PLAYING BY THE FATE | Dramion...

By Mountaztaz

105K 7.4K 1.2K

Draco berusaha keras untuk mempertahankan Hermione agar tetap disisinya, apakah Lucius dan Narcissa akan ikut... More

Bab 2 - Falling in Love
Bab 3 - Friendship Zone
Bab 4 - When Slytherin makes woo
Bab 5 - Hurtful Truth
Bab 6 - Stay
Bab 7 - Slytherin Princess
Bab 8 - Magic Three Word
Bab 9 - Stealing the Moment
Bab 10 - I Wish....
Bab 11 - When The Party is Over
Bab 12 - Walk Out
Bab 13 - Slytherin Charms
Bab 14 - Together Again
Bab 15 - The Proposal
Bab 16 - Malfoy's Wedding
Bab 17 - Malfoy Heirs
Bab 18 - Death Eaters Curse
Bab 19 - Malfoy Dark Secret
Bab 20 - Newborn Baby
Bab 21 - EPILOG : What Malfoy wants then Malfoy gets

Bab 1 - Head Boy and Head Girl

11.6K 655 87
By Mountaztaz

Reminder ada beberapa part yang memakai bahasa campuran yang explicit, tapi author menjamin semua masih bisa dimengerti.

Rated Mature
so you know what to do

Artinya bukan bacaan untuk bocil yang sok dewasa sebelum waktunya.
Kalau masih tetep bandel itu diluar kuasa author

Author sangat berterima kasih jika bersedia baca sambil ngasih vote apalagi komen... I really appreciate that

JADI JANGAN LUPA VOMENT YAA...

Makasih

-OoO-

PLAYING BY THE FATE

Chapter 1

Picture of Head Boy and Head Girl annouced at Hogwarts Magazine Wall.

"Head boy, heh? seharusnya aku tahu—kaulah yang terpilih" ujar Hermione sambil berjalan, menyusuri koridor menuju ruang khusus Ketua Murid.

"Terkejut, Granger? Itu karena aku pintar—kau tahu" balas Malfoy cuek.

Hermione mendengus keras melirik pria jangkung yang berjalan di sampingnya, tentu saja Malfoy tetaplah Malfoy, kearoganannya dan keangkuhannya adalah ciri khas Draco Malfoy.

Tiba-tiba Hermione seakan tersadar, "Oh..Ron pasti tidak akan menyukai ini" gumamnya.

Matanya membulat memikirkan Ron. Apa jadinya jika dia mendengar Draco menjadi pasangan Ketua Muridnya.

Hermione tahu betul tentunya Ron tidak akan senang mendengarnya—mengingat sejarah Ron dan Draco tak baik.

Mendengar gadis berambut ikal ini mengkhawatirkan perasaan Weasley mengenai posisinya sebagai Head Boy mendampingi Hermione, membuatnya sebal.

Hal itu karena Draco tidak pernah menyukai Weasley. Weasley dan Malfoy adalah dua nama yang selalu bersitegang, bagi Draco hal apapun mengenai Weasley membuatnya alergi.

Sekarang Draco yang mendengus keras.

Draco mengernyitkan hidungnya lalu semburat senyum licik terpampang di bibirnya...

Hhmm... tapi bukankah itu bagus, membuat panas Weasley adalah hiburan tersendiri baginya.

Pacarnya Ron akan seasrama dengannya, satu ruangan, satu tugas dan akan ada banyak kegiatan lainnya bersama-sama.

That's really nice, tampaknya tahun ini akan sangat menarik baginya, terutama jika melihat ekspresi kecemburuan dan iri pemuda berambut merah menyala yang diperkirakan Draco akan muncul nanti.

Bayangan tentang bagaimana reaksi Weasley, mau tak mau membuat Draco melebarkan senyum liciknya.

.

.

"Aku tidak melihat Potter dan Weasel di aula besar saat inagurasi" tanya Draco saat mereka duduk di sofa perapian di ruang utama Ketua Murid, setelah mereka selesai melakukan tour kecil untuk mengenal setiap jengkal asrama Ketua Murid ini.

"Mereka ikut camp pelatihan auror" terang Hermione.

'Jadi mereka berdua tidak akan berada di Hogwarts selama setahun ini' batin Draco girang.

Ha...bukankah itu bagus? Those annoying boys will not around.

Tahun ini akan sangat sangat menarik lagi, Draco merasa sangat beruntung.

"Kau bisa mengucapkan nama Potter dengan benar tapi tidak dengan Weasley" ujar Hermione tajam sambil melafalkan mantra pembersih ke arah perapian.

Kemoceng segera menyapu debu-debu tebal yang berada di atas perapian kemudian kemoceng tersebut membersihkan semua debu di seluruh ruangan.

"Potter menolong keluargaku di persidangan. Tidak ada alasan untuk mencela namanya"

"Rasa terima kasih yang minim sekali Malfoy...ck..ck..ck.." Hermione berdecak. "Kau lupa? Harry menyelamatkan pantatmu dari Azkaban"

Wajah Draco mengerut 'tentu saja...jika bukan karena the-scarhead-boy tentunya ia tidak akan menikmati kebebasan' ia mengakui bahwa ia sangat berterima kasih pada rivalnya itu tapi seorang Malfoy terlalu gengsi untuk mengakuinya secara terbuka.

