Babysitter【Jaeyong】

By sxexen

2M 238K 114K

[Completed] Mark adalah anak yang nakal sehingga disewakan Babysitter oleh Daddynya. Siapa mengira kalau Baby... More

1. Cast
2. Pekerjaan Baru
3. Mommy?
4. Kesempatan Kedua
5. Kasih Sayang
6. Timezone
7. Ciuman
8. Calon Mommy?
9. Penolakan
10. Happiness
11. Pergi Keluar
12. Sakit
13. Hati Kecil
14. Air Mata
15. Mohon
17. Si Jenius
18. Really?
19. Bobok
20. Adik (?)
21. Resmi
22. End

16. Mark

85.2K 10.2K 8K
By sxexen

Pria itu terbangun karena sinar surya yang menembus gordennya. Matanya ia usap kemudian bersiap untuk segera pergi bekerja.

Bibirnya terangkat—tersenyum karena malihat putranya yang sudah duduk di meja makan.

Jaehyun turun dari tangga dan kemudian berjalan ke arah Mark, tak lupa untuk mencium surai hitam Mark.

"Morning, Mark" Jaehyun kemudian duduk di kursi yang biasa dia duduki.

Jaehyun sedikit melonggarkan dasinya karena dia memasangnya sedikit kencang, seolah dasi itu tengah mencekiknya.

"Taeyong, buatkan aku coffe buatanmu"

Jaehyun kemudian mengeluarkan berkas berkas dari tas kerjanya, hingga sedikit berceceran di meja makan.

Dahi Jaehyun mengernyit.

"Taeyong?" panggilnya lagi, karena Taeyong tidak menyahutinya.

"Daddy nyari siapa?" tanya Mark dengan wajah datar yang selalu ia tampakkan pada Jaehyun, akhir akhir ini.

"Dimana Taeyong?"

Mark tersenyum "Bukankah Daddy yang menyuruh Mommy pergi hm?"

Tubuh Jaehyun menegang. Dia lupa kalau Taeyong sudah meninggalkan kediamannnya.

Dia sudah terbiasa akan hadirnya namja bermarga Lee itu di rumahnya. Setiap pagi, Taeyong akan membuat sarapan untuknya dan Mark.

Dan juga coffe terbaik yang pernah Jaehyun minum.

Kebiasaan itu masih Jaehyun terapkan hingga melupakan fakta kalau Taeyong sudah tidak berada disini lagi.

"Bagaimana Dad?" Mark masih tetap sama, tersenyum tapi senyum itu melambangkan banyak arti.

Khususnya, kehilangan.

"Bagaimana rasanya terbiasa dengan hadirnya, tapi kini hadirnya sudah tidak ada lagi?"

Jaehyun menatap lamat lamat putranya itu. Mark terlihat biasa saja, tapi Jaehyun tau jauh di dalam hatinya Mark menanam luka karena perbuatannya.

"Mark, Daddy ingatkan umurmu masih 5 tahun. Jangan meniru perkataan orang dewasa"

Mark menyengir hingga gigi gigi kecilnya terlihat "Ya bagaimana Dad, kan Daddy sendiri yang bikin Markeu begini"

Jaehyun menarik nafasnya dalam, berusaha mengontrol emosinya. Mark makin lama makin membantah ucapannya. Terlihat seperti anak pembangkang pada umumnya.

"Emm Mommy pernah bilang, kalau umur itu tidak menentukan kedewasaan seseorang. Melainkan sifatnya yang membuat seseorang itu bisa dikatakan dewasa" Mark menahan air matanya, walau senyuman di bibirnya tidak luntur 1 detik pun.

"Perkataan Mommy benar kan Dad?"

Taeyong, ternyata dia mengajarkan banyak hal pada putranya.

Jaehyun mengalihkan pandangannya dari Mark. Menatap putranya itu justru membuat hati Jaehyun sakit.

Hingga suara bel pintu kediaman Jung ini berbunyi. Mau tidak mau Jaehyun yang membuka pintunya.

Sejak Taeyong melamar pekerjaan disini, Jaehyun memecat pembantunnya. Karena dulu Taeyong pernah berkata

'Untuk apa menyewa pembantu Tuan? Aku disini bisa mengurus semuanya'

Jaehyun menepis pikiran nya tentang Taeyong. Cukup, Jaehyun tidak ingin perasaannya berlabuh terlalu jauh kepada seseorang yang berusaha ia lupakan.

"Winwin?"

Jaehyun mendapati Winwin di depan kediamannya. Mata namja itu terlihat begitu bengkak.

