Permaisuriku~

By BeautifulSea25

1M 89.9K 14.2K

[BUKAN NOVEL TERJEMAH] "Tiada kasta dalam cinta," .. Dewi Harnum adalah seorang pelayan di suatu Kerajaan. Ia... More

Permaisuriku~
Bab 1. Kecantikan Seorang Pelayan
Bab 2. Pangeran Yang Tersohor
Bab 3. Isteri Pangeran Mahkota
Bab 4. Tak Selamanya Terwujud
Bab 5. Sebuah Keputusan
Bab 6. Harum Sang Permaisuri
Bab 7. Surat Perintah Kerajaan
Bab 8. Sosok Lain
Bab 9. Kembali ke Istana
Sekilas Info---Jangan Di Bikin Pusing
Bab 10. Deklarasi Kepemilikan
Bab 11. Bukan Satu-satunya
Bab 12. Menuju Perang Kerajaan
Bab 13. Penantian Berharga
Bab 14. Kedatangan Sang Mahadewi
BUKAN UPDATE - Marhaban Ya Ramadhan
Bab 15. Menjaga Sikap
Bab 16. Kelopak Bunga Mawar Basah [SPECIAL BAB]
Bab 17. Kaalillya --- Nama Yang Terlarang
Bab 18. Kaalillya --- Gadis Cantik Berhargaku Yang Tersayang
BUKAN UPDATE - Meluruskan Suatu Hal
Bab 19. Pelayan Tiada Duanya
Bab 20. Pesona Seorang Pelayan
Bab 21. Perang Kerajaan---Bringtham VS Kashi
Bab 22. Perang Pangeran---Laksya VS Leonard
Bab 23. Datang Untuk Pergi
Bab 24. Hari Kebangkitan Cinta
Bab 25. Tanpa Sadar Terikat
Bab 26. Pernikahan Politik
Bab 27. Selir Sita Hamil?
Bab 28. Merasa Terancam
Bab 29. Perihal Pengaman
Bab 30. Dewi Harnum Meninggal?
Bab 31. Pertemuan Dua Insan [SPESIAL BAB]
Bab 32. Cinta Sepanjang Masa [SPESIAL BAB]
Bab 33. Kehilangan
Bab 35. Ikhlaskan
Bab 36. Berpisah Untuk Bersatu
Bab 37. Kelicikkan Raja Alardo
Bab 38. Kesalahan Satu Malam
Bab 39. Keresahan Hati
Bab 40. Menunggu
Bab 41. Ujung Penantian
BUKAN UPDATE - Meluruskan Hal Lain
Bab 42. Akhir Penantian [SPESIAL BAB]
Bab 43. Ratu dari Pancakanta
Bab 44. Hadiah Pernikahan [1]
Bab 44. Hadiah Pernikahan [2]
Bab 45. Tinggal Kenangan
Bab 46. [Tidak] Berharga
Bab 47. Bulan Purnama Sempurna [SPESIAL BAB]
Bab 48. Dunia Milik Kita [SPESIAL BAB]
Bab 49. Terungkap [1]
Bab 49. Terungkap [2]
Bab 50. Kilas Balik [SPESIAL BAB]
BUKAN UPDATE - PLAGIAT ...? (YES/NO)

Bab 34. Hatiku Hanya Menginginkanmu [SPESIAL BAB]

13.6K 1.2K 381
By BeautifulSea25

Di dedikasikan untuk dea9601

Entah bab ini mesra atau ngga, xixixi

***

Komentar terkait bab:

Kiraz---pria tampanku yang tersayang😊



Lz: Karena di masa lalu, aku dapat bekas😅 [Jahad banget, ya, bahasanya 'bekas'wkwk]

Ln: Udah pada tau, gak usah di perjelas😅

Ln: Eh ... kok tau, sih? 😅

Author: Jadi..., di masa lalu, Dewa Aksya [sisi lain Pangeran Laksya] gak terima sama keputusan Dewi Hanum tentang pemutusan ikatan pernikahan di antara mereka. Jadi, dia ada di zaman reinkarnasi untuk menuntut balas. Terus...,

Nanti ajalah. Masa di kasih tau semuanya di sini😅

Ps: Jangan lupa senyum😊

***

"Ketika hatimu menginginkan sesuatu ... berusahalah untuk mewujudkannya dengan cara yang benar~"

---BeautifulSea25---



FLASHBACK...

