***

Di sisi lain, Daffa sedang terlibat dalam aksi baku tembak dengan warga yang tergabung dalam kelompok bersenjata. Satu rekannya sudah tertembak oleh mereka. Daffa kian berusaha melindungi diri dan teman yang lain. Tugas negaranya kali ini harus sukses dan berjalan lancar. Dia sudah berjanji pada Kinan untuk pulang dengan selamat.

Daffa ekstra mengerahkan kemampuannya. Para pengacau itu harus segera dituntaskan agar negerinya lekas aman lalu ia bisa pulang dan menikmati senyum Kinan.

Potongan-potongan kisah dengan kekasihnya itu menari di kepala Daffa. Membuat fokusnya hilang sejenak hingga tanpa sadar satu peluru melesat mengenai dadanya.

Seketika Daffa ambruk di dekapan seorang rekannya. Tangannya meraba dada yang terasa nyeri hingga ke tulang-tulang. Matanya menutup perlahan diikuti bayangan Kinan mulai hilang dari kepalanya.

Usaha Daffa menjaga tanah air dari para bedebah usai di sini. Janjinya pada negara untuk mengorbankan jiwa dan raga lunas sudah. Meski janjinya pada Kinan untuk pulang dengan selamat tidak bisa ditepati.

Daffa dinyatakan gugur dalam aksi baku tembak kali ini, membuat rekan-rekannya kehilangan sosok yang sangat mereka banggakan. Sosok yang tidak kenal menyerah, sosok yang tegas, sosok yang selalu menyayangi rekan-rekannya. Saat sebelum aksi baku tembak berlangsung, Daffa sempat berbicara bahwa mereka akan kembali dengan selamat, dengan utuh tanpa kurang sedikit pun.

"Kapten Daffa Anindito Haykal, gugur dalam medan tugas pada tanggal 14 Agustus 2020," ucap Komandan dengan tegas.

Suasana haru menyelimuti medan tugas kali ini. Sang Komandan langsung memberitahu ke Kesatuan akan hal ini.

***

Keluarga Daffa maupun keluarga Kinan sempat tidak percaya dengan kabar duka ini. Papa Kinan sampai memarahi anggotanya yang memberi kabar duka itu, menyuruh anggotanya memastikan kembali jika semua ini tidaklah benar. Ibunda Daffa pun sempat pingsan mendengar kabar bahwa putranya gugur di medan tugas.

Mereka berempat sengaja tidak memberitahu Kinan terlebih dahulu, karena takut Kinan akan drop lagi. Mengingat kondisi Kinan yang belum sepenuhnya sehat pasca ia dirawat satu bulan yang lalu.

"Kalian pastikan kembali apakah Daffa benar-benar telah tiada atau tidak. Saya tidak percaya dengan hal itu!" murka Rudi di hadapan dua anak buahnya.

"Siap, Ndan. Kami akan ke sana lagi," ucap Letda Danang dan Letda Rio bebarengan dengan hormat.

Kedua anak buah Papa Kinan langsung berjalan meninggalkan kediaman Daffa. Para Ibu masih terlihat menangis sambil memeluk satu sama lain.

Mama Kinan masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Calon menantunya gugur di medan tugas. Lalu, apa yang harus ia lakukan? Apa yang harus Ia katakan pada Kinan nanti?.

"Jangan ada yang memberitahu Kinan dulu, kita simpan saja semuanya. Dan jika kabar di ini benar, aku akan menyuruh Kinan liburan dulu ke rumah neneknya di Surabaya," ucap Rudi dan membuat semuanya menoleh.

"Apa kita malah kelihatan jahat sama Kinan?" Tanya Bambang--Ayah Daffa

"Iya, Pa. Kasihan Kinan, kasihan juga Daffa." Mama Kinan tidak setuju dengan perkataan suaminya itu.

"Benar kata Pak Rudi, Mbak. Biar Kinan tidak mengetahui hal ini, aku nggak tega melihat Kinan menangis." Ibu Daffa membenarkan perkataan calon besannya itu, mengingat Ia sangat menyayangi Kinan.

"Tapi, Mbak. Kita harus menjawab apa jika Kinan bertanya kenapa Daffa nggak pulang di saat rekannya sudah pulang satgas?" Mama Kinan khawatir dengan anaknya.

"Daffa punya kembaran, tapi kembaran seorang TNI-AL. Sekarang dia dinas di Surabaya. Kita bisa menjodohkan mereka berdua, wajah mereka mirip," ucap Nadia--Ibu Daffa.

"Yakin, Bu? Apa Kinan tidak akan curiga?" tanya Rudi.

"InshaAllah, nggak. Nanti akan ku telepon Davin."

