"Maaf tuan,tapi kami tidak bisa menerima tawaran itu"
Ucap Wanita berambut merah sambil tetap dalam posisi berlutut.
Mendengar hal itu,Pria dihadapannya Hanya menghela nafas panjang sebelum memandang Gadis yang satunya.
"Maaf tuan,tapi Ela mengikut Kak Calia"
Mendengar dua penolakan itu sekaligus, Kinezra hanya bisa tersenyum pahit,ia pun segera membujuk mereka berdua yang tetap tak bergeming.
Kinezra hanya bisa menghela nafas panjang sekali lagi sebelum menatap kedua saudari itu.
"Hah.. baiklah kalau itu memang keputusan kalian, jangan ragu untuk menemuiku apabila kalian berubah pikiran"
"Terimakasih Tuan,Kami akan mencoba memikirkannya sekali lagi"ucap Calia sebelum Aura Hijau Tua membungkus pria itu yang segera menghilang tepat setelah Aura itu juga menghilang.
Setelah beberapa saat,Kedua kakak beradik itu saling berpandangan
"Kak kurasa tawaran dari Tuan Kinezra tidak buruk"ucap Ela yang hanya dibalas oleh helaan nafas dari Calia.
Sebelumnya Kinezra memberikan tawaran kepada mereka berdua untuk menjadi Bawahannya.
Calia akui itu merupakan tawaran yang menarik,selain itu tidak seperti Lazarus,Kinezra terlihat tak terlalu keras Kepada bawahannya.
Bahkan,bisa dibilang dia begitu dekat dengan bawahannya dan menganggap mereka sebagai keluarga.
bagaimana Calia bisa tahu?,dia mengetahui hal itu dari beberapa Bawahan Kinezra yang ia temui sewaktu pertemuan antara Satanist Leader dilakukan.
"Hah..,Aku tahu hal itu tapi kau tahu sendiri kan? Bagaimana Tuan Lazarus akan bereaksi?"
Mendengar hal itu dari kakaknya,Ela hanya bisa tersenyum pahit,Pria itu kemungkinan besar tidak akan membuat mereka hidup dengan tenang.
Memang semenjak ia berpisah dari kakaknya ia ditemukan oleh salah seorang prajurit Lazarus dalam keadaan terluka kala itu.
Hal itupun membuat ia kemudian Segera diobati dan hidup dibawah naungan ksatria itu.
Namun, Lazarus merupakan orang yang perhitungan.
Dia menyadari tentang kemampuan Ela dan mulai melatihnya dengan keras hingga ia akhirnya menjadi lebih kuat.
Ia kini dapat mengendalikan kekuatannya sebagai Mineralism hingga ke tingkat dia dapat mengendalikan Cairan Asam.
ia kini dapat melelehkan musuh-musuhnya membuat ia menjadi senjata yang mematikan.
beberapa tahun akhirnya berlalu,ia kemudian bertemu dengan kakaknya yang telah lama hilang Calia.
Lazarus yang melihat hal itu segera membuatnya menjadi Bawahannya dengan alasan 'sebagai hutang Budi' karena telah menyelamatkan adiknya.
Hal itupun membuat Calia tidak dapat menolak hingga akhirnya ia dan adiknya segera diangkat menjadi ksatria elit yang menjadi salah satu Pion terbaik Lazarus.
Menghela nafas,dia mulai berjalan kembali ke balkon kamar sebelum duduk menikmati malam yang indah itu.
Namun,momen yang tenang itu segera berubah menjadi ricuh ketika terdengar suara ledakan yang disusul dengan munculnya Ribuan Prajurit Undead dari balik gerbang Istana.
***
Di Langit Malam dengan Bulan yang bersinar Merah, Terlihat Beberapa Orang sedang mengamati sebuah Istana dari atas Skeletal Dragon.
Gadis bertudung diantara mereka mulai memandang Orang-orang disekitarnya yang segera dibalas dengan anggukan pelan.
Gadis itu kemudian mulai menjatuhkan diri dari atas Naga tersebut sebelum sebuah Aura Ungu gelap menyelimutinya dan Sayap hitam muncul dari balik punggungnya.
"Death Lord Abilities:Lucifer Path, Death Form! "
Gadis itu kemudian mulai melayang diudara sebelum mulai menggunakan Skillnya yang lain.
"Death Lord Abilities: Eksploding Wings!"
Beberapa butiran sayap mulai berguguran dari balik punggung gadis itu sebelum melesat kearah Gerbang istana yang segera meledak seketika itu juga.
Tak sampai disitu,Sang Gadis Segera meminum beberapa Botol Potion sebelum memanggil ratusan pasukan Undead.
"Summon:Undead Troops!"
"Summon:Death Knight!"
...
Seketika itu juga,Ratusan Portal terbuka mengelilingi seluruh istana.
Dari dalam Portal itu, keluarlah beberapa makhluk kegelapan disetiap portalnya, membuat Istana itu mulai terkepung dari segala sisi.