"Kiraz."

Sebelah alis Iblis Leozard terangkat. "Kiraz?"

"Kiraz---pria tampanku yang tersayang." kata Dewi Hanum lugu.

Seketika, langkah Iblis Leozard terhenti. Ia menyorot Dewi Hanum datar. "Atas dasar apa ... kau mengakuiku sebagai priamu, Wahai Dewi?"

"Aku..., tidak tahu," Dewi Hanum berkata bimbang. "Tetapi, hatiku hanya menginginkanmu, Kiraz." imbuhnya serius.

Ujung bibir Iblis Leozard berkedut, menyeringai sinis. "Bagaimana bisa ... seorang istri yang sudah memiliki lima suami masih menginginkan pria lain? Apakah kau tidak puas dengan ke lima suamimu itu, Wahai Dewi?" tanyanya mencibir.

Dewi Hanum tergagap. Mulutnya terbuka hendak bicara, namun kembali tertutup saat pertanyaan lelaki yang kembali melanjutkan langkah tersebut begitu menohok hatinya.

Iblis Leozard membantu Dewi Hanum naik ke atas kudanya dengan posisi miring, lalu ia duduk di belakangnya---menjaganya. Saat hendak menarik tali kekang kuda, tangan Dewi Hanum memegang tangan Iblis Leozard---menahannya.

"Pernikahanku dengan ke lima Dewa itu adalah takdir." kata Dewi Hanum pelan dengan sorot lurus.

Entah mengapa, ia ingin menjelaskan semuanya. Ia tak ingin lelaki tampan di hadapannya ini salah paham padanya.

"Yang kau anggap sebagai takdir adalah sebuah kesalahan, Kythirea." desis Iblis Leozard rendah.

Kythirea ... panggilan sayang dari suami pertamanya---Dewa Hephaestus atau Dewa Hefaistos.

Dewi Hanum menunduk sembari menggigit bibir resah. Sebenarnya siapa lelaki ini? Mengapa auranya begitu berbahaya dan mengerikan? Lalu ... mengapa ia bisa mengetahui panggilan sayang dari suami pertamanya?

"Sudah menjadi kodrat dan ketentuan alam, hanya pria yang bisa memiliki banyak istri---sesuai kepercayaan yang di anut. Sedangkan, para wanita tidak bisa memiliki banyak suami sekaligus dalam satu ikatan pernikahan." seloroh Iblis Leozard.

"Mengapa tidak bisa? Mengapa hanya pria yang boleh memiliki banyak istri, sedangkan para wanita tidak?" tukas Dewi Hanum cepat. Ia menyorot Iblis Leozard berani dan menantang. "Buktinya, saat ini---aku bisa memiliki lima suami Dewa sekaligus!"

"Apakah dengan banyaknya cibiran semua makhluk di alam semesta yang tertuju padamu ... membuatmu bangga memiliki lima suami sekaligus, Akidalia?"

Akidalia ... panggilan sayang dari suami keduanya---Dewa Ankhises.

Dewi Hanum menggigit bibir resah.

Bagaimana bisa dia tahu?

"Pernikahanku dengan Pancabharata adalah takdir, Kiraz!" Dewi Hanum bersikukuh.

"Bukan sepenuhnya salahmu, Theiamaia. Kau hanya telah di butakan oleh kebohongan yang sengaja di buat untukmu, hingga kau menganggap kebohongan itu sebagai takdir kebenaran." seloroh Iblis Leozard datar.

Theiamaia ... panggilan sayang dari suami ketiganya---Dewa Hades.

Riak wajah Iblis Leozard tanpa ekspresi, namun rahangnya menegang---menahan emosi. Ia menunduk ke arah wajah cantik Dewi Hanum hingga hidung mereka nyaris bersentuhan. Dalam jarak sedekat ini, sang Dewi dapat merasakan napas hangatnya yang segar. Wajah pucatnya yang tampan membuatnya terpana. Tangan mungilnya bergerak, mengusap lembut pipi Iblis Leozard yang terasa dingin.

Seketika, sang Iblis menutup mata.

