Always Be My Baby《Jaeyong》✔

By acel_kins-

345K 48K 9.9K

[Sad Romance] [M] Jaehyun menutup hatinya, mengabdikan dirinya sendiri hanya untuk mengurus anak semata way... More

Prolog
Part 1
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
OPEN PRE-ORDER BUKU!!

Part 2

30.1K 4.7K 509
By acel_kins-

❝Now you wanna be free, so I'm letting you fly..❞

SEBENARNYA Jaehyun tidak tahu seperti apa sekertaris barunya nanti, ia menyerahkan seluruh tanggung jawab kepada Ten dan kepala Human Resource DepartementㅡHRD. Karena pekerjaaan Jaehyun terlalu banyak, meeting yang ia hadiri juga sangat padat, terlebih minggu depan nanti ia harus terbang ke Dubai untuk bertemu rekan bisnis guna mendapatkan tender.

Semoga saja Krystal; Kakak kandung Jaehyun tidak mengeluarkan protes ketika nanti ia menitipkan Mark selama pegi ke Dubai. Walaupun Mark sudah delapan belas tahun, namun Jaehyun tidak ingin membiarkan anak semata wayangnya itu sendiri di rumah tanpa pengawasan. Mark memang tidak pernah melakukan sesuatu yang aneh, namun Jaehyun tetap ingin menitipkan Mark pada Krystal.

Sangat menyebalkan mengetahui fakta bahwa ia harus pergi ke Dubai nanti bersama sekertaris baru yang tidak berpengalaman. Meskipun Jaehyun ingin menahan Ten, tapi ia tidak bisa, lelaki berdarah Thailand itu harus mengambil cuti karena kandungannya sudah memasuki bulan ke tujuh.

Pintu ruangannya yang di ketuk berhasil membuat Jaehyun tersentak, ia menyadarkan diri dari lamunan panjang dan berdehem, lalu mempersilahkan si pengetuk untuk masuk. Tapi sepertinya Jaehyun menyesali keputusannya karena saat ini yang muncul adalah mahluk menyebalkan bernama Johnny Seoㅡsuami sah dari Chittapon Leechaiyapornkul.

"Yo dude!" seru Johnny seraya berjalan masuk dan membawa dua cup kopi yang ia beli di starbucks beberapa saat lalu, "americano?"

Jaehyun menghela napas jengah lalu melepaskan kacamata yang bertengger di pangkal hidung. "Ada apa kau kemari?"

Johnny mencibir, ia menaruh satu cup americano di meja Jaehyun dan mendudukan diri di kursi yang terletak di hadapan Jaehyun. "Mengucapkan terima kasih?"

"Untuk?"

"Karena sudah memberikan izin cuti untuk Ten!" seru Johnny senang, ia menyeruput kopi miliknya, "walaupun semalam ia mengamuk karena masih ingin bekerja hingga bulan depan, but that's awful! Membayangkan Ten bekerja dengan perut besar; delapan bulan, itu membuatku takut! Bagaimana bila nanti perutnya pecah?"

Apakah Jaehyun sudah mengatakan sebelumnya bila Johnny sangat bodoh? Ah tidak, lelaki bermarga Seo itu cukup pintar di dalam urusan pekerjaan, namun otaknya berubah menjadi kosong saat menghadapi Ten dan kehamilannya.

Jaehyun meraih cup americano pemberian Johnny, meminumnya perlahan. "Tidak akan pecah, kecuali Ten jatuh dari lantai sepuluh danㅡ"

"YAA! HENTIKAN!" teriak Johnny panik, ia memukul kencang meja Jaehyun, "kau membuatku takut sialan! Bagaimana bila hal tersebut benar-benar terjadi! Ah tidak tidak, bajingan! Seharusnya kau tidak mengatakan hal itu!"

Kini di dalam kepala Johnny di penuhi bayangan bila hal tersebut benar-benar terjadi, and that's make him freaking out.