Mereka berempat sepakat akan merahasiakan semuanya dari Kinan. Dan pada saat pertunangan Kinan dan Daffa, yang semestinya Daffa menjadi tunangan Kinan akan diganti dengan Davin, kembaran Daffa. Kinan selama ini tidak mengetahui jika Daffa punya kembaran karena Davin adalah seorang TNI-AL yang bertugas di Surabaya, dan belum pernah pulang selama dua tahun terakhir ini. Keempat orangtua mereka sebenarnya sangat berat menyembunyikan semua ini, namun ini demi kebaikan Kinan juga.

Setelah mendapat kabar kembali dari anak buahnya, Rudi memberitahu istri dan calon besannya bahwasanya Daffa memang benar sudah tiada. Rencananya jenazah Daffa akan dimakamkan di Bandung, di tempat pemakaman keluarga besar Daffa. Hanya papa, mama dan orang terdekat Daffa yang menghadirinya. Itu semua dilakukan agar Kinan tidak curiga.

Davin, mendengar kembarannya gugur di medan tugas, merasa hancur dan langsung terbang menuju Bandung. Saudara satu-satunya telah tiada. Meskipun mereka tidak tinggal bersama, namun mereka adalah kembaran yang sangat kompak. Sama-sama menjadi seorang Abdi Negara.

Menjadi Abdi Negara adalah cita-cita mereka sejak kecil. Namun, Tuhan sepertinya berkehendak lain. Daffa lebih dulu dipanggil kembali ke sisi-Nya.

Selain terkejut dengan kabar kematian Daffa, Davin juga sempat kaget saat sang ibu memintanya untuk melamar Kinan guna menggantikan Daffa. Awalnya Davin tidak setuju, tetapi berkat bujukan ibunya yang mana bila ditolak ia akan dicap durhaka. Akhirnya ia setuju dan meminta waktu selama satu bulan untuk mengenal dan menyesuaikan diri dengan Kinan. Di tak mau Kinan merasa curiga dengan dirinya yang ternyata bukan Daffa.

***

"Kak?"

Merasa terpanggil, orang itu langsung menoleh. "Iya, Kinan. Ada apa?"

"Kakak besok ada waktu?"

"Ada, sebelum aku ada tugas. Kenapa, hm?"

"Jalan, yuk. Kita udah lama nggak jalan. Kakak sibuk banget akhir-akhir ini." Kinan menahan air matanya.

"Jangan nangis, janji besok aku akan nemenin kamu." Davin langsung membawa Kinan ke dalam dekapannya.

"Janji yah?" tanya Kinan sambil menahan tangis.

"Iya, sekarang kakak balik dulu, ya, udah malem. Kamu jangan tidur malem-malem, nggak baik." Davin melepas pelukan Kinan untuk pamit. Sebenarnya ia masih sedikit kaku jika berhadapan dengan Kinan.

"Iya. Hati-hati ya, Kak. Salam untuk Ibu dan Ayah," ucap Kinan namun enggan melepas genggaman tangannya.

"Dilepas atuh, Kakak nggak boleh pulang?" Kekeh Davin.

"Hehehe. Maaf, ya. Udah sana pulang. Hati-hati." Kinan langsung melepas genggaman tangannya dan melambaikan tangan.

"Assalamualaikum," ucap Davin sambil mengelus kepala Kinan.

"Waalaikumussalam."

***

Sampai menjelang hari pernikahannya pun, Kinan tidak menyadari jika yang akan menjadi suaminya adalah Davin, bukan Daffa. Keluarganya sangat pandai menyimpan sebuah rahasia besar ini. Bahkan sahabat Kinan pun sudah dibungkam oleh mama dan papanya. Hingga pada saat akad nikah, papanya menyebutkan nama Davin bukan Daffa. Tak sampai 1 menit, Davin sudah lantang mengucapkan ijab qobul dan semua wali berkata sah. Kinan yang baru tersadar langsung pingsan mengetahui yang menjadi suaminya adalah Davin bukan Daffa.

"Astaghfirullah, Kinan!" pekik semua orang yang berada di tempat ijab qobul.

Dengan cekatan, Davin langsung membopong Kinan menuju kamar dan diikuti oleh mama papa mereka. Semua yang berada di tempat akad nikah, langsung heboh dan bertanya-tanya. Davin merasa sangat bersalah dalam hal ini pasalnya ia tidak jujur dari awal. Dia yakin jika Kinan akan membencinya setelah ini.

"Kinan," panggil Davin lembut sambil menepuk pelan pipi Kinan.

Hatinya hancur melihat gadis yang berbaring tak berdaya ini adalah istrinya. Istri yang dibohonginya, istri yang pasti sangat membencinya. Karena sudah menggantikan sang kembaran.

