Dhuha

indahnursf द्वारा

87.7K 13.1K 1.9K

Arrayyan Ad-Dhuha Kareem. Seindah namanya, dialah yang sering di sapa Dhuha. Lelaki yang sangat mencintai sal... अधिक

Prolog~
1: Lelaki Bernama Dhuha
2: Sebuah Senyuman
3: Satu Tahun Berlalu
4: Langkah Awal
5: Bertemu di Warung Bakso
6: Kopi Hangat Untuk Ayah
7: Iman dan Akhlak yang Mulia
8: Renungan Malam
9; Mimpi yang Terwujud
11: Persiapan dan Musibah
12: Fitnah yang Terjadi
13: Seperti Mimpi Buruk
14: Pantaskah Aku?
15: Detik dan Fakta~
16: Titik Terendah~
17: Takdir Tuhan
18: Titik Jatuh
19: Bertiga itu Menyakitkan
20: Luka
Vote Cover
21: Rumah Tanpa Jendela
22: Ada yang Janggal
23: Fakta Baru
24: Kembalinya Marvin
25: Permintaan Fani
26: Cinta atau Kasihan?
27: Pulang
28: Rasa Cemburu
29: Terbongkar Rahasia Lama
30: Keduanya Berharga
31; Membongkar Kasus
32: Siapa Fani Sebenarnya?
33: Rasa Bersalah
34: Kabar Cerai
35: Kebohongan Besar
36: Kisah Itu Dimulai
37: Berdamai Pada Takdir~
38: Selamat Jalan Bidadari (End)~

10: Dia Begitu Sempurna

2.1K 383 73
indahnursf द्वारा

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

✨✨

"Saat kita melihat seseorang yang begitu tampak sempurna dalam segala hal, ketahuilah sesungguhnya Allah tengah menutup seluruh aib-aibnya agar tak terlihat. Begitu Maha Baik Allah pada kita."
Indahnursf~

✨✨

Manusia Allah ciptakan dengan kelebihan masing-masing. Tak semua orang memiliki kelebihan yang sama, dan tak semua orang pula memiliki kekurangan yang sama.

Beraneka ragam.

Manusia diciptakan sesuai dengan kadar dan porsinya masing-masing. Jika kita melihat seseorang yang lebih dari kita, mampu melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan, percayalah, kamu pun bisa melakukan hal lain yang juga tak bisa dia lakukan. Begitulah cara Allah membuat makhluk-Nya begitu spesial. Tak ada manusia yang hidup semua serba kekurangan, tak juga manusia hidup dengan semua kelebihan. Keduanya seimbang. Balance.

Terkadang pula hidup yang sering kita rutuki, kita keluhkan, kita kecewakan, itulah hidup yang tengah diperjuangkan oleh orang lain yang tanpa kita sadari itu.

Saat kita melihat ke atas, jangan langsung silau. Mata boleh memandang ke atas namun jangan lupa untuk tetap menunduk ke bawah. Dan lihatlah, lihatlah mereka yang ada di bawahmu. Lihatlah mereka yang tetap bersyukur meski tak seberuntung nasibmu.

Belajarlah untuk mensyukuri apa yang ada pada dirimu. Sebab, jika kita tak bersyukur sebenarnya banyak yang berjuang untuk bisa sampai di posisi kita saat ini. Jangan terus-terusan membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain. Sebab, proses kita pun berbeda dengan proses orang lain. Tidak sama!

Auliya menatap Dhuha. Banyak sekali yang mengidam-idamkan Dhuha di kantor itu, bukan hanya mengidamkan tetapi memuji Dhuha. Tak lepas dari telinga Auliya, hampir setiap hari Auliya mendengar nama Dhuha dengan sejuta pujian. Bahkan Auliya pun sampai bosan mendengarnya. Memang, Auliya akui Dhuha sosok idaman, namun bagi Auliya memuji manusia itu cukup sekadarnya saja.