"Baiklah, aku minta maaf." ujar Jaehyun jengah, ia menarik pelan dasi nya yang terlalu ketat, "sebaiknya kau pergi bila sudah tidak ada kepentingan, aku harus berkerja."

Johnny mendengus. "Dude, apa kau tidak lelah dengan julukan workaholic? Damn, you should looking for a lover and making love, itu mungkin bisa membuat kebiasaan burukmu menghilang."

Sekali lagi, Johnny Seo dan mulut besarnya yang menyebalkan. Bukan gila kerja, tapi pekerjaaan Jaehyun benar-benar menumpuk, ia harus menyelesaikannya secepat mungkin.

"Bagaimana Mark?" kali ini Johnny mengalihkan pembicaraan, "apa kau memiliki waktu untuknya?"

"Tentu saja." sudah Jaehyun katakan, meskipun pekerjaannya menumpuk ia selalu memerhatikan Mark dan menghabiskan waktu bersama anak semata wayangnya ituㅡhampir setiap pekan.

Johnny kembali menyeruput kopinya. "Kau tidak ingin berkencan?"

"Tidak."

"Making love and release your hormone?"

Jaehyun melemparkan tatapan tajam pada Johnny. "Swear to God, you are the most annoying person I have ever met.." kepalanya sungguh pening karena kehadiran Johnny.

Mendengar itu Johnny tertawa. "You're welcome." ia berdiri dari duduknya dan melambaikan tangan ke arah Jaehyun, "jika begitu aku pergi, see you later dude!"

You're welcome? Jaehyun bahkan tidak berterima kasih, ia mengeluarkan cacian, bukan pujian.

Menghirup napas dalam, Jaehyun akhirnya kembali memfokuskan diri untuk menyelesaikan pekerjaannya, ia harus pulang pukul lima sore dan menyiapkan makan malam. Tidak lupa Jaehyun perlu mampir ke supermarket, membeli buah semangka karena Mark sangat menyukai buah yang mengandung banyak air itu.

***

Ada sekitar lima lamaran yang Ten terima, semua yang ia pilih memiliki pengalaman yang cukup di bidang sekertaris, besok Ten akan melakukan interview bersama kepala HRD dan setelah membimbing sekertaris baru selama tiga hariㅡTen akan segera mengambil cuti.

"Aunty."

Kepala Ten mendongak, menatap Mark yang berdiri di hadapan meja nya dengan tatapan terkejut, oh Ten tidak tahu bahwa Mark akan datang ke kantor. Terlebih panggilan yang di keluarkan oleh lelaki bermarga Jung itu membuat Ten sedikit kesal.

"Tidak bisakah kau memanggilku dengan panggilan yang lebih normal? Uncle terdengar lebih cocok!" gerutu Ten kesal, ia membereskan berkas lamaran yang berserakan di atas meja, "ada angin apa kau tiba-tiba datang ke kantor? Bagaimana kuliahmu? Berhasil menemukan teman baru?"

Mark memutarkan bola mata bosan. Tentang kuliah, ia menjadi pusat perhatian karena wajah tampannya yang menawan! Bahkan beberapa senior perempuan tidak segan untuk menanyakan nomor telepon Mark, hanya saja Mark tidak memberikannya, ia tidak suka di ganggu.

"Apa Daddy ada di dalam?" tanya Mark tanpa menjawab semua pertanyaan Ten, ia melirik ke arah ruangan yang ada di dekat meja kerja Ten.

"Meeting di lantai delapan, lima belas menit lagi mungkin selesai."

Menghela napas panjang, Mark akhirnya menarik kursi kosong di dekat Ten dan mendudukan dirinya di sana, terlalu lelah karena kegiatan mahasiswa baru, ia harus menjalani serangkaian orientasi studi dan pengenalan kampusㅡospek, cukup menguras tenaga.

