Almamater Biru Versus Hijau [...

By ZahwaAns

57 2 2

Jati diri setiap universitas adalah IPK yang tinggi, mencari sesuatu di atas rata-rata. Mahasiswanya dituntut... More

[1] Maba

51 2 2
By ZahwaAns

Pertingkaian kembali terjadi. Ratusan mahasiswa berbondong-bondong datang, mengambil langkah paling depan berharap bisa menjatuhkan musuh dan tertawa lepas.

Fajri Ilham laki-laki beralmameter hijau lengkap dengan sejuta pesonanya tersenyum remeh saat menghadap musuh bebuyutannya. Yap, dia Ganjilo Pramudito.


Kaca mata hitam bulat dan nampak keren saat dikenakan Fajri sekarang menjadi sorotan. Berjuta kali, kubu mahasiswi yang mendukungnya terpesona.

Bukan hanya Fajri, namun juga Ganjilo yang nampak datar dan tidak gentar diremehkan juga tak kalah keren dan berkharisma sebagai presiden kampus.

Mereka berdua menjadi bak raja yang di belakangnya sudah ada prajurit bersiap siaga untuk menyerang, jika kejadian ricuh dimulai oleh salah satu kubu.

"Apa lagi masalah lo?" Akhirnya setelah lima menit saling tatapan, tetapi tak kunjung jatuh cinta, Ganjilo memulai pembicaraan.

Dia tidak suka berbasa-basi terkait masalah yang entahlah, Ganjilo ragu apakah ini serius atau hanya lelucon Fajri saja. Sudah cukup, masalah kemarin-lebih tepatnya akhir Semester lalu. Kucing Persia milik Mbak Puput pemilik kantin kampus Garuda tidak sengaja melompat dinding perbatasan antar kampus, ditambah menginjak wilayah Gundala, membuat kehebohan cukup fatal. Masing-masing kubu tidak mau mengalah, akibat kejadian itu dua orang terluka-yang satu dari Gundala dan yang satunya dari Garuda.

Ganjilo yakin, ada yang melaporkan dan memprovokasi Fajri untuk bertindak. Dari sudut pandang Fajri awalnya dia tidak mempersalahkan. Namun, sang pembacot kampus mengatakan, itu adalah mata-mata untuk menyelidiki kekurangan dan menjatuhkan harga diri kampus yang ditempatinya.

"Kemarin gue ngasih surat undangan ke kalian semua, ke-590 mahasiswa Garuda untuk berkumpul di sini sama halnya dengan mahasiswa Gundala juga." Fajri memulai pidatonya, membuat Ganjilo jengah.

"Terus lo mau apa?" desaknya cepat.

"Besok awal semester, gue maunya nggak ada kericuhan yang membuat Maba masing-masing kampus kita terkena imbas. Untuk satu hari kita berdamai." Ketidaksetujuan mendarat dari masing-masing kubu, mereka bukannya tidak setuju dengan usulan tentang kericuhan Maba, tetapi untuk berdamai satu hari saja rasanya mustahil.

Peperangan sudah dimulai dari era-orde baru, kenapa harus dihentikan sekarang? Ini tidak mungkin dan tidak boleh terjadi.

"Gue nggak setuju!" Fajri melepaskan kaca matanya, dia mengarah pandangannya pada seorang yang maju dan berdiri di sampingnya.

"Konsep yang lo bilang semalem nggak gini, bro." Bagus berbisik, tidak terima dibohongi sepeti ini.

"Lo tenang aja, gue juga ogah, tetapi demi kebaikan kampus kita harus melakukan ini."

"Tapi, br-"

"Oke, gue terima tawaran lo." Ganjilo cepat-cepat memotong, ketika tahu ini tidak sesuai perencanaan kubu lawan. Sudah muak, sangat muak malah melihat aksi ini terulang lagi dan lagi.

"Ji, lo serius?" Seruan dari belakang kembali terdengar, ada yang setuju ada juga yang kurang setuju.

"Dengan berdamai satu hari nggak akan menjatuhkan integritas kita sebagai mahasiswa Garuda, kalau ada pendapat yang belum sesuai silakan lo ungkapin." Hati nurani mereka mulai terbuka, semuanya mengatup bibir, mau tidak mau harus merasa setuju, ketika Ganjilo mengatakan itu.

"Ada yang lain?" Ganjilo manaikkan satu alisnya, menanti jawaban dari Fajri. "Gue sama temen-temen mahasiswa nggak ada waktu jadi bahan bercandaan lo," ujarnya berlanjut, ketika Fajri hanya diam.

"Nah, lo liat songongnya presiden Garuda." Bagus menyambar tidak terima. Fajri sama sekali tidak mau mendengarkan Bagus saat ini.

Dia mendekat. Laki-laki itu tersenyum lebar, merentangkan kedua tangannya memeluk Ganjilo seolah perdamaian sudah akan diresmikan sekarang. Tidak lupa tangannya sudah mendarat halus dipunggung Ganjilo dan menepuk-nepuknya pelan.

Ganjilo hanya diam, menanti apa yang dikatakan Fajri. "Eits, bro, santai. Gue mengucapkan makasih sama lo," ucap Fajri.

Fajri mendekap erat pelukannya pada Ganjilo, lalu berbisik manja di telinga yang ingin lepas dari jeratan sifat Fajri yang palsu. "Gue setuju kalau kampus kita damai sehari, tapi untuk lo sama gue jangan mimpi."

