ZUCO's Obsession

By DitaJy

936K 76K 5.3K

Zulleon Corner, seorang pemuda yang terobsesi pada seorang gadis yang menghentikan aksi bunuh dirinya. Awalny... More

1️⃣
2️⃣
3️⃣
4️⃣
5️⃣
6️⃣
7️⃣
8️⃣
9️⃣
1️⃣0️⃣
1️⃣1️⃣
1️⃣2️⃣
1️⃣3️⃣
1️⃣4️⃣
1️⃣5️⃣
1️⃣6️⃣
1️⃣7️⃣
1️⃣8️⃣
1️⃣9️⃣
2️⃣0️⃣
2️⃣1️⃣
2️⃣2️⃣
2️⃣3️⃣
2️⃣4️⃣
2️⃣5️⃣
2️⃣6️⃣
2️⃣7️⃣
2️⃣8️⃣
2️⃣9️⃣
3️⃣0️⃣
3️⃣1️⃣
3️⃣2️⃣
3️⃣3️⃣
3️⃣4️⃣
3️⃣5️⃣
3️⃣6️⃣
Sefruit Info:*
Sebuah Peluaaang! (edit)
42. (Spoiler)
KOIN GRATIS, SETIAP HARI!
Sequel Zuco!!
New!! Zeroun's World
Hallo! Fizzo (Modern Fairytale)
CEO di Tempat Tidurku
Eliora [Wattpad]
Pernikahan Darurat
My Badboy's Obsession

3️⃣7️⃣

22.3K 1.3K 146
By DitaJy

Sudah satu minggu berlalu, Ailee semakin banyak menghabiskan waktu bersama Zuco karena permintaan Zuco untuk menggantikan Nanny Sarnah dalam mengurus semua keperluannya. Sejauh ini tidak ada hal yang memberatkan tugas Ailee. Karena kalian tahu sendiri, Zuco memang selalu manja pada Ailee walau ada yang mengurusnya.

Seperti saat ini, Zuco terlihat asik memeluk Ailee yang sedang menonton TV. Karena hari ini hari minggu, sudah dari pukul 10 pagi sampai sekarang pukul 1 siang, ia berada di kediaman tunangannya itu. Menemaninya yang merasa kesepian karena di rumah hanya ditemani asisten rumah tangga tetap dan harian, tukang kebun, juga supir. Lagi pula, Zuco sangat sulit untuk terbuka pada orang lain. Kecuali untuk Ailee, sejak pertama berjumpa, Zuco merasakan hal yang berbeda.

~Chu...

Zuco mengecup pipi Ailee dengan gemas.

"Diem deh, aku lagi nonton." Ailee berusaha menjauhkan wajahnya.

"Gak mau diem..." Rengek Zuco.

Ailee hanya diam dan fokus pada acara TV. Sinetron India favoritnya kembali di putar, Jodha Akbar.

"Jangan cuekin aku! Atau aku matiin TVnya." Ancam Zuco yang kini melipat tangan di depan dada.

Ailee meliriknya sekilas.

"Setengah jam lagi juga udahan," ucap Ailee.

"Udah dari jam 11 kamu nonton itu, yaang..." Keluh Zuco.

Ailee hanya mengangguk dan tetap fokus pada layar televisi.

Namun, tiba-tiba saja Zuco memutar tubuhnya dan mencium bibir Ailee.

"Mmp, lepas Zu--mmphh..." Akhirnya Ailee pasrah.  Ia memutuskan untuk diam, jika berontak, Zuco akan semakin menjadi.

Zuco menekan tengkuk Ailee untuk memperdalam ciumannya. Dan Ailee tetap diam tanpa ada niatan untuk membalas perlakuan Zuco.

Sampai akhirnya Zuco mengakhiri ciuman itu. Dan menatap Ailee. "Kenapa diem aja?"

Ailee mengusap bibir dan menggelengkan kepala. "Aku gak mau ciuman sama bayi."

Zuco berkacak pinggang dan memberengut kesal.

