meet him among them

By SoraMasamune

18.9K 1.2K 219

Siwon adalah seorang aktor Korea terkenal dan juga pewaris kerajaan bisnis orang tuanya. Heechul adalah seora... More

cross the land
an A
Mother in Law
Get Used
Dinner
let him go
Apart - part 1
Apart - part 2
Start
Good Bye Skinny Love

meet him among them

3K 140 29
By SoraMasamune

Disclaimer : This work of fiction is only loosely based on real person and events as I imagine they could be/could occur. I am not affiliated with Super Junior or SM Entertainment. I do not personally know them. I will make no financial gain from publishing this work of fiction.

I am Sichul.

Part 1 : We don't want to

"Dimana pikiran kamu Siwon? Oh my God," Jiwon mengerang menahan amarahnya ketika menemui Siwon yg duduk di depannya dengan tangan terborgol dan dengan penjaga yang dia yakin sedang berdiri di depan pintu menjaga mereka. "Apa kamu sudah kurang waras??Oh my God...iiisshh,"

"Look, Jiwon, ini semua salah paham, kami melakukannya karena suka sama suka, bagaimana bisa mereka menuduhku sebagai pemerkosa. Temukan gadis itu dan bicaralah dengannya,"kata Siwon dengan suara lirih.

"Gadis???? Kamu bilang gadis??? Dia adalah...laki - laki,"kata Jiwon tertahan.

Siwon memandang ke arah Jiwon dengan mata terbelalak"Apa??Tidak...kau bercanda. Aku tahu pasti dia perempuan dan bukan lelaki,"

"Mengapa?? Apa rasanya sangat nikmat?"Jiwon menghela napas dalam melihat wajah tidak percaya kakak lelaki satu satunya itu. "Aku belum bertemu dengannya, tapi petugas kepolisian mengatakan kakakku memperkosa seorang...anak laki laki..atau mungkin lelaki berusia 22tahun..,"Jiwon bergumam.

"Imposible,"desah Siwon.

"Even me think that way too,"desah Jiwon. Dia memandang wajahnya kakaknya yang tidak semarah tadi. Wajah Siwon masih terlihat shock. Tentu saja dia shock, bagaimana bisa dia memperkosa seorang pria, padahal dia bisa saja meniduri sepuluh gadis sekaligus jika dia mau dan mereka akan dengan suka rela ditiduri olehnya. Siapa yang tidak kenal dengan Siwon Choi,  chaebol Korea yang juga seorang aktor terkenal di Asia. Dimana akan ditaruh mukanya dan juga nama besar keluarganya.

"Bagaimana ayah?"

"Shock,"jawab Jiwon singkat. "Kami sudah memblock media untuk tidak menyebarkan berita ini, jangan khwatir. Hanya bersiaplah untuk bertemu ayah. Dia benar benar terlihat kecewa,"kata Jiwon lirih. Siwon menundukkan kepalanya. Pundaknya bergetar menahan isakan yang memaksa ingin keluar. Siwon mengangkat kepalanya. Matanya sudah terlihat basah.

"Do something. Use my money. Take me out from here,"

"Okkay...don't worry. I'll try my best to do that,"kata Jiwon bersamaan dengan pintu ruangan terbuka.

"Time out,"kata seorang penjaga dengan pakaian seragam coklat. Jiwon bangkit dari kursinya diikuti Siwon yang juga berdiri.

"Take care, tomorrow i'll come again and i hope i bring good news for you. See you brother,"kata Jiwon lalu melangkahkan kakinya keluar ruangan.

+++

"Look, Jiwon, meskipun kamu mencoba untuk mempengaruhi keluarga korban untuk mencabut gugatannya, persidangan ini akan tetap bergulir, karena peraturan hukum yang baru sedikit lebih ketat terhadap kasus perkosaan. Jalan satu  satunya hanyalah menikah dengan korban. Dan aku yakin pengacaramu pasti juga mengetahui akan hal ini,"kata Maria, salah seorang pegawai pengadilan yang merupakan teman asrama Jiwon ketika dia bersekolah di Australia.

