I'm Always Be Yours (END)

By windabp

2.9M 117K 3.8K

ADULT STORY πŸ”ž "Nothing Hurt more than realizing he meant everything to you but you meant nothing to him" Kat... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Another Story
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
New story
Info Penting

Chapter 30

78.5K 3.3K 362
By windabp

Di lain tempat, tepatnya di sebuah ruang kerja bernuansa gelap tampak seorang pria tengah duduk di kursi kebesarannya. Pria tampan itu kini berada di Yunani untuk meninjau resort barunya yang akan segera beroperasi beberapa bulan lagi. Sudah seminggu ia disini dan memendam rindu pada wanitanya. Walau setiap hari ia menyempatkan diri mengirimkan pesan atau menghubungi Freya namun hubungan mereka tetap tidak ada kemajuan yang berarti. Ditambah lagi muncul pria baru yang mengaku menjadi cinta pertama Freya, memanggil Freya dengan Cia'ku? Oh for God's sake, Max benar-benar geram saat mengetahui fakta lain jika pria itu juga yang mengambil ciuman pertama Freya.

Sekarang Max kembali emosi ketika mendapat email dari salah satu anak buahnya yang ditugaskan untuk mengikuti Freya dan memberikan laporan tentang kegiatan wanita itu selama Max berada di Yunani. Sebenarnya email tersebut dikirimkan dari kemarin malam saat Max telah tertidur karena kelelahan dengan berbagai kesibukannya. Keesokan paginya ia juga harus mengadakan meeting penting dengan jajaran petinggi di resort itu untuk membahas tentang pembebasan lahan yang mereka beli dari penduduk lokal disana. Jadilah saat jam makan siang Max baru sempat mengecek semua email yang masuk di ponselnya.

Max tak henti-hentinya mengumpat dan memaki menumpahkan kekesalannya ketika melihat sebuah foto dan video yang masuk ke emailnya. Disana terlihat Freya tengah dirangkul oleh seorang pria yang ia tahu itu adalah Austin Marcello Dexter. Di dalam video yang berdurasi lima belas detik itu juga terlihat mereka baru saja keluar dari penthouse Austin dan terciduk oleh paparazi. Max segera memutar video tersebut dalam keheningan. Ia begitu terfokus hingga tangannya menggenggam erat ponsel miliknya saat salah satu wartawan mengajukan pertanyaan pada Freya dan Austin.

Apakah benar kalian memutuskan tinggal bersama?

Tolong jelaskan mengenai gosip yang beredar selama ini yang mengatakan kalian akan segera melepas masa lajang dan menikah dalam waktu dekat?

Menikah?

Satu kata itu sukses membuat gelegak amarah dalam dirinya kian berkobar. Jika memikirkan Freya akan menikah dengan pria lain, dada Max menjadi sesak tak tertahankan. Ia tidak akan rela orang lain memiliki Freya. Egois bukan? Tapi Max tidak peduli. Demi Tuhan, Max tidak akan membiarkan itu terjadi. Freya hanya miliknya dan ia tidak akan membiarkan wanitanya menikah dengan pria lain. Tidak akan pernah.

Max segera menghubungi ponsel Freya, ia ingin memastikan sendiri kebenaran berita itu. Selama ini yang ia tahu Freya selalu menepis bahkan menyangkal jika diberitakan menjalin hubungan dengan seseorang. Dulu bahkan Freya juga sempat membantah memiliki hubungan dengan Max saat tertangkap kamera keluar dari hotel bersama dirinya. Tapi sekarang apa? Wanita itu bahkan tersenyum dan tidak menampik gosipnya bersama Austin. Sialannya lagi pria yang bernama Austin itu menjawab pertanyaan paparazi dengan santainya "Doakan saja dan tunggu berita bahagia dari kami". Reaksi Freya tentu saja jauh dari harapan Max, wanita itu malah tersipu malu mendengar jawaban dari pria disampingnya. Brengsek!