"Kau kenapa?" Jaehyun menangkup kedua pipi Winwin.

Dengan canggung, Winwin melepaskan tangan Jaehyun dari pipinya, kemudian melirik pria yang berada di sampingnya.

Mata Jaehyun ikut melirik pria yang diajak oleh Winwin. Pria yang sama. Pria yang pernah ia temui bersama Winwin di pekan raya.

"Bisa kita bicara di dalam?"

Jaehyun mempersilahkan keduanya untuk masuk.

Baru masuk, Winwin dapat melihat Mark yang menatapnya tidak suka akan kehadirannya.

Namja bermarga Dong itu, paham dengan perasaan bocah kecil itu ketika melihatnya. Wajar saja, Winwin telah membuat Mark kehilangan sosok Ibu baginya.

"H-hai Mark" sapa Winwin yang hanya ditatap datar oleh Mark.

"Jadi kenapa?" Winwin menelan ludahnya kasar.

"K-kita akhiri saja hubungan ini"

Jaehyun sedikit kaget, tapi bisa mengontrol kekagetannya agar bersikap biasa saja.

"Kenapa tiba tiba?"

Winwin kemudian menggenggam tangan Yuta yang sedari tadi diam melihat interaksi kekasihnya dan Jaehyun yang mungkin sekarang hanyalah masa lalu Winwin.

"Aku akan menikahi Yuta"

Hening sejenak, tidak ada yang berbicara.

Jaehyun diam. Tidak tau harus menanggapi perkataan Winwin seperti apa.

"Dan..." Winwin menggantung kalimatnya.

"Maaf" Jaehyun mengernyitkan dahinya.

"Maaf karena aku telah membuat Taeyong pergi"

Jaehyun menatap kosong Winwin. Pikirannya mengulang peristiwa yang terjadi beberapa hari yang lalu yang membuat Taeyong pergi.

Taeyong mengatakan kalau...

"Iya Jae, aku ada disana. Aku melihat Mark jatuh. Aku melihat semuanya" Ucapan Winwin tidak membuat pria bermarga Jung itu menanggapinya.

Jaehyun hanya terdiam dan tidak bergeming.

"Lalu? Kenapa kau melakukan itu?" Mata Winwin melirik Yuta yang tersenyum kearahnya yang mengisyaratkan—aku ada disini, jangan khawatir.

"Itu semua rencana Ayahku yang menyuruhku untuk mendekatimu. A-agar dia bisa menguras hartamu Jae"

Winwin menundukkan kepalanya. Dia tidak berani menatap wajah Jaehyun. Sungguh, ini semua salahnya. Seharusnya Winwin kabur dari kediamannya dan membangun rumah bahagianya dengan Yuta di sebuah Desa yang tidak diketahui Ayahnya.

Tapi semuanya sudah terjadi.

"Maaf kan aku Jae. J-jika kau ingin memukulku, silahkan. Aku pantas menerimanya"

Winwin sedikit mendongkakkan kepalanya, matanya kemudian melihat bocah berumur 5 tahun itu berjalan tertatih tatih.

"M-mark" lirih Winwin.

Mark tersenyum kemudian menggerakkan tangan kecilnya—mengisyaratkan Winwin agar mendekati Mark.

"Tante Win jangan nangis, nanti tante gak cantik lagi"

Perlahan tangan kecil Mark mengusap air mata yang membuat pipi Winwin basah.

"Mommy dapet bilang, kalau Markeu nangis nanti Mommy juga nangis. Nah kalau tante nangis, nanti Om Yuta juga menangis"

Hati Winwin tersentuh mendengarkan perkataan Mark. Winwin kemudian tersenyum.

"Maafkan tante soal—"

"Iya tante" Mark tersenyum.

Mark kemudian menoleh kaget ke arah Yuta yang tengah mengusak surainya "Kau anak yang pintar, Mark"

"Jadi sekarang kalian akan meninggalkan kota ini?" Winwin menoleh ke arah Jaehyun.

"Iya, sekali lagi maafkan aku Jaehyun"

Jaehyun akhirnya mengangguk. Mengikhlaskan semuanya.

"Semoga kalian berbahagia" ucapnya dan tak lupa mengulurkan tangannya pada Winwin.

"Kau juga. Berbahagialah dengan Taeyong"

Hati Jaehyun sakit ketika mendengar nama Taeyong. Namja itu mengatakan hal yang sebenarnya, dia tidak berbohong sama sekali.

Jaehyun salah membuat seseorang yang ia cintai meninggalkannya. Apa masih pantas Jaehyun mencintainya setelah apa yang ia perbuat pada Taeyong?