"Untuk pertama kalinya, hatiku menginginkan sesuatu..., dan itu adalah dirimu, Kiraz." kata Dewi Hanum serius. Usapannya di pipi sang Iblis sangat lembut. "Ku mohon..., terimalah aku, Kiraz. Hatiku sangat menginginkanmu. Kau bisa menjadi Raja dari Pancabharataku." imbuhnya membujuk---penuh rayu.

Dewi Hanum sendiri tak mengerti, mengapa ia bisa memohon dan mengiba demi mendapatkan lelaki tampan berwajah pucat tersebut. Yang ia tahu, hatinya sangat menginginkan lelaki yang bahkan belum ia ketahui namanya tersebut untuk menjadi miliknya.

"Aku tidak suka berbagi milikku pada siapapun, Kerigo." Iblis Leozard berkata penuh makna tanpa membuka mata---terlalu terlena dengan usapan lembut di pipinya.

Kerigo ... panggilan sayang dari suami ke empatnya---Dewa Hermes.

Mengerti apa yang di inginkan sang Iblis, Dewi Hanum menghela napas berat. "Aku tidak bisa lepas dari Pancabharataku begitu saja, Kiraz." katanya lirih.

Iblis Leozard membuka mata, menyorot tajam. "Dalam empat puluh hari ... bukankah kau sudah memenuhi semua kewajibanmu dengan memberi hak kepada Pancabharatamu, Kallistei?"

Kallistei ... panggilan sayang dari suami ke limanya---Dewa Aksya atau Dewa Ares.

Dewi Hanum tampak berkaca-kaca. Ia meremas kain di dada sang Iblis. "Siapa kau sebenarnya, Kiraz? Mengapa kau bisa mengetahui semua nama kesayangan dari para suamiku?" tanyanya mendesak.

Seingatnya, para suaminya hanya akan memanggil nama kesayangan tersebut saat berdua dengannya. Tak ada seorang pun yang tahu. Tetapi ... mengapa lelaki ini bisa tahu?

"Selama ini, aku mencoba bersabar dan menahan diri." geram Iblis Leozard---mengabaikan pertanyaan sang Dewi. "Bukankah seharusnya kau sudah puas bermain dengan mereka?" imbuhnya ketus.

"Yang kau anggap bermain adalah kewajibanku sebagai seorang istri, Kiraz." tukas Dewi Hanum sedih. Ia meremas lengan sang Iblis lembut. "Bisakah aku memilikimu ... walau statusku adalah Ratu dari Pancabharataku?"

"Aku atau Pancabharatamu?" tanya Iblis Leozard tiba-tiba. Nada suaranya terdengar dingin---sangat dingin, seolah dapat menembus tulang.

Tubuh sang Dewi bergetar pelan saat mengerti maksud dari arah pertanyaan tersebut. "Bisakah kau membantuku lepas dari mereka?" tanyanya menyorot penuh harap.

Iblis Leozard tersenyum samar---nyaris tidak terlihat.

Dewi Hanum memilihnya...

"Aku bisa saja membantumu, Wahai Dewi. Tetapi ... kau yang mengawali, kau juga yang harus mengakhiri." katanya bijak.

"Jika aku gagal?" tanya Dewi Hanum lirih.

Untuk pertama kalinya, jemari dingin Iblis Leozard mengusap lembut pipi halus sang Dewi, membuatnya terkejut dan menatap lurus iris keemasannya yang kelam tersebut dengan manik birunya yang sendu.

"Jika kau gagal, aku akan tetap menjadi milikmu. Tetapi, kau bukanlah satu-satunya yang memiliki diriku." papar Iblis Leozard datar.

Dewi Hanum mengerjap. "Maksudmu?"

Ucapan balasan dari lelaki tampan itu membuat tubuh sang Dewi bergetar pelan, seolah ia baru saja di siram air dingin.

"Kau akan menjadi Ratu dari Pancakantaku, Wahai Permaisuriku~"

***

Seketika, kelopak mata Dewi Harnum berbuka sempurna saat mimpinya terasa begitu nyata. Ia terkesiap saat wajah Pangeran Leonard condong ke arahnya. Manik biru lelaki itu menatap lekat---mencari-cari.

Sejak kapan lelaki ini mengamatinya? Sejak saat ia tertidurkah?