Hal itupun membuat Beberapa Penjaga yang berada di atas dinding Segera mengerutkan alisnya sebelum mulai memanah para Undead yang mengepung mereka.
Melihat hal itu,Lena Segera meneguk lebih banyak Super MP Potion, membuat Mpnya segera berada dalam keadaan penuh, ia pun segera menggunakan Skillnya yang lain.
"Summon:Death Lord!"
6 buah portal terbuka dihadapan gadis bertudung merah itu,Aura ungu gelap terlihat keluar dari keenam sosok tersebut.
Lena pun segera memerintahkan para
Death Lord untuk mengambil komando setiap Pasukan Undead sebelum menatap Anggota lain yang masih berada diatas Skeletal Dragon miliknya.
"Sekarang giliran kalian"
Mendengar hal itu, Peter dan Martha ikut menjatuhkan diri mereka dari Skeletal Dragon tersebut.
Sayap Fairy Martha Segera membentang membuat ia segera melayang disamping Gadis bertudung itu.
Peter disisi lain terlihat menyeringai sebelum mulai bergumam.
"Phoenix Form!"
Sebuah Sayap Api mulai tumbuh dibelakang Punggung Pria berambut merah itu sebelum ia juga ikut melayang di samping Lena.
"Baiklah sisanya kuserahkan pada kalian"ucap Lena sebelum menghilang dari pandangan dan muncul kembali diatas Skeletal Dragon.
"Jangan sampai menghambatku Pete"ucap Martha sambil memainkan Tongkat di tangannya
Mendengar hal itu,Peter hanya menggelengkan kepalanya sebelum terkekeh pelan
"Hehehe tenang saja, kau tak perlu menyembuhkan ku dan bisa Fokus menyerang"ucap Peter sebelum dua buah Cakram Api berwarna merah tercipta ditangannya
Mereka berdua terlihat saling berpandangan sejenak sebelum menyeringai dan akhirnya mulai bergerak secara terpisah.
"Poisonous Leaves!"
Beberapa buah Daun mulai muncul disekitar Martha sebelum mulai melesat dengan kecepatan tinggi kearah para Penjaga.
Penjaga yang masih Fokus memanah Pasukan Undead pun terlihat tak menyadari keberadaan gadis Fairy tersebut.
Dalam beberapa tarikan nafas,mereka sudah tak bernyawa lagi,bahkan mereka sepertinya tak menyadari hal itu.
Tentunya selang beberapa detik,Para pasukan pemanah Segera menyadari keberadaan Martha.
Mereka mulai menembakinya dengan anak panah dan sihir membuat Gadis Fairy itu mulai menggunakan Skillnya yang lain.
"Shade Tree!"
Sebuah Pohon mulai tumbuh dari tanah dan menahan serangan itu.
Tak sampai disana,Martha mulai melakukan serangan susulan.
"Nature Root!"
Akar dari pohon itu mulai menjalar kemana-mana dan bergerak kearah Salah satu Pasukan yang berjaga, sebelum melilit dan akhirnya menyerap habis Hp mereka.
Menyadari bahwa Akar Pohon itu sangat berbahaya,Para pasukan itu mulai membagi diri mereka menjadi beberapa kelompok.
Beberapa yang masih memegang Panah dan terus memanah para Undead dari jauh sementara yang lainnya mulai mengganti senjata mereka dan bergerak kearah Martha.
"Hehe,Tak akan Kubiarkan!"
Seorang pria berambut merah mulai muncul sebelum melemparkan Cakram api yang tiba-tiba terbentuk ditangannya.
Cakram api itu mulai melesat dengan kecepatan tinggi sebelum akhirnya mengenai salah satu Penjaga yang berada tepat ditengah-tengah pasukan itu.
Boom!!
Sebuah ledakan berbentuk Spiral tercipta membuat kawah seluas beberapa meter di atas dinding.
Hal itupun membuat seluruh penjaga yang berada di area itu berubah menjadi debu.
"Hei..mengapa kau mengambil mangsaku!"Ucap Martha yang terlihat sedikit kesal
"Hehehe maaf-maaf aku terlalu bersemangat untuk mencoba kekuatan Red Phoenix pada game ini"
Peter sendiri hanya bisa tersenyum canggung sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.
Memang serangan yang barusan dilakukan Peter telah menghabiskan seluruh pasukan yang menjaga dinding pertahanan istana.
Melihat dinding Pertahanan yang roboh,Para pasukan Undead segera menerobos masuk melalui celah itu.
Martha terlihat menggembungkan pipinya membuat wajahnya terlihat sedikit imut Dimata Peter.
"Imutnya~"
"Apa kau mengatakan sesuatu?"
Martha mengangkat sebelah alisnya
"Ah tidak,aku.."
Peter terlihat hanya bisa mengumpat dalam hati, kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.
namun dia tiba-tiba menerima notifikasi sistem sebelum akhirnya tak dapat mengendalikan tubuhnya yang Segera bergerak menyerang Martha.
"Apa yang kau lakukan?!"