Mungkin inilah yang Dhuha khawatirkan selama ini. Karena itu Dhuha sering tertutup bahkan sangat jarang bicara saat di kantor, berbeda dengan Dhuha yang sedang berada di luar kantor. Auliya tahu sekarang, Dhuha memang bersikap cuek bukan berarti dia tak memperhatikan karyawannya, melainkan dia hanya ingin menjaga jarak agar tak terus-menerus dia mendengar namanya dengan sejuta pujian.

"Auliya."

Perempuan yang tengah membereskan berkas-berkas di atas mejanya tersentak kaget saat mendapati Dhuha yang memanggilnya barusan.

Kali pertama Dhuha memanggil Auliya bahkan langsung ke tempat di mana ruangan Auliya bekerja. Biasanya Dhuha hanya bertemu dengannya sesekali di depan, alias saat pagi atau saat selesai bekerja. Itu pun hanya sekilas karena sama-sama keluar dari kantor.

"Assalamualaikum, Auliya. Maaf mengganggu pekerjaanmu," ucap Dhuha ramah. Suaranya berhasil menggetarkan hati Auliya. Perempuan itu tengah menunduk, namun suara Dhuha seakan ada getaran listrik yang berhasil menyengat di dalam hatinya.

Astaghfirullahalazim.

Auliya beristigfar agar hatinya berhenti merasakan perasaan seperti ini. Auliya benar-benar tidak nyaman. "Wa'alaikumussalam. Iya, Pak? Ada yang bisa saya bantu?" jawab Auliya to the point. Auliya tahu, Dhuha cukup profesional tak mungkin seorang Dhuha akan membahas tentang lamarannya kala itu di kantor. Auliya yakin, Dhuha tidak akan salah menempatkan sesuatu.

"Selepas salat Zuhur, saya akan ke rumah sakit menemui ayahmu. Jadi, kamu bisa pulang lebih awal hari ini agar kamu bisa lebih dulu sampai di rumah sakit. Saya akan datang bersama orang tua saya untuk meminta restu," jelas Dhuha yang berhasil membuat sekujur tubuh Auliya membeku.

Senekat ini Dhuha untuk melamarnya? Apakah Dhuha tidak salah melakukan ini semua?

"Sebentar lagi kamu sudah boleh meninggalkan kantor, tidak usah izin lagi biar saya yang mengatasi. Langsunglah ke rumah sakit sebab ibumu sudah ada di sana. Assalamualaikum." Setelah mengatakan itu dengan singkat, padat, dan jelas, Dhuha langsung meninggalkan Auliya sendirian yang masih mematung. Auliya bingung dengan keadaan.

Beberapa detik kemudian Auliya langsung tersenyum seraya memegangi dadanya yang seperti sedang ada konser di dalam sana.

Dag dig dug. Itu terasa seperti 3 kali lebih cepat dari biasanya. Perasaan Auliya menghangat. Benarkah Dhuha sungguh memperjuangkannya seperti ini? Bagi Auliya ini sangat spesial, bagaimana tidak, seorang Dhuha yang bagi Auliya mampu untuk mendapatkan perempuan yang lebih baik darinya kini dengan bersungguh-sungguh bahkan rela meluangkan waktunya yang begitu berharga hanya untuk meminta restu dari ayahnya Auliya.

Ini sungguh spesial sekali. Auliya tidak akan pernah melupakan momen ini. Sederhana, namun bermakna.

✨✨

"Apa kamu serius dengan putri saya, Nak Dhuha?" tanya lelaki paruh baya itu. Tubuhnya terlihat lebih kurus, matanya terlihat lebih sayu, bahkan tubuhnya pun bergetar dan suara pun sudah tak jelas lagi. Begitulah kondisi ayahnya Auliya saat ini.

Auliya menangis jika dia melihat kondisi ayahnya yang semakin hari semakin terlihat menurun, Auliya berdoa semoga Allah mengasihaninya untuk terus memberikan kesempatan Auliya untuk berbakti.