"Apa yang kau lihat, Dinda?" tanya Pangeran Leonard lembut.

Lidah Dewi Harnum membasahi bibirnya yang terasa kering. "Pertemuan kita sebelum reinkarnasi." jawabnya parau---khas bangun tidur.

Pangeran Leonard tersenyum tipis. Ia merubah posisi tubuhnya menjadi berbaring di samping sang Dewi. Saat Dewi Harnum hendak menjauh---memberi jarak, lelaki itu malah memeluknya erat---menawannya.

"Pangeran...," lirih Dewi Harnum gugup.

"Tidurlah lagi, Kesayanganku~" Pangeran Leonard mengerang nyaman dalam posisi mereka. Tidak peduli dengan tempat tidur yang akan membuat tubuhnya sakit. Yang terpenting ... ia bisa benar-benar tidur dengan sang Dewi dalam dekapannya.

Ragu, Dewi Harnum balas memeluk Pangeran Leonard dengan gestur kaku. Kepalanya bersandar nyaman di dada bidangnya---mendengarkan degup jantung sang Pangeran yang menggila dengan senyum kecil di bibir.

"Seharusnya, kau kembali ke Istanamu, Pangeran. Tempat ini tak cocok untuk seorang putra mahkota dari kerajaan besar sepertimu." Dewi Harnum berkata lembut dengan mata terpejam.

"Sangat tak cocok." ralat Pangeran Leonard cepat. "Aku yakin---besok pagi, tubuhku pasti akan sakit-sakit. Kau harus bertanggung jawab, Dinda. Besok pagi, tolong pijat tubuhku, ya...," ocehnya manja.

Dewi Harnum terkekeh geli. "Pulanglah...," katanya parau, namun malah merapatkan diri dalam dekapan sang Pangeran yang hangat. "Aku tak mau memijatmu. Kau bukan suamiku." imbuhnya serak.

Ia mengantuk dan ingin tidur lagi.

Pangeran Leonard tersenyum kecil. "Jadi..., jika aku sudah menjadi suamimu, kau tak akan keberatan untuk memijatku?" tanyanya jahil dengan mata terpejam.

"Jangankan memijat---aku akan melakukan apa pun asalkan bukan hal buruk---untuk membahagiakan suamiku." kata Dewi Harnum pelan, entah sadar atau tidak.

Bibir Pangeran Leonard mengukir senyum lebar yang menawan. Ia menyatukan kening hingga hidung mereka bersentuhan. Terpaan napas hangat dan segar membelai wajah keduanya.

"Aku sangat beruntung memilikimu, Dinda."

Dewi Harnum tersenyum tipis, lalu membuka mata. "Siapapun yang memilikiku kelak, memang harus merasa beruntung, Pangeran." ralatnya terkekeh geli.

"Apa maksudmu dengan kata 'siapapun', Sayang?" kening Pangeran Leonard mengernyit tak suka. "Aku yang akan memilikimu. Bukan siapapun atau orang lain manapun---hanya aku yang akan memilikimu. Hanya aku." katanya otoriter.

"Aku ingin sekali menendangmu dari sini, Pangeran menyebalkan." kekeh Dewi Harnum geli.

"Salah, Dinda." Pangeran Leonard menggeleng. "Seharusnya, kau mengatakan; aku ingin sekali menciummu di bibir, Pangeran tampan." ralatnya mengerling jahil.

Seketika, kantuk sang Dewi hilang. Ia memukul pelan dada Pangeran Leonard sembari membelalak lucu---menggemaskan. "Jangan menggodaku terus! Atau kau tidur di luar, Pangeran." ancamnya menyipit serius, namun tampak sangat lucu di mata sang Pangeran.

"Siapa yang menggodamu, Dinda?" sebelah alis Pangeran Leonard terangkat---tertarik sekaligus geli. "Jika, kau mengharapkanku untuk menggodamu---sebaiknya lupakan saja, Dinda. Aku tidak memiliki bakat dalam hal itu." selorohnya santai.

Dewi Harnum terbelalak. "Kau baru saja menggodaku, Pangeran!" serunya kesal.

"Kapan?" Pangeran Leonard mengernyit.

"Tadi itu." jawab Dewi Harnum gemas.

"Aku tidak pernah menggodamu." kata Pangeran Leonard serius.

