PAPER UMBRELLA

By winjo_h

111K 29.2K 3.7K

Kepada Karina... Bagaimana aku bertahan dari rindu yang deras jika payung ku hanya payung yang terbuat dari k... More

Cast & Prolog
Pacar ku Junot
Dancing in the rain.
Love Tape
Hancur
Pengecut
Berjuang
Meet
Terlambat
Bohong
Keajaiban
Pacarnya
Risih
Topeng
Cukup
Love Me
Bahagia?
Hidup terus berlanjut
I don't love you anymore
Ending

I still love you

3.5K 619 39
By winjo_h

Vernon meneguk salivanya sendiri mendapati Junot dan Karin menghadangnya di depan ruang ujian. Baru selesai ujian akhir semester, sepertinya Vernon mendapatkan ujian baru.

"Sumpah demi Tuhan bukan gue yang nyebarin!"

"TERUS SIAPA?"

Video berpanggutan Karin dan Junot tidab-tiba tersebar lagi seantero kampus, tidak ada yang tahu dari mana asalnya.

Namun berbeda saat masih SMA, Karin kini santai saja dan mengaku kalau video itu benar dirinya.

Junotpun membuat heboh teman-temannya dengan juga mengakui kalau pemuda di'bawah' Karin itu dirinya.

"Anjir, gue pikir elo beneran homo?" Ewako salah satu temannya menganga tidak percaya, setahunya setelah Eric, Junot adalah orang yang lurus-lurus saja tenyata lelaki tetaplah lelaki.

"Tapi Karin waktu rambutnya panjang cakep euy, pas masuk mesin kagak kelihatan feminimnya." Shafik yang sudah mengulang-ulang video itu dihentikan Junot yang langsung mematikan hpnya.

"Jadi Junot sama Karin pernah pacaran? Karin? Karina kita?" Bangkit semacam tak percaya dengan fakta yang baru diketahuinya.

Junot dan Karin benar-benar menutupinya sempurna, sehingga tidak ada yang tahu hubungan masa lalu mereka.

"Kok lo diem aja sih Na? Jangan bilang elo udah tahu?" Yoshi keheranan melihat Nareshta yang justru sibuk menikmati Junot ditatar rekan-rekannya sembari menghisap rokok surya miliknya.

"Ya tahulah, gue mah saksi cinta masa lalu Junot yang gak jadi kuliah kedokteran dan malah ke Teknik mesin demi seorang Karina—" Belum sampai kalimat itu kepala Nareshta sudah dikeplak Junot duluan.

"Drama banget penjelasan lo!"

"Tapi emang gitu, ya gimana? Eh ketemu beneran di Teknik mesin tapi Karin udah ada yang lain. Uhuhu cedih." Ledekan Nareshta membuat Junot ingin mencekik Nareshta dengan tangannya sendiri.

"Lo tahu vespa Junot si Bonte yang dipake pas semester 1 dan setahun kemudian rusak sama sekali? Itu vespa bapaknya Karin bruh, dipretelin sendiri sama dia dulu sebagai bukti— Huhmhmhxxjkxk" mulut Nareshta dibungkam Junot.

"Jadi sekarang gimana? Gak lama lagi tuh video udah sampai ke pihak kampus. Disidang lo sama kejur, mampus." Ewako menakut-nakutinya namun seperti dejavu Junot merasa telah melewati hal ini sebelumnya, hingga hanya mengulas senyum dan siap menghadapinya.

Kali ini, Junot tidak akan lari seperti saat dia masih SMA dulu.

"Kalian tahu kenapa saya panggil ke sini?"

Junot dan Karina mengangguk bersamaan.

"Jadi video itu benar kalian?"

"Benar—"

"Benar pak perempuan di video itu saya," Kalimat Junot dipotong Karin.

"Tapi laki-laki yang di video itu bukan Junot, dia Chandra tunangan saya." 

Mata Junot membulat mendengar pengakuan Karin, sungguh Junot tidak butuh pembelaan kali ini, dia juga tidak ingin membantah dan lari tapi Karin justru mengusirnya dari masalah ini.

Keduanya keluar kantor dengan langkah gontai, dulu Junot akan berlari meninggalkan Karin namun kini pemuda itu menungguinya, menyamakan tempo langkah Karin yang melambat.

"Kenapa elo gak mau ngaku kalau cowok di video itu gue?" Pertanyaan Junot membuat Karin menghentikan langkahnya.

Ia menatap antero kampus dari lantai tiga fakultas Teknik, gadis itu tersenyum kala angin bertegur sapa dengan rambutnya yang mulai panjang lagi.

"Buat apa? Biar gue gak dipaksa cuti sendiri semester depan? Udahal Not, udah biasa gue."

Tidak seperti Karin yang dulu, yang meledak-ledak, Karin kini menghadapinya penuh ketenangan bahkan bisa tersenyum meski banyak bisikan-bisikan tidak mengenakkan di belakangnya.

"Tapi elo jadi cuti satu semester,"

"Gak apa-apa, gue emang pengen cuti." Karina menarik nafas panjang.