Max membanting benda pipih dalam genggamannya dengan kesal, teleponnya satu pun tidak ada yang diangkat oleh Freya. Hanya seminggu ia meninggalkan Freya dan sekarang wanitanya itu malah semakin dekat dengan pria lain bahkan digosipkan akan segera menikah. Max memijit pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut. Ia tidak sadar jika perbedaan waktu 7 jam lebih cepat di Yunani, yang artinya saat ini Freya tengah menjelajahi alam mimpinya. Jelas saja wanita itu tidak bisa mengangkat telepon dari Max.

Max mengambil lagi ponselnya dan bergegas menghubungi Eric, kepala pengawal yang selalu setia mengikutinya kemana pun pergi. Tidak menunggu lama panggilan itu segera diangkat.

"Eric siapkan jetku, secepatnya juga aku ingin kembali ke New York" perintah Max tegas

"Jika anda ingin berangkat sekarang pun semuanya sudah siap Tuan" sahut suara diseberang sana dengan sigap

"Bagus, kerjamu selalu memuaskan Eric" puji Max sebelum mematikan sambungan teleponnya

Setelah menempuh perjalanan selama 12 jam akhirnya Max tiba di mansionnya. Saat ini yang ia inginkan hanya menemui Freya, ia bahkan mengabaikan rasa lelahnya akibat jetlag. Kedatangan Max disambut oleh sang ayah yang telah menunggunya di ruang tengah. Alaric pun tersenyum samar melihat penampilan kacau putranya itu. Max hanya memakai kemeja putih yang terlihat kusut bahkan keluar dan tidak rapi lagi. Rambut pria itu juga tampak berantakan, tidak tertata rapi seperti biasanya. Jangan lupakan raut wajah tampan itu tengah diselimuti aura kegelapan.

"Apa kabar son? Bagaimana perkembangan proyekmu di Yunani?" sapa Alaric sambil menatap putranya itu yang tampak sibuk memperhatikan sekelilingnya

Mendengar ucapan sang ayah, Max mengalihkan perhatiannya pada Alaric sebelum menjawabnya "Semua baik Dad, tidak ada yang perlu dicemaskan. Dimana Mommy? Biasanya dia yang paling semangat menyambutku pulang"

Max sebenarnya ingin menanyakan juga keberadaan Freya cuma diurungkannya niat tersebut. Ia berdiri kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang ia yakini tidak gatal sama sekali saat mendapati Alaric manatapnya penuh arti.

"Mommymu menemani Freya dan Austin membeli gaun serta cincin pernikahan. Ingat kosongkan jadwalmu minggu depan untuk menghadiri pernikahan itu Max" ucap Alaric kalem

Benar saja saat mendengar kata-kata yang dilontarkan Alaric membuat Max tercengang. Wajah tampannya berubah pias dan memucat dengan pandangan kosong. Tubuhnya pun limbung sepersekian detik seakan baru saja dijatuhi beban yang sangat berat. Ia hanya mampu mendengar kalimat pertama yang diucapkan sang ayah, sisanya menguap tidak bisa ia dengar lagi. Dadanya terasa sesak menahan gejolak amarah yang siap meledak. Jika tidak ingat keberadaan ayahnya mungkin Max akan melampiaskan emosinya pada benda-benda disekitarnya. Max benar-benar kalut saat ini, ia dapat merasakan kecemburuan lebih mendominasi dirinya. Ketika Max masih bergelut dengan pemikirannya, Alaric menepuk bahunya pelan untuk menyadarkan putranya itu.

"Dad lupa bilang jika Zion dalam perjalanan kemari membawakan beberapa berkas yang harus kau tandatangani. Naiklah dulu untuk beristirahat. Good luck son" kata Alaric sebelum meninggalkan Max dalam kesendirian juga keheningan

Max masih bisa menangkap ucapan Alaric yang mengatakan "good luck" tapi ia jelas tidak mengerti maksud dari sang ayah. Setelah itu ia segera menaiki elevator menuju lantai dua dengan langkah tergesa-gesa. Pria itu memutuskan untuk memasuki sebuah ruang kerja yang terletak tepat di sebelah kamarnya. Max menutup kasar pintu ruang kerjanya tersebut sebelum berteriak keras, ia memaki serta mengumpat segala jenis sumpah serapah untuk menumpahkan rasa kesal, amarah dan kekecewaannya.