Malfoy mempunyai cara yang lebih prestisius untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya—being royal for their fortune.

"Keluargaku sudah banyak mengucapkan terima kasih, Granger. Apakah kau lupa? Kami secara sukarela menyumbangkan begitu banyak Galleon, jadi secara tidak langsung kekayaan Malfoy lah yang membangun Hogwarts ini meskipun melalui kementerian" Draco berucap santai sambil melonjorkan kakinya ke atas meja yang berbentuk lingkaran di depan perapian—memperhatikan tingkah Hermione yang sibuk melafalkan mantra pembersih dimana-mana.

"Of course. Karena selain sumbangan, uangmu kan disita oleh kementerian, Malfoy—bukan secara tulus darimu" balas Hermione sarkas.

Ia tahu berapa jumlah uang yang disumbangkan Malfoy dan berapa jumlah uang yang disita kementerian. Gadis ini tak habis pikir berapakah jumlah keseluruhan kekayaan Malfoy yang sebenarnya tapi bila melihat isi brangkas milik Bellatrix yang pernah dibobol mereka di Gringgots—maka gadis ini tak perlu heran.

Malfoy mungkin memiliki beberapa brangkas yang isinya lebih dari itu.

"Apa bedanya? Ayahku yang mengesahkannya" Draco mengangkat bahunya

"Bukankah ibuku sudah menghadiahi Potter lukisan dan beberapa pusaka Keluarga Black? Kau bahkan dihadiahi ibuku gelang favoritnya" Draco melirik gelang untaian rose kecil-kecil yang ditaburi titik-titik berlian warna warni di setiap kuncup bunganya lalu ditempeli emblem Malfoy yang cukup jelas di pengaitnya.

Hermione melirik pergelangan tangannya, tanpa sadar ia menyentuh gelang itu dan merabanya. Hermione menyukai gelang ini saat pertama kali melihatnya.

Begitu dia mencoba memasangnya, ia harus pasrah ternyata gelang tersebut tidak bisa dilepaskan dari tangannya—seolah harus berada di tangannya.

Namun anehnya dia tidak keberatan. Gelang tersebut membuat pergelangan tangan mungilnya menjadi lebih cantik.

"Ini karena gelangnya tidak bisa dilepas—sialan! Hanya pemberi hadiah yang dapat melepaskannya" gerutu Hermione sambil bertingkah berusaha melepaskan gelang itu dari tangannya.

Namun ia tahu usahanya sia-sia, beribu kali ia berusaha melepaskannya dengan berbagai cara tapi hasilnya nihil.

Dan Hermione juga harus menerima sikap Ron yang meradang hanya karena Ron tidak terima ada benda pemberian Malfoy berada di anggota tubuhnya.

"Kukira Weaslette-mu tidak sanggup membelinya" cibir Draco mengangkat kepalanya dan mengerdik congkak.

"Fuck off Malfoy, kau kira hanya kaulah yang terkaya di dunia?" wajah Hermione berubah memerah karena tersinggung.

Draco tidak bisa menganggap enteng kemarahan gadis di depannya, dia sanggup melakukan apapun untuk mencelakainya dan Draco tidak mau terbaring di rumah sakit di awal ajaran karena terkena kutukan Hermione.

Draco menghela nafas dan melembutkan suaranya, mencoba meredam emosi gadis itu "Apa kita harus mulai adu mulut? Tampaknya kau tersinggung sekali atas your-poor-Weasel"

"Oh shut up, ferret"

Draco tahu ia sudah kelewatan menghina pacar gadis Gryffindor ini, ohh...tapi mengapa begitu memuaskan hatinya melihat reaksi Hermione.

"Shit! Granger...uhuukk uhukk" Draco terbatuk kala debu yang bertebangan memasuki hidungnya, membuat Draco bersin berkali kali.

"Memang harus ya? Uhuukk.. Kau membersihkannya sekarang. Uhuuukk...ehem... Astaga! kita baru saja sampai di ruangan ini—tidak bisa menunggu besok atau nanti? Aku alergi debu, tahu?!"

Hermione tertawa "Dasar anak manja" celanya "Aku tidak bisa tinggal di ruangan kotor seperti ini"

"Rumah Weasel tampak menjijikan tapi kau betah..uhuukk"

Hermione melotot protes.

"The Burrow  tidak menjijikkan, rumah yang hangat dan nyaman. Manormu yang sangat suram dan dingin" balas Hermione tak kalah sengit.

"Setidaknya Manor punya ruangan luas dan nyaman untuk ditinggali dan tidak perlu tidur bertumpuk-tumpuk" Draco berusaha mengatasi hidungnya yang gatal dan memerah agar tak terbatuk lagi.

"Sombongmu tak pernah hilang, Malfoy. Dan aku tidak suka itu, dasar arogan!"

"Aku tidak sombong dan bicara fakta"

Kemoceng Hermione kembali mengibaskan debunya di depan Draco, sengaja digerakkan oleh Hermione dengan tongkatnya guna membalas Malfoy, alhasil Draco makin hebat bersin-bersin.