"Ya, pengacara kami sudah menjelaskan peraturan hukum di Italia berkaitan dengan kasus perkosaan, tapi Maria, kamu tahu kasus kakakku berbeda. Dia dituduhkan memperkosa...ummm...kau tahu, seorang...pria...dan kau tahu tidak mungkin menikahi seorang pria kan?"

"Italy telah menandatangani dan mengakui pernikahan sesama jenis,"jawab Maria. Jiwon memandangnya dengan pandangan seolah tak percaya. "Look, Jiwon. Aku sudah mempelajari kasus kakakmu. Ini memang kasus luar biasa. Aku tidak membicarakan tentang dia yang dituduh memperkosa seorang pria, tapi telebih pada, kalian hanya turis disini, itu yang akan memberatkan kalian. Apalagi yang korban kakakmu adalah seorang warga keturunan Asia juga. Saranku hanyalah coba bicara dengan keluargamu dan juga keluarga mereka karena hanya itu satu  satunya jalan untuk meloloskan kakakmu,"kata Maria sambil mengelus pundak Jiwon yang hanya menunduk pasrah menatap lantai.

"Kau tahu itu tidak mungkin Maria. Ayahku tidak akan menyetujuinya. Kau tahu ayahku adalah...,"

'Yeah aku tahu. Aku juga tahu bagaimana kakakmu jika mengetahui ini. Aku masih ingat pernyataannya di Global Yale Institue dulu. Tapi aku rasa Tuhan akan lebih membencinya jika masa depan lelaki itu hancur. Bagaimana menurutmu?"kata Maria. Jiwon menyandarkan kepalanya di dinding menengadah menatap langit langit gedung pengadilan negeri milan. Wajahnya cantiknya terlihat lelah oleh masalah yang dihadapinya sekarang. Tiba tiba dia menegakkan badannya.

"Kenalkan aku pada hakimnya,"kata Jiwon tiba  tiba. Maria memandangnya dalam tanpa berkata apa  apa selama beberapa detik lalu menghela napas. Dia menggelengkan kepala lalu bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan Jiwon. Jiwon bangkit dari duduknya mengejar Maria yang semakin menjauh darinya. "Maria, kenalkan aku pada hakimnya...aku akan...,"

"Jiwon...lupakan idemu itu. kau tidak akan bisa menggunakan uangmu untuk masalah ini. Hakim adalah orang baru dan dia adalah pencetus ide dasar dari peraturan hukum tentang pemerkosa ini. Aku sarankan kau cari jalan lain,"

"Kita tidak tahu jika kita tidak mencoba,"kata Jiwon.

"Percayalah, itu tidak akan berhasil. Karena hakim yang mengangani kasus kakakmu adalah anak dari korban perkosaan. Dan jika kau melakukan hal bodoh itu, bukan tidak mungkin kakakmu justru yang akan masuk lebih lama lagi ke dalam penjara dengan tuduhan pasal  berlapis,"kata Maria sambil menepis tangan Jiwon yang mencekal lengannya untuk menahan langkahnya tadi. "Bayangkan jika kau menjadi salah satu korban dari perkosaan itu sendiri Jiwon. Apa kau kira Tuhanmu akan menyukai sikapmu itu?"

Jiwon terdiam, dia memandangi punggung Maria yang semakin menjauhinya tanpa berniat mengejarnya. Kata  kata terakhir Maria menancap di telinganya, seperti kaset yang diputar berulang ulang. Langit kota Milan semakin mendung, menambah dingin hawa yang sudah terasa dingin menusuk tubuh Jiwon. Dia meninggalkan la constituzionale dengan langkah gontai.

