Still Unfair

By keyralvia_

253K 23.5K 2.4K

[Part Lengkap] [demi kenyamanan di harapkan untuk Follow sebelum membaca] [Axender series] [Unfair Book II] ... More

kata sambutan
Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35 [Menuju Ending]
36 [Ini Endingnya?]
Exrta part|My Family My Team
Ekstra Part 2| Ini Tentang Libra
jadi ini ceritanya

13

4.8K 589 71
By keyralvia_



"Apasih yang papa sembunyiin selama ini?"

Thalassa menggumam sambil melihat meja kerja papanya yang terletak di depan nya. Malam ini tepat jam sebelas malam, Thalassa memutuskan untuk mencari tau tentang semuanya, termasuk di mana mamanya dan alasan kenapa papa nya selalu menghindar jika di dekatnya. Thalassa sudah cukup muak hidup dalam lingkaran teka-teki yang membuat nya seperti orang bodoh.

Thalassa selama ini menutup kedua telinga nya rapat-rapat ketika orang-orang menyebutnya sebagai anak pembawa sial, dan anak yang tidak di inginkan. Namun setiap kali Thalassa bertanya kepada Oma ataupun Opah nya, mereka selalu tutup mulut. Dan berkata 'Jangan dengarkan omongan mereka'. Kenapa? Kenapa ia tidak boleh mengetahui masa lalunya?

Apa jangan-jangan yang di bilang orang-orang itu benar? Bahwa dia adalah anak pembawa sial?

Thalassa mengehela nafasnya, lantas gadis itu mencoba mencari sesuatu di laci milik papanya berusaha mencari benda yang bisa di jadikan sebagai petunjuk. Thalassa mencoba sebisa mungkin agar tidak menimbulkan suara keras supaya papanya tidak bangun. Bisa bahaya kalau papanya bangun.

Hampir dua menit Thalassa mencari namun ia tidak menemukan apa-apa. Thalassa menyerah, pencarian nya nihil. Ia pun berbalik badan guna kembali ke kamarnya. Tidak baik juga lama-lama di kamar papanya. Yang ada nanti ketauan.

Bruk!

Ketika hendak berbalik kaki Thalassa tidak sengaja tersandung kaki laci hingga membuat semua barang yang ada di atas laci jatuh berhamburan.

Thalassa kaget, Thalassa juga melihat papanya hendak bangun. Sontak saja Thalassa langsung lari menuju lemari milik papanya dan bersembunyi di dalam lemari tersebut. Thalassa tidak menutup lemari itu dengan rapat agar dirinya tidak kehabisan oksigen di dalam sana. Jadi Thalassa masih bisa melihat pergerakan papanya yang bangun dari tidurnya dan berjalan ke arah kekacauan yang dibuat olehnya.

"Yaampun ini kenapa acak-acakan kayak gini sih?" Gumam Nathan sambil membereskan berkas-berkasnya yang berantakan.

Nathan yang masih setengah sadar pun membereskan berkas-berkasnya dengan mata yang sayup. Namun sedetik kemudian matanya terbuka dengan lebar ketika melihat foto pernikahanya dan juga foto-foto Kanaya, juga cincin pernikahan milik Kanaya yang masih ia simpan dengan rapih di dalam kotak merah kecil. Dan jangan lupakan diary milik Kanaya yang Nathan selalu simpan. Buku dengan sampul hitam bertuliskan. 'Kanaya's Jurnal' itu adalah buku yang selalu Nathan simpan dan kadangkala Nathan membaca buku itu ketika ia rindu dengan Kanaya.

Nathan memeluk foto serta buku diary milik Kanaya dengan erat. Matanya terpejam dan setetes air mata jatuh mengenai buku dengan sampul hitam itu.

"Aku kangen kamu Nay" gumam Nathan.

Di sisi lain, Thalassa yang masih bersembunyi di dalam lemari melihat semua itu. Melihat kejadian di mana papanya menangis sambil memeluk foto perempuan yang sekilas mirip dengan nya, dan juga buku dengan sampul hitam.

Thalassa harus mendapatkan buku itu! Thalassa yakin seribu persen kalau isi dalam buku itu bisa di jadikan petunjuk.

Nathan lantas menaruh kembali buku beserta foto-foto dan cincin pernikahan milik kanaya di dalam box berwarna biru langit dan memasukkan kembali ke dalam laci.