Hermione terbahak-bahak berhasil menjahili Draco, dan Draco tidak terima atas kelakukan Hermione.

"Reducto" tongkat sihir Draco mengacung dan kemocengpun hancur.

Malas berlama-lama dengan Hermione, Draco bergegas dengan kesal dan beranjak menaiki tangga menuju kamarnya, sesekali ia berhenti untuk bersin dan batuk.

Hermione menatapnya galak mengikuti langkah Draco.

Well...tampaknya ini tak akan mudah bagi mereka berdua.

.

.

xxxxxxxxxxxxxxxxxx

.

"MALFOY!!! WOYY!!!" teriak Hermione membangunkan Draco yang tertidur di ruang tengah asrama kepala murid.

Draco dengan malas membuka sebelah matanya dan menyipit.

Sosok perempuan berambut keriting berdiri berkacak pinggang di depannya.

"Errghhh... Suaramu mirip banshee. Berisik" umpatnya sambil menahan pening di kepalanya.

"Oh... Aku lupa menyetel mantra Sonora agar kupingmu pecah!!" sindir Hermione dengan wajah kesal.

"What now?" tanya Draco datar.

"WHAT NOW? TIDAKKAH KAU LIHAT? RUANGAN INI BERANTAKAN?" kacak Hermione dengan suara tinggi.

Ruangan Ketua Murid sangat berantakan, ada bekas makanan sisa semalam, berbagai gelas kotor dan ada juga botol botol firewhiskey yang sudah kosong. Makanan ringan berhamburan di lantai dan kursi. So messy!!

"So What?" Draco menjawab malas sambil menguap.

"Asrama ini bukan untuk mengadakan pesta!! Oh.. akan kulaporkan kau—" mata Hermione menyipit.

"I don't have party. Aku mengundang teman-teman Slytherin-ku untuk berkumpul disini. Karena ruang rekreasi Slytherin banjir—anak kelas 4 secara bodoh tak bisa menghentikan mantra Aquamenti" gerutunya.

"I don't care your reason! Kau benar-benar tidak memberikan teladan, Malfoy"

"Tanya Proff. Slughorn sana!. Dia mengijinkan kami untuk berkumpul disini sementara ruang rekreasi dibersihkan" cibir Draco.

"And leave this mess!?" Hermione memelototkan matanya.

"Nanti kubersihkan" Draco bangkit sambil meregangkan ototnya dan menguap lagi.

"When?" tanya Hermione dengan tatapan mematikan.

"Later. Setelah aku bangun nanti..." ujar Draco cuek sambil melangkah ke kamarnya.

"No Later. NOW!" tuntut Hermione. "If you don't clean this up right now, I will—" suara Hermione tak terdengar ketika Draco menderaskan mantra silencio ke mulut Hermione—membuat gadis itu naik pitam.

.

.

"GRANGER!! Kucing sialanmu merusak celana dalamku!!" teriak Draco marah. "Aku benar-benar akan membunuh mahkluk itu!" geram Draco.

"Oh... if you dare. Aku akan mematahkan kakimu" jawab Hermione.

.

.

"Malfoy, kau buat aku terlambat. Kau mandi atau mati? HURRY! I have to take a bath!" lengking Hermione.

"Ga usah mandi—percuma! Kau tetap bau—" umpat Draco dari dalam kamar mandi sambil berendam tenang di bath tub.

.

.

"Rambut Semak!"

"Pirang Albino!"

"Ferret!"

"Berang-berang!"

"Avis"

"Oppugno"

.

.

Insiden kecil dan pertengkaran hebat selalu mewarnai hari-hari mereka, umpatan dan celaan selalu terdengar di ruangan Ketua Murid, kadang kala mereka saling melemparkan kutukan ringan dan diakhiri dengan masing-masing saling berlari menghindar sambil menahan emosi menuju kamar dengan bantingan pintu berdebam keras.

.

.

Seakan terkena kutukan atau mantra pengikat diantara mereka berdua. Mereka tidak habis pikir akan kesialan apa lagi yang menimpa mereka berdua.

Apakah memang ada peraturan tak tertulis di Hogwarts yang menyatakan bahwa suatu keharusan untuk kedua Ketua Murid dalam setiap pelajaran selalu dikelompokkan berdua berpasangan.

For Merlin Sake!

Berpasangan dalam semua pelajaran yang mereka ambil di tahun ini. Sehingga secara tak sengaja, diibaratkan ada istilah dimana ada Draco disitu ada Hermione.

Tampaknya seluruh Hogwarts beserta isinya mengutuk perdebatan mereka dan berusaha menyatukan mereka dengan cara yang tidak bisa dihindari oleh cara apapun.

Hermione pernah mengajukan protes pada Proffessor Mc. Gonnagal mengenai hal ini, tapi wanita tua itu menjawab

'kukira tak ada masalah dengan pengaturan ini, Miss Granger. Dan kupikir kalian sudah cukup dewasa menyampingkan sikap permusuhan yang kekanakan di antara kalian. Dan kulihat Mr. Malfoy akan menyeimbangkan kemampuan intelegensi-mu. Cobalah untuk mencocokkan diri, Miss. Granger. You'll find surprise on it' 

Wanita itu menarik senyum menyakinkan dan sekaligus menampilkan ekspresi dingin—kau-tak-boleh-membantahku-lagi. Dan Hermione membalasnya dengan senyum pahit.