Ten menatap heran ke arah Mark. "Ada apa?" ia mengeluarkan satu cokelat batangan dari laci dan memberikannya pada Mark, "oh! Kau berkuliah di Seoul University kan? Jurusan apa?"

"Bisnis." tangan Mark meraih cokelat yang Ten berikan, lumayan, untuk mengisi tenaga nya kembali.

"Ah Haechan juga mendaftar di kampus itu! Jurusan seni. Kau mengenal Haechan kan? Adik dari suamiku."

Sebelah alis Mark terangkat, Haechan? Entahlah, ia merasa pernah mendengar nama itu, Mark bukan orang yang mudah mengingat sesuatu, ia selalu melupakan apapun dengan mudah. Bahkan Mark tidak mengingat bagaimana rupa Ibunya.

Sejujurnya itu adalah hal baik, Mark tidak perlu membahas apapun tentang Ibunya lagi, lebih baik ia melupakan seseorang yang sudah meninggalkannya dan Ayahnya itu.

Ten mencibir. "Kau tidak ingat?"

Mark menggeleng, ia mengigit cokelat yang di berikan Ten dan memejamkan mata, Mark ingin sekali tidur namun ia bisa merasa mati kebosanan bila berada di rumah sendirian. Rasanya Mark ingin mengajak Jaehyun makan malam di luar, ia sedang ingin mengkonsumsi samgyeopsal.

"Tahun lalu kau pernah datang ke acara ulang tahunnya bersama Jaehyun, sweet seventeen." gumam Ten yang kini juga ikut memakan cokelat, ia tidak memiliki berkas yang perlu di kerjakan, "kau memberinya boneka beruang besar berwarna cokelat."

"Aku tidak begitu mengingatnya." gumam Mark pelan, bila ia memberi sesuatu, itu pasti di beli oleh Jaehyun, Mark tidak pernah memberi hadiah kepada siapapun.

Ten mendengus, lebih baik ia mengobrol bersama Jaehyun karena Mark itu sangat datar! Mark juga jarang sekali menjawab pertanyaannya.

"Bagaimana kuliahmu? Aku bertanya tadi tapi tidak kau jawab."

"Like usual."

"Like usual?" nada suara Ten terdengar sangat kesal, "ini bahkan baru hari kedua!"

Mark mengangkat bahu acuh, terlalu malas menceritakan tentang detail yang di alaminya, itu bukan sesuatu yang perlu Mark banggakan.

"Ah sudahlah, bisa-bisa bayiku lahir lebih awal karena berbicara denganmu sangat menguras emosi." gerutu Ten kesal, ia mengalihkan pandangan ke arah lain. Sementara Mark tidak menanggapi apa yang Ten katakan.

Pukul setengah lima, tiga puluh menit lagi Jaehyun selesai bekerja dan mereka berdua bisa makan samgyeopsal bersama, Mark ingin sekali mengisi perutnya dengan daging. Ia tidak sabar, air liurnya sudah berkumpul di mulut.

Tbc

You should listen to this song

🎶David Cook - Always Be My Baby🎶

Continue Reading

You'll Also Like

202K 18.6K 38
[End] Semuanya berawal dari Jaemin yang membantu bos nya di kantor yang sedang mabuk dipinggir jalan, hingga akhirnya ia malah menghabiskan malam ya...
152K 20.2K 15
[ ✓ ] Keseharian si Bucheen Jaehyun untuk mendapatkan hati si garang Taeyong. • it's Jaeyong! • bxb • humor • non-baku • ga jelas • don't like don't...
161K 26.3K 15
[ ✓ ] Dimulai dari sebuah pesta yang membosankan, menjadi pesta yang mencengkam. Bisakah kau memecahkannya? (!!!) • It's JaeYong • bxb • Don't like d...
344K 45.3K 27
[END] Lee Taeyong, pengidap pyrophobia yang bertemu dengan si penguasa api takdir? Lee Taeyong x Jung Jaehyun ❗Boy x Boy ❗don't like? don't read!