"Orang tua cowok gue dateng ngelamar minggu lalu, gue masih mempertimbangkan sih tapi kayaknya gue harus nerima lamaran ini, mumpung semester depan cuti."

Pengakuan Karin membungkam Junot, sudah lama dadanya tidak merasa sakit kala membahas Karin dan Chandra namun mendengar itu, nyerinya kembali lagi.

"Kalau elo nerima lamaran Chan buat lari doang dari masalah ini jangan Rin, kalau elo gak siap buat jadi istri ya gak usah dulu." Junot sok bijak menasehatinya, padahal ia masih mengharap keajaiban yang pernah disebutkan Karin hingga detik ini.

"Bang Chan tuh beneran setulus itu sama gue Not asal lo tahu, dia udah kerja, berpenghasilan dan elo tahu hal yang pertama yang ia pengen setelah berpenghasilan? Menjadikan gue tanggung jawabnya. Gue cukup tersentuh, gue sayang sama bang Chan Not gak ada alasan buat gue nolak lamarannya."

Junot mengangguk paham, tangannya takut-takut membelai puncak kepala Karin, pemuda itu mengulas senyum.

"Ya udah kalau elo bahagia. Lakuin apa yang membuat elo bahagia, jangan lakuin kalau itu gak bikin elo bahagia. Gue sekarang megang prinsip itu, gue mau berbagi prinsip itu sama elo sebagai teman lama... dan cinta lama."

Karin mendongkak menatap Junot yang lebih tinggi darinya, mereka bertukar pandang lama. Tatapan Karin seolah ingin memberitahu kalau ia sudah tidak pura-pura bahagia dengan Chan, tapi benar-benar bahagia.

"Makasih Not."

"Buat?"

"Gue rasa hubungan kita ngasih banyak pelajaran."

Junot mengangguk.

"Gue juga ngerasa gitu, kalau gitu makasih juga Rin."

Setelah penutupan POROS Bertahun-tahu lalu, untuk pertama kalinya lagi Junot dan Karin berbicara dari hati ke hati.

Karin sadar hatinya sudah sepenuhnya dimiliki Chan, ia mengikuti saran Chan dengan membuka hati, membiarkan Junot pergi dan membiarkan Chan masuk memperbaiki semuanya.

Junot juga sadar meski di hati Karin sudah tidak ada ia lagi namun di Hati Junot, jauh di dalam sana Karin masih di sana.

Junot menyimpannya sebagai cinta, sebagai kenangan, dan sebagai pelajaran hidup sampai ada orang lain yang bisa membahagiakannya sebagaimana Karin dulu.

"Mau hujan nih," Karin menatap mendungnya langit kota Makassar.

Junot memberinya surat kabar pagi yang dibelinya di lampu merah karena kasian dengan anak-anak yang menjualnya.

"Payung kertas Rin."

Karin menerimanya dengan hati yang hangat.

"Gue muak sebenarnya sama payung kertas, karena setelah diterpa hujam mereka akan rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi,"

Gadis itu mengenang bersama dengan hadirnya Junot di sebelahnya, hujan, payung kertas, mau bagaimanapun sakitnya kenangan indah itu tetap ada.

"Lain kali gue bakal ngasih elo payung beneran. Jangan basah lagi karena hujan Not, cari tempat berteduh, akan ada selain aku."

Tanpa sadar mata keduanya berkaca-kaca, Junot mengigit bibirnya sendiri menahan air mata, sedangkan Karin berusaha mendongkak agar cairan itu tidak jatuh.

Meski sudah tak ada perasaan, tapi kenangan yang pernah ada juga harus berusaha dihapus, digantikan dengan kenangan yang lebih baik, dari orang yang tak sama lagi.

"Rin, gue boleh peluk lo buat yang terakhir?"

Karin melebarkan tangannya, merasakan hangatnya Junot, air mata yang mati-matian ditahan akhirnya tumpah di bahu Junot.

Sayup-sayup Karin mendengar...

"Maafin aku Rin, aku masih cinta kamu."

-To be continued-

Baca works POROS yang part ditatar Karin sama menyambung kembali jarak. Disana ada Karin yang ke kampus bawa undangannya buat Junot.
Happy reading.


(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)

Continue Reading

You'll Also Like

238K 9.1K 17
[COMPLETED] Konon beberapa cerita pernah mengatakan bahwa hidup bagaikan sebuah putaran film yang usang. Tapi, terkadang banyak hal yang terlewatkan...
33.7K 6.2K 71
[DAFTAR PENDEK WATTYS 2023] ๐˜‰๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ต ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ .... ๐˜‰๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ข...
49K 9.9K 30
Isi kehidupan skripsi dan percintaan Tharene Irenaใ…กSi Single Independen Sangarใ…กjadi jungkir balik 180 derajat gara-gara Tamaheru Hutomo, si adik kela...
546K 49.3K 40
Kenan kembali dari Jepang setelah lima tahun meninggalkan Indonesia. Saat dia berharap akan menemukan keempat adiknya yang manis menjemputnya di band...