Perfect Innocent || Winwin

By nctwritingproject

2.2K 1.3K 596

❝Seseorang dalam hidup terlalu sulit untuk menghindari ketetapan yang telah diatur. Surga selalu merencanakan... More

» INTRODUCTION
» PROLOG
» OO2
» OO3
» OO4
» OO5
» OO6
» OO7
» OO8
» OO9
» O1O
» O11
» O12
» O13
» O14
» O15
» O16
» O17
» O18

» OO1

220 83 59
By nctwritingproject

-SATU TAHUN KEMUDIAN -

"Hari orientasi, ayo bangun!"

Dia mengerang dan menarik selimut keatas kepalanya.

"Aku tidak akan bangun, bahkan jika Mama memarahiku."

Mama menghela nafas. "Mama tahu ini sulit. Tapi kamu harus melalui ini. Kamu akan mendapat teman baru, Aletta."

Dia menatap Mama dengan tidak percaya, perutnya berbunyi.

"Kurasa tidak."

Dia tidak memberitahu Mamanya tentang Yukhei yang akan pindah sekolah ditempat yang sama dengannya. Mama dan Papa memang benar-benar tidak setuju jika dia memiliki teman lelaki dan telah menceramahi nya berkali-kali. Sejak saat itu, dia tidak menemukan gunanya memberitahu mereka tentang apa yang terjadi pada Wong Yukhei.

Namun, dia telah memberitahu teman perempuannya yang belakangan ini akrab dengannya. Terkait Yukhei, mereka tidak setuju untuk membiarkan seorang gadis bernama Aletta ini berteman dengan seorang lelaki yang bermarga Wong itu.

Ranee dan Kareen akan pergi ke Maldives untuk tim renang.

Kei dan Elsha pindah kesekolah Berbakat.

Rebecca masih di Seattle, bahkan setelah bertahun-tahun.

Dan dia tidak tahu kemana Dong Sicheng pergi. Lelaki yang kerap dipanggil "Winwin" oleh sesama anggota geng mereka dulu. Lagipula kami sangat jarang berbicara. Atau kadang hanya beberapa kali untuk memberi salam singkat saat hari libur sekolah, atau pada saat undangan konser.

Jadi sekarang hanya Aletta dan Yukhei yang akan menghadapi perpindahan sekolah ke Massachusetts Academy.

Hanya berdua?

Mungkin.

Mama mengguncang lembut tubuh Aletta yang tertutupi selimut.

"Mereka akan memberimu hukuman yang berat jika kau datang terlambat dihari pertama," katanya tegas. "Bangunlah Aletta."

Dibawah selimut, Aletta mengerucutkan bibirnya.

Sejak pembunuh berdarah dingin kabur dari penjara, lingkungan tidak lagi dalam keadaan normal.

Masyarakat tampak takut untuk keluar rumah. Mungkin, hanya beberapa orang yang betah untuk berlama-lama dilingkungan luar. Sementara polisi banyak melakukan patroli dan mengatur batas jam malam bagi masyarakat. Tetapi, itu semua tampaknya tidak membuat sekolah untuk meliburkan siswa-siswi nya. Mereka tetap mengadakan kelas pagi dan malam. Walau sebenarnya itu adalah sesuatu yang mungkin bisa berdampak besar bagi siswa-siswi yang pulang sekolah saat malam hari atau memiliki rumah yang jauh dari sekolah.

Aletta menghela nafas berat, ia mengangguk dan mendongakkan kepala keluar dari selimut. Mama tersenyum puas, kemudian berjalan keluar kamar.

"Bergegaslah mandi, dan cepat turun!" teriak mama.

Gadis itu terjatuh kembali kedalam selimut yang berantakan disekeliling tempat tidurnya, lengannya terentang seperti sayap.

"Tuhan, ku harap aku bisa tinggal disini selamanya."

Aletta beranjak duduk dari pembaringannya. Cahaya dari celah jendela menerangi wajahnya diruangan gelap itu. Daun jendela menahan sinar matahari yang berjuang untuk masuk dan menyebar keseluruh ruangan.

"TOK! TOK! TOK!"

Kepalanya tersentak dan menatap ke arah pintu kamar.

"Apakah kamu akan bangun atau haruskah aku mendobrak benda ini?" seru sebuah suara dari ujung pintu.

Dia mengerang dan memutar matanya, "Nathan..."

"Aku bangun," katanya sembari bangun dan melipat selimut.

"Baik, segeralah bersiap-siap untuk sekolah barumu. Papa juga sudah datang pagi ini!"

Dia berdecak sebal.