Awalnya tak mudah bagi Draco dan Hermione menyesuaikan diri, kekakuan yang kentara, kecanggungan yang aneh menyelimuti tingkah mereka. Tak pernah terbayangkan bahwa mereka berdua diharuskan bekerja sama.

Tapi pada akhirnya mereka harus menerimanya dan mencoba beradaptasi, seakan-akan mantra yang berbunyi 'just-work-as-team-and-despite-the-childish-manner' menyelinap di pikiran masing-masing.

Ok! For Good Grades and Graduate Properly Sake!

Mereka akan diam tanpa bicara mengerjakan tugas dengan tenang, tanpa mencoba menganggu satu sama lain dan menyelesaikan tugas dengan sempurna. Baik itu dikerjakan di kelas, di perpustakaan, atau di meja perapian Ketua Murid.

Jika mengenai pelajaran dan tugas, mereka tenang, diam dan hening. Sesekali hanya terlontar pertanyaan kecil dari Hermione atau Draco.

aku pinjam catatanmu...

aku lihat perkamenmu belum selesai, kau mau lihat punyaku untuk referensi...

aku tidak mengerti ini, bisa kau jelaskan...

seharusnya begini caranya, tidak mungkin kau lupa...

ini catatanmu, aku kembalikan di tasmu...

dan mereka tampak serius untuk hal pelajaran. Ini karena mereka sadar keduanya harus mendapatkan nilai O dalam ujian NEWT.

.

.

"Professor Vector benar-benar menguras otakku" keluh Hermione ketika mereka sedang mengerjakan tugas arithmancy di ruang utama Ketua Murid.

"Kuyakin kau pusing memikirkan soal yang terakhir, kan?" tebak Draco memandang wajah kusut Hermione.

"Kau sudah menyelesaikannya?"

Draco mengangkat bahu, lalu kembali fokus pada perkamennya.

Hermione mencoba meneruskan lagi mengerjakan tugasnya—berpikir—menghela nafas—menulis—menghapus—berpikir—menghela nafas—berpikir—menghela nafas—menghela nafas lagi—menghela nafas lebih berat.

"Oke!" kata Draco sebal, suara yang ditimbulkan Hermione menganggu kupingnya. "Hentikan menghela nafasmu terus menerus—berisik" Draco melempar quill-nya tanda menyerah.

Hermione mendelik garang.

"Aku sudah menyelesaikan no. 9. Sekarang soal yang terakhir. Apa yang kau tak mengerti?" tanya Draco.

Hermione menghela nafas dua kali tanpa sadar.

"Haruskah aku bungkam hidungmu itu, Granger?" kata Draco galak memperhatikan Hermione yang akan menghela nafas lagi. Hermione seketika menahan nafasnya agar Draco tidak mengejeknya lagi.

"Huufftt...Soal yang ini" Hermione menyodorkan perkamen jawaban tugasnya.

Draco tertawa mengejek "Okay. Jawabanmu sudah benar kok, hanya saja caramu terlalu rumit—mau berlomba denganku?" tantang Draco.

"Apa kau memakai cara yang lain untuk menemukan jawabannya?"

Draco tersenyum misterius sambil menarik alisnya ke atas. Dia Kemudian menulis sebuah soal yang sama hanya angkanya yang dirubah. Lalu menyodorkannya pada Hermione.

"Kerjakan dengan caramu dan aku dengan caraku. Siapa yang cepat menyelesaikannya, dia yang menang—atau kau takut menerima tantanganku dan dianggap bodoh?

Hermione mencibir mengejek "I will defeat you, Malfoy"

"So proceed" suruhnya.

Hermione segera berkonsentrasi mengerjakan soal yang diberikan Draco. Draco pun melakukan hal yang sama

Draco membutuhkan waktu 2 menit dan Hermione menyelesaikannya lebih lambat beberapa detik.

"I'm done and I win" seru Draco senang. Dia melemparkan quill-nya dengan senyum congkak.

Hermione cemberut "Bagaimana kau—?" Hermione tak percaya Draco mengalahkannya.

Dia menarik perkamen Draco dan memeriksanya ternyata jawabannya sama hanya Draco memakai cara yang Hermione tidak paham.

"Kau penasaran? Akan aku jelaskan caranya. Tapi karena aku menang—bagaimana kalau kau menciumku?" Draco menaikkan alisnya dengan senyum miring.

"In your dream, ferret" cibir Hermione.

"Hei, berang-berang"

Hermione mendengus. Saat ini ia malas meladeni Draco karena enggan bertengkar dan rasa penasaran menguasai dirinya.

She is Hermionethe study freak "Aku tidak akan menciummu, Malfoy—dan jelaskan padaku bagaimana kau memakai sistem grafik itu" paksa Hermione.