Zion yang baru tiba disana pun terlonjak kaget mendapati sepupunya mengamuk. Ia menelisik penampilan Max yang terlihat berantakan, seakan sedang memiliki banyak beban dalam hidupnya. Keadaan dalam ruang kerja itu pun tak kalah buruknya dengan suasana hati Max. Segala barang dan berkas yang semula tersusun rapi di atas meja telah berhamburan serta berserakan di lantai. Zion yang sudah hafal hanya bisa berdecak kesal melihat tempramen sepupunya itu. Jika Max sedang marah, ia pasti melampiaskannya dengan cara membanting atau menghancurkan barang-barang disekitarnya.

"Sudahlah Max berhenti mengamuk seperti anak kecil, kendalikan emosi dan tempramen burukmu ini. Ada apa denganmu? Kenapa kau marah-marah seperti ini? Apa ini ada hubungannya dengan gosip Freya yang akan menikah dengan Austin?" Zion menegur sepupunya itu

"Brengsek, berani-beraninya pria itu mengambil wanitaku. Hanya aku yang boleh memiliki Freya, hanya aku yang akan menjadi suaminya" seru Max berang

Zion masih berdiam diri menunggu emosi Max mereda. Ia ingin memberikan waktu untuk sepupunya itu mengeluarkan segala keluh kesahnya.

"Kenapa secepat itu Freya memutuskan untuk menikah? Kenapa dia lebih memilih Austin daripada diriku?" lirih Max sambil menghembuskan nafas berat

Selama ini Max sudah berusaha mendekati Freya, mencurahkan perhatiannya pada wanita itu namun tetap tidak ada kemajuan yang berarti. Walau Freya bersikap biasa namun Max merasa wanita itu selalu menghindarinya. Terkadang Freya akan merajuk jika ia berdekatan dengan wanita lain. Tapi saat Max berusaha mendekati dan menggodanya, Freya malah berusaha menghindar. Pernah saat itu Freya hanya mengenakan gaun tidur tipis yang berhasil memancing hasrat seksual Max, tapi setelah nafsunya memuncak hingga diubun-ubun Freya malah menghentikan kegiatan panas mereka dan melenggang pergi begitu saja. Meninggalkan Max dengan gairahnya yang belum tuntas, membuatnya harus mandi air dingin untuk meredam gairahnya tengah malam.

"Kau belum sadar juga? Semua itu karena sikapmu Max. Apa kau pernah mengungkapkan perasaanmu pada Freya? Semua wanita perlu kepastian bukan hanya sekedar sikap protektif dan posesif" sindir Zion menohok

Max mengusap wajahnya dengan kasar "Tidakkah dia bisa melihat bagaimana aku memperlakukannya? Merasakan bagaimana perhatianku selama ini? Apa semua harus diungkapkan dengan kata-kata?" keluhnya

Zion mendengus jengkel "Tentu saja Max, wanita itu makhluk yang sulit dimengerti. Jika hanya dengan sikap itu tidak akan cukup, mereka perlu pengakuan. Lagipula sikapmu sekarang ini sudah mencermikan jika kau cemburu Max, benar bukan?" desaknya lagi

Bukannya jawaban yang didengar Zion melainkan helaan nafas berat Max berulang kali. Zion gemas sendiri melihat tingkah sepupu bodohnya itu, apa susahnya tinggal mengakui perasaan sendiri. Jika memang suka ya tinggal bilang, kenapa jadi repot begini? Gerutu Zion dalam hatinya.

