PLAYING BY THE FATE | Dramion...

By Mountaztaz

101K 7.3K 1.2K

Draco berusaha keras untuk mempertahankan Hermione agar tetap disisinya, apakah Lucius dan Narcissa akan ikut... More

Bab 1 - Head Boy and Head Girl
Bab 2 - Falling in Love
Bab 3 - Friendship Zone
Bab 4 - When Slytherin makes woo
Bab 5 - Hurtful Truth
Bab 6 - Stay
Bab 7 - Slytherin Princess
Bab 8 - Magic Three Word
Bab 9 - Stealing the Moment
Bab 10 - I Wish....
Bab 11 - When The Party is Over
Bab 13 - Slytherin Charms
Bab 14 - Together Again
Bab 15 - The Proposal
Bab 16 - Malfoy's Wedding
Bab 17 - Malfoy Heirs
Bab 18 - Death Eaters Curse
Bab 19 - Malfoy Dark Secret
Bab 20 - Newborn Baby
Bab 21 - EPILOG : What Malfoy wants then Malfoy gets

Bab 12 - Walk Out

3.3K 292 48
By Mountaztaz

PLAYING BY THE FATE

.

.

3 bulan berlalu bagai berabad-abad,

Draco makin tenggelam dalam pekerjaannya—pekerjaan adalah pengalihan frustasinya.

Hidupnya hampa tanpa Hermione, bukannya Draco tak berusaha mengejarnya. Ribuan kali telepon dan sms dikirimkan ke nomor Hermione, tapi wanita itu tak mengubrisnya. Berkali-kali dia bolak balik berusaha menerobos kantor dan flat Hermione tapi wanita itu selalu sukses menghindarinya.

Ia sangat frustasi. Hampir depresi malahan—setiap malam ia habiskan untuk mabuk, pulang, tidur, dan kerja bagai zombie.

Blaise bahkan melarangnya untuk datang kembali di barnya karena Draco selalu membuat keributan disana, ia tak perduli. Ia makin senang membuat marah orang yang tak dikenal dan menikmati pukulan setelahnya.

Yang masih membuatnya bertahan hidup adalah Narcissa yang selalu melihatnya dengan tatapan sedih dan cemas.

Astoria memang benar hamil dan sedang mengandung.

Draco juga heran dengan dirinya sendiri waktu beberapa bulan lalu sebelum Astoria dinyatakan hamil. Libido dan hasratnya meninggi—dan kala Hermione tak bisa memenuhi hasratnya karena kesibukannya, ia lampiaskan pada Astoria. Ia seolah tak mampu menahan nafsunya.

Ia binggung sendiri kala mendapati dirinya terbangun telanjang dan Astoria dengan nyaman tidur di pelukannya dengan kondisi ranjang yang porak poranda, ia tidak ingat sama sekali.

Yang ada di bayangannya adalah bahwa ia bercinta dengan Hermione.

Draco bertanya-tanya apa ada yang salah dengan dirinya? karena sejak pernikahan dengan Astoria. Draco sama sekali tak mampu menyentuhnya. Ia tidak bernafsu dan tidak berereksi dengan wajar.

Draco selalu ingat Hermione mengatakan bahwa ia sangat suka dengan luka-luka yang memenuhi tubuhnya dan tak rela bila orang lain melihatnya. Draco menjaga diri agar selalu berpakaian lengkap di depan Astoria padahal ia sangat suka bertelanjang dada di kamarnya, dia selalu mengunci pintu kamar mandi jika sedang mandi—takut bila Astoria tiba-tiba masuk memergokinya.

Tapi kemudian Draco bagai hilang kendali waktu itu, bercinta dan akhirnya Astoria hamil.

Ia sama sekali tidak mengerti.

Draco pun kadang merasa kasihan dengan Astoria tapi wanita itu selalu merecokinya dengan berbagai pertanyaan dan tuduhan yang tidak penting—membuat Draco pusing kepala dan semakin tak betah berdekatan dengan wanita itu.

Ia makin jarang pulang ke Manor, berkali-kali ia menginap di kantor atau menyewa kamar hotel, ia hanya pulang jika Narcissa mencarinya.

Hobi Astoria yang selalu menghambur-hamburkan uang dan foya-foya dengan teman-temannya membuat Draco jengah dengan tagihan panjang beberapa toko, restoran, salon dan bar yang mampir ke mejanya.

Tapi Draco membiarkannya karena perasaan bersalahnya pada Astoria—ia tidak pernah bersikap sebagai suami yang baik.