"Demi Allah saya katakan, Pak. Saya benar-benar serius dengan Auliya. Saya tidak akan tega untuk menyakitinya karena saya memang mencintainya, Pak. Saya jaga kesucian cinta ini agar kelak Allah tidak akan murka terhadap saya dan rasa cinta saya kepada putri Bapak." Dhuha meyakinkan dengan apa yang memang selama ini dia lakukan. Menjaga kesucian cintanya hingga dia pun tak berani untuk mendekati Auliya yang notabene adalah karyawannya. Andai Dhuha tipe lelaki yang suka tebar pesona, mungkin Auliya sudah Dhuha pepet terus-menerus. Nyatanya, Dhuha tetap bersikap profesional jika berada di kantor, pun saat dia benar-benar serius dengan Auliya dia langsung nyatakan itu di depan orang tua Auliya. Meminta restu dan melamar Auliya, bukan menyatakan cinta untuk mengajak pacaran yang sama sekali belum memiliki ikatan apa-apa. Bahkan, berani mengatasnamakan cinta padahal jalannya saja sudah salah. Untungnya, Dhuha tahu hukum semua itu dan Dhuha tidak ingin memupuk dosanya dengan cara yang salah. Sudah tahu berdosa, seharusnya dihindari dan dijauhi, bukannya saat sudah tahu berdosa mala pura-pura tidak tahu dan menganggap semaunya biasa saja. Sayangnya, setan tak pernah memberi toleransi jika ingin menggoda.

Setan akan menjerumuskan manusia sejauh-jauhnya. Tidak ada kata kasihan apalagi memikirkan manusia. Setan mah, jika berhasil maka dia akan senang bukan main. Jika kita tak mau dijerumuskan setan, jangan mau mengikuti kata setan. Perkataan setan 100% semuanya sesat.

Ya, namanya juga setan.

"Apa kamu berani bersumpah untuk tidak akan pernah menyakitinya dan untuk selalu mencintai dan membimbingnya. Menjadi tempatnya berteduh, menjadi rumah untuk Auliya di saat dia membutuhkan dekap dari seorang ayah. Apakah kamu siap untuk menuntun Auliya agar selalu berada pada jalan ketaatan dan jalan yang diridai Allah. Apakah kamu siap untuk semua itu, Nak?" tanya lelaki paruh baya itu dengan bergetar. Lelaki paruh baya itu kembali teringat perkataan dokter pagi tadi kalau dirinya sudah benar-benar berada pada titik akhir. Di mana semua pengobatan yang dilakukan tak akan bisa membuatnya sembuh total, hanya saja mampu mengurangi sedikit rasa sakitnya dan semua rasa sakit itu tetap ada tinggal kitanya kembalikan pada takdir Allah.

"Insya Allah, saya akan menjaga Auliya semampu saya. Semaksimal mungkin saya akan membimbingnya, semaksimal mungkin saya akan menjadi rumah tempatnya pulang, kehangatan tempatnya saat membutuhkan sandaran, dan sosok yang akan membahagiakan Auliya, semaksimal mungkin. Insya Allah saya akan belajar untuk melakukannya."

Hati Auliya kembali menghangat. Lagi-lagi rasa cintanya pada Dhuha seakan memberi energi positif padanya. Dhuha, lelaki yang Auliya cintai sudah sejak beberapa tahun yang lalu.

"Baiklah, silakan berjanji di atas Al-Qur'an kalau kamu sungguh tidak akan menyakiti Auliya dan tidak akan meninggalkannya dalam kesedihan. Berjanjilah kamu akan selalu membimbingnya dan mengasihinya," pinta sang ayah. Auliya menangis semakin jadi melihat Dhuha yang menyanggupi permintaan ayahnya.

"Pak Dhuha, ini bukan hal yang mudah. Apakah Bapak yakin untuk bersumpah, Pak. Sumpah ini bukan sekedar sumpah biasa. Allah sebagai saksinya," ucap Auliya berhati-hati. Dia takut jika Dhuha tak mampu untuk menyanggupinya. Auliya takut, jika semua itu akan Dhuha langgar dikemudian hari.

