Rumah Mantan (Selesai)

By azizahazeha

3.1M 380K 20.3K

Felix Caton (30 tahun) Zemira Trisha (28 tahun) Zemira ribut dengan kedua orang tuanya karena masalah jodoh... More

Blurb
PROLOG
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH SATU
DUA PULUH DUA
DUA PULUH TIGA
PENGUMUMAN
DUA PULUH EMPAT
DUA PULUH LIMA
DUA PULUH ENAM
DUA PULUH TUJUH
DUA PULUH DELAPAN
DUA PULUH SEMBILAN
TIGA PULUH
EPILOG
Ucapan Terima Kasih

SATU

111K 12.2K 471
By azizahazeha

Sudah satu minggu aku menumpang tinggal di paviliun milik Felix. Aku masih berusaha untuk mencari kerja, sampai sekarang belum juga berhasil. Jika saja aku tidak kehilangan tasku, aku pasti bisa menyewa tempat yang nyaman, tidak dengan tinggal di paviliun kecil milik Felix itu.

"Mbok," panggilku pada Mbok Ani yang sedang menyiapkan sarapan di atas meja.

Bukannya Felix sudah pergi? Ini sarapan buat siapa?

"Wah makasih Mbok! Tahu saja saya mau minta makan!" seruku langsung duduk di kursi meja makan.

Mbok Ani tersenyum ramah, hanya beliau yang menyambutku. Felix? Jangan ditanya, dia manusia menyebalkan yang memberikan waktu kepadaku selama sebulan. Jika saja aku tidak meninggalkan buku tabunganku di rumah, semua tidak akan seribet ini.

"Duh!" pekikku saat tiba-tiba merasakan ada yang menarik ujung cepolan rambutku.

"Mbok Ani sekarang punya peliharaan kucing jalanan ya?" Aku memutar sedikit kepalaku, melihat Felix sedang berdiri di sampingku.

Aku terdiam meringis pelan pelihat Felix, dia melepaskan tarikannya pada cepolan rambutku. "Bukannya lo udah berangkat?" tanyaku hati-hati saat Felix duduk di kursi yang ada di ujung meja makan.

Felix melirikku tajam, aku hanya mendengus saja. Memang susah sih ya menghadapi Felix. Sifatnya yang menyebalkan inilah yang menjadi salah satu dari banyak alasan aku minta putus.

Sadar Zem, lo sekarang ada dimana? Di rumah mantan yang lo putusin itu!

Hati kecilku berteriak, membuatku meringis diam-diam. Aku pun mengambil sepotong roti bakar yang ada di depanku, tiba-tiba saja tanganku ditepuk oleh Felix. Dia menatapku dengan sebelah alisnya yang terangkat.

"Gue bukan dermawan yang suka aja ngasih makan gratis anak orang," tuturnya.

Aku mendengus pelan. "Pelit banget lo! Gue ini lagi kesusahan!" balasku dengan wajah memelas.

"Kesusahan? Harusnya lo cari kerja, usaha!"

Ouch!

Ucapan Felix sangat menohokku. Bukannya aku diam-diam saja, meski tidak kemana-mana aku tetap berusaha. Mengumpulkan banyak info lowongan pekerjaan dan juga memasukkan banyak lamaran ke banyak perusahaan ternama.

Seketika, aku teringat dengan Felix. "Gue minta kerjaan di kantor lo dong!" seruku kemudian. Felix melotot padaku. Sepertinya dia tidak begitu suka mendengar seruanku. "Please! Seenggaknya gue nggak numpang gratis di sini, gue juga bisa cepat-cepat minggatkan?" lanjutku dengan memasang puppy eyes terbaikku yang mungkin saja bisa meluluhkan Felix.

"Oke, habis makan siang datang untuk wawancara," kata Felix yang membuatku tersenyum lebar.

Felix Caton, dia seorang Chief Executive Officer alias CEO di salah satu anak perusahaan milik keluarga Caton yang tajir melintir. Jangan tanya bagaimana pertemuan keberuntunganku dulu dengan Felix. Itu semua sudah jadi masa lalu!

"Sepertinya posisi office girl bisa ditambah," gumam Felix membuatku tersedak. Aku hampir saja menyemburkan susu yang sedang aku minum.

"Sumpah ya! Lo tuh bener-bener iblis, jahat banget sumpah!" pekikku tidak terima. "Ya Tuhan! Kenapa gue dulu pernah pacaran dan hampir nikah sama ni iblis?" ujarku mendelik pada Felix.

"Kalau mau datang, enggak ya sudah!" tutur Felix yang berdiri dari duduknya. Dia meninggalkanku yang terbengong-bengong di meja makan.

💌💌💌

Aku berdiri di depan gedung Caton yang luar biasa megah, banyak orang lalu lalang di dalam sana, keluar masuk gedung ini seperti hal biasa. Aku mengenakan baju terbaik yang aku bawa, blouse chiffon berwarna dusty pink dan celana jeans hitam. Agar tidak terlihat terlalu santai, aku mengenakan high heels hitam.

Oke! Pakaianku ini memang lebih mirip orang ingin nongkrong di café. Tapi, aku tidak punya pilihan lain. Hanya ini yang aku bawa ke Jakarta.

"Permisi." Aku menghampiri meja resepsionis yang lebar luar biasa. Resepsionisnya saja cantik dan modis. "Saya Zemira Trisha, PT. So Tasty Indonesia di lantai berapa ya?" tanyaku kemudian.

Aku sudah diberitahu oleh Felix untuk menuju kantornya. Sayangnya, aku tidak tahu dimana perusahaan yang dipimpin Felix tersebut berada. Semua anak perusahaan keluarga Caton berpusat di gedung ini.

"Ada di lantai sepuluh," sahut resepsionis tersebut ramah.