"Terserah kau saja, Pangeran." dengkus Dewi Harnum memutar tubuh---membelakangi sang Pangeran.

"Jangan memunggungiku, Dinda." rengek Pangeran Leonard menatap punggung mungil sang Dewi dengan bibir mencebik tak suka. "Apa pun yang kuucapkan padamu adalah secara naluriah---tulus dari hatiku, Sayang." katanya manja.

Dewi Harnum bergeming, namun mendengarkan sembari menahan senyum.

Bibir Pangeran Leonard mendekat---menempel ke telinga sang Dewi dengan tangan memeluk tubuh rampingnya erat. "Jika ada perkataanku yang menyinggung perasaanmu ... maafkan aku, Dinda. Sungguh, membuatmu terluka bukanlah keinginanku." bisiknya lembut sembari menjilat pelan dan menggigit kecil-kecil daun telinga sang Dewi.

"Pangeran...," Dewi Harnum menggeliat tak nyaman saat tubuhnya meremang akan sentuhan sang Pangeran.

"Hem...," gumam Pangeran Leonard jahil.

Saat sang Dewi hendak menjauh, mulut Pangeran Leonard mengulum keseluruhan telinganya dengan sensual---menawannya.

"Pangeran...," rengek Dewi Harnum---meminta di lepaskan.

Ia meremas sisi pakaiannya kuat. Tak tahan dengan hawa panas di kamarnya---padahal cuaca di luar sangat dingin. Tangan Pangeran Leonard bergerak ke bawah---menggenggam tangan sang Dewi yang terkepal dengan memberi usapan lembut dan menenangkan.

Ia berusaha keras menahan diri.

Bibir sang Pangeran masih betah memainkan telinga sang Dewi yang sudah sangat memerah dan basah karena air liurnya---seakan telinga mungil itu telah membuatnya candu.

"Pangeran!" pekik Dewi Harnum kesal---gugup.

"Jangan bersedih lagi, Dinda. Nenekmu mungkin sudah meninggalkanmu, tetapi aku akan selalu bersamamu ... menguatkanmu---mencoba 'tuk membahagiakanmu." bisik Pangeran Leonard lembut. Ia mengecup telinga sang Dewi, lalu melepaskannya dengan enggan.

Teringat akan musibah yang menimpanya, manik Dewi Harnum berkaca-kaca. Tak lama, sebulir cairan bening jatuh dari pelupuk matanya, membasahi bantal.

Pangeran Leonard memeluknya semakin erat, namun tak menyakiti. Hujan rintik-rintik kembali terdengar di sertai deru angin kencang. "Kendalikan dirimu, Permaisuriku~" bujuknya halus.

Karena jika tidak, alam semesta akan tertutup karena air matamu... Batin sang Pangeran.

"Pulanglah, Pangeran...," pinta Dewi Harnum lirih.

"Dan meninggalkanmu sendirian?" cebik Pangeran Leonard mencibir.

"Daejang Arya akan menjagaku saat kau pulang, Pangeran." bujuk Dewi Harnum.

"Kau pikir---aku akan meninggalkanmu berdua dengan lelaki itu, Dinda?" dengkus Pangeran Leonard.

"Dia ... kakakku."

"Tetap saja! Dia dari bangsa lelaki." keluh sang Pangeran.

Dewi Harnum terkekeh geli.

Pangeran Leonard mengerucutkan bibirnya sebal karena di tertawakan. Wajahnya menelusup di lekukan indah leher jenjang sang Dewi. Tangannya melengkung di ke bawah---memeluk tubuh atas Dewi Harnum erat. Sedangkan, kaki panjangnya membelit lembut kaki sang Dewi---memenjarakannya sekaligus mengunci pergerakannya.

"Malam ini, izinkan aku menemanimu, Dinda...," bujuk Pangeran Leonard serak---mulai mengantuk. "Kau akan sangat cantik jika mengizinkanku bermalam di sini, Permaisuriku~" guraunya.

"Jadi..., aku akan sangat jelek jika mengusirmu malam ini, Pangeran?" gerutu Dewi Harnum menahan senyum.

