Jumeaux β€’ njm ft. ljn βœ“

By dreyy__hn

9.4K 834 18

JumeauxδΈ€ (adjective) ; said of children born from the same childbirth Jeno, sang kakak yang hidup bahagia mel... More

[1]Prolog β€’ Awal
[2]Prolog β€’ Lee Jeno, Im Yoona
[3]Prolog β€’ Na Jaemin
1. Jisung Sakit
2. Sekolah dan Hwang
3. Bit by Bit
4. Park
6. Jung
7. Jisung & Park
8. Γ  l'envers
9. DΓ©solΓ©, jumeau
10. DΓ©jΓ  Vu
11. Wakey wakey! It's Morning!
12. Past to Present
13. Blurred Memories
14. New Moments
15. You Are The Key
16. Flashback
17. Back
18. Envoyez mon amour
19. Biar Semesta yang Memilih
20. "Cengeng"
21. Papa
22. Goodbye for Now
23. From Home [End]
[Epilog] β€’ My Everything
O1. Make A Wish
O2. Best Friend

5. Choice

252 24 0
By dreyy__hn

Jaemin POV

"Ma..."

"Hm? Kenapa Na?"

Aku langsung memeluk mama. Jisung sudah kusuruh tidur. Hari ini dia pasti benar - benar lelah, apalagi kupastikan dia memikirkan masalahnya tadi, masalah dia dengan keluarga Park. "Boleh minta saran?" tanyaku. Memang, jam 12 adalah waktuku bersama mama. Ya karena yang lain pasti sudah tidur, mama tidak akan pernah tidur jam segini, begitupun aku. "Boleh, apa?" Tanya mama.

Aku bercerita kepada mama tentang hari ini, maksudku kedatangan salah satu anggota keluarga Park. Sungguh, curhat dengan ibu benar benar jalan yang terbaik.

"Semua keputusan ada di tangan Jisung, Na. Antara dia milih buat tinggal sama kamu, atau dia milih buat kembali ke keluarganya. Kamu juga tidak boleh memaksa Jisung, ini haknya untuk memilih. Relakan Jisung jika ia memilih untuk ke keluarganya, dan jaga dia dengan baik jika dia memilih untuk tetap bersamamu"

Aku terdiam. Sungguh, aku paling tidak rela ditinggal orang yang paling kusayang. Sepertinya aku sudah cukup ditinggal, cukup berjuang, dan jujur, sekarang aku sangat ingin bahagia yang kumaksud. Tapi kapan? Kurasa Dia tahu dan mengerti apa yang kuminta. Namun kembali, aku hanya bisa berbuat sesuai rencana Nya.

"Makasih, ma. Nana mau ke Mark hyung dulu. Mau tanya pelajaran heh"

"Padahal mama ga rajin rajin loh dulu. Jeno malah mirip mama. Kamu mirip siapa coba?"

"Ma.. mama ga buat Nana sendirian ya, masih ada papa juga"

Mama tertawa begitu aku mengucapkan itu dengan muka datar. Memang jika dilihat lihat, aku mirip papa, Jeno mirip mama, dalam segi sifat tentunya. "Iya iya, kamu memang mirip Goongmin. Jeniusnya sama. Jeno juga mirip dia dari segi olah raga. Benar benar tidak ada yang mirip mama" balas mama. "Ma, jangan lupa mataku sama mama itu mirip. Lagipula kalau aku tidak mirip mama, maka aku juga tidak akan menjadi setampan ini" balasku. "Ah sudah, aku malah tidak jadi ke Mark hyung. Bye ma!"

Dapat kudengar mama tertawa. Biarkan saja, itu tandanya mama bahagia kan?

"Alone? Where's your brother? Pasti tidur? Ah anak itu memang tidak pernah memikirkan belajar. Aku makin curiga kalian itu kembar atau tidak. Jika kembar kenapa sifat kalian berbeda?"

Aku tertawa.

