Jumeaux β€’ njm ft. ljn βœ“

Par dreyy__hn

9.4K 834 18

JumeauxδΈ€ (adjective) ; said of children born from the same childbirth Jeno, sang kakak yang hidup bahagia mel... Plus

[1]Prolog β€’ Awal
[2]Prolog β€’ Lee Jeno, Im Yoona
[3]Prolog β€’ Na Jaemin
1. Jisung Sakit
2. Sekolah dan Hwang
3. Bit by Bit
5. Choice
6. Jung
7. Jisung & Park
8. Γ  l'envers
9. DΓ©solΓ©, jumeau
10. DΓ©jΓ  Vu
11. Wakey wakey! It's Morning!
12. Past to Present
13. Blurred Memories
14. New Moments
15. You Are The Key
16. Flashback
17. Back
18. Envoyez mon amour
19. Biar Semesta yang Memilih
20. "Cengeng"
21. Papa
22. Goodbye for Now
23. From Home [End]
[Epilog] β€’ My Everything
O1. Make A Wish
O2. Best Friend

4. Park

275 24 0
Par dreyy__hn

Jaemin POV

Hari ini, setelah sekian lama, aku menghabiskan waktu bertiga dengan kedua adik tersayangku. Ya, siapa lagi jika bukan Park Jisung dan Zhong Chenle? Dua sosok yang menemaniku selama 7 tahun terakhir.

Kami tidak kemana mana, hanya taman bermain saja. Awalnya Chenle ingin mengajak kita ke Busan, namun kutolak mentah mentah. Hey, ke Busan mau naik apa? Bus? Subway? Dan itu mengeluarkan uang kan? Ya wajar, uang anak itu tidak akan habis sampai tujuh keturunan. Apalagi Chenle yang sangat dimanja oleh keluarganya. Masalah uang baginya adalah masalah kecil. Tak hanya aku, Jisung juga menolaknya. Malah Jisung sendiri yang menyarankan taman bermain. Jika mereka menurut padaku, mungkin kita hanya akan ada dirumah, duduk bersama di ruang tamu, bermain game, dan hal yang dilakukan remaja lain. Oh, aku lupa. Jisung dan Chenle masih bayi.

Jangan terkecoh kalian. Muka mereka mungkin terlihat dewasa. Tinggi mereka mungkin tinggi seorang remaja, apalagi Jisung. Tapi percayalah. Mereka itu tak jauh dari kata 'bayi' jika bersamaku.

Aku dan Chenle memang dekat. Anak itu sangat sering ke rumah, dengan alasan rumahnya hanya ada pembantu. Meski kaya, Chenle hidup sendirian. Ayah dan Ibunya sibuk bekerja, kakaknya sibuk dengan kuliah. Aku sendiri tidak mempermasalahkannya. Malah jika aku bekerja, Jisung punya teman di rumah.

Aku tidak pernah tahu bagaimana keduanya bertemu. Mungkin saat ospek di sekolah? Entah juga. Yang jelas, mereka beruntung bertemu satu sama lain.

___

"Jaemin hyunggg, cepat beli tiketnya!!"

"Iya iya sabar Jisung-ah"

Kami sudah sampai di tempat yang kami tuju. Begitu turun, aku sudah ditarik oleh kedua bayi ini untuk membeli tiket. Tentu saja dengan uang tuan muda Chenle. Kami sudah sepakat, tidak ke Busan, namun kita akan menggunakan uang Chenle. Anak itu sendiri yang memaksa. Ya, beginilah jika kau punya teman yang sangat kaya namun sangat murah hati.

"Sudah, ayo masuk" ujarku setelah mendapat tiket dan memberikannya kepada mereka. Mereka langsung pergi meninggalkanku dahulu. Aku hanya menghela nafas lalu mengejar mereka.

"Jaemin hyung! Ayo naik itu! Aku ingin naik itu!" pinta Chenle. Aku melirik Jisung. Anak itu sudah keringat dingin melihat apa yang Chenle ingin naiki. Rollercoaster. Satu wahana yang Jisung sangat hindari.

Ah, menggoda adik sendiri tidak apa apa kan? "Ayo naik itu! Sepertinya seru. Jisungie, kau ikut tidak?" Tanyaku, tentu menggoda Jisung yang sudah panik duluan. Ia menatap kami tajam.

"Kalian mau aku mati?"

"Haha, tidak lah tenang saja. Kau diam disini bagaimana? Aku dan Jaemin hyung saja yang akan menaiki itu" jawab Chenle sambil tertawa. Aku pun juga tertawa melihat reaksi Jisung. "Oke. Aku akan menunggu disini. Jangan kemana mana" balas Jisung. Aku tak sempat berkata kata, Chenle menarikku duluan. Sepertinya anak itu benar benar antusias. "Jaemin hyung, kita ambil yang depan ya!!" seru Chenle yang membuatku gemas. "Oke, terserahmu, Chenle-ya" balasku mengusak surai hitamnya.