"Terima kasih," tuturku seraya mengangguk sekilas dan melanjutkan jalanku.

Aku menunggu lift bersama dengan beberapa orang yang berpakaian formal. Tidak ingin terus berpikiran salah kostum, aku memilih mengambil ponsel di dalam tas. Aku mengecek aplikasi chatting dan mendapatkan chat dari Felix.

Mantan Felix : Kalau sudah sampai, langsung ke ruanganku.

Dulu, saat masih berpacaran dengan Felix dia masih menjadi Regional General Manager di Semarang. Wajar jika aku tidak pernah kemari dan tidak pernah tahu apa-apa soal gedung ini. Mungkin kondisi sekarang akan berbeda jika aku tidak memutuskan pertunangan kami.

"Huh ... gue udah nggak waras kayaknya," gumamku pelan, sangat-sangat pelan.

Tepat saat itu, pintu lift terbuka. Aku buru-buru masuk ke dalam lift bersama dengan beberapa orang yang berpenampilan formal. Mereka melirikku aneh, mungkin heran kenapa manusia salah kostum sepertiku ada di sini.

"Eye liner gue masih kece kan?" Seorang perempuan dengan blazer hitam bertanya pada temannya yang mengenakan blazer cokelat muda.

"Masih oke kok."

Aku mendengarkan ucapan mereka dengan seksama. Tidak penting sih mengenai eye liner-an ini. Drai pada aku bengong dan akhirnya kesambet setan penunggu lift di sini, lebih baik aku menguping pembicaraan mereka.

"Felix Caton nih!" Si blazer cokelat berseru sembari melihatkan layar ponselnya pada temannya.

Buset, nama Felix disebut tanpa embel-embel Pak. Aku memajukan sedikit kepalaku, mempertajam mataku melihat apa yang ada di lara ponsel si blazer cokelat. Jelas penasaran, nama si Felix disebut-sebut soalnya.

"Gue heran deh ya, dia sudah sehebat ini tapi kok belum menggantikan posisi Pak Charles ya?" tanya si blazer cokelat yang sepertinya paling cerewet di sini, inilah salah satu karyawan yang paling aktif di grup gibah whatsapp perusahaan.

Jadi, layar ponsel tadi berisi berita keberhasilan Felix membawa nama baik perusahaan. Felix mampu menguasai pasar Asia untuk produk frozen food dari PT. So Tasty Indonesia. Aku pun mengakui kehebatan Felix ini.

"Lo nggak tahu? Felix harus nikah dulu baru bisa menduduki tahta di puncak," jawab si blazer hitam sembari menunjuk-nunjuk ke langit-langit lift.

Aku diam saja, tidak ingin mencampuri konten gosip keduanya. Aku tahu Felix hanya dinilai belum pantas saja oleh Pak Charles, tidak mungkin karena status belum menikah. Lagi pula, mudah bagi Felix untuk mencari calon istri. Dia pasang iklan saja, aku yakin akan ada ratusan wanita mengantri dan mendaftar.

Lantai 10, pintu lift terbuka. Kedua karyawan yang bergosip tadi berjalan lebih dahulu. Sepertinya mereka karyawan di So Tasty. Aku berjalan menuju meja resepsionis yang menyambut di depan lift.

"Saya ingin bertemu Felix Caton," ujarku pada resepsionis. Aku melirik kedua orang karyawan yang masih berada di dekatku, keduanya kaget dan melirik-lirik ke arahku.

"Zemira."

Baru saja aku akan kembali membuka suara, tiba-tiba aku mendengar suara berat dan dingin memanggil namaku. Aku melihat Felix berdiri di sebelah pintu yang sepertinya akan mengarah ke ruangan kantor So Tasty.

Aku menghampiri Felix, berjalan melewati dua orang karyawab yang terdiam sejak tadi. Aku mengekor di belakang Felix. Langkah kaki Felix sangat panjang, membuatku hampir saja berteriak kesal pada Felix. Untunglah, Felix memperlambat jalannya. Mungkin dia terlalu Lelah berjalan begitu cepat.

Di So Tasty inilah aku akan memulai perjalanan karirku yang baru. Entah berapa lama aku bisa berada di sini. Yang pasti, So Tasty dan pria yang punggungnya ada di hadapanku ini akan menghiasi hariku yang baru.

💌💌💌

Akhirnya aku ada waktu juga buat melanjutkan cerita ini!
Demi apa ya, aku bener-bener nggak tahu kalau prolognya bisa rame gitu!
Yuk ramaikan guys, aku pengen crazy update deh di cerita ini. Kira-kita pada mau nggak? Pakai target komentar kayak biasa~

Berikut ini visualnya Felix dan Zemira ya. Nggak ngebayangin mereka juga nggak papa kok guys.

James Jirayu as Felix Caton

Natapohn Tameeruks as Zemira Trisha


Continue Reading

You'll Also Like

12.7K 578 36
"Jangan terlalu benci nanti cinta" "Nggak akan" Musuh abadi sejak zaman SD, dipertemukan kembali di SMA. Sudah 2 tahun penyamaran Permata tidak terd...
3.6M 297K 44
Cowok yang diidam-idamkan wanita itu Erky. Ganteng, tinggi, super tajir, dan super friendly ke semua orang. Sayangnya, bahkan dengan fisik dan keprib...
1.7M 163K 34
Keysha Callia mengenal Fabian Aden sebagai sosok mantan pacar Kakaknya (Emira Lailani) yang tampan dan baik hati. Meski statusnya mantan, ternyata Ke...
1.5M 107K 50
Araya Maharani menyadari rasa ketertarikan kepada sepupunya, Aditya Dewangga. Pemuda tampan yang sayangnya memiliki sikap yang buruk sehingga dipinda...