"Tuh kan, bayi. Uuu... Gemesin banget." Goda Ailee seraya memainkan dagu Zuco.

"Aku bukan bayi." Protes Zuco.

"You are."

"No, i'm not. Aku udah bilang sama kamu, aku gak suka dibilang bayi."

Ailee mencubit pipi Zuco gemas. "Bayi aku makin chubby, gemoynyaaa... Dikasih makan terus yah sama aku, pfftt..."

Zuco memutar bola mata sebal.

"Harusnya aku jadi laki-laki, a man. Not a baby." Ucapnya.

Ailee tertawa dan melupakan acara TVnya.

"Oh ya? A man? Tapi kamu bayi, gimana doong?"

"Ish, ngeselin banget. Males ah."

Ailee menarik tubuh Zuco ke dalam pelukannya. Sampai akhirnya mereka terbaring di atas sofa dengan Zuco yang menindih setengah tubuh Ailee yang dipeluk sekaligus memeluknya.

"Bayi besar marah, ckck. Mau apa hm? Cium?"

~Chu...

Ailee mengecup kepala Zuco sekilas.

"Aku beneran manja yah?"

Dang!

Ailee terlihat menahan tawanya. "Ho'oh. Banget."

Zuco mengeratkan pelukannya. "Banget? Seriously?"

"Tapi..."

"Tapi apa?" Tanya Zuco penasaran.

"Kayaknya sama aku doang deh," ucap Ailee.

"Heem, Mamah Ailee..."

"Dih, Mamah matamu!"

Zuco tertawa pelan. Tangan nakalnya mulai meraba ke dalam kaos yang Ailee kenakan. Posisi tubuhnya yang terhimpit Zuco membuatnya tidak bisa menepis tangan kanan Zuco dengan cepat.

"Zuco! Zuco awas! Bangun!" Ujar Ailee yang merasa geli ketika tangan Zuco mengusap perut datarnya.

"Zuco, aku tendang punya kamu baru tahu ras--"

"Ssst..."

Ailee terdiam. Zuco semakin merapatkan tubuhnya. "Depresi bisa nurun ke anak gak sih?"

Ailee mengernyit heran. "Kenapa emangnya, hn?"

"Aku takut..."

Ailee mengusap rambut Zuco, "sini agak naik, aku mau liat muka kamu."

Zuco mendorong tubuhnya agar sejajar dengan Ailee. Kemudian Ailee mengusap wajah Zuco dan mengecup hidungnya sekilas.

"Aku gak tahu, maaf yah..."

Zuco mengangguk pelan seraya menyusupkan kepalanya pada leher Ailee.

Ailee mengusap punggung Zuco dengan lembut.

"Kalau isi kepala aku udah gak aneh-aneh lagi, kita nikah yah... Mau kan? Kita punya anak, aku jadi Ayah, kamu jadi Ibu." Ucap Zuco dengan matanya yang terpejam.

Ailee tersenyum bingung. "Heem."

"Kok heem doang?"

"Berarti kalau aku punya anak, bayinya nambah dong. Kamu, sama anak kita nanti."

Mendengar itu Zuco tersenyum. "Anak kita? Iya, anak kita." Ucapnya.

Ailee masih terus mengusap punggung Zuco, membuat Zuco nyaman dan rasa kantuk pun mulai menyerangnya.

"Ngantuk?" Tanya Ailee saat tak merasakan pergerakan Zuco dalam pelukannya.

Zuco mengangguk pelan. "Kenapa? Mau bikin bayi sekarang aja?"

"Skip deh, mending tidur. Cepet tutup mata. Ngurusin kamu aja aku kayak jadi baby sitter."

"Kamu kan emang gantiin Nanny aku, hayooo..."

Ailee terkekeh pelan. "Heem, udah tidur aja... Merem cepetan!"

Ailee menutup mata Zuco dengan paksa dan kembali mengusap punggung Zuco dengan lembut.