"Baiklah. Begini..." jelas Draco dengan malas.

Hanya pelajaran yang mampu menyatukan mereka tapi tidak untuk hal lainnya.

.

.

"Aku akan pergi ke Hogsmeade menemui Ron, bisakah kau mengantikan jadwalku mengawasi murid lainnya, please" pinta Hermione saat mereka bertemu di pantry untuk membuat coklat panas dan makan beberapa biskuit—ritual sarapan kecil mereka sebelum turun ke aula besar.

Kali ini Hermione sudah siap dengan Sunday Dress-nya dilengkapi dengan legging warna putih serta sepatu boot kulit sebetis warna coklat tua. Hermione selalu memakai pakaian muggle setiap harinya jika mereka tidak memakai seragam.

Dan terus terang Draco sangat suka gaya kasual Hermione, rambut semaknya sudah menghilang digantikan dengan rambut golden brown berombak ikal yang lembut yang jatuh indah di pundak dan punggungnya.

Penampilan Hermione yang berubah modis membuat Draco membuka mata, Hermione berubah menjadi gadis cantik, pubertas yang membuat gadis di depannya sangat menarik.

Draco adalah pria normal yang senang melihat paras gadis cantik dan fakta penampilan gadis yang sedang duduk di depannya ini, membuat hati Draco mengakui bahwa Hermione memang tercantik se-Hogwarts.

Style of Hermione's hair. Sexy Curly Messy.

Pendapat ini didukung oleh pernyataan teman-teman Slytherin-nya—Blaise secara terang-terangan mengoda Draco bahwa dia sangat beruntung bisa terus berdekatan dengan Hermione, bahkan Blaise—dengan tingkah sok ganteng, selalu tersenyum menggoda dan berkali-kali mengedipkan sebelah matanya pada Hermione ketika mereka bertemu ataupun berpapasan.

"She's so pretty mate.... I like her eyes" komentar Blaise menggosip di kelas sambil menyikut Draco yang sedang duduk disampingnya sambil melirik ke arah Hermione.

Mau tak mau membuat Draco melirik gadis yang sedang duduk di seberang bangkunya. Hermione sedang tekun mendengar penjelasan Proff. Edgecomb.

Theo secara terbuka mengatakan pada Draco bahwa ia ingin sesekali mengajak Hermione kencan yang romantis.

"I want to ask her for a date tonight" kata Theo dengan penuh percaya diri.

"Dia sibuk malam ini. Ada tugas Ketua Murid" ketus Draco.

"Kalau begitu besok malamnya—" kata Theo tak menyerah.

"Tiap malam kami harus patroli, idiot!" sergah Draco sambil mengeplak belakang kepala Theo.

Ditambah beberapa anak lelaki dari asrama lain selalu bersiul ketika Hermione lewat, ada yang menyapa malu-malu, ada yang sok baik ingin membawakan tas Hermione, dan bahkan ada yang memberinya hadiah coklat.

Tapi sayangnya mereka selalu melihat Draco selalu berada disamping Hermione—membuat nyali mereka ciut.

Draco selalu memasang wajah galak dan penuh ancaman kepada para admirer-nya Hermione. Hal ini bukan disebabkan karena Draco cemburu tapi karena jengkel kalau obrolannya dengan Hermione terpotong. Waktu mereka kadang-kadang tersita hanya karena Hermione membalas sapaan mereka—membuat mereka berdua terlambat masuk kelas dan juga Draco merasa terganggu ketika Hermione selalu senyum ramah pada mereka, dan...

Damn! Senyum gadis itu ternyata manis sekali.

Teman-temannya tidak buta akan kecantikan Hermione, Draco yang telat menyadari.

Dan sosok Draco Malfoy sebagai remaja pria dewasa—bukannya tidak menarik. Dari sejak awal mereka diterima di Hogwarts, Draco sudah menjadi idola para gadis-gadis, dengan jukukan sang Pangeran Slytherin. Gadis-gadis selalu menyukai tokoh cool, keren, menonjol, arogan, tinggi, berbadan atletis, tampan dan kaya—dan Draco adalah tokoh itu.

Yang mampu menyaingi kepopuleran Draco Malfoy hanya Harry Potter seorang. Dan tahun ini Harry tidak melanjutkan kembali ke Hogwarts.

Harry dan Ron masuk dalam pelatihan Auror—sehingga otomatis, untuk kategori Pria tertampan dan terpopuler dipegang oleh Sang Slytherin.

.

.

Kembali kepada 2 pasangan ketua murid ini...

Draco melirik Hermione sebentar lalu mengalihkan pandangannya ke jendela pantry lalu dengan tenangnya mengunyah biskuit.

"Malfoy, kau mendengarku?" Hermione duduk di stoll di samping Draco dan menuangkan cokelat panas dari pitchernya.

"Aku dengar, dasar cerewet!. No way, kemarin kau sudah absen untuk mengerjakan essai tambahanmu sehingga aku harus mengerjakan tugas patroli sendirian. Anyway... Aku sudah ada acara dengan Blaise dan Theo. So. No. Subtitute"

"Hei..minggu lalu kau ada acara, lalu minggu yang lalunya juga. Sudah 2 minggu berturut-turut, Malfoy! Kita Ketua Murid harusnya saling berbagi"

"Berbagi?" cibir Draco. "Kau sendiri mau kencan kan? Lalu melupakan tugasmu?"