"Hyung, Jeno itu mirip mama. Sama sama malas dalam belajar. Aku mirip papa, sama sama jenius. Lagipula, dulu aku mirip dengan Jeno, hanya saja setelah itu.."

"Shh, jangan diingat Jaem, Jeno's fine. Mom's fine. You have us. If you miss your father, you can go to dad, or visit his grave"

[Jeno baik baik saja, mama juga. Kau punya kita, jika kau merindukan ayahmu, kamu bisa pergi ke papa, atau mengunjungi makamnya"

"Ya, hyung"

Tak lama kemudian, ada seseorang yang masuk. Ah bukan seseorang, 3 orang. Jeno, Renjun, dan Haechan. Aku terkejut melihat ada Renjun dan Haechan. Aku kan tidak mengundang mereka, kenapa bisa datang?

"Oh tentu saja tuan muda Jeno yang baik hati mengundang kita. Emang dia sepertimu? Tidak" ujar Haechan yang sepertinya mengerti apa yang kutanyakan. "Ck, Jen, harusnya kau jangan mengundang dua anak setan disana. Pasti akan ribut" balasku pada Jeno. Dia hanya tertawa.

"Iya juga ya? Kenapa aku mengundang mereka? Oh ya, Haechan kan menyogokku"

"NA- LEE JENO!"

Aku langsung menatap Haechan. Haechan yang merasa kutatappun menatapku balik.

"Sudah sudah ayo, Na Jaemin, Lee Jeno, Huang Renjun, Lee Haechan"

Kini Jeno menatap sosok kakaknya itu. "Hyung kau tahu darimana tentang Renjun dan Haechan?" Tanyanya. Mark hyung langsung panik. "Oh ya! Aku absen dulu ya? Aku lupa hari ini ada acara" ujarku mengalihkan perhatian. Aku bohong soal aku ada acara. Paling saja aku ke kafe ikut membantu sedikit, meski shiftku besok. "Hei kau mau kemana?" Tanya Renjun. "Itu.. ada temanku yang meminta bertemu! Yang di kafe waktu itu!" ujarku. Setelah ini aku benar benar harus menghubungi Yangyang mengajak bertemu. Oh tenang saja. Anak itu benar benar tidak ada kegiatan lain selain bekerja di kafe, sekolah, makan dan tidur. "Kan aku sudah pintar, tidak perlu belajar seperti kalian~" lanjutku lalu pergi keluar dari kamar Mark hyung. "NA JAEMIN!" aku hanya tersenyum. Setelah itu aku langsung keluar dari rumah.

Tak sampai setengah jam, akhirnya aku sampai di cafe. Aku langsung menelfon Yangyang, semoga saja dijawab. Jika tidak aku benar benar tidak ada teman.

"Yo wassap bro, kenapa?"

"Dimana? Kafe cepet. Mau bantu ga? Gue lagi bosen"

"Otw, lo dimana?"

"Udah di depan kafe. Cepetan, GPL"

"Sabar heh Jaem, lagi jalan, 5 menit sampe"

"Hm"

Dan benar saja. 5 menit kemudian, Yangyang sampai. "Ga ada kerjaan beneran lo?" Tanyaku. "Ga, mama ke China, papa Jerman, hyung ke Daegu" keluarga Yangyang itu termasuk keluarga yang sangat kaya. Ayahnya pemilik perusahaan di Jerman, ada beberapa juga di Amerika, ibunya anak konglomerat China, kakaknya sudah membuka bisnisnya sendiri dan sukses. Namun Yangyang sepertinya tidak terlalu suka dengan kekayaan itu. Maka itu, dia memilih untuk bekerja dan menyembunyikan identitasnya. Hanya aku yang tahu, karena aku sudah menjadi rekannya selama bertahun tahun.

"Loh, Johnny hyung?"

"Loh, kalian?"