Orientasi sudah cukup buruk. Dan sekarang ayah datang berkunjung? Bagus. Sangat bagus.

Nathan, kakak laki-laki Aletta dan Papa mereka pindah ke kota lain. Karna Papa harus pergi ke perusahan untuk beberapa kepentingannya sebagai CEO. Sementara Nathan, menghabiskan tahun terakhirnya di Universitas didekat perusahaan Papa. Oleh karenanya mereka sedikit berjauhan dan juga tidak terlalu mengenal. Aletta juga kadang tidak menganggap Nathan sebagai kakaknya, begitupun sebaliknya.

Karna itu, mereka telah meninggalkan banyak hal. Banyak hal yang biasa dilakukan oleh sebuah keluarga, atau bahkan kakak adik.

Awalnya dia kesal karna berjauhan dengan Papa, tapi akhirnya ia terbiasa. Aletta mengatasi semuanya dan melanjutkan hidup seperti biasa dengan Mama nya.

Namun, setelah tahun ajaran berakhir, pada saat pertengahan musim panas, Nathan kembali ketempat ia memulai, ketempat yang seharusnya menjadi rumahnya. Tapi tidak dengan Papa. Papa masih setia dan bahkan sangat betah diluar sana, kadang Aletta berpikir kalau Papa tidak menyanyanginya dan mama lagi.

Aletta mengusap wajahnya gusar. Dia mendengarkan langkah kaki Nathan perlahan menjauhi kamarnya dan menatap ponselnya yang tergeletak diatas nakas.

New message from Yukhei

|| Aku punya berita untukmu!

Aletta mengernyitkan keningnya, lalu menata jari-jarinya dihadapan keyboard yang tertera dilayar.

|| Aku pindah ke Massachusetts Academy.

|| Mohon bimbingannya!

You| Hey, Yukhei...

You| Jemput aku pagi ini!

━━ PERFECT INNOCENT 🌩 ꒱

Aletta berdiri ditengah ruangan, melihat dirinya dicermin.

Aletta mengenakan kemeja polo putih bersih dan rok hitam dengan blazer berlogo M.A di bagian atas serta dasi biru tua dibagian tengah kemeja, sepatu kets putih dengan kaus kaki tinggi. Dia dengan gugup merapikan roknya, lalu meluruskan kerahnya sebelum menganggap dirinya cukup layak untuk turun.

Sesampainya dilantai dasar.

"Sudah siap? Jangan terlalu gugup," kata mama saat dia jalan kedapur.

"Iya Ma."

"Mama akan pergi keatas dan berganti pakaian untuk mengantarmu kesekolah. Bersikaplah yang baik Al," kata Mama.

Begitu Aletta yakin mama sudah kelantai atas, dia segera memeriksa ponselnya. Benar saja, ada pesan baru dari Yukhei.

Yukhei

|| Aku sudah berada didepan rumahmu,
ayo berangkat!

Aletta tersenyum, tapi senyumnya perlahan memudar ketika menyadari jika Mama sedang bersiap-siap untuk mengantarnya kesekolah pagi ini.

"Ah, gawat!" gumamnya.

Aletta menghela nafas dan meletakkan ponselnya tepat saat Mama kembali.

Aletta sangat takut saat itu. Tubuhnya menegang. Bagaimana jika Mama menyadari kalau Yukhei berada didepan kediamannya? Bagaimana jika mama mengusir Yukhei nanti?

Aletta harus menerima resikonya.

Dan apapun keterkejutan Mama nanti, dia sudah punya firasat buruk tentang itu. Aletta meringis saat menyadari bahwa ada oatmeal yang tertinggal dibagian rongga mulutnya. Dia mengambil cangkir yang berada didekatnya, dan berusaha mendorong oatmeal dengan air yang baru saja ia minum.

Aletta menatap keluar jendela, butiran cahaya pertama menyebar dilangit yang agak gelap saat matahari bertengger dibalik bukit. Dia menatap lekat pepohonan yang melambai dalam bayang-bayang gelap.

Aletta menegang.

"Kenapa lelaki itu berada disini?!"

Suara Mama yang tajam dan tidak setuju menggelegar di telinganya. Dia mengalihkan pandangannya dari pepohonan yang bergoyang lembut untuk menemukan Mamanya sedang menatapnya dengan tidak setuju.

"Maaf."

Dia meninggalkan cangkirnya dimeja, lalu beranjak pergi dari hadapan Mama.













Kalau saja hidupnya seindah itu.

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 302K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
838K 79.8K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
1.5M 135K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
1M 44.1K 37
Mereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa ya...