****

Ailee terdiam menatap api biru pada kompor. Sesekali ia melirik seorang asisten rumah tangga yang membantunya memasak untuk Zuco makan setelah ia bangun dari tidurnya nanti.

"Non, Den Zuco gak suka sayuran. Walaupun makan sayur, pasti yang dimakan daging sama airnya doang." Ucap asisten rumah tangga itu memberitahu.

"Gak pernah dipaksa, Bi?"

"Sarnah pernah maksa Den Zuco buat makan sayur bayam supaya gak panas dalam, Den Zuco langsung marah. Jadi, gak pernah dipaksa lagi."

Ailee menggelengkan kepala tak habis pikir. "Pasti ada sayuran yang dia suka, kan?"

"Kangkung sama wortel, Zuco suka itu."

Ailee mengaduk sup bakso ayam buatannya. "Wortelnya harus dibanyakin, kol, iya... Dia harus bisa makan kol." Gumamnya dalam hati.

Ailee mengganti daging ayamnya dengan bakso, karena tidak ayam ataupun daging sapi, hanya ada bakso dan sosis. Mereka baru akan belanja bulanan esok hari, jadi Ailee harus sepintar mungkin mengolah bahan yang ada.

Drrt... Drrt...

Ponsel Ailee bergetar, ia langsung merogoh ponselnya. "Bi, aku angkat telpon dulu sebentar, titip sayurnya."

Ailee berjalan menjauh dari dapur.

"Nayma..." Gumam Ailee.

"Halo, Ma?"

"Lee, Angga kecelakaan. Sekarang dia di rumah sakit, betisnya harus dijahit."

Ailee terdiam dengan mulut menganga.

"Kok bisa sih? Aish, dia itu kebiasaan banget. Pasti kebut-kebutan, motor matic aja sok-sokan dasar beruk."

"Terus, sekarang udah gak pa-pa?"

"Udah selesai, tapi masih di rumah sakit. Tangannya juga luka," ucap Nayma.

"Lo bakalan dateng kan? Kasihan si Angga."

"Iya, gue ke sana. Tapi gak sekarang, soalnya Zuco--"

"Lee..." Panggil Nayma di seberang sana.

Ailee mengernyit heran.

"Hn?"

"Bisa gak untuk kali ini, lo ambil keputusan tanpa mempertimbangkan Kak Leon. Yang kecelakaan itu Angga, orang yang selalu ngutamain lo."

Ailee terdiam.

"Lo kenapa, Nay?"

"Sorry Lee, tapi lo berubah. Gue mungkin gak tahu apa-apa, karena lo cuma percaya buat cerita ke Angga doang. Tapi seenggaknya dulu kita sering banget main bareng, sekarang gue sama Angga lebih sering main sama Sara. Dan lo, selalu Leon." Ucap Nayma mencurahkan suara hati yang entah sejak kapan ia pendam.

"Nay, keadaannya juga udah beda. Gue udah gak sendir--"

"Seenggaknya jenguk Angga, dia selalu prioritasin lo. Jangan karena lo udah gak sendiri, lo lupain jasa Angga."

"Gue akan jenguk dia, pasti."

Ailee menutup sambungan telponnya. Jujur, ia sedih mendengar apa yang Nayma katakan. Ailee tidak pernah melupakan jasa siapapun. Ia akan pergi setelah Zuco bangun nanti. Tapi kenapa Nayma malah membahas ke arah yang lain. Angga memang selalu menjadi orang pertama yang menolongnya, dan Angga selalu mengerti tentang dirinya.

Ailee berjalan ke arah ruang keluarga dan menyambar tasnya, Zuco terlihat masih tertidur di atas sofa.

Namun saat Ailee hendak berlalu, tiba-tiba saja ia mendengar gumaman dalam tidur Zuco. Jari tangannya bergerak gelisah.

"Zuco?" Ailee langsung duduk di sampingnya dan menggenggam tangan kanan Zuco.

Kemudian ia mengusap wajah Zuco.

"Hey... Ssst, Zuco... Wake up..." Ucap Ailee.