+++

Heechul meringkuk dibawah selimut hangat di dalam kamarnya tanpa mau menemui siapapun. Semua seolah seperti mimpi baginya. Libur musim panas kali ini menjadi neraka baginya. Ia berharap ini semua adalah mimpi tidur yang akan berakhir ketika dia membuka mata. Tapi semuanya adalah nyata, ia bisa mengingat dengan jelas bagaimana pria itu mencumbunya dengan beringas, mengoyak bajunya dan menyentuh setiap inci kulit yang melekat di tubuhnya. Heechul memejamkan matanya. Sebutir air mata bening lolos dari matanya. Rasa nyeri di pangkal pahanya, merambat naik ke tulang punggungnya yang dia rasakan setiap kali dia bergerak membuatnya selalu mengingat kejadian yang mengerikan itu baginya.

Pria itu mendekatinya. Menyentuh wajahnya dengan tangannya yang hangat. Matanya begitu sayu dan ketika memandangnya, dan membuat Heechul seolah terhipnotis. Heechul tahu, bahwa yang menyentuhnya adalah seorang pria, sama seperti dirnya, namun pria itu seolah memiliki magic yang membuatnya tersihir tidak bergerak ketika bibir pria itu menyentuh bibirnya. Terasa manis champagne menguar ketika lidah pria itu memaksa masuk ke tenggorakannya. Heechul membelalakkan matanya, berusaha mendorong pria itu, tapi pria itu terlalu kuat. Dia terdorong hingga punggungnya membentur dinding. Pria itu dengan beringas, menghisap menggigit bibirnya lehernya dan tangan kekarnya berusaha melucuti pakaiannya. Heechul dengan sekuat tenaganya meronta menghiba kepada pria itu untuk berhenti, tapi suaranya hilang dan pengaruh alcohol yang dia minum sebelumnya membuat tangannya seolah lemas tidak bertulang.

"No, please,"kata Heechul berkali  kali. "Help,"teriakannya hanya bagai bisikan yang mungkin hanya terdengar oleh hantu. Heecul semakin merasa putus asa, ketika meraskan celananya mulai terlepas dari tubuhnya. Gigitan di lehernya, sentuhan tangan hangat dan remasan di dadanya membuat tubuhnya terasa panas. Dia bisa merasakan tubuh bawahnya yang mengalami ereksi dan membuatnya juga terbingung oleh perasaannya. Heechul semakin panic ketika merasakan sebuah benda hangat sehangat badannya meyeruak di pangkal  pahanya. Hechuul hanya bisa mencengkeram erat punggung pria itu, ketika dia merasa pria itu berusaha memasukkan anggota badannya ke dirinya, sementara lidah panasnya menusuk hingga tenggorokannya membuatnya kesulitan bernafas apalagi berteriak. Rasa sakit luar biasa dia rasakan ketika tubuh pria itu memasukinya. Tubuhnya terasa robek sabgai kertas menjadi dua, namun bagian tubuh lainnya justru mengalami ereksi yang luar biasa yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. Dia merasakan tubuh pria itu semakin masuk ke dalam tubuhnya menyentuh sesuatu di dalam perutnya yang membuat perutnya seperti terisi kupu  kupu setiap kali tubuh pria itu menyentuhnya.

"Umma,"bisiknya lirih. Lagi sebutir air mata lolos dari matanya setiap kali mengingat kejadian malam itu. andai dia bisa memilih dia ingin kembali ke malam itu dan menolak ajakan Alex dan teman  temannya untuk menghabiskan malam di penthouse club, karena ternyata tempat semewah itupun tak luput dari nafsu bejat pria yang mengubah hidupnya untuk selamanya.