Hermione mendengus, "Kau sendiri? Apa yang kau lakukan dengan teman-temanmu?"

"Aku akan ke Manor, menjengguk ibuku. Puas?"

"Malfoy, please" Hermione memasang wajah memelas "Sudah satu bulan ini, aku tidak bertemu dengan Ron karena kesibukanku dan kesibukannya. We are only have on today"

"Apa perduliku" Draco mengerdikkan bahunya.

Kali ini dia merasa tak rela Hermione pergi menemui pacarnya, ada sedikit panas membakar dadanya.

"Kau memang tidak peka, Malfoy" Hermione cemberut mengerucutkan bibirnya.

Draco menoleh ke sampingnya, melihat ekspresi Hermione yang tampak lucu baginya.

"Look Granger. Aku tidak mau menggantikan tugasmu, kita selesaikan tugasnya bersama-sama untuk mengawasi murid lain. Setelah semua beres maka kau bisa melakukan kencan tapi ingat!—kau tidak boleh mengabaikan tugasmu. Aku juga akan membatalkan rencana pergi ke Manor dan pergi ke Hogsmeade bersamamu. Adil kan?"

"Tapi...tapi..."

"Kau terima atau tidak?"

Hermione menghela nafas kesal "Baiklah. Cepat mandi. Ron akan menemuiku pukul 9"

Dan akhirnya pada pukul 10.00 mereka baru keluar dari ruang Ketua Murid, Hermione tidak berhenti uring-uringan memprotes Draco yang mandi terlalu lama, berpakaian terlalu lama.

Draco hanya tersenyum jahil tanpa diketahui Hermione, ia sengaja berlama-lama untuk membuat Hermione terlambat pergi kencan.

Satu jam kemudian mereka tiba di Hogsmeade, Draco dan Hermione sama-sama memasuki bar Madam Rosmerta. Draco segera bergabung di meja teman Slytherinnya, ada Blaise, Theo, Davis.

Sementara Hermione masih mengitari bar dan mencari sosok Ron yang berjanji akan menemuinya disini, tapi Hermione tidak menemukan Ron.

"Kehilangan seseorang, Hermione?" tanya Blaise ramah.

Sejak awal tahun ajaran Blaise berusaha mengakrabkan dirinya dengan memanggil nama gadis Gryffindor itu—Hermione, alih-alih Granger.

"Duduklah bersama kami, Hermione. Mungkin orang itu akan kembali sebentar lagi" ajak Blaise setengah memaksa, menarik kursi meja dan mempersilahkan Hermione duduk bergabung dengan grupnya.

Hermione menerima tawarannya dengan ragu-ragu—gusar karena Ron menghilang. Ia merasa canggung duduk bergabung bersama anggota Slytherin dan terselip rasa khawatir jika-jika ia ditemukan sedang bersama Draco lagi.

Hermione bukannya tidak tahu bahwa Ron seringkali protes atas kedekatan Hermione dengan Draco. Hermione tahu Ron cemburu walaupun dia mencoba menjelaskan kepada Ron bahwa semua ini hanya karena tugas dan kewajibannya—perintah guru-guru untuk selalu satu kelompok dengan Draco. Dan juga fakta bahwa mereka kini tinggal bersama dalam satu asrama Ketua Murid membuat Ron berang.

Hermione sering mencoba menenangkan Ron, terkadang dibantu oleh Harry dan Ginny untuk memberi pengertian atas posisi Hermione. Tapi Ron bersikap seolah tidak mau tahu. Setiap kali mereka bertemu atau berkomunikasi, selalu topik Draco-lah yang muncul di permukaan dan Ron mulai membentaknya dengan emosi.

Hermione merasa tidak dipercayai dan dicurigai. Tingkah Ron hanya marah-marah jika mereka mencoba berbicara baik-baik. Ini sedikitnya membuat Hermione lelah. Tidak ada lagi hal yang romantis antara dirinya dan Ron.

Hermione terkadang mencoba mencerna hubungannya dengan Draco saat ini. Faktanya adalah mereka mempunyai satu persamaan visi yaitu lulus ujian dengan nilai O, mereka saling membantu dalam pelajaran dan itu membuat Hermione senang, ia seolah menemukan teman yang setaraf secara intelegensinya.

Awalnya dia tidak pernah menyangka bahwa Draco yang acuh, cuek, cenderung seenaknya ternyata mempunyai keperdulian yang besar akan pendidikan dan masa depannya.

Padahal dengan kekayaan yang dimiliki Draco—pria ini tidak perlu susah payah untuk lulus dan bekerja. Toh..mereka masih dapat hidup dengan amat sangat layak sampai tujuh turunanpun.

Setidaknya itulah kesan yang terdapat di pikiran Hermione—namun lambat laun ternyata kesan itu berubah, sekarang ia menilai Draco ternyata mempunyai sifat ambisius yang sama dengan dirinya.