Setelah itu Nathan berjalan ke kasurnya dan menarik selimutnya berusaha tidur kembali.

Thalassa masih diam di tempat persembunyiannya menunggu papanya benar-benar tertidur batu setelahnya ia akan keluar dan mengambil box berwarna biru langit itu.

•°•°•°•°•

"Jakarta, 25 sepetem—"

"Thalassa!"

Thalassa buru-buru menutup buku bersampul hitam dan menyembunyikan nya di bawah meja makan ketika seseorang memanggilnya.

Thalassa menoleh menatap sosok laki-laki yang tak asing baginya. Siapa lagi kalau bukan Arkan? Cowok kerajinan yang setiap pagi mampir ke rumahnya hanya untuk berangkat sekolah bersama, dan sialnya Thalassa mau saja.

Pagi ini tenang seperti biasanya, Thalassa sarapan sendiri dan papanya? Halah paling bapak tua itu sudah pergi ke kantornya pagi-pagi buta. Nathan tidak akan mau sarapan di rumah. Alasan nya ya karna ada Thalassa.

Thalassa mendengus malas. "Lo lagi, kirain lo gak bakal dateng ke rumah gue setelah gue tumpahin bekel dari Sherina si pujaan hati lo itu" cibir Thalassa sambil memasukkan sandwich ke dalam mulutnya.

Arkan memutar bola matanya malas, dan tanpa persetujuan Thalassa, cowok itu menarik kursi dan duduk tepat di sebelah Thalassa. "Lo cemburu gitu?" Tanya Arkan.

Uhuk..

Uhukk...

Arkan buru-buru menyambar gelas dan memberikan nya pada Thalassa, Thalassa pun langsung menenggak air putih hingga tandas tak bersisa. Sialan Arkan! Untung dirinya tidak mati tersedak sandwich. Kan tidak elit kalau ada berita. 'Generasi dari keluarga Axender di temukan meninggal karena tersedak Sandwich saat sarapan' oke lupakan!

"Lebay banget sih, pake keselek segala" cibir Arkan.

Plak!

Bahu Arkan di pukul dengan lumayan keras. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Thalassa. "Lagian lo kalo ngomong suka sembarangan, mana ada gue cemburu sama orang kayak lo! Buang-buang waktu"

Arkan tertawa remeh. "Ya ya ya, terserah nyonya muda Thalassa yang terhormat aja" jawabnya. "Cepet abisin sarapan lo, abis itu berangkat. Udah hampir telat nih"

"Bacot" Thalassa lalu memasukan buku sampul hitam yang sedari tadi ia sembunyikan di bawah meja makan ke dalam tas nya. "Ayo berangkat" ajak Thalassa lalu bangkit dari duduknya.

Arkan sekilas melihat buku sampul hitam itu, tapi dirinya memilih acuh lalu ikut berdiri dan menyusul Thalassa.

"Sa, lo gak lupa kan abis pulang sekolah lo ada—"

"Iya bacot, gue gak bakalan lupa" ucap Thalassa memotong perkataan Arkan.

Arkan hanya menghela nafasnya, berharap Thalassa tidak lupa lagi dengan urusan pentingnya. Arkan hanya Khawatir terjadi sesuatu pada Thalassa. Karna Arkan merasa Thalassa adalah berlian yang harus di Lindungi dan di sayangi. Arkan melakukan semua itu pada Thalassa bukan karna kasian karna telah mengetahui Thalassa yang sebenarnya, tapi karna Arkan memang tulus menyayangi Thalassa, dan Arkan mau yang terbaik untuk Thalassa.

Karna Thalassa itu....











Sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.





•°•°•°•

Uhukk.. uhuk...

"Becanda lo gak lucu ah Lib!"

Arjuna menepuk pelan pundak Libra sambil terkekeh. Masalahnya tadi Libra menceritakan semua kejadian yang menimpanya kemarin. Kejadian di mana Libra bertemu dengan salah satu staff di kantor Nathan. Siapa lagi kalau bukan Kirana. Wanita dua puluh lima tahun yang selama ini dirinya dan Arjuna cari.

Arjuna yang mendengar penjelasan Libra sampai tersedak kopinya sendiri saking terkejutnya. Pasalnya mereka berdua bahkan sudah menyerah mencari tau keberadaan Kirana, tapi dengan tidak terduga Kirana datang dengan sendirinya. Bahkan wanita itu adalah staff di kantor Nathan. Dunia memang begitu sempit.