Sebuah tangan membuyarkan lamunan Heehul meremas lembut bahunya. Heejin, kakak perempuan satu  satunya dan juga saudara satu  satunya yang dia miliki setelah kedua orang tuanya meninggal. "Apa kamu merasa baikan?"tanya Heejin yang kemudian duduk di pinggir kasurnya. Heechul bangkit dari posisi tidurnya dan duduk bersandar bantal di punggungnya. Dia mencoba tersenyum dengan wajahnya yang masih sedikit pucat dan sembab karena sesekali masih meneteskan air mata. Dia mengganggukkan kepalanya lemah. "Gadis itu datang lagi dan memohon kepadaku untuk bisa menemuimu,"kata Heejin lirih. Heechul mendongakkan kepalanya. Mata bulat indahnya memandang Heejin ketakutan. "Aku tahu, aku akan mengatakan padanya bahwa kau masih belum ingin menemuinya. Kali ini dia datang bersama ibunya. Mereka memohon kepadaku untuk member ijin menemuimu, bahkan ibunya sampai berlutut kepadaku,"kata Heejin lirih. Heechul memalingkan kepalanya memandang ke luar jendela kamarnya tanpa menjawab apa  apa perkataan Heejin. "Tidak apa jika kamu tidak ingin menemuinya, aku akan mengatakannya. Aku tahu kau masih merasa tersakiti, tapi mereka juga punya hak untuk meminta maaf padamu kan?"Heejin menarik napas dalam. Tangannya terulur menyentuh lembut pundak Heechul. "Tapi kau tetap harus menemui mereka karena aku rasa mereka tidak akan berhenti sampai kau menemui mereka bukan?"lalu dia bangkit dan meninggalkan Heechul dalam kesendiriaannya.

+++

"Menikahi pria itu??? Apa kalian sudah gila?" kata Siwon setengah berteriak dan menggebrak meja.

"Siwon!!!! Itu satu - satunya jalan agar kau tidak dipenjara. Kecuali kau ingin tidur dipenjara selama 5tahun,"balas Jiwon tertahan.

"Apa kau tidak ada cara lain? Kau sudah gila menyuruh kakakmu menikahi pria. Astaga Jiwon, aku tidak percaya ini. kau benar  benar gila,"

"Aku tidak akan segila ini jika kau tidak buat masalah seperti ini. Kau membuatku ingin melepaskan sejenak kepalaku dari tubuhku dan membawanya ke tengah perempatan agar bisa dilindas truk saja,"

"Jaga ucapanmu!!"

"Aku justru berharap itu bisa terjadi, karena aku sudah tidak bisa menemukan cara lain,"kata Jiwon semakin frustasi. "Aku sudah menyewa pengacara terbaik, tapi semua bukti mengarahkan kepadamu, jalan satu  satunya yang bisa meringankan hanya menikahi pria itu,"

"Italia pasti gila telah membuat hukum semacam ini,"

"Aku rasa mereka sungguh bijak untuk mehindari perbuatan gila seperti yang telah kau lakukan,"

Siwon kembali duduk di kursinya. Menyembunyikan kepalanya di kedua tangannya yang bertumpu di meja. "Apa yang bisa dilakukan dengan menikahi seorang pria? Ini gila."

"Kau bisa melakukan semua hal yang bisa kau lakukan jika kau mempunyai seorang istri perempuan, hanya saja kau tidak akan punya anak,"kata Jiwon lirih.

"Tuhan menciptakan manusia berpasang  pasangan, itulah mengapa ada wanita dan pria,"

"Apakah Tuhan masih akan bisa tertawa bahagia jika pasangan itu justru hanya menyakiti satu sama lainnya?"kata Jiwon dengan nada sinis.

Siwon mendongakkan kepalanya menatap adik satu  satunya tak percaya. "Maria benar  benar telah mencuci otakmu,"

"KAu yang membuatku berpikir seperti itu SIwon. aku sudah terlampau lelah memikirkan jalan keluar untukmu,"kata JIwon. Dia merebahkan kepalanya di meja di depan mereka.

"Kau tahu aku adalah seorang yang straight kan?"

"Entahlah,"kata Jiwon. "Menikahlah dengannya, dan kau bisa berpisah dengannya setelah dua tahun atau ketika kau sudah bosan dengannya atau kau menemukan orang yang benar  benar kau cintai,"

"Aku sudah mempunyai orang yang mengisi hatiku, kau tahu itu,"

"Entahlah, kita bicarakan tentang ini dua tahun lagi setelah kau menikahi pria itu, dan kita lihat siapa yang kau cintai di hatimu,"

"Maksudmu aku akan jatuh cinta dengan pria itu? Kau bercanda, kau tahu pasti siapa kakakmu ini,"kata Siwon bersamaan dengan pintu ruang pertemuan mereka terbuka dan seorang sipir masuk untuk mengatakan bahwa waktu besuk telah habis.