Ia pria yang ingin mendapatkan yang terbaik dan nomor satu.

Pernah pada satu kesempatan, mereka saling mengobrol tentang nanti setelah lulus mau kemana?

Draco dengan tegas berniat bahwa ia akan membangun kembali perusahaan yang dibangun leluhurnya dengan cara dan manajemen yang modern dan meninggalkan tata cara yang kuno.

Malfoy corp sendiri merupakan perusahaan yang memproduksi ramuan berskala besar, ramuan yang beredar di pasaran hampir semuanya dipegang lisensinya oleh Malfoy corp. Maka Hermione tak heran jika Draco lebih menyukai pelajaran ramuan.

Ia bertutur bahwa sudah saatnya dunia sihir menyelaraskan diri dengan perkembangan jaman sekarang. Hermione sempat terpaku kala Draco mengatakan bahwa ia tidak keberatan apabila ia mengadaptasi sistem dan peralatan muggle yang modern dengan sihir, jika memang efesien. Tentu saja Hermione sangat setuju.

Bahkan ketika Hermione berkata bahwa dia berniat akan bekerja di kementerian—Draco menyarankan agar Hermione mengambil divisi hukum sihir karena sangat cocok dengan pemikiran Hermione yang pandai menganalisa dan menggunakan logika.

Hermione menerima pendapat Draco sebagai pujian, dan terbersit rasa kagum terhadap Draco. Sesuatu yang tidak pernah ia lihat selama ini dalam diri Draco Malfoy.

Pria yang well-organized and open-minded.

"Dan kau tahu...Pansy sampai membakar seluruh pakaianmu hanya karena ia mencium wangi gadis Ravenclaw itu di tahun ke 4... benar benar sangat posesif si Pansy itu padamu, mate" derai Blaise sambil tertawa, disusul dengan gelak lebih keras dari Theo dan Davis.

Draco hanya nyengir sambil meminum butterbeer campurannya. Hermione melihat bahwa Draco mencampur butterbeer dengan fire whisky yang dibawa Blaise.

"Apa benar kalian pacaran?" tanya Hermione pada Draco, ia ikut terbawa suasana riang di meja Slytherin.

"Yeah... sampai akhir tahun ke 4, setelah itu kami bubar. Karena bila tidak—kami akan saling bunuh satu sama lain" jawab Draco enteng.

Hermione baru menyadari bahwa Draco juga suka bercanda dengan teman-temannya.

"Maksudmu?" tanya Hermione bingung.

"Ohh...biar kujawab, Granger" sela Theo sambil tersenyum lebar "Draco adalah orang yang sangat posesif atas miliknya. Pada awalnya Pansy suka dengan keposesifannya itu, tapi kemudian Pansy merasa terkekang. Tapi sikap posesif Pansy lebih gila daripada Draco—puncaknya ketika hormon remaja mulai tumbuh di keduanya, dua-duanya merasa tidak puas dengan pasangannya masing-masing. Draco dan Pansy sama-sama selingkuh! Bisa kau bayangkan kami kalang kabut saling menutupi perselingkuhan mereka. Kalau tidak-asrama Slytherin bisa hancur karena ulah mereka"

"Pansy bilang—jangan bilang-bilang Draco. Draco bilang—jangan bilang-bilang Pansy. Terus terang kami lelah dan frustasi jadi tameng mereka berdua" keluh Blaise menambahkan

"Kalian benar-benar pasangan gila. Tidak ada cinta, mate..." tambah Davis menggelengkan kepalanya.

"Yeah..pada akhirnya tidak ada cinta, yang ada nafsu saling menguasai. Akhirnya mereka sadar dengan sendirinya bahwa mereka lebih baik berteman" Blaise mengurut dadanya—dramatisasi betapa leganya dia.

"Dan hari itu adalah hari yang sangat menggembirakan untuk kami, bahkan kami pesta semalam suntuk untuk merayakan putusnya Draco dan Pansy" kekeh Blaise.

"Wow...pesta untuk putus cinta? Sebegitunya kah?" tukas Hermione tertawa geli.

Draco tertawa kecil sambil mengeplak pundak Blaise—pura pura kesal, karena menceritakan aibnya pada gadis Gryffindor.

Hermione menatap Draco tak percaya kemudian geleng-geleng kepala sambil menyuapkan sesendok tuna casserole ke mulutnya.

"Kau harus tahu Hermione, Pansy sangat cemburu padamu" lanjut Blaise, melirik iseng pada Draco.

"Oh ya, kenapa? Cemburu? Masa sih? Mungkin kau salah, Blaise. Bukan cemburu tapi benci. Pansy memang membenciku karena aku muggleborn—kau tahu" ucap Hermione.

"Bukan...Bukan hanya karena itu—tentang kebencian soal muggleborn—maaf kami memang terdoktrin dari orang tua kami, sorry Hermione" kata Blaise dengan nada merendah.

"Setelah perang dan semua yang terjadi sekarang ini—kami tak perduli" lanjut Blaise pelan-pelan, khawatir Hermione tersinggung. "Soal cemburu. Well.. itu karena Draco—melotot terpesona olehmu saat Yule Ball tahun ke 4" kikik Blaise kembali ceria.