"Kau tentu tahu aku menyukainya" desah Max lelah

"Ralat, cinta! Kau mencintainya bukan hanya sekedar menyukainya bodoh. Jangan mengelak lagi Max dan jangan menyangkal perasaanmu itu jika tidak ingin kehilangan Freya untuk kedua kalinya. Apa tidak cukup kau menjadi seorang pria yang gila kerja bahkan tidak pernah mau terikat dengan wanita lain selama ini? Bukan karena kau kecewa pada pengkhianatan Faye tapi karena pikiranmu selalu dibayangi oleh sosok Angel. Kau bahkan kesetanan mencari keberadaan adik angkatmu itu, karena apa? Karena kau memang telah jatuh hati padanya Max. Kau tahu kenapa Faye membenci Angel? Itu semua salahmu. Kau selalu membandingkannya dengan Angel, selalu menceritakan tentang Angel. Tiada hari tanpa membahas dan membicarakan tentang Angel. Angel yang baik, cantik, periang, perhatian, manis, manja dan masih banyak lagi. Tanpa sadar kau sudah terperosok dalam pesona adik angkatmu itu, sadarlah dude" cecar Zion tanpa henti

Max tertegun mencerna semua kata-kata yang diucapkan sepupunya. Selama ini Max memang tidak pernah menjalin hubungan serius dengan seseorang sejak pertunangannya dengan Faye berakhir. Kalaupun ia berkencan dengan wanita itu hanya untuk menyalurkan hasratnya. Jangan salahkan Max karena ia juga pria dewasa yang normal dan membutuhkan pelepasan apalagi disaat penat dengan urusan pekerjaan.

Ia pun sering pergi ke club bersama teman-temannya untuk bersenang-senang ataupun melakukan one night stand. Tentu saja wanita yang diajak bukan wanita murahan atau jalang, Max sangat pemilih jadi selama ini incarannya hanya model atau selebriti papan atas. Tapi Max tidak pernah melibatkan hati dan perasaannya, ia pun selalu bermain aman. Bahkan dulu saat masih bersama Faye pun Max selalu memakai pengaman. Ia sadar hanya Freya yang berhasil membuatnya lepas kendali.

Max rasa apa yang dikatakan Zion ada benarnya. Mungkinkah jika ia menemui Freya dan mengatakan perasaannya akan mengubah keadaan? Apa dengan begitu Freya akan membatalkan pernikahannya? Tidak ada salahnya mencoba bukan, Max tidak ingin merasakan penyesalan lagi. Ia bergegas menghampiri Zion dan memeluk sepupunya itu.

"Thanks bro" ucap Max sebelum melenggang pergi

Belum sempat Zion merespon ucapan Max, pria itu telah pergi meninggalkan ruangan itu dengan cepat. Menyisakan Zion yang tersenyum kecut sambil menggerutu panjang pendek melihat tingkah Max. Ketika Max telah berada di lantai satu, suara teguran wanita mengalihkan atensinya.

"Max kenapa terburu-buru seperti itu?" Anastasya mengernyit melihat putranya tampak tergesa-gesa berjalan menuju pintu keluar

"Mom sudah pulang? Dimana Freya?" tanya Max cepat

"Freya masih bersama Austin, tadi Mom hanya menemani memilih gaun pengantin. Mommy senang Freya tampak bahagia bersama Austin, bukankah mereka serasi Max?" Anastasya berseru riang

Rahang Max mengeras menahan amarahnya "Aku tidak akan membiarkan pernikahan itu terjadi" geramnya

Anastasya tersenyum samar ketika pancingannya berhasil dan membuat raut wajah Max menggelap diliputi emosi. Salahkan pergerakan putra semata wayangnya ini begitu lambat. Membuat Anastasya kesal sendiri, jadilah ia harus sedikit memanfaatkan keadaan dan mendorong Max agar segera menyadari perasaannya pada Freya.