Para orangtua tak hentinya menangis. Pasti Kinan akan sangat marah jika mengetahui fakta tersebut. Apalagi papanya yang meminta semua orang merahasiakan ini semua.

"Kinan .... Bangun, Nak," ucap Rinda, sang ibunda sambil terisak.

"Yah, gimana kalo Kinan benci sama kita?" tanya Nadia pada suaminya.

"Kita berdoa saja, dan jelasin pelan-pelan sama Kinan." Rudi membuka bicara.

"Iya, kita tunggu saja, dan berharap Kinan bisa mengerti," ucap Bambang.

Tak lama kemudian, tangan Kinan bergerak. Kinan mulai membuka matanya.

"Kak Daffa," panggil Kinan setengah sadar.

Davin merasa sesak mendengar Kinan memanggil nama Daffa. "Kinan," ucap Davin.

Kinan memandang Davin penuh dengan kebencian dan kemarahan, "Kamu siapa? Kamu bukan Kak Daffa, kamu jahat sudah bohongin aku. Pergi kamu! Pergi!" bentak Kinan dengan histeris sambil memukul Davin.

"Kinan," panggil Rinda pelan.

"Mama, papa, ayah, sama ibu juga bohongin Kinan, 'kan? Kalian semua jahat! Kinan benci kalian! Kalian semua pergi! Kinan mau ketemu Kak Daffa. Kak Daffa!" teriak Kinan sambil menangis histeris.

Davin yang tidak kuat melihat Kinan menangis histeris, langsung saja memeluk Kinan. Kinan yang dipeluk Davin langsung meronta-ronta ingin dilepas. Kinan terus memukul dada Davin.

"Kalian jahat! Kalian sudah bohongin Kinan. Sekarang Kinan tanya, Kak Daffa ke mana?"

"Daf-Daffa ...," jawab Nadia terbata.

"Daffa sudah meninggal," ucap Davin pelan.

Kinan langsung melepaskan pelukan Davin, dan memandang semua orang dengan tatapan murka. "Meninggal? Kalian menyembunyikan ini dari Kinan? Kalian bener-bener jahat!"

"Kinan, kita semua melakukan semua ini demi kamu," ucap Rudi dengan nada penuh penyesalan.

"Kebaikan aku? Mana ada kebaikan dengan cara berbohong? Sekarang di mana makam Kak Daffa?"

"Daffa dimakamkan di Bandung," jawab Bambang .

"Oke, aku akan ke sana," putus Kinan dan langsung beranjak dari tempat tidur.

"Aku anterin kamu," ucap Davin menahan tangan Kinan.

"Aku nggak kenal kamu!" tegas Kinan sambil menyentak tangan Davin.

"Kinan! Davin suami kamu, sudah sepantasnya dia nganterin kamu, kamu harus nurut sama dia!" ucap Rudi tegas.

Kinan mendengar itu langsung melotot, "Suami? Aku aja nggak kenal sama dia."

Kinan langsung ke luar kamar dan menuju mobilnya. Bersiap pergi ke Bandung ke makam Daffa. Namun, dengan cekatan Davin menahan pintu mobil Kinan.

"Aku antar kamu!" tegas Davin.

"Nggak! Aku nggak mau." Kinan menolak dengan tegas.

Dengan sekuat tenaga, Davin menahan pintu mobil agar tetap terbuka. Aksi tarik dorong berlangsung sengit hingga akhirnya Kinan menyerah.

"Oke! Aku ngalah," ucap Kinan mengalah.

"Kamu pindah, biar aku yang nyetir."

Davin mengambil alih kemudi. Mereka berdua langsung menuju Bandung, berkunjung ke makam Daffa.

Selama perjalanan, Kinan enggan melihat ke arah Davin. Ia masih tidak habis pikir dengan semua orang yang telah tega membohonginya. Bahkan dibohongi oleh orangtuanya sendiri. Bahkan laki-laki yang sekarang menjadi suaminya sangat mirip dengan Daffa.

Sesampainya di makam Daffa, Kinan langsung menangis dan merangkul nisan yang bertuliskan nama kekasihnya. Kinan tak henti-hentinya memanggil nama Daffa, membuat Davin semakin merasa sesak.

"Kinan," panggil Davin.

Kinan menoleh ke arah Davin, "Hm."

"Mendengar kabar Daffa gugur di medan tugas, aku juga sama terpukulnya kayak kamu. Hanya Daffa saudaraku satu-satunya. Kami dari kecil selalu bersama, cita-cita kita sama. Kita nggak pernah pisah. Satu sakit, sakit semua. Baru setelah kita lulus SMA, aku ke AAL dan Daffa ke Akmil. Setelah itu kita pisah dan tugas kita pun pisah.