Aku dan Yangyang sama sama kaget mendapati Johnny hyung. Karena, Johnny hyung sendiri bilang jika dirinya akan ke Chicago selama beberapa hari. "Hyung, kau bohong? Katanya di Chicago!" Tanya Yangyang. "Aku memang di Chicago! Tapi kemarin!" balas Johnny hyung. "Astaga, kalian mirip anak kecil saja. Ya sudah, hyung, kita mau bantu dikit, gapapa kan? Bosan" ujarku melerai mereka berdua yang sepertinya akan memulai perdebatan.

"Boleh, kebetulan hari ini Minhee sedang di Jeonju"

Yangyang langsung menarik tangankh ke dapur. Anak itu sepertinya sedang semangat bekerja. "Lo kenapa tiba tiba ngajak?" Tanya Yangyang sambil membuat pesanannya. "Gue bosen. Daripada denger suara merdu 3 orang gila, gue mending kesini. Lagian, nanti adik gue juga bakal kesini" jawabku. "Oh, udah lama gue ga liat Jisung Chenle" balas Yangyang. "Ya ntar bakal liat juga, kangen sama lo dia pasti"

___

"Jaem, Johnny hyung nyariin"

"Oke"

Aku langsung menghampiri Johnny hyung yang sedang duduk sambil menikmati lattenya mungkin? Entahlah.

"Kenapa hyung?"

Johnny hyung langsung meletakkan kopinya dan memandangiku. Lalu ia menghela nafas. "Jangan kaget, oke? Aku hanya menawarkan, tidak mau juga tidak apa apa" ujarnya. Aku mengangguk.

"Jeffry's returning to Korea, he wants to meet. You wanna come? Dia juga pasti rindu padamu, Jaem"

[Jeffry kembali ke Korea, dia meminta bertemu. Kau mau ikut?]

Aku memasang muka bingung. Jeffry? Huh? Dan sepertinya Johnny hyung menangkap kebingunganku. "Jeffry, Jeffry Jung, Jung Jaehyun" aku melotot. Jaehyun hyung? "Hyung.. a-aku.." aku masih terkejut. Berapa tahun aku tidak bertemu Jaehyun hyung? Aku masih ingat jelas bagaimana senangnya kami dulu. Bermain bersama, ia yang telaten mengajariku, astaga, nostalgia masa lalu. "Kau pasti rindu dengannya, bukan? Ayo ikut. Dia juga pasti sangat merindukan adik kecilnya" aku tahu, hanya saja aku takut. Ini sudah beberapa tahun. Keadaan sudah berubah. Mungkin ia sudah lupa denganku.

"Hyung, things have changes, aku akan mempertimbangkannya. Nanti malam aku akan mengabari. Karena aku.. agak tidak siap bertemu dengannya.."

Johnny hyung hanya tersenyum. "Aku tahu, takes your time. Kalau bisa, usahakan. Jaehyun pasti rindu denganmu. Besok kau akan digantikan oleh Seungmin. Shiftmu besok digantikan tadi"

"Thanks, hyung. Nanti akan ku kabari. Aku akan stay 1 jam lagi"

"Kau boleh pulang, kau tahu kan? Kau sudah 4 jam disini Jaem, sementara maksimal shift adalah 4 jam di cafe ini. Orang orang rumah juga pasti akan mencarimu, dan ya, aku memaksa. Pulanglah sana dengan Yangyang"

Aku menghela nafas. Jika Johnny hyung sudah memaksa, maka harus dituruti. Aku pamit dari hadapannya dan menyusul Yangyang di dapur. "Ayo pulang, dipaksa Johnny hyung. Gue bakal nganter lo dulu" ujarku padanya. "Gue bisa pulang sendiri, Jaem" balasnya. "Adik kecil harus dijaga supaya bisa pulang selamat" godaku. "Kita cuma selisih 2 bulan aja Jaem astaga! Bahkan ga sampe 2 bulan!"  Aku hanya tertawa. Yangyang itu memang lebih muda dariku. Dia lahir Oktober 10. Aku Agustus 13.