Semenjak hamil, Astoria jadi sering sakit-sakitan. Kerjaannya sepanjang hari hanya berbaring dengan wajah pucat.

Draco bukannya tak punya hati, ia menyapa Astoria setiap pagi jika Draco berada di Manor dan menanyakan keadaannya tapi Astoria selalu bersikap sama, menyalahkannya dan menuduhnya pada akhirnya mereka bertengkar.

Draco lelah dengan semua ini, ia tidak menemukan kedamaian di rumah. Penderitaanya bertambah dengan perginya Hermione dari sisinya.

Akhirnya disinilah ia—berjalan sempoyongan di jalan sepi dan gelap dengan wajah babak belur dan darah terdapat di bibirnya.

Tampilan Draco sangat menyedihkan—hanya wajah tampan aristokrat yang menyelamatkannya bahwa dia bukanlah preman jalanan.

Pekerjaan baru Draco bertambah, ia kadang menjadi stalker Hermione bila ia punya kesempatan, melihat dari jauh flat Hermione, memperhatikan dalam diam jendela kamarnya lalu pulang setelah memastikan bahwa kamar itu gelap—pertanda si empunya flat tertidur.

Malam ini, ia melihat sesuatu yang berbeda—sebuah mobil berhenti di depan gedung flat Hermione, lalu seorang pria yang tak asing dimatanya, keluar dari mobilnya.

Pria itu membukakan pintu dan terlihat sedang merangkul Hermione yang jalan sempoyongan—tampaknya Hermione mabuk berat. Pria itu memapah Hermione masuk ke dalam.

Draco sempat mengeram dan ingin sekali mendatangi mereka, memisahkan rangkulan pria itu dari badan Hermione—kekasihnya, ia terbakar cemburu. Ia takut pria itu memanfaatkan keadaan Hermione yang tak sadarkan diri karena mabuk.

Diikutinya mereka sampai masuk ke dalam gedung dengan memakai lift lain. Draco menunggu di balik pintu emergency—dia akan mendobrak masuk flat Hermione jika dalam kurun waktu 30 menit, pria itu tidak keluar dari flat.

Ia menghela nafas lega ternyata pria itu keluar dari flat Hermione dan Draco akhirnya mengenali pria itu dalam jarak dekat—Oliver Wood? Mantan kakak kelas mereka di Hogwarts, mantan kapten Quidditch Gryffindor.

Apa yang dia lakukan bersama Hermione sebelum mabuk?.

Insting Draco berjalan, tampaknya mereka akan berinteraksi kembali. Draco yakin Hermione mempunyai hubungan khusus dengan Wood. Draco berusaha mati-matian menahan rasa cemburunya.

Dan benar saja di malam-malam berikutnya ia sering melihat Oliver Wood mengantar Hermione pulang ke flat dalam keadaan mabuk atau dalam keadaan sadar.

Draco semakin tidak bisa menguasai dirinya melihat Hermione tampak tersenyum lebar kala pria itu melontarkan obrolan.

Mereka seperti pasangan kekasih, dan ini tidak mungkin dibiarkan.

Bagaimana bisa Hermione menikmati hidupnya sementara dia merasa hidupnya seperti di neraka setelah mereka berpisah? Draco tak mampu menguasai logikanya berjalan, ia tak rela jika pria lain mampu memiliki dan membahagiakan Hermione.

Ia menunggu waktu yang tepat, Oliver sepertinya pria yang sabar, dia mengantar Hermione pulang, mengikuti Hermione masuk ke dalam dan beberapa saat kemudian dia keluar.

Setelah beberapa menit, dia berdiri di depan flat Hermione dan mengetuk pintunya.

"Oliver, apa ada yang ketinggalan—?" Hermione tertegun kala melihat Draco yang berdiri di ambang pintunya.

Hermione segera menutup pintu tapi Draco lebih cepat, dia menahan pintu dan segera masuk ke dalam.

Hermione tampak semakin mengurus, tulang selangkanya terlihat di balik sweater coklatnya dan Demi Merlin—Hermione memangkas pendek rambutnya, nyaris sependek rambutnya.

Draco tidak pernah memperhatikan hal ini, karena Hermione selalu memakai topi musim dingin ketika dia menjadi stalker Hermione.

Tapi itu sama sekali tidak mengurangi kecantikannya, Hermione bahkan tampak sexy, walaupun Draco lebih menyukai Hermione dengan rambut panjang ikalnya. Tapi ini membuatnya berbeda—maskulin, tegas dan sexy. Draco mengatakan sexy berkali-kali.