Martha terlihat mengerutkan alisnya ketika melihat Pria berambut merah itu mulai bergerak untuk menyerangnya.
Peter disisi lain mencoba untuk menghentikan dan mengambil alih tubuhnya kembali,namun ia tidak dapat melakukannya.
Ding!
[Anda terkena Skill Blood Controller]
[Anda tidak akan bisa menggerakkan Tubuh Avatar anda selama periode Skill ini Aktif]
Peter yang melihat Notifikasi itu hanya bisa mengumpat dalam hati.
Martha segera mengendalikan akar pohon untuk mengikat Peter membuat pria berambut merah itu kini terlilit dan tidak dapat bergerak.
[From:Peter]
[Cepat bunuh aku!]
Melihat pesan itu Martha hanya menghela nafas panjang sebelum salah satu sulur pohon bergerak dengan cepat dan akhirnya menembus Jantung Pria berambut merah itu.
Fatality
-310.000
Satu serangan Martha membuat Peter terkena serangan Fatality, membuat ia segera kehabisan Hp sebelum akhirnya tumbang ke tanah.
"Kau terlihat tak ragu membunuh temanmu sendiri, sepertinya aku sedikit salah tentang hubungan kalian"
Sebuah suara terdengar mengisi Udara sebelum Pasukan Ghoul mulai muncul dari tanah dan menyerang para Undead yang sedang mendobrak pintu Ruang Interior Istana.
Sesosok Wanita bercadar mulai muncul disinari sinar bulan merah malam itu.
"Dan Ela sangat benci orang yang membunuh Temannya sendiri tanpa merasakan apa-apa"
Ia hanya menatap Martha dengan dingin.
"Hah.. aku akan memberimu saran,orang sepertinya tak pantas untuk dikasihani dia memang suka disiksa dan dia belum mati"
Martha hanya bisa menghela nafas panjang sebelum menggelengkan kepalanya pelan.
Mendengar hal itu,Ela terlihat mengerutkan alisnya.
"Apa maksudmu?"
Ela Terlihat tak mengerti apa yang dikatakan Gadis berambut pirang dihadapannya ini.
"Hei apa maksudnya itu?,aku akui aku dulu memang sering menguntitmu nam-"
Namun Seakan menjawab pertanyaan Ela,Sebuah suara tiba-tiba mulai mengejutkan Gadis bercadar itu.
Api Merah mulai muncul dan menyebar di seluruh tubuh Peter, sebelum akhirnya membakar habis tubuh pria berambut merah tersebut.
Tak sampai disitu,Secara tiba-tiba Api itu mulai meluap hingga membuat Pilar Api yang sangat tinggi menembus langit.
Selang beberapa detik,Pilar itu mulai padam, sebelum memperlihatkan Sosok Pria berambut merah yang terlihat Baik-baik saja,bahkan Lubang di jantungnya terlihat menutup seolah-olah tak ada yang terjadi sebelumnya.
[Rebirth]
[Membuat Pengguna Hidup kembali setelah kematiannya dalam kondisi terbaiknya]
[Catatan: Pengguna hanya dapat menggunakan Skill ini ketika Hp berada dalam keadaan 0%]
[Rebirth:2/3]
[Cooldown: Jumlah Rebirth akan penuh Tepat pada Pukul 00:00]
"Hah... Tak kusangka Skill ini aku akan kugunakan secepat ini"
Peter hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan ketika melihat Skill terbaik yang dimiliki oleh Job Phoenix nya.
Skill itu memungkinkannya untuk bangkit setiap kali kematiannya hingga 3 kali setiap harinya, membuatnya dikenal sebagai Tanker terkuat pada Masa Bahamuth Lair dulu.
"Hoh.. selain masokis,Kau juga ternyata seorang penguntit kah?"
Martha terlihat menyeringai dingin yang membuat Keringat dingin mulai membasahi punggung Pria berambut merah itu.
"Eh? Bukan itu maksud-
"Lalu bagaimana maksudmu?"
Martha hanya tersenyum,namun entah mengapa Senyuman itu membuat tubuh Peter bergetar hebat.
[From : Lena]
[Kalian berdua berhentilah bermain-main!]
Melihat pesan itu,Martha dan Peter saling berpandangan sambil mengangkat Bahu sebelum Akhirnya menatap Musuhnya dengan Canggung.
"Ekhm ya... kuakui aku cukup terkejut bertemu dengan salah satu Deathless Adventure di tempat ini"
Ela terlihat tersenyum Canggung sebelum menggelengkan kepalanya pelan
"Jadi bisa kita mulai pertarungannya sekarang?"Lanjut Gadis bercadar itu yang segera dibalas dengan Anggukan oleh Peter dan Martha.
"Hmm... Baiklah!"
Tiba-tiba saja Nada bicara dari Gadis Bercadar itu mulai berubah sebelum sebuah Belati yang terbuat dari Cairan Asam tercipta dari ruang Hampa.
Ia pun segera menggenggam belati itu sebelum akhirnya bergerak kearah Martha dengan kecepatan tinggi.