Dhuha tersenyum seraya mengangguk, "Insyaa Allah, Auliya. Niat saya baik untuk menyempurnakan separuh agama saya dan mencintaimu karena Allah. Saya berani bersumpah atas nama Allah bahwa saya akan bertanggung jawab semaksimal mungkin atas diri seorang perempuan bernama Syahidah Auliya' Arrafi binti Muhammad Firman. Saya benar-benar bersungguh-sungguh atas apa yang saya ucapkan." Dhuha berkata demikian dengan sangat mantap.

Firman--ayahnya Auliya menangis tersedu-sedu mendengar kesungguhan dari Dhuha. Dengan pelan dia mengucapkan kalau dia merestui Dhuha untuk menikahi Auliya. Mungkin, Dhuha adalah lelaki dari doa yang selalu seorang ayah panjatkan untuk putrinya. Berdoa, semoga kelak ada seorang lelaki yang benar-benar serius akan menikahi putrinya dan bertanggung jawab atas apa pun yang ada dari putrinya.

"Atas nama Allah, saya merestui kamu menikahi putri saya jika memang kamu siap bertanggung jawab untuk selalu membimbingnya dan jangan pernah sakiti dia. Dia adalah perempuan berharga, permata hati ayahnya. Tolong, jangan sakiti dia."

Auliya langsung berhambur memeluk lelaki yang terbaring di atas bangsal rumah sakit itu. "Ayah, Auliya sayang Ayah. Auliya sungguh menyayangi Ayah." Dengan lembut Auliya mencium punggung tangan ayahnya dengan khidmat. Dalam hati Auliya berkata bahwa dia sangat bersyukur Allah jadikan seorang lelaki bagai malaikat ini sebagai sosok ayahnya. Sebagai perantara pelindungnya selama ini. Betapa pun Auliya berusaha untuk menjadi sosok yang mandiri, sejatinya seorang anak perempuan tetaplah sangat membutuhkan pelukan hangat dari seorang ayah.

Cinta kasih dari sosok lelaki cinta pertamanya adalah sosok yang selalu dibutuhkan oleh semua anak perempuan. Sosok ayah yang bijaksana.

✨✨

-Utamakan Salat dan Membaca Al-Qur'an dalam Segala Hal-

✨✨

Assalamualaikum Sahabat Spiritual Indahnursf. Alhamdulillah akhirnya Nday bisa update Dhuha lagi. Terima kasih banyak yang sudah mendukung cerita Dhuha sejauh ini dan yang sudah menyempatkan waktunya untuk menjadi saksi dari Dhuha dan Auliya.

Oh iya, jangan lupa mampir ke akun Dreame Nday, ya. Karena ada 4 cerita yang Nday tulis juga di sana. Insya Allah enggak kalah bagusnya dari cerita lainnya.

Jangan lupa juga tinggalkan jejak dengan cara votes, dan berikan komentar terbaiknya, ya.

Komentar sebanyak-banyaknya ya jika ingin cerita ini segera update lagi.

Follow IG: Indahnsf_
Penerbit: cahaya_publisher
Toko buku: Cahaya__bookstore

Salam sayang,
Indahnursf ✨

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

79.3K 2.6K 50
dengan diam dan doa aku slalu berusaha mengendalikkan rasa ini yg menggebu.bahwasanya,aku benar benar ingin menguasaimu dengan ketulusan ridho dari s...
191K 11.1K 35
(Follow dulu sebelum membaca, beberapa part di private) "Aisyah, Bidadari dunia memang tidak bersayap, namun dia pasti berhijab :) Iya, kamu adalah b...
Biru dan Langit ✔ silipiya द्वारा

सामान्य साहित्य

73.2K 4.4K 43
C O M P L E T E D 15+ "Jatuh cinta itu mudah, yang sulit itu, hanya pada siapa kita bermuara?" Biru Andani menyukai dua hal, buku dan cokelat. Sedang...
RAY TRANSMIGRASI Cally द्वारा

आध्यात्मिक

103K 8.3K 31
ini cerita pertama maaf kalo jelek atau ngga nyambung SELAMAT MEMBACA SAYANG(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)