"D-Draco? What are y—?"

"You've got new haircut? Why?"

"It's none of your bussiness"

"Sure! kau ingin melupakan aku dengan memotong rambutmu dan membuangku"

Hermione menghela nafas "Aku hanya ingin perubahan"

"Kau berhubungan dengan Oliver Wood?"

"Kau memata-mataiku? Demi Merlin..."

"Tidak ada alasan bagiku untuk tidak memata-mataimu"

"Kenapa kau memata-mataiku dan datang kemari?"

"Karena aku tidak mampu meninggalkanmu—hanya ingin memastikan kau baik-baik saja"

"Aku baik-baik saja"

"Oh..ya..dengan pulang mabuk-mabukan?"

"Bukan urusanmu"

"Urusanku. Bila ternyata Wood atau pria lain memanfaatkanmu ketika kau mabuk"

"Aku tidak serendah itu! Dan aku bukan milikmu lagi"

Hermione mendengus marah.

Draco diam, dia berusaha untuk tidak memicu pertengkaran dengan Hermione—tidak sekarang. Ia ingin bicara baik-baik.

"Maafkan aku. Aku tidak bisa melepaskanmu begitu saja. Aku merindukanmu. Aku mencintaimu"

"Kau membuat dirimu tersiksa"

"Aku sudah tersiksa"

Saling menghela nafas berat terlihat disana. Masing-masing menahan perasaannya.

Hermione rindu Draco, kehadiran Draco disini sempat meruntuhkan pertahanannya.

"Jangan lakukan itu padaku, Draco"

"Katakan kau tidak mencintaiku lagi?"

"Kalau kau mencintaiku dan menyayangiku seharusnya kau melepaskan aku. Karena cinta yang besar adalah cinta yang mampu melepaskan orang yang dicintainya untuk bahagia. Cinta tak harus saling memiliki"

"Hermione...A-Aku—"

"Don't"

"Aku ingin kau bahagia dengan Astoria. Memiliki keluarga yang bahagia"

"Aku tidak bahagia bersamanya. Aku bahagia bersamamu"

"Setidaknya pura-pura bahagialah, Draco. Kau akan memiliki anak, keturunanmu. Pikirkan anakmu nanti bila mendapatkan ayahnya mencintai perempuan lain selain ibunya"

"Kau mau berkorban sejauh ini?"

"Karena aku mencintaimu. Dan aku harus melakukannya. Biarkan aku mencari kebahagiaanku sendiri walaupun tidak bersamamu. Just let me go"

Draco tertegun.

Dia begitu egois selama ini, dia tak mampu memberikan Hermione ketenangan dan kebahagiaan? Hermione seorang wanita, tentunya dia bermimpi mempunyai pria yang menikahinya, pria yang selalu berada disampingnya.

Dan apakah Draco bisa memberikannya?

Hatinya berkecamuk, jika Hermione mampu melakukannya kenapa ia tidak? Cinta yang besar adalah keberanian untuk melepaskan.

Hermione seorang Gryffindor, tentu saja ia mampu. Dan Draco adalah pengecut, dia begitu egois, begitu ingin menguasai tanpa melakukan sesuatu yang diinginkan wanita ini.

Ia harus membuat suatu keputusan yang besar dalam hidupnya.

"Kini aku tidak bisa lagi membuat Patronus-ku" kata Draco sedih.

Hermione hanya menatap Draco sama sedihnya, sama terlukanya.

Sejenak ia ingin sekali merengkuh pria ini dipelukannya. Sama-sama menangis, sama-sama meratapi nasib mereka.

Kini Draco yang melangkah keluar, kini Draco yang pergi—meninggalkan Hermione.

Untuk selamanya.

Air mata Hermione meleleh menetes dipipinya kala pintu itu menutup.

.

.

.

Continue Reading

You'll Also Like

317K 30.7K 22
Diseret paksa oleh teman satu asrama membuat Sakura harus menjadi gelandangan di salah satu klub malam. Mabuk, kehabisan uang, dan ditinggal sendiria...
475K 5K 86
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
1M 44.9K 200
©2016 by Yukari Liat-liat aja dulu, siapa tau ada anime yang belom kamu tonton ^^ [p.s : kalau anime yang kamu cari ga ada reviewnya disini, artinya...
14K 2K 22
- Dewasa 21+ - Yang belum cukup umur lain kali saja bacanya - Beberapa part akan diunpublish acak demi mencegah plagiat Lolita series [2] "Kau boleh...