"Muka gue emang keliatan bercanda ya?" Tanya Libra.

Arjuna menggeleng, lantas pria yang sudah menginjak kepala tiga itu menghela nafasnya lalu menyesap sedikit kopinya.

"Tapi lo yakin kalo dia orangnya?" Tanya Arjuna.

Libra mengangguk lalu menaruh cangkir kopi miliknya di meja. "Yakin seratus persen, dia orang yang gue temuin enam belas tahun lalu. Orang yang—"

"Stop! Jangan di lanjutin lagi, gue gak sanggup dengernya" potong Arjuna.

Libra terkekeh, ia tau betul bahwa Arjuna masih trauma dengan kejadian yang terjadi enam belas tahun yang lalu. Kejadian yang membuat semuanya berubah, baik dirinya, Nathan, dan bahkan suasana kekeluargaan mereka pun ikut berubah.

Atmosfer diantara Libra dan Arjuna perlahan berubah menjadi sedikit canggung, bahkan di ruangan besar milik Libra kini hanya terdengar suara dentingan jam. Kedua nya sama-sama bungkam dan sibuk dengan pikiran nya masing-masing.

"Tapi cepat atau lambat semuanya bakalan kebongkar Jun, entah itu Thalassa yang mulai curiga, atau Nathan yang mulai sadar sama keadaan, semua itu pasti akan terjadi. Tinggal tunggu waktu yang tepat aja" ucap Libra lalu meneguk kopinya hingga tandas.

Arjuna menyisir rambutnya menggunakan jari-jari, lantas ia pun menyandarkan punggungnya di sofa, hal ini benar-benar menganggu dirinya. Nathan itu satu-satunya sepupu laki-laki yang paling dekat dengan nya, dan apapun yang terjadi dengan Nathan, itu adalah urusan nya. Begitu juga dengan Libra.

Ting!

Ponsel Libra berbunyi, menandakan adanya pesan masuk. Pria itu lantas mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja lalu melihat pesan yang masuk.

———————————————

From Thalassa
Om, Thalassa bisa minta waktunya? Ada yang mau Thalassa bicarain sama om.

———————————————

Libra menunjukan pesan masuk dari Thalassa kepada Arjuna. "See? Gue yakin seratus persen, ini ada hubungannya sama Kanaya" ucap Libra.

Arjuna membuang nafasnya kasar. "Ahhh! Gue pusing!" Gumam Arjuna.

Libra tersenyum singkat, lantas pria itu membalas pesan masuk dari Thalassa.

To Thalassa
Oke, kita ketemu di cafe deket sekolah kamu ya, habis kamu pulang sekolah. Om gak mau kamu bolos!

Setelah membalas pesan dari Thalassa, Libra meletakan kembali ponselnya di meja. Lalu mata minimalis nya menatap Arjuna yang masih bersandar di sofa dengan tatapan lesuh.

"Santai aja bro, Gue yakin Thalassa pasti ngerti kok. Mending lo balik ke kantor lo. Emosi banget gue lama-lama liat muka jelek lo" ejek Libra.

"Jelek-jelek gini, gue udah punya istri. Emangnya lo? Tampang doang ganteng, tapi masih jomblo"

Skak mat kau Libra!

"Sialan!"



Tbc.


A.n

Makasii atas 5k followers nya!

Aku mau buat Mini series gitu di Instagram, misalnya mini series percakapan Nathan sama Libra. Atau siapapun, sesuai request kalian.

Setuju gak?

Continue Reading

You'll Also Like

102K 6.9K 60
#1NANGISSAMPEKELUARINGUS #1MENGSEDIH #1MENGGALAU #1MEMBAPERSAMPELAPER #1COGAN Coverby : Me (@xyznebula)✨ Cerita ini berawal dari Ardan Cowok culun ya...
82.9K 5.5K 54
Singkat cerita Fano dan Nara harus pacaran, padahal mereka tidak saling menyukai satu sama lain dan juga masih asing. Itu semua karena permainan yang...
296K 14.6K 39
"Kalau yang ngawasin cantik kayak lo, gue bakal mau dihukum tiap hari." Satu kata yang menggambarkan seorang Ralika, menakutkan. Ya, menakutkan dala...
24K 1.4K 56
⚠️BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ ~Kisah rumit mereka pun dimulai saat mereka saling menyukai ~ kata orang, pacaran sama sahabat sendiri itu...