"WAH! NA JISUNG BENAR BENAR AKAN MATI JIKA MENAIKI ITU!!" seru Chenle dekat telingaku. "Chenle-yaa, kecilkan suaramu" ujarku menutup telinga. "Hehe, maaf hyung" ujarnya tersenyum. "Ayo, Jisung pasti menunggu"

"NA JISUNG"

Sekali lagi aku menutup teriakku begitu Chenle berteriak. Ingin rasanya ku omeli dia, namun aku sendiri sudah luluh dengan kegemasannya. Dasar lemah. Tapi kupastikan, kalian juga akan luluh dengan kegemasan seorang Zhong Chenle. 

"Bagaimana? Aku benar benar bisa mati jika naik itu" ujar Jisung menghampiri kami. Sementara Jisung dan Chenle mengobrol, netraku tak sengaja menangkap seseorang yang tampaknya mengawasi kami- tidak. Tatapannya hanya mengarah pada Jisung. Sepertinya orang itu belum sadar jika aku tengah menatapnya. Dengan segera aku berdiri di belakang Jisung dan memeluknya. "Nana hyung! Kenapa tiba tiba??" Tanya Jisung heran. "Tidak apa apa. Sekali kali saja tidak apa apa kan?" balasku menaruh daguku di bahu Jisung.

"Nah, ayo naik yang lain" ujarku lalu menggandeng mereka. Mereka sepertinya tidak memberontak atau menolak. Hanya saja aku yang waswas terhadap orang itu. Karena ku lihat dengan jelas, sangat jelas, seorang pria tinggi dengan hoodie dan kacamata hitam, tengah mengawasi Jisung. "Kita naik apa hyung??" tanya Jisung. "Yang gampang saja. Bombom car? Kart racing? Atau... Ferris Wheel?" Tanyaku balik. "Ferris Wheel? Seperti perempuan saja hyung" balas Chenle. Aku berpikir sebentar.

"Ayo kart racing"

___

"Bagaimana? Seru tidak?"

"Seru sekali! Ayo lagi!!"

"Zhong Chenle kita sudah menghabiskan 5 jam disini. Kau lupa rencana kita ke taman hari ini??"

Ya. Tak terasa kita sudah 5 jam di tempat ini. Mungkin karena terlalu senang sampai kita lupa waktu. Oh ya, habis ini kita ada rencana untuk ke taman. Entah mengapa, Chenle yang tiba tiba mengajak dengan alasan sudah lama tidak kesana. Aku dan Jisung setuju setuju saja. Toh supaya adil, taman bermain ide dari Jisung dan taman ide dari Chenle.

"Oh ya. Bentar ya hyung, aku dan Jisung ke toilet dulu"

Aku hanya mengangguk dan melihat bagaimana Chenle minta Jisung menemaninya ke toilet. Aku memainkan handphone ku selagi menunggu mereka berdua. Sampai,

Tuk!

Aku kaget begitu seseorang menepuk bahuku. Tidak mungkin Chenle Jisung. Aku menoleh. "Ya?" tanyaku. Orang itu melepas kacamata dan tudung hoodienya, menampilkan tampang tampannya itu. "Permisi, boleh bertanya?" tanyanya. Aku mengangguk. "Kau ada hubungan dengan anak ini?" Tanyanya sambil menyodorkan foto seseorang. Jisung. "I-iya, kenapa?" Tanyaku balik. Dia tersenyum.

"Kalau begitu, bisa saya bertemu dengannya?"

"Anda siapanya dia?"

"Saya? Saya kakak kandungnya"

Duniaku seperti berhenti saat itu. "A-anda mau membawanya kembali?" Tanyaku gemetaran. "Jika anaknya mau, saya akan membawanya kembali" ujarnya. Jangan, Jisung tidak boleh dibawa kemanapun. Cukup aku kehilangan Jeno, jangan Jisung. "S-sebentar dia sedang di toilet" balasku. "Boleh tahu nama anda?" Tanyanya, lagi. "Na Jaemin" balasku. "Oh Jaemin-ssi, terima kasih sudah mau bersama Jisung" ujarnya membungkuk. "Y-ya sama sama" balasku. "Saya Park Chanyeol" balasnya dan aku mengangguk.

"JAEMIN HYUNG! NANA HYUNG!!"