Selepasnya Yuta dan Winwin pergi, Mark mendekati Jaehyun yang duduk termenung di sofa.

"Mommy benar Dad, dia tidak berbohong" Jaehyun menatap nanar Mark yang ekspresinya hanya biasa biasa saja.

Jaehyun kemudian mengangkat Mark agar duduk di pangkuannya.

"Daddy sudah salah telah menuduhnya" Jaehyun memeluk tubuh kecil Mark ke dekapannya.

Jaehyun menangis disana. Bodoh karena tidak percaya dengan kata kata Taeyong. Seharusnya, Jaehyun mencari tahunya dulu. Bukannya malah langsung menyimpulkan.

"Sstt Daddy gak boleh nangis" Jaehyun kemudian melonggarkan pelukannya pada Mark.

"Emm bisakah Daddy membawa Mommy kembali?"

Jaehyun tidak tau. Hatinya menyuruh agar membuat Taeyong kembali kemari. Tapi Jaehyun terlalu takut untuk melakukannya. Dia tidak ingin ditolak oleh Taeyong.

Mark mengambil ponselnya kemudian mencari nomor Ten untuk menghubunginya agar memberikan nomor Taeyong.

Mark tidak memiliki nomor Taeyong karena Mark lupa memintanya.

Lagian Markeu dan Mommy tinggal 1 rumah, begitu pikir Mark kala itu.

Dengan cepat Ten memberitahukan nomor Taeyong pada Mark.

"Ayo berani Dad"

Mark langsung saja memberikan ponsel yang ternyata sudah terhubung dengan panggilan.

"Hallo"

Hati Jaehyun menghangat ketika mendengar suara manis Taeyong. Suara yang sangat ia rindukan.

"Kok gaada orang? Kalau gitu aku tutup ya"

"Taeyong"

Tidak ada suara yang terdengar setelah Jaehyun mengucap namanya. Jaehyun kemudian melihat panggilan itu.

Masih tersambung guys

"Hallo"

"Ada apa? Untuk apa kau menghubungiku?"

"A-aku—"

"Sudahlah, jangan menghubungiku karena kau dan Winwin akan segera menikah bukan?"

"Tid—"

"Aku sudah melihat di Instagram Winwin, kalau dia akan segera menikah dan hidup bahagia"

"Tunggu, kau meng-stalk Instagram Winwin? Untuk apa?"

Terdengar suara gugup Taeyong yang membuat Jaehyun sedikit tersenyum.

"Y-ya! Jangan kepo dengan urusanku! Urusi saja istrimu nanti, dan jangan hubungi aku lagi!"

"Taeyong"

Pip

Sambungan diputus begitu saja oleh Taeyong. Jaehyun kemudian mengembalikan ponsel Mark.

"Bagaimana Dad?" Jaehyun menghela nafasnya kemudian menggeleng lemah.

Terlihat jelas ekspresi Mark yang tadinya senang menjadi datar.

"Oh Mommy gak mau balik?" Jaehyun mengangguk.

"Yaudah Daddy pergi bekerja saja, Markeu mau tidur" Mark pergi meninggalkan Jaehyun.

Jaehyun tidak mengira jika kepergian Taeyong membuat Mark berubah seperti ini. Jaehyun kemudian berdiri dan meninggalkan bocah berumur 5 tahun itu sendiri di rumah sebesar ini.

——oOo——

Jaehyun pulang secepatnya karena Dokter keluarganya menghubungi Jaehyun, mengatakan kalau Mark tiba tiba demam.

Dengan cepat Jaehyun memasuki kamar di bawah tangga itu. Terlihat bagaimana Mark mengigau nama Taaeyong.

"Bagaimana keadaan Mark, Dokter Kim?"

"Demamnya tidak kunjung turun. Dan stop jangan memanggilku dengan sebutan itu"

Dokter Kim atau yang lebih dikenal dengan Kai itu duduk disamping Mark. Kai menempelkan punggung tangannya di dahi Mark, tapi tetap saja demamnya tidak turun.

"Kau apakan anakmu?" mata Jaehyun langsung melotot.

"Aku tidak berbuat apapun pada Mark" ucap Jaehyun, tetapi Kai tetap saja memincingkan matanya ke arah Jaehyun.

"Ah yang bener?" Jaehyun menghela nafas nya.

"Oh iya, siapa yang menyuruhmu untuk kesini?"

Kai membenarkan posisi kacamatanya yang bertengger di hidungnya "Ten, dia yang menghubungiku katanya Mark demam"

"Kau buru buru kemari sampai tidak memakai seragam doktermu?"