"Kenapa kau terlihat marah? Kau tidak rela Freya menikah dengan orang lain?" tuduh Anastasya tepat sasaran

Max tergagap, ia hanya bisa menatap ibunya dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia pun binggung harus mengatakan apa saat ini. Max sadar jika Anastasya sangat mengenal dirinya dan percuma jika ia ingin menghindar.

"Max, mom tahu jika kau menyayangi Freya bukan sebagai adik angkat. Tidak hanya rasa sayang tapi kau juga mencintai Freya sebagai seorang wanita. Apa Mommy benar? Jangan mengelak lagi Max, jangan membohongi hati nuranimu sendiri. Mom hanya tidak ingin kau menyesal, apa tidak cukup penyesalanmu selama 6 tahun kehilangan Angel? Apa sekarang kau juga ingin kehilangan Freya kembali? Mungkin Freya belum jatuh cinta pada Austin tapi perasaan itu pasti akan tumbuh perlahan di hatinya. Apalagi melihat sikap Austin yang hangat dan penyayang, tidak sulit untuk memberikan hati pada pria sepertinya. Dan yang terpenting seorang wanita itu butuh kepastian serta kejelasan. Jika Austin bisa memberikannya pada Freya, Mom yakin Freya akan menerima Austin apalagi mereka sudah mengenal sejak kecil" imbuh Anastasya

Max sontak terdiam meresapi setiap kata yang dilontarkan oleh sang ibu sebelum kemudian ia memantapkan diri untuk melakukan hal sesuai kata hatinya. Ia tidak akan menampik perasaannya pada Freya. Max tidak peduli, ia akan melakukan segala cara menjadikan Freya miliknya. Sekarang Max sadar jika perasaannya itu adalah cinta bukan obsesi semata. Ya benar, Max mencintai Freya.

"Rebut Freya kembali Max dan bawa ia kemari karena hanya Freya yang Mommy inginkan menjadi menantu di rumah ini" lanjut Anastasya kembali

Max tersenyum cerah "Terima kasih atas nasehatnya, aku menyayangi Mommy. Aku pergi dulu" pamit Max cepat sambil mengecup pipi Anastasya

Max bergegas memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan mansion diikuti dua mobil hitam yang dikendarai para pengawal pribadinya di belakang. Max menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh, ia telah melacak lokasi Freya melalui aplikasi FIME miliknya. Maka kesanalah tujuannya sekarang, ia ingin segera menemui wanitanya. Masih sambil fokus menyetir Max meraih ponselnya kembali untuk menghubungi seseorang, dengan tidak sabaran ia mengetuk-ngetukkan jarinya pada setir kemudi. Setelah nada dering keempat barulah panggilan itu diangkat.

"Ya hallo, kenapa Max?" ucap suara merdu di seberang sana

"Kau dimana Frey?"

Namun bukan jawaban dari wanita itu yang ia dapatkan malah desahan manja Freya pada orang lain.

"Ah Oz pelan-pelan, ini sangat sakit" ucap Freya sedikit menjauhkan ponselnya

"Sempit Cia, tahan sebentar" sahutan samar seorang pria kembali didengar oleh Max

Max meradang, ia mencengkram setir kemudi kuat-kuat hingga buku jemarinya memutih. Ia masih berusaha meredam amarah mendengar percakapan tanpa sengaja itu. Sebenarnya apa yang dilakukan Freya sekarang? Apa katanya tadi? Pelan-pelan? Sakit? Sempit? Oh Tuhan, mereka sedang apa?

Max benar-benar tersulut api emosi setiap membayangkan Freya bersama laki-laki lain membuatnya cemburu dan tidak terima. Kepala Max tiba-tiba menjadi pening saat membayangkan hal yang tidak-tidak sedang mereka lakukan berdua. Brengsek!