"Udah? Ayo"

"Udah"

Aku berjalan ke halte bersama Yangyang disambi mengobrol. "Tadi kenapa lo dipanggil Johnny hyung?" Tanya dia tiba tiba. "Oh, Jaehyun hyung katanya balik Korea besok, gue diajak buat ketemu dia" aku memang bercerita ke Yangyang tentang aku yang pernah berada di keluarga Jung. Siapa sangka, ternyata keluarga Liu dan keluarga Jung adalah mantan partner. Dulu keduanya pernah bekerja sama di suatu proyek, jadi mereka saling mengenal. "Trus lo ikut ga?" Tanya dia lagi. "Ga tau. Keadaannya udah beda. Mungkin Jaehyun hyung udah lupa sama gue. Gue bakal ngabarin Johnny hyung ntar malem" jawabku. Dia langsung memukul pelan bahuku. "Emang lo orang paling pinter tapi bodoh yang pernah gue temuin Jaem. Ya ikutlah! Lo itu pernah ada di keluarga Jung! Mereka pernah ngerawat lo, lo pernah bahagia bareng mereka. Mana mungkin mereka lupa gitu aja? Kecuali amnesia baru!" balasnya.

"Ya santai kenapa? Gue juga baru mertimbangin bakal ikut apa ga"

"Ngomong ngomong.. bunda Yoona tau tentang lo dan keluarga Jung?"

Ah iya, aku memang terbuka dengan Yangyang. Dia bisa menjaga rahasia. Tapi tidak semua tentunya. Hanya saja aku cerita tentang aku yang ditinggal mama dan saudara kembarku yang amnesia. Aku tidak pernah cerita apa penyebabnya amnesia. Tentang ayah kandungku, juga tentang Jisung. Yang ia tahu Jisung itu Na, bukan Park. Ah, aku malah kembali mengingatnya. Keluarga Park.. semoga mereka tidak menjemput Jisung terlalu cepat.

"Belom"

"Cerita bego! Bunda Yoona harus tau siapa yang ngerawat anaknya waktu kecil!

"Iya iya ntar gue cerita. Bawel amat lo. Kakak gue juga bukan"

"Heh gue gini demi lo juga ya"

"Iya iya makasih Yangyang tersayang"

"Najis Jaem"

___

"Kalian nginep?"

"Engga lah! Bentar lagi, 1 jam"

"Daritadi juga 1 jam Chan"

Renjun tampaknya jengah dengan Haechan yang tidak kunjung pulang. Haechan sendiri malah asik bermain game dengan Jeno. Oh tentu game yang aku tidak tahu. Aku tidak main game terlalu banyak. Membaca buku lebih asik. "Btw lama banget Jaem lo pergi?" Tanya Renjun. "Namanya juga ketemu temen Njun, ya jelas lama" jawabku. "Oh"

"Na, besok kata mama kita bakal makan malem di luar"

"Besok? Bisa ga ya?"

"Halah, sok sibuk lo Na"

"Diem Chan"

Besok makan malam diluar? Ikut tidak ya? Aku baru saja di chat Johnny hyung katanya akan lama besok jika aku ikut. Jaehyun hyung katanya mau mentraktir dinner. Ya, ini bagian yang susah.

Antara memilih keluarga keduamu, atau mantan keluargamu.

___

To Be Continued

Continue Reading

You'll Also Like

242K 6K 52
⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ ΰͺœβ€βž΄ 𝐅𝐄𝐄𝐋𝐒 π‹πˆπŠπ„ .ᐟ ❛ & i need you sometimes, we'll be alright. ❜ IN WHICH; kate martin's crush on the basketball photographer is...
1M 54.6K 35
It's the 2nd season of " My Heaven's Flower " The most thrilling love triangle story in which Mohammad Abdullah ( Jeon Junghoon's ) daughter Mishel...
312K 9.6K 31
Book One in 'The Twisted Series' Isabella, Group A, Subject A77, The Original a sixteen year old girl who was thrown into the glade to help the tria...
156K 3.3K 15
|complete| Reader x Mike Wheeler The day y/n moved into Hawkins town was the day Mike Heeler started finding himself. A romance of a 12 year old and...