"Aku sudah lupa seperti apa kakakku itu,"kata Jiwon seraya bangkit. "Aku akan kesini lagi besok bersama pengacara,"katanya lagi kemudian sebelum meninggalkan SIwon untuk kembali ke selnya.

+++

"Hi,"sapa Mrs. Choi singkat. Ah, bahkan dia pun mengira orang yang sedang duduk didepannya itu seorang gadis remaja yang baru saja lulus kelas 12 nya. Rambutnya panjang sebahu dengan gaya bob. Kulitnya terlihat halus seperti milik Jiwon dan pipinya bersemu sedikit merah. Bibirnya penuh dan berwarna pink pucat, benar - benar seperti boneka jepang. Matanya yang lebar terlihat sembab dan tertutup poninya. "Heechulshi...perkenalkan aku ibu Siwon, pria yang...uuummmm....,maaf,"kata Mrs. Choi lirih.

Heechul masih terdiam tidak memandang Mrs. Choi sama sekali. Tapi dia sempat memandang wajahnya ketika dia memasuki ruang keluarga dimana Mrs. Choi menunggunya. Wajahnya begitu mirip dengan Siwon, pria yang membuat kacau libur kuliahnya. Dia berambut pendek sebahu  dan memiliki wajah yang sedikit lebih lonjong dan dahi lebar. Masih terlihat cantik walau tidak memakai make up dan sedikit mempunyai kerutan di wajahnya. Wajahnya terlihat lelah. Mungkin masalah yang menimpa anaknya membuat dirinya harus kesana kesini untuk mengurusinya. Heechul sedikit merasakan iba dihatinya melihat Mrs. Choi, dan mengingatkannya pada ibunya sendiri.

"Heechulshi, aku meminta maaf atas perbuatan anakku kepadamu, aku meminta maaf karena sebagai orang tua aku tidak bisa menjaga anakku dengan baik. Aku sangat senang ketika Heejinshi mengatakan bahwa kau mau menemuiku. Aku tahu perbuatan anakku sangat menyakitimu, aku atas nama anakku memohon maaf yang sebesarnya karena kejadian itu,"kata Mrs. Choi dengan membungkukkan badannya dalam.

Heechul masih terdiam. Sesekali dia melirik Mrs. Choi dari sela - sela rambutnya, dan setiap kali Heechul melayangkan pandangannya ke wajah Mrs. Choi, itu selalu mengingatkannya pada Siwon.

"Aku mohon maaf karena suamiku tidak bisa datang untuk menyampaikan permintaan ini," kata Mrs. Choi  yang kemudian dengan tiba - tiba bersimpuh di depan Heechul membuatnya terbelalak kaget. "Heechulshi, aku tahu anakku sangat bersalah padamu. Apapun alasannya sangatlah tidak dibenarkan apa yang telah diperbuatnya kepadamu. Kami, aku dan ayahnya sangat terkejut ketika mendengar hal ini. dan sangat tidak percaya Siwon kami melakukan hal ini terhadapmu, sampai Jiwon sendiri yang mengatakan kepada kami. Mereka seharusnya hanya berliburan di sela masa istirahat kerja Siwon,"kata Mrs Choi  "Heechul shi, kau tahu bahwa Siwon tidak akan bisa mengelak dari pidana jika tidak menikahi ....korban...nya..dan aku tidak ingin anakkku dipenjara, aku mohon Heechulshi,"

Mata indah Heechul masih membelalak tidak percaya, meskipun dia sudah mendengar tentang hal ini sebelumnya dari Heejin. Menikah??? Dengan seorang pria??? Dan dia adalah pria. Mereka sudah gila??