Perlu kalian tahu, Fajri dan Ganjilo sudah lama mengibarkan bendera perang sebelum masuk ke kampus ini. Entah, apa yang membuat keduanya harus selama ini bermusuhan, tetapi yang jelas ada ketidaksukaan antar keduanya. Awalnya masalah pribadi kini merambat ke masalah umum.

Sangat pas, ketika Fajri mengetahui kampus Ganjilo dan dirinya juga bermusuhan, sehingga dia bisa terang-terangan membalas dendam kesumatnya.

Ganjilo mendorong pelan tubuh Fajri, membuat laki-laki itu menghentakkan almamaternya, yang melihat tidak tahu itu adalah bentuk kekesalannya pada Ganjilo, mereka mengira Fajri sedang memperbaiki almamaternya yang kusut.

Sangat keren, tetapi menyiratkan kebencian.

Ganjilo menepuk pundak Fajri. Dia tersenyum. "Udah, kan, bro?" Mendengar hal itu, Fajri sangat kesal dan jengkel sekaligus dalam waktu bersamaan.

"Kalau belum kita selesaikan sekarang." Pelan, tapi mampu membuatnya malu.

Fajri tertawa kecil, memperbaiki rambutnya yang tertiup angin ke belakang. Dia melirik Bagus, mengisyaratkan untuk membubarkan barisan.

Bagus mengerti dan mengumumkan untuk meninggalkan barisan begitu pun Garuda yang nampak sudah dulu bubar.

"Ji, cabut." Martin menepuk pelan pundaknya, Ganjilo yang terdiam kaku dan masih berdiri menatap Fajri langsung menoleh, dia mengangguk.

"Tunggu dulu, bro." Fajri tersenyum licik, dia tidak mau, ketika sampai ke rumah dengan tangan kosong.

Fajri melangkah maju dan menarik kerah almamater milik Ganjilo.

Bugh!

"Untuk lo yang sok bijak!" teriak Fajri, mendadak kehilangan kendali.

Jalanan di depan kedua kampus, kini sepi hanya ada mereka berempat. Bagus, Martin dan keduanya yang masih belum pulang.

Martin dan Bagus sama-sama terkejut, bukan mereka berdua saja, akan tetapi Ganjilo juga.

"Pengecut," ujar Ganjilo sama sekali belum berniat membalas pukulan itu.

"Lo bilang apa, hm?"

"Udah, bro!" Bagus menghentikan pergerakan Fajri yang ingin membabibutakan Ganjilo.

Dia memberontak dan berhasil meloloskan diri, tanpa aba-aba Fajri kembali melayangkan pukulan keras andalannya. Hidung-sasaran yang sengaja dipukuli itu-kini memar dan membiru ungu.

Ganjilo yang tidak tahan lagi, ikut menarik kerah almamater Fajri dan memukul Fajri tanpa jeda. Meninggalkan cairan kental berwarna merah di sekujur mukanya.

Martin dan Bagus sama-sama kembali melerai keduanya, mereka berdua masing-masing menarik almamater milik kedua laki-laki itu dan menahannya untuk tidak bersikap lebih fatal lagi.

Bukannya mendapat hasil yang baik, malah bogeman salah sasaran yang dilayangkan Fajri sudah mendarat halus di wajah Martin. Martin yang terpancing langsung menyerang Fajri dan ikut membalas.

Bagus kebingungan, dia merogoh ponsel di celananya dan menelepon seseorang agar membuat ketiganya berhenti.

"Halo, Ca, gue butuh bantuan lo sekarang. Cepet ke sini di depan kampus, cepet."

"Eh-eh, kenapa?"

"Bagus, jawab gue!"

Tut.

Bagus mematikan panggilannya, lalu berusaha memisahkan ketiga laki-laki ini. Melihat suasana pertarungan dua lawan satu, akhirnya Bagus turun dan menghentikan Martin.

Sepuluh menit berlalu, Fajri sudah tak sanggup lagi, laki-laki itu terjatuh ke tanah dan kesadarannya mulai menurun, melihat itu Bagus hendak menolong, akan tetapi Martin menghalanginya dan memberikan pukulan yang membuatnya langsung teler.

Fajri sudah teler diperbuat laki-laki pendiam itu, luka di wajahnya cukup parah, darah tercampur tanah menghiasi wajahnya sama dengan kondisi Ganjilo, tetapi yang membedakannya adalah Ganjilo masih kuat untuk berdiri sedangkan Fajri sudah tidak tahan.

Ganjilo yang masih kesal, berdiri di bawahnya dan hendak melayangkan tinjuan satu kali lagi agar laki-laki itu puas. Namun, tangannya terhenti, ketika mendengarkan suara seseorang.

"Berhenti atau lo lawan gue sekarang."

***

*) Dari Jahwah untuk kalian.

PIUPIUPIU CALON MAYAT.

VOTE DAN KOMEN JANGAN LUPA. NANTI JAHWAH UPDATE LAGI DEH, AWOKAWOK.

FOLLOW AKUN WATTPAD @ZAHWAANS
FOLLOW AKUN INSTAGRAM @MYS_ZAHWANSN

DON'T FORGET YA, KAWAN!

HILIH BICIT, CIE JAHWAH BIKIN CERBAR AWOKAWOK.

FIX JODOH NANON.

Salam hangat dari Jahwah yang sedang gabut*)

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.1M 64.1K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
369K 13.1K 27
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
5.2M 384K 54
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
469K 24K 72
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...