Perlahan, Zuco membuka matanya. Kemudian bangun dan bersandar pada punggung sofa dengan matanya yang terlihat sangat lucu karena masih setengah terbuka.

"Mimpi apa, hm?" Tanya Ailee seraya mengusap rambut Zuco ke belakang agar tidak menghalangi wajah tampannya.

Zuco menggelengkan kepalanya, "aku gak tahu, aku lupa."

"Aku masakin kamu sup bakso ayam, makan yah. Ayo, cuci muka dulu!"

Zuco mengangguk pelan. "Kamu kok bawa tas?"

Ailee kembali teringat Angga.

"Aku harus pergi, Angga kecelakaan." Ucap Ailee. "Boleh kan?"

"Angga?"

Ailee mengangguk seraya mengusap wajahnya, ia sangat khawatir pada sahabatnya itu. Padahal ia sudah tahu keadaannya, mungkin ia terpengaruh dengan apa yang Nayma katakan. Ailee merasa bersalah telah membuat temannya merasa dilupakan oleh dirinya.

"Iya, Angga... K-katanya betisnya di jahit, tangannya juga luka-luka..." Ailee menggigit bibir bawahnya. "Aku harap lukanya gak parah, ya tuhan... Dia itu suka banget kebut-kebutan, ish! Jadi gini kan..." Sambungnya.

Zuco terdiam melihat Ailee yang tampak sangat mengkhawatirkan sahabat prianya itu.

"Aku mau makan." Ucap Zuco.

"Aku boleh pergi kan? Aku udah masakin kamu, kok."

Zuco berdiri dari duduknya. "Aku mau makan." Ulangnya.

Ailee mengernyit heran. "Iya, kamu makan aja, aku--"

Zuco menatap Ailee dengan tatapan dinginnya.

"Aku gak bisa nemenin kamu makan, aku harus pergi." Putus Ailee yang kemudian berlalu tanpa memedulikan Zuco yang menahan rasa kesal dan rasa tidak rela.

Ailee berlari meninggalkan kediaman Corner dan pergi menuju rumah sakit menggunakan taksi.

Dan Zuco terlihat kembali duduk seraya memejamkan mata sejenak. Ia tidak suka melihat Ailee mengkhawatirkan orang lain sebesar tadi. Ia tidak suka. Ailee hanya boleh memikirkannya, mengkhawatirkannya.

Gaes, baca ini!

Deskripsion:

Zema San Owen. F*ck Boy level kakap yang juga merupakan Putra pemilik sekolah yang memanfaatkan kedudukan sang Ayah untuk menyelamatkan dirinya dari setiap masalah.

Hingga suatu hari, dirinya jatuh hati. Jatuh hati pada seorang gadis bernama Amora yang merupakan murid baru di sekolah tersebut. Seorang gadis dengan segala kepolosan dan keberaniannya.

"Jadi pacar aku atau teman kamu akan berakhir di atas tempat tid--"

"Okay! T-tapi, backstreet."

Zema menatap Amora tak setuju. "Aku gak setuju."

"Make it easy, please..." Mohon Amora.

Zema tersenyum miring. "Okay, kita backstreet. Tapi aku gak akan membuat ini menjadi mudah buat kamu. Aku akan buat kamu memublikasikan hubungan kita."

Amora terdiam menatap punggung Zema yang berlalu tanpa sepatah katapun. Amora bergidik ngeri, ia takut dengan apa yang akan Zema lakukan.

Continue Reading

You'll Also Like

3.8M 297K 49
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
164K 7.7K 38
Seorang gadis yang bisa dibilang sangat besar atensi nya untuk laki-laki ini. _______ Selama gadis itu masih dalam kawasan nya, selama itu juga Deja...
3.2M 263K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
297K 19.4K 43
Cemburuan? Awalnya biasa saja. Namun semakin hari, dia semakin manjadi saja. _______________________ "Aku bukan badut bodoh yang bisa kamu bohongin."...