"Begini, Heechulshi...,"Mrs. Choi berusaha menyentuh kaki Heechul namun segera menarik tangannya ketika melihat Heechul berjingkat. "Ini..ini hanya formalitas. Hukum mengharuskan kaliam menikah. Dan dalam masa pengawasan hingga 2 tahun. Setelah itu kalian bisa berpisah dan hidup normal kembali...,"kata Mrs Choi.

Heechul masih terdiam memandang Mrs. Choi tajam. "Aku kira kalian pemeluk agama yang taat. Apa pernikahan juga menjadi mainan buat kalian?"

Mrs. Choi  mengangkat kepalanya memandang wajah Hechul yang tengah memandangnya. "A..b..bukan begitu...,"

"Membuat aku menikah dengan anakmu lalu setelah semuanya selesai kalian akan membuang aku? Kalian orang kaya...," Heechul bangkit dari duduknya dan meninggalkan Mrs. Choi yang tidak bisa berkata apa - apa. Mrs Choi masih terdiam bersimpih didepan sofa dimana Heechul duduk bebrapa menit yang lalu ketika Heejin mendekatinya.

"Apa anda puas?? Kalian menyakitinya 2 kali. Aku pikir anda berbeda. Ternyata sama saja. Pergilah, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi,"kata Heejin dingin.

+++

Siwon berusaha untuk mengistirahatkan badannya dengan nyaman di atas kasur busa tipis di atas dipan besi yang disangga oleh rantai. Matanya sudah terpejam sedari lonceng malam dibunyikan, tapi kantuk tidak juga menghampirinya. Kata  kata Jiwon terngiang di kepalanya seolah Jiwon adalah tembok di depannya yang terus membicarakan rencana pernikahannya dengan Kim Heechul. Bagaimana mungkin dia akan menikahi seorang pria, sementara dia sendiri adalah actor yang sangat digilai oleh kaum hawa, dan mungkin juga kaum homoseksual. Belum lagi dia terkenal dengan ajaran agamanya yang taat, belum lagi bagaimana nantinya pandangan kolega ayahnya jika mengetahui akan hal ini.

Siwon merebahkan badannya menelentang, meletakkan tangannya di atas dahinya.

Heechul, dia penasaran seperti apa rupanya. Sejak dia ditangkap di motel dia sama sekali tidak bertemu dengan Heechul. Di persidangan pertama dan kedua yang datang hanya Heejin, kakak dari Heechul. Heejin, berwajah bulat dengan mata sipit dan rambut lurus panajang tipis. Tubuhnya tidak terlalu tinggi dan gemuk. Heejin terlihat sangat membenci SIwon dari tatapan matanya. Suaminya yang seorang senator membuat siwon sedikit terselamatkan sehingga berita ini tidak tercium media, disamping pasti ayahnya juga berusaha untuk meredam kabar ini dari media.

Siwon berusaha dengan keras mengingat wajah Heechul dari pertemuan dengan Heejin. Dia hanya ingat bahwa orange yang dia tiduri waktu itu mempunya mata yang indah, rambut yang halus hitam dan wangi, bibir merah selayaknya bayi yang memabukkan. Siwon bergetar ketika mengingat betapa lembut bibir Heechul ketika dia menyentuhkan bibirnya di bibir Heechul. Lidahnya terasa hangat dan bergerak liar ketika Siwon berusaha memasukkkan paksa lidahnya. Tubuhnya halus, sehalus sutra dan seputih mutiara yang tanpa cacat. Siwon merasakan sengatan listrik yang begitu dahsyat setiap kali kulitnya menyentuh setiap inchi kulit Heechul.

Heechul. Menyebut namanya di dalam hati membuat batin Siwon merasa tenang. Dan tanpa dia sadari dia menggumamkan nama itu sebelum dia benar benar terlelap.

tbc

*my new ff..read and comment please..let me know what u're thinking about ^^

Continue Reading

You'll Also Like

76.2K 7.6K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
236K 35.4K 64
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
319K 26.3K 37
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
449K 4.7K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...