Jaehyun tertawa ketika melihat Kai yang tidak memakai seragam kerjanya. Kira kira beginilah wujudnya.

Kai kemudian berdiri.

"Tertawalah Jung, aku tadi sangat khawatir dengan Mark. Ditambah lagi teriakan bocah yang bersama Ten membuat kupingku berdengung" Kai mengusap telinganya yang masih terasa sakit karena teriakan Haechan.

"Lalu Mark bagaimana?" Jaehyun berpaling melihat Mark.

"Mommy... Mommy..." Gumamnya.

"Siapa yang Mark maksud? Apa kau sudah menikah?" Kepala Kai sukses di pukul dengan tas kerja Jaehyun.

"Menikah matamu" Kai sedikit meringis—mengusap kepalanya.

"Boro boro nikah, calon aja udah minggat" Kai tertawa terbahak bahak mendengar Jaehyun yang ditinggal oleh calonnya.

"Ohh itu yang dimaksud Mark?" Jaehyun pun mengangguk.

"Buru bawa pulang, suruh Taeyong yang rawat Mark. Aku pamit" Kai langsung melengos pergi dari kediaman Jaehyun.

Jaehyun cengo melihat kepergian Kai.

"Dia yang Dokter kenapa nyuruh Taeyong yang rawat Mark? Ada ada saja" Jaehyun menggelengkan kepalanya sambil tertawa pelan.

Eh bentar...

"Bagaimana dia bisa tau Taeyong?" gumam Jaehyun.

——oOo——

Jaehyun sekarang tengah berdiri di pintu apartemen Taeyong. Dia mendapatkan informasi ini dari Ten—seseorang yang mengajak Taeyong untuk bekerja padanya.

Bel pintu Taeyong sudah berbunyi 2 kali, tapi tetap pintu itu tidak dibuka oleh pemiliknya.

Mungkin sekali lagi.

Jaehyun hendak memencet bel itu, tapi bersamaan pintu didepannya dibuka oleh seseorang yang Jaehyun tunggu tunggu.

"H-hai"

Mata Taeyong membola dan langsung menutup pintu itu.

"Akhh" ringis Jaehyun ketika ingin menghentikan tutupan pintu Taeyong menggunakan tangannya.

"Eh tangannya kejepit" ucap Taeyong.

Taeyong kemudian membuka pintu itu, hingga Jaehyun menarik tangannya yang kejepit, dan sesekali meniupnya.

"Sakit tau" ucap Jaehyun yang sok sok menye.

Taeyong ngelirik bentar kemudian memutar bola matanya malas.

"Ngapain kesini?"

Jaehyun sampai lupa tujuannya kemari.

Pria bermarga Jung itu mengambil tangan kanan Taeyong dan menggenggamnya erat.

"Kembalilah ke rumah" sontak Taeyong mengambil tangannya dari Jaehyun.

Perlahan kaki Taeyong berjalan beberapa langkah ke depan dengan tangan yang berlipat di dadanya.

"Untuk apa kau meminta ku kembali? Kan sudah ada Winwin disana" Jaehyun membalikkan badannya menghadap Taeyong yang memunggunginya.

"Aku dan Winwin sudah berakhir" kini Taeyong membalikkan badannya.

Terlihat jelas raut wajah kaget di wajah manisnya.

"Kenapa?"

Jaehyun mulai menjelaskan semua yang Winwin katakan padanya tadi pagi. Setiap kalimat Jaehyun, Taeyong cerna di otaknya.

"Ohh, katakan selamatku pada mereka ya" Taeyong melangkah masuk ke dalam rumahnya, tapi dengan cepat Jaehyun menahan tangannya.

"Apa lagi?"

"Maafkan aku Yongie-ah" Taeyong menghembuskan nafasnya pelan lalu melepaskan tangan Jaehyun.

"Tenang, aku udah maafin kok. Lagian itu cuma salah faham kan?" Taeyong tersenyum. Persis seperti Mark.

"Ku mohon kembalilah" Jaehyun membungkukkan badannya di depan Taeyong yang membuat si empu kaget.

"Hey jangan memohon seperti ini" Taeyong memegang bahu Jaehyun agar tegak seperti biasanya.

"Please" Mata Jaehyun mulai berarir.

"Hahh maaf aku tidak bisa. Mulai sekarang kita tidak memiliki hubungan apapun Jae. Jadi tolong pergi ke asalmu ya?"

Taeyong sedikit membuat lelucon di akhir kalimatnya yang membuat pria bermarga Jung itu terkekeh.