Aku nggak pernah menyangka jika Daffa akan pergi secepat ini. Dan aku sebenarnya nggak mau ikut campur masalah kamu sama Daffa, namun ayah, ibu, mama, dan papa yang memaksa aku untuk ini. Memang lama-kelamaan aku jatuh cinta sama kamu, aku mulai nyaman sama kamu. Aku yakin kamu akan marah sama kita semua. Terutama sama aku, yang sudah lancang gantiin Daffa di hati kamu." Davin memberi jeda sejenak ucapannya. "Maafin aku, Kinan. Kamu boleh membenciku, tapi jangan pernah mengucapkan kata cerai. Aku nggak mau pisah dari kamu, aku hanya ingin membuat kamu bahagia. Silahkan kamu tidak mencintai aku, aku ikhlas. Kalaupun hati kamu masih milik Daffa, inshaAllah, jika Allah berkehendak kamu akan cinta sama aku. Sesungguhnya Allah maha membolak-balikkan hati hambanya."

Lelaki yang sudah sah menjadi suami Kinan itu, menunduk. Menyembunyikan matanya yang mengembun.

Hati Kinan merasa sangat hancur mendengar penuturan Davin. Ia menjadi sangat bersalah pada suaminya ini. Meskipun Davin sudah membohonginya, namun Davin tetap tulus mencintainya. Bahkan rela menunggunya yang masih mencintai Daffa, yang jelas-jelas sudah tiada.

Kinan langsung memeluk Davin dengan erat. Menangis di pelukan Davin. "Ak-aku minta maaf, aku tau aku salah. Aku sudah ikhlas jika Kak Daffa sudah bahagia melihat kita. Mungkin, ini jalan takdir kita, Allah mempertemukan kita dengan cara ini."

"Hust. kamu nggak salah, kok, nggak usah minta maaf. Kamu mau hidup sama aku, hingga maut memisahkan?" tanya Davin lembut sambil menghapus air mata Kinan.

Kinan masih belum menerima Davin sepenuhnya, ia hanya mengangguk kemudian menjawab, "Mau. Masih aku waktu untuk berpikir dan menerima semua ini?" tanya Kinan.

"Waktu? Oke. Aku akan kasih kamu waktu untuk berpikir. Aku akan kembali ke Surabaya."

"Secepat itu?"

"Iya. Aku akan ngasih kamu waktu. Dan selama kamu menenangkan pikiran dan juga hati kamu, aku akan pergi dulu. Aku nggak tega ngelihat kamu sedih terus, jadi biar aku yang pergi untuk sementara waktu." Davin sebenarnya tidak tega meninggalkan istrinya, namun inilah yang terbaik.

"Kalo gitu aku ikut kamu. Katanya istri harus ikut suami," ucap Kinan membuat Davin kaget.

"Aku nggak akan memaksa kamu untuk ikut aku. Aku hanya ingin memberi kamu waktu untuk bisa menerima ini semua."

"Iya. Aku mau belajar dulu menerima kamu. Tapi jika kamu pergi, sama saja aku berjuang sendiri. Jadi, aku akan ikut kamu, kita berjuang sama-sama."

Davin langsung membawa Kinan ke dalam pelukannya lagi. "Jadi kamu mau menerima aku?"

Kinan hanya mengangguk dan tersenyum. "Aku mau."

Davin mempererat pelukannya. Bersyukur dengan apa yang digariskan oleh Allah SWT. InshaAllah ini semua yang terbaik.

Kinan tersenyum lembut dan bahagia. Takdir Allah yang membawanya pada Davin, bukan Daffa. Kisah cintanya dengan Daffa telah berakhir. Dan kini Davin lah yang akan membimbingnya ke surga Allah.

~Tamat~

Ingat, ya. Selalu ada ganti untuk sesuatu yang telah pergi.

Apabila menemukan kesalahan kepenulisan, harap dimaklumi, ya. Writer nggak lebih dari manusia biasa.
Jangan lupa difollow authornya.

Continue Reading

You'll Also Like

59.4K 7.6K 42
[SEQUEL MY SOULMATE] "Maksudnya apa coba main cium, emang ada temen tapi ciumannya di bibir?" "Yaudah kita pacaran! Mulai detik ini juga." Hidup seor...
226K 12.7K 17
[VOTE AND COMMENT] [Jangan salah lapak‼️] "Novel sampah,gua gak respect bakal sesampah itu ni novel." "Kalau gua jadi si antagonis udah gua tinggalin...
500K 1.6K 11
Tentang diriku yang terlena oleh duniawi Warning ⚠️
86.2K 1.5K 6
Jeno harem area!! cowok bememek banyak kata kata Frontal #Jeno uke #boypussy