Aku dan Chanyeol-ssi kompak menoleh ke sumber suara. Disana ada Chenle yang tengah menggeret Jisung.. yang bajunya agak basah. Aku menghampiri mereka. "Astaga, gimana bisa basah, Jisung-ah??" Tanyaku sambil mencoba mengeringkan baju basah Jisung. "Kerannya tadi rusak hyung, tentu karena Jisung" ujar Chenle tertawa. Jisung yang semula menunduk mengangkat kepalanya. Ia kaget, melihat sosok familiar baginya. Aku menyadarinya. "Kakak kandungmu, Jisung-ah. Keluargamu menginginkan kamu kembali" ujarku kepadanya.. menahan air mata. Chenle pun juga melihat Chanyeol. Sampai akhirnya Chanyeol menghampiri kita. "Park Jisung, ayo kita pulang" ujarnya mengulurkan tangannya pada Jisung. "Jisung jangan!" Ujar Chenle memeluk Jisung.

"Tidak. Namaku Na Jisung. Sampai kapanpun akan menjadi Na Jisung, adik Na Jaemin hyung. Persetan masalah hukum, aku tidak akan kembali pada keluarga yang meninggalkanku dulu. Aku sangat bersyukur bertemu Jaemin hyung. Aku bahagia, dan kalian mau merusak kebahagiaanku? TIDAK!"

Aku, Chenle dan Chanyeol itu kaget mendengar Jisung. Air matanya sudah keluar. Menandakan dia benar benar tidak mau pergi. "Jisung-ah, kau tidak mau bertemu papa dan mama? Kau tak rindu kami?" tanya Chanyeol. "Tidak. Sama sekali tidak. Aku sudah punya keluarga sendiri yang merawatku baik. Aku tidak butuh kalian" jawab Jisung. Aku memeluknya. "Jisung-ah, dia kakak kandungmu, setidaknya sopan sedikit. Dan aku yakin keluargamu sudah menyesal, tetapi tetap keputusan ada padamu" bisikku mengusap kepalanya. "Tidak Nana hyung, aku tidak akan kembali. Ayo kita pergi" ujar Jisung menggandeng tanganku dan Chenle pergi. Aku melepaskan genggaman Jisung. "Maaf Chanyeol-ssi, aku sendiri tidak bisa membiarkannya pergi begitu saja. Jisung sudah cerita perlakuan keluarga kalian padaku. Semua ini keputusan Jisung. Kami permisi" ujarku lalu menyusul Jisung yang ditenangkan Chenle.

___

"Jisung-ah.."

"Hyung, jangan terhasut mereka. Aku tidak ingin kembali. Tolong hyung.. kumohon. Aku tidak ingin meninggalkan kalian"

Aku memeluk Jisung. "Tenang.. aku juga tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja. Mereka harus melaluiku kalau mau membawamu kembali" lirihku. "Jaemin hyung, Jisung-ah, kita sampai" ucapan Chenle membuatku melepaskan pelukan Jisung. Kami turun dari bus.

Taman.

Sesuai rencana awal.

Kami duduk di bangku yang ada. Tak ada yang berani membuka suara. "Jisung-ah.. jangan meninggalkan kami.." lirih Chenle yang terdengar oleh kami. "Tidak akan pernah. Aku janji" dan setelah itu, kami memutuskan untuk melupakan masalah ini sejenak. Aku hanya memotret mereka yang bahagia, berharap aku akan sering - sering melihat momen ini.

Diam diam aku suka membayangkan, liburan bersama. Aku, Mark hyung, Jeno hyung, Chenle, Jisung, papa Donghae, dan mama. Sungguh, sangat seru. Oh ya, aku melupakan Haechan dan Renjun. Bermain bersama di pantai, lalu camping, ah, benar benar seru. Namun, apa itu bisa terjadi? Entahlah.

Yang kuharapkan saat ini hanya 2 hal. Jisung dengan janjinya tidak akan meninggalkanku, dan juga Jeno yang kuharap dapat mengingatku, tanpa merasakan sakit.

___

To Be Continued

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

2.2M 115K 64
↳ ❝ [ INSANITY ] ❞ ━ yandere alastor x fem! reader β”• 𝐈𝐧 𝐰𝐑𝐒𝐜𝐑, (y/n) dies and for some strange reason, reincarnates as a ...
242K 6K 52
⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ ΰͺœβ€βž΄ 𝐅𝐄𝐄𝐋𝐒 π‹πˆπŠπ„ .ᐟ ❛ & i need you sometimes, we'll be alright. ❜ IN WHICH; kate martin's crush on the basketball photographer is...
9.6K 283 13
In which two souls find eachother at the most unexpected time, and help eachother heal as much as they can. nairobi x fem!oc
1M 54.6K 35
It's the 2nd season of " My Heaven's Flower " The most thrilling love triangle story in which Mohammad Abdullah ( Jeon Junghoon's ) daughter Mishel...