Hermione terkejut mendengar penuturan Blaise.

Draco menyodok iga Blaise keras dengan sikutnya, Blaise mengaduh kencang kemudian tapi tetap tertawa jahil.

"Kau sangat cantik pada saat itu, Hermione—dan kami terpana" timpal Theo.

"Tapi sekarang kau tambah cantik, dan aku serius" tambah Blaise dengan kedipan mata jahilnya.

Hermione merona merah menerima pujian dari mereka. "Well.. untuk hal itu, aku harus berterima kasih pada Malfoy, karena ia menyihir gigiku memanjang seperti berang-berang beberapa jam sebelum pesta dimulai"

"Kau yang lakukan itu, mate?...ck..ck..ck.."decak Davis menepuk pundak Draco. "Tega sekali kau"

"Tapi setelahnya aku mendapatkan perawatan khusus dari Madam Pompfrey. Mengingat aku adalah pasangan Viktor Krum—and then... gigiku jadi berbentuk bagus" lanjut Hermione, tertawa lebar sambil menunjukkan telunjuknya ke giginya dan memamerkan pada mereka.

"Tetap saja bagiku, kau berang-berang" ledek Draco.

"Oh, shut up, ferret" balas Hermione sambil tersenyum lebar.

"Miss know-it-all"

"Pirang albino"

"Wow...mate, awas kau kena tinju lagi darinya" Theo makin tergelak mendengar mereka saling lempar ledekan, untuk seusia mereka tampak kekanakan tapi lucu.

"Hanya kau yang mampu memukul Draco seperti itu, Hermione. Cewek lain tidak berani" Blaise mengacungkan jempolnya.

Draco langsung mengeplak kepala Blaise telak dan keras dikepalanya. Blaise kembali mengaduh lalu terbahak tidak perduli.

"Itu karena dia sudah—ah sudahlah, lama lama akulah yang akan ditonjok beneran sama Draco karena mempermalukannya" Blaise mengusap kepalanya yang agak kebas.

"Lalu kenapa kau tidak membalasku waktu itu?" tantang Hermione pada Draco.

"Aku tidak akan pernah memukul wanita" kilah Draco

"Jadi kau akui bahwa, Hermione adalah wanita—bukan gadis menyebalkan lagi" goda Theo--menaikkan alisnya simultan

"Oh...shut up, you guys! I'll kill you all" tukas Draco sambil cemberut dan melirik galak pada teman-temannya.

Reaksi Draco yang memerah di wajahnya membuat gelak tawa di meja itu semakin keras.

Hermione merasakan pipinya memanas—She's blushing.

.

.

xxxxxxxxxx

.

.

"Kau mau duluan kembali ke kastil? Aku akan menyerahkan data siswa ke Filch lalu menyusulmu" ujar Draco sambil menceklis nama nama siswa yang kembali ke Hogwarts setelah kunjungan di Hogsmeade.

"Tidak, aku akan menunggumu"

"Ok..."

Draco melirik tajam ke sebelah kirinya dan berteriak "What the hell! Potong 25 point untuk Hufflepuff! Kau membawa bom kotoran lumpur, heh?" geram Draco kala mendapatkan anak kelas 4 membawa bom tersebut di jubahnya dan Draco sempat melihatnya sebelum diselundupkan.

"Kau juga—potong 25 point!" seru Draco pada anak yang satu lagi.

"Apa salahku sehingga dipotong point?" protes anak itu.

"Itu karena kau membiarkan temanmu itu membawa barang terlarang ke sekolah"

"Hey—its not fair!" protes anak itu.

"Kau mau ditambah detensi?" desis Draco mengancam, membuat anak itu mundur perlahan.

"Malfoy, sudahlah...potong point sudah cukup" Hermione menarik tangan Draco yang sedang menunjuk hidung anak itu, meraihnya dalam genggaman.

"Kalian pergilah, kembali ke asrama. Jangan buat masalah" perintah Hermione, dan kedua anak itu lari bergegas menjauhi mereka.

Draco mematung merasakan genggaman tangan Hermione, Hermione tersadar, ia akan melepaskannya tapi Draco menarik kembali dan menautkannya di jari-jarinya dengan erat.

Hermione melongo lalu Draco menatapnya dan menarik tangan itu untuk mengikutinya masuk ke kastil.

"Biarkan seperti ini, tanganmu hangat Granger dan udara semakin dingin"

xxxxxxxxxxxxx

Continue Reading

You'll Also Like

129K 14.5K 30
Sakura hanya tahu dunianya saat ini bahagia, tanpa dia tahu jika sebenarnya ada dunia lain dalam hidupnya. Please jangan menghujat. Kritik dan saran...
184K 14.4K 32
perjalan panjang kisah cinta pewaris tahta dari keluarga paling tersohor Draco Malfoy dengan Gadis kelahiran Muggle yang begitu beruntung karna bisa...
26.2K 2.9K 33
°° ORIGINAL PUBLISHED °° Start : 25 Desember 2021 Finish : 02 April 2022 __________________________ Draco berencana membuat Hermione menyukainya, a...
203K 21.8K 41
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...