"Kau bersama Austin? Apa yang sedang kalian lakukan? Jawab aku" bentak Max tidak sabaran

"Max sudah dulu ya, aku sedang sibuk sekarang" setelah itu panggilan terputus secara sepihak oleh Freya

Max mengerang frustasi, ia menatap nanar benda pipih memanjang dalam genggamannya itu. Ia menjambak rambutnya lalu segera memainkan ponselnya cepat dan memastikan kembali keberadaan wanitanya. Max mengernyit saat melihat titik lokasi Freya berganti yang awalnya berada di pusat perbelanjaan sekarang menuju sebuah kawasan yang ia ketahui merupakan gedung penthouse Austin.

Max semakin mempercepat laju mobilnya, sesekali mengumpat dan memukul setir kemudi dengan kasar. Ia mengendarai hypercar Bugatti La Voiture Noire hitamnya dengan gila-gilaan. Sudah tak terhitung banyaknya bunyi klakson dan makian dari pengendara lainnya yang diabaikan oleh Max. Ia tidak ingin terlambat bertindak, seperti halnya ia terlambat menyadari perasaannya sendiri. Tidak akan Max biarkan Freya lepas darinya lagi, cukup sekali ia membuat kesalahan dan membuat wanita itu pergi darinya 6 tahun yang lalu.


















Itu kira-kira Freya lg ngapain ya sama Austin? 🤣
Gimana-gimana? Buat Pendukung Max mana suaranya?
Kyknya bentar lagi keledai dungunya berubah jadi singa buas
Gak sabar liat kebuasannya di ranjang sama Freya ups 😝

Klik ⭐️ dulu buat yang suka Max
Udah puas belom chapter ini?
Maxnya nonggol dari atas sampe bawah lho tanpa jeda
Emosian melulu lagi bawaannya
Gregetan deh sama Max untung aja ganteng dan hot jadi masih tetep cinta 😚

Kira-kira Freya udah siap dimakan pak singa gak ya 😻😻

Yuk yang penasaran sama kisah cinta FreMax bisa baca cerita lengkapnya di KaryaKarsa / Kubaca / Bakisah / Dreame ya guys
Cari aja : windabp

Untuk KaryaKarsa ini aku lengkapi linknya dibawah 👇🏻

https://karyakarsa.com/windabp

Gak mahal kok cuma Rp 3.000/chapternya, jd yg mau lanjutin baca FreMax sampe tamat bisa cuss klik link diatas ya atau bisa buka profilku jg ada linknya yg tinggal diklik

Ikuti jg aku di KaryaKarsa dan di platform lainnya, jangan lupa selalu dukung karyaku ya bestiee ❤️😘

Maaf bgt aku harus Unpublish beberapa chapter menuju ending disini, karena selain di KaryaKarsa cerita ini juga udah dikontrak oleh Kubaca, Dreame dan Bakisah

Terima kasih banyak dukungannya selama ini ya guysss
Thankyouu so much my lovely readers ❤️


30 September 2020
Windabp ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

2.8K 108 5
Menyeberang ke dunia Naruto, dan memperoleh sistem One Piece, dengan semua kekuatan dunia One Piece, ilmu pedang, buah iblis, mendominasi. -Apakah me...
8.3M 343K 52
after 21++++ "Aku hanya butuh benihmu di rahimku, aku tidak akan menuntut apapun padamu." Ucap Anabella "Aku harus bisa menghancurkan benih itu sebel...
639K 31.3K 72
#Book-2# BIJAKLAH DALAM MEMBACA! 18++ . . . π‘Ήπ’Šπ’„π’‰π’†π’π’π’† π‘ͺπ’“π’†π’”π’†π’π’„π’Šπ’‚ π‘¬π’…π’Žπ’π’π’… π’Žπ’†π’π’šπ’Šπ’Žπ’‘π’–π’π’Œπ’‚π’ π’ƒπ’‚π’‰π’˜π’‚ π’…π’Šπ’“π’Šπ’π’šπ’‚ 𝒃𝒖�...
1.9M 59.1K 47
⚠ ⚠ WARNING! area 21+ ⚠ ⚠ Cerita hot khusus dewasa "Open your eyes sayang, kau harus merasakan nikmatnya milikku berada di dalammu." JAMES...