"Pergilah" usirnya.

"Tapi Mark—" belum sempat Jaehyun mengatakan kalimatnya, Taeyong terlebih dulu menutup pintunya.

Jaehyun merutuki dirinya. Tidak berhasil membawa Taeyong kembali. Rasa penyesalan pun Jaehyun telan bulat bulat.

Apa yang akan ia katakan pada anaknya nanti?

——oOo——

Jaehyun menggenggam tangan Mark yang ikut hangat karena demamnya. Jaehyun tidak tau harus bagaimana sekarang.

Jaehyun perlahan mengusap air mata bodohnya yang keluar dalam keadaan keadaan seperti ini.

Tanpa Jaehyun sadari seseorang tengah terdiam di ambang pintu kamar itu.

"Mark..." lirihnya.

Sontak Jaehyun kaget mendapatkan Taeyong disini. Dengan gembira Jaehyun berjalan ke arah Taeyong.

"Kau kembali"

"Saya kembali bukan demi anda, tapi demi Mark" Taeyong kemudian masuk ke dalam kamar itu tanpa menghiraukan Jaehyun yang berada di depannya.

"Bisakah aku berharap kau kembali untukku?" Tanya Jaehyun.

"Lebih baik kau keluar, saya akan mengobati Mark"

Sakit. Hati piyik Jaehyun sakit mendengar kalimat usiran dari Taeyong.

——oOo——

1 jam berlalu, ternyata Jaehyun tertidur di sofa. Matanya kemudian mengerjap, menyesuaikan cahaya di rumah ini.

"Apa Mark sudah membaik?" tanya Jaehyun.

"Demamnya sudah turun" Taeyong sedikit meregangkan lengannya yang sakit.

"Kalau aku sudah tidak diperlukan aku pulang" Taeyong hendak beranjak dari duduknya.

"Mommy..." gumam Mark yang membuat Taeyong kembali duduk.

Perlahan Mark membuka matanya.

"Iya sayang?" tanya Taeyong

Kepala Mark perlahan menoleh ke arah Taeyong yang disampingnya "Jangan pergi"

Taeyong melirik Jaehyun yang ternyata memandangnya. Buru buru Taeyong memutuskan kontak mata dari Jaehyun.

"Mommy gak bisa, lagi pula paman supir telah—"

"Dia sudah ku suruh pulang" ucap Jaehyun santai.

"Yak! Kenapa kau menyuruh paman pulang?!"

Taeyong tidak habis fikir dengan jalan pikiran bapak anak satu ini.

Sekarang bagaimana caraku untuk pulang batin Taeyong.

"Menginaplah disini" ucapan Jaehyun langsung membuat Taeyong membola.

Tapi tidak hanya Taeyong saja, Mark juga ikutan kaget. Tumbenan banget bapaknya ini sejalan sama pikirannya.

"Iya Mom, tidurlah dengan Markeu disini" Mata Mark berbinar membuat Taeyong tidak tega. Lagi pula dia hanya menginap sehari disini.

"Baiklah"

"Horeee" Seru Jaehyun sembari mengangkat kedua tangannya di udara.

"Eh?"

HHai haii
Seminggu udah berlalu, cepet banget ya? Hiks

Kalian kabarnya gimana? Aku mau jawaban baik baik saja tentunya xixixi. Jaga kesehatan ya~

Oh iya!
Maapin chapnya ini kepanjangan banget :')

Emm jangan lupa vomment yaa biar kita ketemu lagi di next chap :D

See you-!-

Anw....

Happy Birthday Winwin! ❤
Demi apa Winwin cantik banget disini ><

Continue Reading

You'll Also Like

6K 668 17
chuuya dan dazai mendadak menyusut menjadi bocah umur lima tahun keseruan apa yang akan terjadi selama tubuh mereka menjadi mungil.?
506K 70.7K 31
[ Follow sebelum membaca ] { TAMAT } "Pokoknya aku ngak mau di jodohin sama om om hiks:( - Xiaojun Warn!! ‱ bxb ‱ you don't like it, get out then ‱ p...
2.6M 287K 35
Ketika Jung Jaehyun, si CEO muda tampan dipertemukan oleh seorang single parent manis bernama Lee Taeyong NOTE: [BxB] [JaehyunxTaeyong] [Yaoi] DONT R...
3M 383K 58
Jeno si pendiam di sekolah yang di jodohkan dengan berandal sekolah. jadi gimana rasanya punya istri berandal? Dan Jaemin,gimana rasanya punya suami...