"Kau akan tetap cantik. Selalu cantik, Permaisuriku~" kata sang Pangeran mengecup sekilas leher sang Dewi. "Hanya saja di dekatku akan membuatmu semakin cantik, Dinda." imbuhnya dengan mata terpejam.

Dewi Harnum tersenyum tipis. "Kalau begitu..., menjauhlah, Pangeran. Aku tidak ingin cantik. Kecantikan ini hanya membawa bencana untukku." katanya serak---menahan tangis.

Pangeran Leonard tertegun sesaat. "Izinkan aku bermalam bersamamu, Dinda. Karena besok pagi ... aku harus kembali ke istana untuk menyelesaikan segalanya. Agar kita bisa segera bersama." katanya serius, namun penuh bujuk rayu.

Dewi Harnum memutar tubuhnya dengan susah payah, menyorot Pangeran Leonard dengan manik indahnya yang buram karena air mata. Ia menutup mata saat bibir sang Pangeran mengarah pada kelopak matanya---menghapus air matanya dengan ciuman. Remasan Dewi Harnum pada pakaian kain di dada sang Pangeran semakin erat, saat lelaki itu mengusap bibirnya yang kering dengan ibu jarinya secara sensual.

"Kau benar-benar tak ingin menciumku di bibir?" tanya Pangeran Leonard serak, menahan keinginan saat matanya terfokus pada bibir menggoda sang Dewi.

Dewi Harnum menggeleng polos dengan pipi merona saat wajah sang Pangeran semakin mendekatinya---ke arah bibirnya yang sedikit bergetar karena situasi intim di antara mereka. Sontak, sang Dewi memejamkan mata.

"Apa kau tahu ... apa yang di inginkan oleh hatiku, Dinda?" suara Pangeran Leonard serak akan gairah.

Dewi Harnum menggeleng polos dengan mata terpejam.

"Kau. Hatiku hanya menginginkanmu, Dinda. Keseluruhan jiwa dan ragamu, cintamu dan ... pengorbananmu." kata Pangeran Leonard tersenyum manis---penuh kegilaan.

Sesaat, manik birunya berubah-ubah. Kadang berubah menjadi emas, biru, emas lagi, biru lagi ... abu-abu, merah lalu ungu. Tanpa sang Pangeran sadari, jiwa kerasnya membentuk jiwa yang lain.

Kelopak mata Dewi Harnum langsung terbuka, mengernyit. "Pengorbanan?"

"Pengorbanan untuk ku cium dan terkurung seumur hidup dalam penjara cintaku."

Manik Dewi Harnum terbuka lebar dengan bibir terbuka, menutup lalu terbuka lagi. Namun, saat hendak bersuara---memprotes, bibir sang Pangeran malah lebih dulu memasuki mulutnya---mengisi kekosongan dalam dirinya dengan gerakan ahli.

Seketika, sang Dewi merasa aman dan terlindungi. Namun, ia merasa kesal karena lelaki yang tengah menciumnya lembut dan memuja itu berlaku sesukanya. Walau ... hati kecilnya berdesir halus ketika hatinya memiliki keinginan yang sama dengan keinginan sang Pangeran.

Sang Dewi juga hanya menginginkan sang Pangeran.

Tetapi, tetap saja!

Pangeran nakal harus di hukum karena telah mencium dirinya dengan seenaknya!

♥♥

HOPE YOU LIKE IT!

Jangan lupa jejaknya, yakk :D

---------------

Pancabharata : Lima suami dalam satu ikatan pernikahan.

Pancakanta : Lima istri dalam satu ikatan pernikahan.

---------------

Maap masih belum bisa up yang di spoiler:D

Apa pendapat kalian setelah baca bab ini? 😅

Yang mau Pangeran bucin di hukum sama pawang bucinnya..., mana suaranya? 😅

See you soon😘

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 148K 103
Status: Completed ***** Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Th...
452K 38.5K 52
Rate: 16+ Elefthería series 1 •|•|• Negeri Elefthería, penuh kebebasan dan kedamaian, dipimpin oleh empat kekaisaran besar yang agung. Kehidupan dama...
1.7M 151K 55
terbangun dengan tubuh yang berbeda membuat luna harus menahan nasib buruk dimana dia adalah istri seorang DUKE. yang di kenal kasar dan juga tidak...
2.3M 137K 49
•Airis Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik di acara Awards international. Belum se...